Diajukan pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk memenuhi
persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
ENONG ZAHROH
1110051000168
Enong Zahroh
Komunikasi Antar Budaya dalam Pernikahan antar Suku Jawa dan Suku
Betawi di Daerah Trondol Serang Banten
Perenikahan beda budaya adalah pernikahan yang dilakukan oleh pasangan
dengan latar belakang budaya yang berbeda. Pernikahan beda budaya telah
menjadi fenomena yang biasa yang terjadi di Indonesia. Menjalani hubungan
sakral dalam pernikahan beda budaya pasti memerlukan komunikasi yang efektif,
demikian juga harapan pasangan beda budaya. Namun terlepas dari keefektifitas
tersebut tentunya ada beberapa faktor yang dapat memepengaruhi pola
komunikasi bahkan menjadi sebuah hambatan dalam sebuah komunikasi, terlebih
lagi dalam komunikasi antarbudaya. Yang melibatkan orang-orang yang memiliki
karakteristik berbeda.
Berdasarkan Konteks diatas maka pertanyaan mayor pada penelitian ini
adalah: Bagaimana perbedaan bahasa mempengaruhi pola komunikasi dalam
pernikahan antara suku Jawa dan Betawi di Trondol Serang? Sedangkan
pertanyaan minornya adalah, Apakah perbedaan nilai dan norma mempengaruhi
pola komunikasi dalam pernikahan antara suku Jawa dan Betawi di Trondol
Serang?
Untuk menganalisis dan memahami bagaimana komunikasi antarbudaya yang
terjadi pada pasangan nikah beda budaya di Trondol Serang maka penelitian ini
menggunakan teori Andrea L. Rich dan Dennis M, Ogawa yang menyatakan
bahwa komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi antar orang-orang
yang mempunyai perbedaan budaya, misalnya antar suku bangsa, etnik, ras dan
kelas sosial.
Metodologi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu
prosedur yang menghasilkan data deskriptif yang didapat melalui data tertulis
maupun lisan dari para informan penelitian serta data dokumentasi, wawancara
dan obsevasi sesuai dengan fokus penelitian tentang komunikasi antar budaya
dalam pernikahan antar suku Jawa dan Betawi di Trondol Serang. Kemudian akan
dituangkan dalam kata-kata sebagai bentuk dari hasil penelitian ini
Komunikasi antarbudaya dalam pernikahan antar suku Jawa dan Betawi di
Trondol Serang secara keseluruhan berjalan dengan baik karena mereka dapat
saling memahami perbedaan yang mereka miliki. Komunikasi yang mereka
lakukan adalah komunikasi antarpersonal. Adapun faktor yang mempengaruhi
pola komunikasi mereka adalah perbedaan bahasa, perbedaan nilai dan perbedaan
norma. Namun demikian perbedaan pola komunikasi tidak membawa
permasalahan yang besar bagi komunikasi mereka, karena pada kenyataanya
komunikasi yang tercipta masih berjalan cukup baik dan membutuhkan proses
adaptasi yang terus menerus dari nilai-nilai yang berbeda yang akan dihadapi
setiap harinya. Hal tersebut menggambarkan pasangan nikah beda budaya
memiliki cinta, kasih sayang dan nilai sosial yang sangat tinggi yaitu dapat
menghargai perbedaan yang ada pada diri mereka masing-masing.
Kata kunci: Komunikasi, Budaya, Antarbudaya , Pernikahan Suku Jawa dan
Suku Betawi
i
KATA PENGANTAR
kepada sang Penguasa Allah SWT, yang telah memberikan nikmat dan petunjuk-
salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, para
sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa selalu mencintai beliau hingga
akhir zaman.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang penulis susun untuk memperoleh
gelar Starta (S1) Pada Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam di Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
mendapatkan data dan referensi. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak,
sehingga kesulitan itu dapat teratasi. Untuk itu dalam kesempatan itu penulis
1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
ii
2. Bapak Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran
nya adalah: Bapak Saman selaku staf kelurahan Trondol Serang Banten,
Trondol yang sudah menikah yang mau diikut sertakan dalam penelitian
penulisan ini adalah, Kiki, Tatul, Fitroh, Sudarman, Suharyadi, dan Atun.
7. Secara khusus penulis berterima kasih kepada otang tua tercinta yaitu ayah
handa Drs. Endang Abidarda dan Ibunda Muniroh dan tak lupa kepada
mertua yang aku sangat hormati dan sayangi seperti orang tua aku sendiri
yaitu ayah handa Syariffudin dan Ibunda Nasikh terimakasih banyak atas
iii
kasih sayang, dukungan yang tiada batasnya sehingga penulis dapat
8. Secara khusus penulis berterima kasih kepada Sohihul Islam yang selalu
memberikan dukungan, cinta dan kasih sayang yang tak pernah henti-
hentinya diberikan kepada penulis dan tak lupa juga kepada belahan hati
penulis Rafa Ramadhan yang selalu membuat penulis merasa bahagia dan
Serta keluarga besar Bani Yassin, keluarga Besar Ghozali dan keluarga
10. Kepada Siti Mutzmainnah, wildan dan Baun baun teman di Kpi yang tidak
pernah bosen untuk selalu bisa meluangkan waktu demi menemani penulis
ats kebersamaan kita selama ini dalam suka dan duka. Bagi penulis itu
12. Seluruh pihak yang terkait dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
penulis berharap semoga skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat
iv
khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga Allah
Penulis
Enong Zahroh
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULIAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan masalah ............................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6
E. Metodelogi penelitian ............................................................................. 7
1. Paradigma Penelitian ......................................................................... 7
2. Pendekatan Penelitian ....................................................................... 8
3. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................. 9
4. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................ 9
5. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 9
F. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 11
G. Pedoman Penulisan ................................................................................. 13
H. Sistematika Penulisan ............................................................................. 13
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 15
A. Landasan Teori Komunikasi ................................................................... 15
1. Pengertian Komunikasi ..................................................................... 15
2. Prinsip-Prinsip Komunikasi .............................................................. 19
3. Komunikasi Perlu Dukungan Saluran (Chanel) yang Relevan ......... 21
4. Unsur-Unsur Komunikasi ................................................................. 21
5. Karakteristik Komunikasi ................................................................. 24
6. Jenis Pesan Dalam Komuniasi .......................................................... 26
B. Landasan Teori Kebudayaan ................................................................... 27
1. Pengertian Budaya ............................................................................ 27
2. Krakteristik-Karakteristikbudaya ...................................................... 29
vi
3. Pengertian Komunikasi Antarbudaya ............................................... 35
4. Model Komunikasi Antarbudaya ...................................................... 40
