I. PENGANTAR
1
The Editors of Encylopedia, “Law Code”, https://www.britannica.com/topic/law, (Diakses pada tanggal 29
Juni 2022).
2
Ibid.
3
https://thelawdictionary.org/code/, (Diakses pada tanggal 29 Juni 2022).
1
FORUM BEM DIY
Divisi Kajian Strategis
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
4
Topo Santoso, 2020, Hukum Pidana Suatu Pengantar, Depok: Rajawali Pers, hlm. 206.
5
Ibid, hlm 207.
2
FORUM BEM DIY
Divisi Kajian Strategis
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
3
FORUM BEM DIY
Divisi Kajian Strategis
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
6
Tempo.co, “Pasal-pasal kontroversial dalam RKUHP”, https://nasional.tempo.co/read/1603754/pasal-pasal-
kontroversial-dalam-rkuhp, (Diakses pada tanggal 29 Juni 2022 Pukul 18.30).
7
Bbc News, “RKUHP: Keengganan pemerintah buka draf terbaru dinilai tunjukkan proses legislasi 'ugal ugalan'
dan ‘gejala otoriter’”, https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-61774257, (Diakses pada tanggal 21 Juni
2022 Pukul 19.00).
4
FORUM BEM DIY
Divisi Kajian Strategis
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
satunya terdapat pada Pasal 28D ayat (1) UUD NRI 1945 yang
menyatakan bahwa:
“Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama dihadapan hukum.”
5
FORUM BEM DIY
Divisi Kajian Strategis
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
5. Bahwa selain pada Pasal 28D UUD NRI 1945, secara eksplisit
Persamaan di hadapan hukum juga dijamin dalam Pasal 27
Ayat (1) UUD NRI 1945 yang menyatakan bahwa:
“Segala warga negara bersamaan kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.”
6
FORUM BEM DIY
Divisi Kajian Strategis
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
8. Bahwa muatan materi dalam Pasal 218 ayat (1) RKUHP, Pasal
241 RKUHP, Pasal 353 RKUHP, dan Pasal 354 RKUHP tidak
memberikan kepastian hukum dan perlakuan yang sama di
hadapan hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat (1) UU
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan.
9. Bahwa dalam Pasal 218 ayat (1) RKUHP, Pasal 241 RKUHP,
Pasal 353 RKUHP, dan Pasal 354 RKUHP tidak memberikan
parameter dan definisi yang jelas terkait “penghinaan” dan
“menyerang kehormatan atau harkat martabat” terhadap
Presiden, Wakil Presiden, Kekuasaan Umum, dan Lembaga
Negara.
11. Bahwa muatan materi dalam Pasal 218 ayat (1) RKUHP, Pasal
241 RKUHP, Pasal 353 RKUHP, dan Pasal 354 RKUHP tidak
memberikan perlakuan yang sama di hadapan hukum. Hal
tersebut dikarenakan adanya pembedaan hukum antara
Presiden, Kekuasaan Umum, dan Lembaga Negara dengan
warga negara biasa.
8
FORUM BEM DIY
Divisi Kajian Strategis
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
17. Bahwa dalam Pasal 28D UUD NRI 1945 menyatakan bahwa:
“Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan,
9
FORUM BEM DIY
Divisi Kajian Strategis
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
10
FORUM BEM DIY
Divisi Kajian Strategis
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
11
FORUM BEM DIY
Divisi Kajian Strategis
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
12
FORUM BEM DIY
Divisi Kajian Strategis
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
13
FORUM BEM DIY
Divisi Kajian Strategis
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
14
FORUM BEM DIY
Divisi Kajian Strategis
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
15
FORUM BEM DIY
Divisi Kajian Strategis
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
16
FORUM BEM DIY
Divisi Kajian Strategis
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
17
FORUM BEM DIY
Divisi Kajian Strategis
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
10. Bahwa dalam Pasal 218 ayat (1) RKUHP, Pasal 241 RKUHP,
Pasal 273 RKUHP, Pasal 353 RKUHP, dan Pasal 354 RKUHP
dapat menjadi pintu penghalang dalam kebebasan berpendapat
yang menyebabkan indeks demokrasi di Indonesia menurun.