5. Unsur-unsur Material dan Non Material Kebudayaan ...................... 41
6. Asumsi-asumsi Komunikasi Antarbudaya ........................................ 44
7. Pentingnya Komunikasi Antarbudaya............................................... 45
8. Fungsi Komunikasi Antarbudaya...................................................... 47
9. Prinsip Komunikasi Antarbudaya .................................................... 51
10. Hambatan Komunikasi Antarbudaya ................................................ 52
11. Faktor Pendukung Komunikasi Antarbudaya ................................... 56
12. Asimilasi ........................................................................................... 57
13. Pengertian Etnik ................................................................................ 57
C. Landasan Teori Pernikahan
1. Pengertian Pernikahan ....................................................................... 58
2. Tujuan Pernikahan ............................................................................ 62
D. Landasan Teori Betawi dan Jawa ........................................................... 64
1. Betawi ............................................................................................... 64
2. Jawa ................................................................................................... 68
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG DESA TRONDOL SERANG
BANTEN.... ........................................................................................................ 72
A. Kota Serang ............................................................................................. 72
B. Geografis Trondol ................................................................................... 72
C. Asal Muasal Jawa Bebasan ..................................................................... 73
D. Kuliner Khas Serang Trondol ................................................................. 79
E. Mitos-Mitos Orang Jawa ......................................................................... 82
F. Adat Kebiasaan Yang Sudah Mnejadi Tradisi Orang Trondol ............... 86
G. Visi dan Misi Kelurahan Trondol ........................................................... 87
H. Rekapitulasi Nama Warga yang Sudah Menikah.................................... 88
BAB IV ANALISI DATA .................................................................................. 90
1. Pengaruh Perbedaan Bahasa dalam Pola Komunikasi Pada Pasangan Suku
jawa dan Suku Betawi ............................................................................. 91
vii
2. Pengaruh Perbedaan Nilai dan Norma pada Pola Komunikasi Pada
Pasangan Suku Jawa dan Suku Betawi ................................................... 96
A. Pengaruh Perbedaan Nilai Terhadap Pola Komunikasi .................... 97
B. Pengaruh Perbedaan Norma Terhadap Pola Komunikasi ................. 99
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 105
A. Kesimpulan ............................................................................................ 105
B. Saran-Saran ............................................................................................. 106
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 108
LAMPIRAN .................................................................................................. 111
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
memiliki pengaruh yang sangat kuat. Manusia sebagai aktor dalam kehidupan
secara timbal balik memiliki andil untuk membentuk dan di bentuk oleh
budayanya.
aturan, nilai, kepercayaan, norma, sikap yang disepakati dan mengikat pada
1
2
orng yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
kita diciptakan kedunia ini dengan membawa perbedaan baik budaya, agama,
ras, bahasa, ide, cara pandang, bahkan warna kulit sekalipun. Namun dengan
adanya perbedaan itu diharapkan akan membawa suatu rahmat yang harus kita
syukuri, walaupun tak dapat kita pungkiri, bahwa secara manusiawi kita akan
sisi Allah ialah yang paling bertaqwa.” Karena itu berusahalah untuk
Apa pun sebab nuzulnya, yang jelas ayat diatas menegaskan kesatuan
manusia. Tidak wajar seseorang berbangga dan merasa diri mereka lebih
tinggi dari yang lain, bukan saja antar satu bangsa, suku atau warna kulit
adalah “umat yang satu” (ummah wahidah). Ada kalam yang menyebutkan
yang berbeda menjadi satu umat, sebagaimana yang dijelaskan dalam surat
manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat (Hud :
118)
orang sebelum masuk kedalam ruang yang lebih luas dengan menjadi anggota
masyarakat, maka pasti akan menjadi anggota keluarga terlebih dahulu. Dalam
mendasar dan terjadi pada setiap keluarga yang menikah beda budaya. Pada
proses tersebut simbol dan makna yang berbeda tentunya akan menyulitkan
budaya harus bisa menyesuaikan dengan berbagai cara, baik dengan meniru
bisa diterima, mungkin dengan cara saling belajar satu sama lain sehingga
dapat memahami perbedaan adat pasangan kita dan mau menerima adat
memiliki sikap, nilai, serta bahasa yang berbeda pula. Walaupun sebenarnya
dapat memberi keuntungan juga bagi pasangan yang menikah beda budaya itu
dunia melalui pasangan yang menikah beda budaya. Selain itu keuntungan
berikutnya adalah dapat belajar bagaimana cara untuk menjelaskan diri kepada
1
Stephen W. Littlejhon dan Karen A. Foss, Teori Komunikasi, Theories of Human
Communication, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), edisi 9, h.286.
5
pasangan satu sama lain. Sehingga dapat membentuk pola komunikasi dan
1. Batasan Masalah
2. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Komunikasi.
b. Manfaat Praktis
yang ada.
7
C. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
penelitian.2
a. Paradigma Penelitian
2
Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan
Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006) cet, ke-5, hal. 145.
8
yang diteliti.
b. Pendekatan penelitian
berbeda.
antara pasangan nikah beda suku jawa dan betawi dalam kajian
Mei 2016.
1) Observasi
3
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Andi offset, 1992 ), Cet Ke-2, h.129.
10
2) Wawancara
dokumenter.
01 Serang Banten.
4
Racmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2010), h.110
5
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, danIlmu
Sosial lainnya, (Jakarta, Kencana: 2010), ed 1, cet 4, h. 208
11
3) Dokumentasi
D. Tinjauan Pustaka
sebelumnya, yang memiliki judul hampir sama dengan skripsi yang akan
dalam agama.
masing.
E. Pedoman Penulisan
F. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini bersifat teratur dan sistematis, maka dari itu
membagi skripsi ini menjadi lima bab, yang pada tiap-tiap bab terbagi dari
sub-sub bab. Isi masing-masing bab secara singkat adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini penulis akan membahas hasil temuan data dan
14
antarbudaya pernikahan beda suku jawa dan suku betawi dalam pola
BAB V Penutup
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Komunikasi
menempati posisi yang sangat penting, yakni sebagai inti dari prosees
1
Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,2003), hal.7.
15
16
yang tepat seperti bahasa, gaya berkomunikasi, dan sistem nilai akan
kepada orang lain secara verbaldan disengaja namun juga nonverbal yang
2
Richard West dan lyn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi, Analisis dan Aplikasi.
(Jakarta: Salemba Humanika, 2008),h. 5.
17
sebagai apa yang terjadi jika makna dilekatkan pada perilaku. 3 Mengutip
pendapat dari saudara Hybels dan Richard L weafer II, bahwa komunikasi
Proses itu meliputi informasi yang disampaikan tidak hanya secara lisan
dan tulisan, tetapi juga dengan bahasa tubuh, gaya maupun penampilan
imajiner.
3
Deddy Mulyana dan jalaludin Rakhmat, Komunikasi antarbudaya Panduan
Berkomunikasi dengan orang-orang Berbeda Budaya, h.13.
4
Alo liliweri, Makna budaya dalam Komunikasi Antar Budaya, ((Yogyakarta: PT LkiS
Pelangi Aksara, 2003), hal.3-4
18
orang lain.
yang sama.
melalui suatu saluran tertentu kepada orang lain dengan efek tertentu.
perasaan yang tidak saja dilakukan secara lisan dan tertulis melainkan
melalui bahasa tubuh, atau gaya, atau tampilan pribadi, atau hal lain di
mereka masing-masing.
saluran).
5
Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2003),
hal.8.
19
lainnya).
2. Prinsip-prinsip Komunikasi
tertentu yang ingin dicapai. Mulai dari tujuan yang sifatnya sambil lalu
dan serkedar iseng, sampai kepada tujuan yang hendak dicapai secara
kita sampaikan.
4. Unsur-unsur Komunikasi
Umpan Balik
komunikasi :
1) Sumber(source)
2) Penyandian (enconding)
3) Pesan (message)
6
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005),
ed-6, h.24.
23
4) Saluran (channel)
penerima.
5) Penerima (receiver)
terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau
Negara.
komunikasi selanjutnya.7
5. Karakteristik Komunikasi
lainnya.
7
Deddy Mulyana dan jalaludin Rakhmat, Komunikasi antarbudaya Panduan
Berkomunikasi dengan orang-orang Berbeda Budaya, h.14-15.
8
Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h.
33-34
25
itu justru penting sekali bagi para perundingan, oleh karena suatu meja
Pesan dalam komunikasi terbagi atas pesan verbal dan pesan non
verbal. Secara etimologis,10 kata verbal berasal dari verb (bahasa latin)
yang berarti word (kata). Word merupakan terjemahan dari bahasa Yunani,
Kata verbal sendiri berasal dari bahasa latin, verbalis, verbum yang
sering dimaksud dengan berarti atau bermakna melalui kata atau berkaitan
dalam dua cara yaitu secara vokal atau lisan atau nonvokal atau tertulis.
9
Deddy Mulyana dan jalaludin Rakhmat, Komunikasi antarbudaya Panduan Berkomunikasi
dengan orang-orang Berbeda Budaya, h.16-17.
10
Alo Liliweri, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya, (Yogyakarta: PT LkiS
Pelangi Aksara, 2003)
27
1. Pengertian Budaya
atau meluncurkan roket ke bulan, ini semua karena mereka telah dilahirkan
ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh
11
Suranto AW, Komunikasi Sosial Budaya,( Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010) h.128.
28
tertentu dan pada suatu saat tertentu. Budaya juga berkenaan dengn sifat-
kehidupan.12
nilai, kepercayaan, norma, adat istiadat, aturan dan kode, yang secara
kompleks dan memiliki pengaruh yang sangat kuat, yang didapat melaui
12
Deddy Mulyana dan jalaludin Rakhmat, Komunikasi antarbudaya Panduan
Berkomunikasi dengan orang-orang Berbeda Budaya, h.18-19.
13
Deddy Mulyana, Komunikasi Efektif, Suatu Pendekatan Lintas Budaya, (Bandung; PT
Remaja Rosdakarya, 2008),h.14.
29
2. Karakteristik-karakteristik Budaya
Sejumlah bangsa memiliki lima belas atau lebih bahasa utama (dalam
suatu kelompok bahasa terdapat dialek, aksen, logat, jargon, dan ragam
sistem kepangkatan).
sering berbeda antara budaya yang satu dengan budaya lainnya. Orang-
juga berbeda-beda. Ada orang yang makan dengan tangan saja, ada pula
ruang makan esklusif, asrama tentara, ruang minum teh wanita, dan
restauran vegetarian.
budaya lainnya. Sebagian orang tepat waktu dan sebagian orang lainnya
menghadiri rapat staf, tapi bos adalah orang yang terakhir tiba.
dengan sebutan musim dingin, musim semi, musim panas, dan musim
hutan.
yang berani itu adalah dengan memberi mereka topi perang, ikat
kedewasaan bagi seorang anak laki-laki yang sedang tumbuh pada usia
jabatan denga seperti pita, bintang jasa, dan sebagainya. Jamuan makan
f. Hubungan-hubungan
kecil dan bisa juga besar. Dalam suatu rumah tangga beragama hindu,
suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, anak, orang tua, paman-paman,
lebih tinggi, seperti kualitas kehidupan, prestasi diri dan makna dalam
33
keanggotaan ini bisa berkenaan dengan berbagai hal, mulai dari etika
standar yang lebih luwes dari orang-orang asing. Sebagian dari adat
informal.
keamanan dan sopan santun tertentu, serta peramalan dalam sebuah atau
14
Deddy Mulyana dan jalaludin Rakhmat, Komunikasi antarbudaya Panduan
Berkomunikasi dengan orang-orang Berbeda Budaya, h.58-62.
15
Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya, h.10-11.
36
paling efektif anatara dua orang yang saling berbeda latar belakang
budaya.
tertulis atau metode lainnya yang dilakukan oleg dua orang yang
lain.
budayanya.
dan tertulis, juga melalui bahasa tubuh, gaya atau tampilan pribadi,
16
Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya, h.09-10.
38
(Dood, 1991:5).
competence, 1993).
17
Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya, h. l0-11.
39
ekonomi.18
kultur ini adalah segala hal yang dihasilkan dan dikembangkan oleh
membentu budaya.
Alo mengutip dari Andrea dan Dennis dalam buku Larry dan
18
Stewart. L. Tubbs-Sylvia Moss, Communication Human konteks-konteks komunikasi
antarbudaya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya buku ke-2,2001), h.182.
19
Joseph A. De Vito, Komunikasi Antar Manusia, ( Tanggerang Selatan: KARISMA
Publishing Group, 2011), h. 535.
40
antar suku, bangsa, antar etnik dan ras, antar kelas sosial. Dan
Kepribadian A B
Kepribadian
Persepsi
Terhadap Relasi
Antar Pribadi Persepsi
Terhadap Relasi
Antar Pribadi
Ketidak Pastian
Kecemasan
untuk menurun kan tingkat ketidak pastian dan kecemasan dalam relasi
20
Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya, h. 32.