12. Bahwa dalam Pasal 218 ayat (1) RKUHP, Pasal 241 RKUHP,
Pasal 273 RKUHP, Pasal 353 RKUHP, dan Pasal 354 RKUHP
mengandung muatan pasal karet dimana frasa “penghinaan”,
“menyerang kehormatan atau harkat martabat”, dan
“mengakibatkan terganggunya kepentingan umum,
menimbulkan keonaran, atau huru-hara” masih memerlukan
penjelasan lebih lanjut guna mencegah pelanggaran terkait hak
kebebasan berpendapat dan tidak menimbulkan makna
multitafsir yang dapat menjerat siapa saja.
18
FORUM BEM DIY
Divisi Kajian Strategis
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
13. Bahwa dengan direvisinya atau dihapusnya Pasal 218 ayat (1)
RKUHP, Pasal 241 RKUHP, Pasal 273 RKUHP, Pasal 353
RKUHP, dan Pasal 354 RKUHP memberikan penjaminan
kebebasan berpendapat guna menjadi langkah awal untuk
membuka gagasan dan ide baru melalui diskusi, perdebatan,
dan perturakan pikiran yang berkualitas.
14. Bahwa dengan adanya Pasal 218 ayat (1) RKUHP, Pasal 241
RKUHP, Pasal 273 RKUHP, Pasal 353 RKUHP, dan Pasal 354
RKUHP dapat dijadikan alat oleh Penguasa untuk
membungkam pemikiran-pemikiran kritis rakyat yang dapat
menciderai hak kebebasan berpendapat dan prinsip-prinsip
negara demokrasi.
15. Bahwa menurut Prof. Arief Hidayat, Pancasila dan UUD NRI
Tahun 1945 memiliki sifat normatif dan konstitutif. Pancasila
bersifat normatif karena berfungsi sebagai prasyarat yang
mendasari setiap hukum positif dan bersifat konstitutif karena
mengarahkan hukum pada tujuan yang hendak dicapai (Arief
Hidayat, “Negara Hukum Berwatak Pancasila”. Makalah.
Disampaikan dalam kegiatan "Peningkatan Pemahaman Hak
Konstitusional Warga Negara Bagi Guru Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan Berprestasi Tingkat Nasional". 14
November 2019. Jakarta: Hotel Grand Sahid). Oleh karena itu,
dalam pengaturan mengenai perancangan kitab undang-
undang hukum pidana harus memperhatikan prinsip-prinsip,
asas-asas, dan tujuan negara yang telah ditetapkan
berdasarkan norma-norma konstitusi.
III. KESIMPULAN
19
FORUM BEM DIY
Divisi Kajian Strategis
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
IV. PETITUM
Berdasarkan seluruh dalil-dalil kajian yang telah diuraikan secara
lengkap dalam alasan tidak disahkannya RKUHP, maka kami MAHASISWA
menuntut kepada PEMERINTAH RI & DPR RI untuk mengabulkan berbagai
tuntutan sebagai berikut:
1. Menuntut kepada Presiden RI dan DPR RI untuk membuka Draft
RKUHP terbaru secara transparansi serta melibatkan partisipasi
publik dalam pembentukan RKUHP;
2. Menuntut kepada Presiden RI dan DPR RI untuk menghapus atau
mencabut pasal-pasal yang muatan materinya bermasalah
terutama yang mengancam kebebasan berdemokrasi dan melanggar
hak asasi manusia; dan
3. Menuntut kepada Presiden dan DPR RI untuk membahas kembali
pasal-pasal bermasalah dalam RKUHP, terutama pasal-pasal yang
berpotensi membungkam kebebasan berpendapat dan berekspresi
baik di muka umum maupun media lainnya.
20