41
ini. Hasilnya adalah komunikasi yang bersifat adaptif yakni A dan B saling
dan zat fisik yang telah di ubah oleh campur tangan manusia. Benda
Contoh seperti mobil, telepon, komputer, pager, sekop, dan palu. Setiap
hari benda tersebut dibangun dengan bahan baku alami sepereti logam,
pohon dan air yang dibentuk menjadi bentuk baru untuk penggunaan baru.
berikut:
a. Keyakinan
dan valid keyakinan dapat berakar dalam iman, pengalaman atau ilmu
meskipun terkadang itu tidak benar atau tidak bisa dibuktikan. Warga
Amerika serikat ditahun 1600-an, percaya akan penyihir dan siapa pun
dan sosial.23
b. Nilai
yang berbeda pula dalam memaknai dunia sekitar. Nilai didukung oleh
penting, indah; sulit menerima bahwa apa yang benar atau baik itu,
23
Julia T Wood, communication in our lives, h. 165
24
Julia T Wood, communication in our lives, h. 165
25
Stewart. L. Tubbs-Sylvia Moss, Communication Human konteks-konteks komunikasi
antarbudaya, h. 251.
43
c. Norma
d. Bahasa
nilai, dan norma adalah pembawa budaya yang membawa cara hidup
26
Julia T Wood, communication in our lives, h. 166.
27
Stewart. L. Tubbs-Sylvia Moss, Communication Human konteks-konteks komunikasi
antarbudaya,h. 248.
28
Julia T Wood, communication in our lives, h. 168.
44
adalah suatu bentuk ikatan sosial dan identifikasi yang terjadi setiap
antarpribadi.
ketidakpastian
29
Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss. Teori Komunikasi ( Theories of Human
Communication. Ed.9 (Jakarta: Salemba Humaika, 2008)h. 491.
45
dari teori-teori komunikasi yang tidak merupakan tujuan dari isi buku ini-
antarbudaya.30
tidak kita kuasai, melainkan juga sitem nilai mereka dan bahasa non
verbal dimana pun lebih dominan dari pada komunikasi Verbal. Terlebih
balik dari mitra komunikasi pun pada dasarnya lebih banyak bersifat non-
verbal.
komunikasi antar budaya semakin penting dan semakin vital dari pada
a. Mobilitas
30
Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya, h. 15-16.
46
benua lain untuk mengenal daerah baru dan orang-orang yang berbeda
antarbudaya.
c. Teknologi komunikasi
d. Pola Imigrasi
perbedaan budaya.
e. Kesejahteraan politik
kesejahteraan kultur atau negara lain yang sangat vital yaitu selaku
makhluk sosial yang hidup berdampingan dengan orang lain, pasti hal
wajib mempelajari komunikasi antar budaya adalah karena rasa ingin tahu
yang besar terhadap orang lain. Manusia selalu ingin tahu tentang orang
lain yang berbeda dengan dirinya entah perbedaan wajah, suara, atau
menghibur. Apabila empat fungsi itu diperluas maka akan ditemukan dua
1) Fungsi pribadi
31
Upik Anila “Komunikasi Antarbudaya di Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta
Selatan”karya Agustinus Wibowo, (Jakarta;skripsi SI, fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Jakarta,2015), h.38-40.
32
July C. Person dkk, Human Communication, h.169.
48
pun dapat menyatakan identitas sosial, pak kedro juga orang jawa,
c. Menambah pengetahuan
kencan karena dalam banyak hal dia cocok dengan anda, dia
miliki. Anda seorang humoris dan memilih dia karena dia adalah
melengkapi.33
33
Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya, h. 36-39.
50
2) Fungsi Sosial
a. Pengawasan sosial
sekitar.
b. Menjembatani
massa.
c. Sosialisasi nilai
d. Menghibur,
sebuah kebudayaan.
a. Relarifitas Bahasa
antropolog Linguistik
34
Joseph A. De Vito, Komunikasi Antar Manusia,h. 542-545.
52
biaya minimum.35
35
Marheini Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h.
306-310.
53
kultural berbeda
antarbudaya, akan tetapi hambatan yang paling lazim adalah bila mana
menganggap bahwa pada dasarnya manusia itu sama, ini tidak benar.
36
Marheini Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h. 306-310.
54
bahwa manusia lah yang benar dan cara mereka tidak penting.37
penting, seperti
yang sama (dalam hal ini kelompok bangsa atau ras) adalah sama.38
dan mana yang tidak patut misalnya saja, dalam kultur Amerika kita
harus membuat janji kencan dengan teman kencan kita tiga atau empat
kultur-kultur, tetap tidak boleh menilai perbedaan itu sebagai hal yang
37
Marheini Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h. 306-307.
38
Marheini Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h. 307-308.
39
Marheini Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h.308.
55
umum.40
e. Kejutan budaya
seseorang?
malam?
40
Marheini Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h.309.
56
memanggil pelayan?
komunikasi Antarbudaya)
c. Ingatlah bahwa makna ada pada orang dan bukan pada kata-kata atau
41
Marheini Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h.310-311.
42
Joseph A. De Vito, Komunikasi Antar Manusia,h. 555.
57
43
Ali Abdul Rodzik, “Akulturasi Budaya Betawi Dengan Tionghoa (Studi Komunikasi
Antarbudaya pada Kesenian Gambang Kromongdi Perkampungan Budaya Betawi, Kelurahan
Srengseng Sawah),” (Jakarta: Skripsi SI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas
Islam Negeri Jakarta, 2008), h. 18.
58
oleh manusia dari berbagai budaya. Setiap budaya memiliki nilai-nilai dan
secara benar.44
ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompok tersebut
44
Joseph A. De Vito, Komunikasi Antar Manusia,h. 542-545.
59
Sumatera barat.45
1. Pengertian pernikahan
suatu cara yang dipilih Allah SWT. Sebagai jalan bagi mahkluk-Nya untuk
yang telah menciptakan kamu dari seorang diri dan darinyalah Allah
45
Fredrik Bart ed.1969 Ethnic Group and Boundaries: The Social Organization of Cultural
Difference: Eric Wolf 1982 Europe and The People Without History, h. 381.
46
Sayyid Sabiq. Fiqih Sunnah 6. (Bandung,PT Alma’arif, 1980),Cet. Pertama h. 7
4747
Hasbi Asiddiqi. Al-Qur’an Terjemahan. (jakarta, Departemen Agama RI, 1989) Cet 1, h.
114.
60
yang hidup bebas mengikuti nalurinya dan berhubungan antara jantan dan
betina secara anargik atau tidak ada aturan.akan tetapi, untuk menjaga
perkawinan.
(haqiq) dan arti kiasan (majaz). Arti sebenarnya dari nikah adalah “dhom”
kiasannya adalah “watho” yang berarti setubuh atau akad, yang berarti
dipakai dalam arti kiasan dari pada arti yang sebenarnya, bahkan “nikah”
dalam arti yang sebenarnya jarang sekali dipakai pada saat ini.
48
Drs. KamalMukhtar. Asas-asas hukum islam tentang pernikahan , (Jakarta: PT Buloan
Bintang, 2003), cet. Ketiga, h. 1.
61
antara seorang pria dengan seorang wanita atas dasar kerelaan dan kesukaan
kedua belah pihak lain (wali) menurut sifat dan syarat yang telah ditetapkan
62
lain saling membutuhkan menjadi sekutu sebagai teman hidup dalam rumah
tangga.49
dua, tiga, atau empat, kemuadian jika kamu takut tidak akan berlaku adil,
Nikah adalah salah satu asas pokok hidup yang paling utama dalam
satu jalan yang amat mulia untuk mengatur kehidupan rumah tangga dan
keturunan, tetapi juga dapat di pandang sebagai satu jalan menuju satu pintu
perkenalan antara suatu kaum dengan kaum lain, dan perkenalan itu akan
lainnya.
2. Tujuan pernikahan
sesungguhnya, dan itulah tujuan pernikahan. Tujuan ini lah yang merangsang
dan penting dalam kehidupan, dan menentukan masa depan manusia. Maka,
ini dapat menjadi tujuan pernikahan, asalkan tidak mengabaikan manfaat yang
lain. Tetapi , faktor kepuasan seksual memegang peran yang lebih besar,
undangnya tumbuh dari fitrah manusia dan karakter yang khas. Sekalipun
Nask Al-Quran dan Hadits rasul mendasari tujuan yang akan dicapai
keluarga yang bahagia dengan dasar kasih sayang. Firman Allah dalam Al-
64
telah menciptakan bagimu pasangan dari dirimu, agar kamu hidup tenang
dan menjadikan bagimu dan istri-istri kamu itu anak cucu dan memberikan
rizki dari yang baik-baik, maka mengapakah mereka beriman kepada yang
Dari dua ayat tersebut diatas jelaslah bahwa tujuan pernikahan itu
maka tujuan hidup berumah tangga sering sejalan dengan tujuan hidup itu
Dari nash yang telah di uraikan diatas, bahwa tujuan pernikahan dapat
terpuji
kasih sayang.
1. Betawi
Betawi berasal dari kata batavia, yaitu sebuah nama yang digunakan
para penjajah belanda untuk kota jakarta pada masa itu.50 Namun
pernyataan kata betawi berasal dari kata batavia dibantah oleh ridwan
jakarta masih bernama sunda kelapa dan setelah itu diganti menjadi
orang betawi sendiri dimasa lalu, sejak abad ke-18 ada ulama asal Betawi
50
Abdul Aziz, Islam dan Masyarakat Betawi, (Jakarta: Logos, 2002), hal. 2.
51
Ridwan Saidi, Profil Orang Betawi: Asal Muasal, Kebudayaan, dan Adat Istiadat,
(Jakarta: Gunara Kata, 2001), hal. 16.
52
Uka Tjandrasasmita, Arkeologi Islam Nusantara, (Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer
Gramedia), 2009), h. 141.
66
suku bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar wilayah
menyebutkan salah satu unsur yang membentuk etnis betawi adalah para
dengan adanya kota Betawi, orang Betawi dan Bahasa Betawi. Seorang
Zee.56
“Toean kepala, saja doedoek dalam kota boekan sebagai wakil dari
K.P.M tetapi sebagai wakil ra’jat Betawi, maka toean dijaga loepa bahwa
53
Abdul Aziz, Islam dan Masyarakat Betawi, h. 2.
54
Abdul Aziz, Islam dan Masyarakat Betawi, h. 2.
55
Lance Casteles, Pengantar Profil Etnik Jakarta, (Jakarta: Masup Jakarta, 2007), hal. Xii-
xiii.
56
Uka Tjandrasasmita, Arkeologi Islam Nusantara, h. 141.
67
akhirnya sosok seperti Benyamin S, dan tokoh betawi yang kentel dengan
Betawi tengah atau Betawi kota, Betawi Pinggir, Betawi Pesisir dan
Tengah Tau Betawi kota, pada awalnya menetap dibagian kota jakarta
Pusat). Dalam tahap perkembangan kota jakarta daerah inilah yang paling
orang gendong (kelas atas) dan orang kampung (kelas bawah). Betawi
bukanlah kesenian yang selama ini dikenal dengan kesnian Betawi. Gaya
57
Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya, h.112.
68
barat. Betawi udik yang tinggal disebalah timur dan selatan jakarta, bekasi
yang tinggal dibagian utara dan barat jakarta serta tanggerang dipengaruhi
pemeluk agama islam yang fanatik, fasilitas agama islam seperti pesantren
jauh dari cukup dan hanya terdapat beberapa wilayah saja dimana agama
kerap melakukan upacara yang bersifat animistis. Tapi dalam dua dekade
tersebut.
2. Jawa
oleh sebab itu,kita telaah dan coba menguraikan tentang orang jawa . yang
dimaksud orang Jawa oleh Magnis –Susebno adalah orang yang bahasa
ibunya bahasa jawa dan merupakan penduduk asli bagian tengah dan timur
(dua) yaitu :
a. Wong cilik (orang ecil) terdiri dari petani dan mereka yang
a. Jawa Kejawen yang sering disebut abangan yang dalam kesadaran dan
kuat terhadap agama islam dan berusaha untuk hidup menurut ajaran
islam.
Orang Jawa percaya bahwa Tuhan adalah pusat alam semesta dan
pusat segala. Pusat yang dimaksud disini dalam pengertian ini adalah yang
Pandangan orang jawa yang demikian biasa disebut Kawula lan Gusti,
Gustinya.
santri yaitu yang telah mencampurkan beberapa konsep dan cara berfikir
islam dengan pandangan asli mengenai alam kodrati dan alam adikodrati.
Ciri pandangan hidup orang jawa adalah realitas yang mengarah kepada
segala sesuatu yang ada didunia ini pada hakekatnya adalah satu atau
71
selalu terpaut erat dalam kosmos alam raya. Dengan demikian kehidupan
semuanya itu, orang jawa kejawen memberi sesajen atau caos dahar yang
digunakan biasanya terdiri dari nasi dan aneka makanan lain, daun-daun
jawa kejawen adalah puasa tau siam. Orang jawa kejawen mempunyai
hari lahir, semuanya itu merupakan asal mula dari tirakat denga tirakat
orang dapat menjadi lebih tekun dan kelak akan mendapatkan pahala.
Orang jawa kejawen menganggap bertapa adalah suatu hal yang penting.
menjalankan kehidupan yang ketat ini dengan disiplin tinggi serta mampu
58
http://www.karatonsurakarta.com/orangjawa.htm selasa 26 oktober 2015,22:50s
BAB III
A. Kota Serang
Banten, serta dikelilingi oleh Kabupaten Serang di sebelah selatan, barat, dan
timur, dan Laut Jawa di sebelah Utara. Serang dilintasi jalan tol lintas Jakarta
- Merak.
B. Geografis Trondol
kelurahan Trondol mencapai 8315 jiwa dan jumlah laki-laki 4283 dan
disitu berfikir bahwa pendidikan tidak terlalu penting sehingga banyak anak
72
73
dari mereka mengalami pernikahan dini atau bekerja mencari uang demi
menghidupkan keluarganya.
Trondol yang buta huruf mencapai 1956, sedangkan tamat SD mencapai 396
orang, SD mencapai 2657 orang, SMP 679 orang, SMA 1261 orang dan S1
218 orang, dan S2 20 orang. rata-rata mata pencarian warga Trondol itu
masjid dan Musholla sebanyak 7.Trondol itu sendiri juga menggunkan bahasa
jawa bebasan. 1
bedanya dengan bahasa Cirebon yang belum dimasuki kosakata asing seperti
(pulang), kita (saya), serta kelawan (dan) merupakan kosakata dalam bahasa
1
Monografi Kelurahan dan Desa Trondol Serang,17 Oktober 2016
74
bahasa Banten tidak hanya dari bahasa Cirebon saja, pola kalimatnya juga
Banten memang berasal laskar gabungan Demak dan Cirebon yang berhasil
Bahasa Jawa Banten atau bahasa Jawa dialek Banten ini dituturkan di
bagian utara Kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Cilegon dan daerah barat
Kabupaten Tangerang. Dialek ini dianggap sebagai dialek kuno juga banyak
pengaruh bahasa sunda dan betawi. Bahasa ini mungkin tidak mempengaruhi
yang masih memakai bahasa kanekes dan bahasa sunda asli yang merupakan
(krama) dan standar. Dalam bahasa Jawa dialek Banten (Jawa Serang),
pengucapan huruf 'e', ada dua versi. ada yang diucapkan 'e' saja, seperti pada
kata "teman". Dan juga ada yang diucapkan 'a', seperti pada kata "Apa".
Kopo, Pamarayan, dan daerah timurnya. Sedangkan daerah yang melafalkan 'e'
75
Contoh :
Permios, kule boten uning griyane kang Haban niku ning pundi?
Kasihe sinten?
Punten, kite ore weruh umahe kang Haban kuwen ning endi?
Arane sape?
(B.Indonesia)
Namanya siapa?
Tabel 1
Contoh Bahasa
2
Wawancara pribadi dengan Bapak Saman selaku staf kelurahan Trondol Serang Banten,
28 oktober 2016
78
a. Sate Bandeng
Ketahuilah bawah sate tidak hanya berupa daging ayam, kambing atau
sapi, namun ikan juga bisa disate. Inilah keunikan sate dari Serang Banten
nusantara. Kuliner yang satu ini gurih dan lezat karena dicampur dengan
bumbu rempah-rempah nusantara, dan enaknya sate bandeng ini tidak ada
b. Pecak Bandeng
dengan makanan yang diolah dari ikan, selain Sate Bandeng ada juga
Kuliner ini begitu nikmat jika dimakan dengan nasi hangat dan lalapan
c. Rabeg Banten
Banten yang paling terkenal dan bisa juga disebut sebagai salah satu ikon
d. Nasi Sumsum
yang begitu gurih dan lezat. Jika kamu belum pernah mencoba nasi
e. Bakso Ikan
Pada umumnya bakso terbuat dari olahan daging sapi, namun tidak
dengan bakso yang ada di Kota Serang Banten, disini terdapat juga
kuliner bakso yang terbuat dari ikan yaitu Bakso Ikan. Bakso ikan ini
rasanya gurih, lezat dan nikmat, teksturnya empuk dan harganya relatif
kuliner olahan ikan yang mantap dan tersohor hingga kepenjuru negeri.
Sate bandeng
Emping
Ceplis
Kue Gipang
Keripik Getas
Kerupuk Singkong
81
Kerupuk Ikan
Rengginang
Bontot
Banten adalah Bontot. Makanan yang terbuat dari aci dan campuran
ikan atau terasi ini senantiasa hadir menemani santap berbuka warga
merah muda dan putih sangat nikmat jika dimakan bersama dengan
sambal kacang.
atau anak bungsu didaerah Banten. Bisa jadi penamaan kudapan ini
Cecuer
tepung beras yang dicampur dengan perasan daun suji, akan lebih
82
yang satu ini begitu kenyal dan gurih dan kamu harus mencobanya
Ketan Bintul
asal Banten yang paling dikenal dan disukai warga masyarakat Banten.
Konon katanya kudapan yang satu ini sangat digemari Sultan Banten
pada saat itu, termasuk Sultan Hasanuddin yang terkenal itu. Makanan
ini sangat baik disajikan ketika akan beraktifitas karena makanan ini
atau gemblong yaitu dengan cara beras ketan kita kukus lalu ditumbuk
dengan bumbu-bumbu.3
mengenai asal usul semesta alam, manusia, dan bangsa itu sendiri
3
Badan ketahanan pangan daerah provinsi Banten, Cita Rasa dan Keragaman Tradisi
Kuliner Bnaten, (Serang), h. 118-122.
83
kehidupan manusia.
c. Menurut Levi- Strauss mitos adalah suatu cerita dari tradisi lisan
dan cenderung mengarah kepada hal yang tidak masuk akal. Namun, ada
sebagian mitos yang memang pernah terjadi dalam kehidupan nyata, tetapi
menarik, seperti contoh dibawah ini yang sudah menjadi adat budaya di
masyarakat kita khususnya dalam pernikahan suku Jawa dan Suku Betawi
buruk. Misal di sebuah desa selama beberapa hari ada burung gagak yang
pertanda buruk bagi orang yang menabraknya. Misal saja seseorang ingin
musibah yang mungkin terjadi, kita harus merawat kucing tersebut jika
3. Dilarang Bersiul Di Sore (Magrib) dan Malam Hari, Dalam mitos Jawa
adalah hari yang kurang baik untuk bepergian. Sehingga tak jarang orang
tua yang melarang anaknya untuk bepergian jauh di hari sabtu dan
magrib, waktu magrib di anggap waktu dimana kita harus sadar dan
terjaga.
Jawa merupakan hal yang di larang. Ketika kita sedang makan maka harus
habis sampai bersih (makan nasi di piring). Makanan yang paling terakhir
9. Ada Kupu – kupu Masuk Dalam Rumah, Jika anda kupu – kupu masuk ke
dalam rumah tandanya akan ada tamu yang datang ke rumah kita.
10. Dilarang menaruh tangan di atas kepala nanti orang tua akan cepat mati
11. Dilarang duduk di depan pintu karena akan jauh dari jodoh, kalau bagi
12. Dilarang tidur bangun siang karena rizki akan di patok ayam
15. Kuping terasa panas pertanda sedang orang lain sedang membisiki kita
kecing, bengle, dan penitih yang diikat bersama-sama dan diletakan di bra
wanita.
17. Membackan mace syekh ketika akan melakukan penempatan rumah baru
18. Dilarang melakukan hubungan suami istri ketika perayaan idul fitri atau
idul adha.
kecing, bengle, dan penitih yang diikat bersama-sama dan diletakan di bra
wanita.
baru, pernikahan atau membacakan untuk para wali-wali kita yang sudah
ada (tergantung niat kepada siapa kita berdoa) dan mace syekh ini
pernikahan terjadi.
sudah dipegang oleh 2 orang dan diputar sebanyak 3 kali lalu uangnnya
dilempar begitu saja (uang ini sebagai simbol buang sial agar kakanya
perempuan.
87
7. Disetiap salah satu warganya ada yang meningggal batita atau bayi
diwajibkan memakai apu/kapur agar terhindar dari sawan bangke atau hal-
8. Ngaji kubur adalah pengajian yang dilakukan ketika ada orang yang
9. Setiap bayi yang ingin bergegas keluar dari rumahnya diwajiblkan seorang
ibu melakukan ritual seperti mengusapkan tangan ibu nya dari kemaluan
ibunya lalu di usapkan pada bagian kepala dan muka sang bayi.
Visi
Misi
penelitian ini, namun tidak semua warga Trondol menjadi informasi pada
4
Wawancara pribadi dengan Bapak Kh. Syafro’i selaku staf Trondol Serang Banten, 17
desember s 2016
88
penelitian. Dapat diketahui bahwa warga yang sudah menikah dan memiliki
perbedaan adat jawa dan betawi lah yang akan menjadi informasi pada
5
Monografi Kelurahan dan Desa Trondol Serang,17 Oktober 2016
89
ANALISIS DATA
komunikasi antara orang-orang dari kultur yang berbeda serta orang-orang yang
budaya, misalnya antara suku bangsa, etnik, ras, dan kelas sosial. 2 Kedua teori ini
perbedaan budaya baik itu dari segi nilai, perilaku, pekerjaan, bahasa, etnik/suku,
serta kelas sosial, yang demikian adalah bagian dari budaya tersebut.
Berikut adalah profil informan dalam pernikahan antara suku Jawa dan Suku
Tabel 3 :
Profil Informan
Nama pasangan suami istri Tempat,tgl,lahir asal Daerah
Fitroh Serang,07-08-1978 Jawa Serang
Mohhamd Sudarman Jakarta,11-07-1978 Betawi
Safaatul Mukatromah Serang,11-02-1992 Jawa Serang
Ihki Jakarta,19-11-1991 Betawi
Uswatun Hasanah Jakarta,09-08-1980 Betawi
Suhardi Cilacap, 02-06-1971 Cilacap
1
Joseph A. DeVito, Komunikasi Antarmanusia, ( Tanggerang Selatan: KARISMA
Publishing Group,2011), h. 535.
2
Alo Liliweri, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya,(Yogyakarta: PT Lkis
Pelangi Aksara,2003) h. 12-13.
90
Pernikahan beda budaya sangat mengandalkan komunikasi dalam rangka
sebelum mengikat hubungan dalam sebuah ikatan beda budaya. Setiap orang
sudah membawa serta nilai-nilai dari keluarganya dengan latar belakang budaya
yang berbeda antara suami dan istri sehingga, kunci utama dalam menyikapinya
budaya, tentu memerlukan upaya untuk memahami prilaku pasangan yang jelas
sikap dan prilaku pasangannya, sehingga akan tercipta dari asus informasi yang
lancar antara kedua pasangan. Terjadi komunikasi yang saling memahami dan
menerima satu sama lain sebagai pedoman untuk hidup bersamna dalam satu
ikatan pernikahan.
Pola komunikasi antar budaya yang terbentuk pada pasangan nikah beda
budaya di Terondol Serang, diantaranya adalah Tatul dari suku Jawa dan Kiki
dari suku Betawi yang telah menikah selama 3 tahun. Diawal hubungan
91
pernikahan, mereka tidak pernah mempermasalahkan perbedaan bahasa
pasangan satu sama lain, karena Kiki dan Tatul berusaha untuk saling
“suatu ketika jam belajar dimulai aku disuruh oleh guru aku untuk
mengambilkan tinta spidol diruang TU, disitu terdapat seorang siswa
baru yang bernama Kiki, awalnya aku terkesima dengan paras muka dan
sikap yang kalem, namun Kiki acuh terhadap aku, sampai akhirnya aku
pun berhenti untuk mengagumi Kiki dan memilih laki-laki lain untuk
menjadi pacar aku, namun ketika hubungan aku berlangsung dengan
laki-laki lain Kiki mulai memberikan perhatiannya terhadap aku dan
sampai akhirnya Kiki pun mengajak jalan aku kesebuah pantai bersama
teman-temannya dan pulang nya aku diajak kesebuah taman dan disitu
Kiki pun langsung berbicara pada aku dan mengajak aku agar aku dan
dia menjadi abang ade.
Pesan yang coba disampaikan Kiki kepada Tatul pada tahap awal sebagai
kode dengan maksud bahwa Kiki memiliki ketertarikan pada Tatul. Hal
paling minimal yang didapati oleh Kiki adalah Tatul mengetahui dan
Kiki berani memperjuangkan perasaan cinta yang mereka rasa benar. Hal
92
tersebut karena kepercayaan merupakan faktor penting dalam hubungan. 3
Untuk kemudian akan berujung pada sebuah komitmen yang lebih serius yakni
pernikahan.
keluarga Kiki
“kalau istri saya lucu deh kalau dia lagi ngobrol ama keluarga besar
saya yang asli jawa dia terkadang senyum-senyum ajah, seolah-olah dia
mengerti apa yang sedang dibicarakan oleh keluarga besar saya, tapi
fakta nya dia malah kebingungan apa yang sedang dibicarakan oleh
keluarga saya, sampe akhirnya dia mendekati saya dan menanyakan apa
yang sedang dibicarakan oleh keluarga besar saya, dan saya tertawa
kasian melihat istri saya yang kebiungungan.
Perbedaan bahasa, intonasi dan gaya bicara menjadi salah satu faktor
93
beda budaya tersebut komunikasi terjalin secara baik meskipun lewat
“suami aku juga sama kalau dia berada dalam keluarga besar aku
yang berbahasa sunda, dia sulit untuk mengerti apa lagi untuk berbicara
bahasa yang keluarga aku gunakan, namun suami aku tipe orang yang
engga terlalu ribet kaya aku yang harus detail banget dijelaskannya,
namun terkadang kalau kita sedang berbincang berdua dia suka tertarik
ingin tau bahasa sunda yang keluarga aku gunakan, karena dalam dunia
kerjanya, dia suka bertemu dengan orang sunda, maka sebab itu dia
terkadang merasa kesulitan dan ingin belajar sunda”.5
membantu untuk bisa memahami, dan bisa memprediksi prilaku budaya lain,6
budaya asal jawa serang yang berkaitan dengan bahasa yang digunakan
“yaa..lamun kite mah mengalir ape anane bae, ore ilok ane
kecekcokan atau lake permasalahan ning laki kare bahasa endi tah,
paling gah lamun ngerungu laki kite ngomong betawi kite mah gemuyu
bae”.7
beda budaya asal Betawi yang berkaitan dengan bahasa yang digunakan
“lah kalau ane mah ama bini engga pernah nyalahin bahase yang
dipake ama bini ane, karena emang bini ane ngomong ama ane make
bahasa indonesia, makennye ane paham, tapi kalo ane ngomong ame
5
Wawancara pribadi dengan Tatul asal dari daerah Serang, 27 Januari 2016.
6
William B.Gudykunst dan Young Yun Kim, Reading Communicating With Stranger an
Approach to Intercultural Communication, (USA: McGraw-Hill,1992),hal 360.
7
Wawancara pribadi dengan Fitroh asal dari daerah jawa serang, 18 Januari 2016.
94
enya ama sodara dari bini ane emang ane ngerasa suseh bener
pertamanye, tapi lama-lama pan ngerti sendri”.8
masing-masing.
“Kalau betawi itu dia lucu soalnya ada penekanan disetiap katanya
dan bahasanya juga kalau di denger itu bikin ketawa “yah kali kga nape-
nape mpo”, makannya aku suka tertawa kalau ngeliat suami aku sedang
berbincang dengan rekan bisnisnya10
tersebut.
8
Wawancara pribadi dengan Sudarman asal dari daerah Betawi, 18 Januari 2016.
9
Alo liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antarpribadi, hal 41.
10
Wawancara pribadi dengan fitroh asal dari daerah Betawi, 18 Januari 2016.
11
Wawancara pribadi dengan Sudarman asal dari daerah Betawi, 18 Januari 2016.
95
bahasa jawa agar mampu berkomunikasi langsung terhadap anaknya,
meskipun bahasa jawanya masih terdapat logat betawi juga sih.12
“pertama kali aku bisa berbicara bahasa jawa istri aku malah
tertawa gembira katanya sih karena logat aku yang masih terbawa
betawi makannya membuat dia geli mendengarnya, tapi sekarang aku
udah fasih menggunakan bahasa jawa karena setiap harinya aku
berinterkasi lewat telephone dengan putri aku menggunakan bahasa
jawa.13
keras untuk dapat mengerti dan berbicara bahasa yang istrinya gunakan agar
12
Wawancara pribadi dengan fitroh asal dari daerah Betawi, 18 Januari 2016.
13
Wawancara pribadi dengan Sudarman asal dari daerah Betawi, 18 Januari 2016.
14
Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, Communication between Cultures, (USA:
Wadsworth,2001), hal 293-294.
96
masing, Meskipun fondasi yang kokoh telah terbangun antara keduanya,
namun tidak demikian dengan keluarga, sehingga tidak heran jika adaptasi
masing-masing.
mempelajari budaya lain diluar budaya yang kita miliki, sehingga dua
dicapai dalam jangka waktu yang singkat. Upaya-upaya adaptasi harus selalu
mengenai budaya dan prilaku pasangan dan pasti ikut bersamanya dan
keluarganya.15
membentuk sikap kita tentang sesuatu apakah itu bermoral dan tidak
bermoral, baik atau buruk, benar atau salah, dan indah atau
15
William B.Gudykunst dan Young Yun Kim, Reading Communicating With Stranger an
Approach to Intercultural Communication, hal 358.
97
buruk,16misalnya Dilarang tidur bangun siang karena rizki akan di patok
ayam
tentang sesuatu apakah itu bermoral dan tidak bermoral, baik atau buruk,
benar atau salah, ini sangat berpengaruh besar terhadap sikap seseorang
dengan pasangan menikah beda budaya yang berkaitan dengan nilai yang
“Kalau menurut aku sih keluarga dari suami aku masih kental
banget dengan adat istiadat dan mitos-mitos yang terjadi pada
jaman dulu, sehingga masyarakat nya masih banyak melakukan
ritual dari jaman ke jaman. Seperti waktu aku akan melakukan
penempatan rumah baru, suami aku memanggil seseorang yang
sudah terbiasa membawakan mace syekh yang dimana mace sekh ini
diwajibkan membuat makanan seperti nasi liwet yang harus dimasak
oleh orang yang sudah monopus, dan ayam bekakak, bawang merah
sebanyak 3 biji, cabe rawit sebanyak 3 biji dan garam. Ini dilakukan
agar rumah terhindar dari makhluk yang tidak diinginkan dan
meminta salam kepada pemilik pertama rumah.meskipun sampe
sekarang aku masih bingung dengan adat yang suami saya
lakukan.”17
16
Alo Liliweri, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya, h. 51.
17
Wawancara pribadi dengan Tatul asal dari daerah Jawa Serang, 27 Januari 2016
98
“Prosesnya sih cuman dibahasa, tradisi dan masakan yang istri
saya buat. Soalnya kan kalau betawi dia lebih kepedas sedangkan
saya pencinta makanan manis, dan bahasa yang digunakan nya jga
berbeda, namun seiringnya waktu istri saya jadi terbiasa juga suka
masakan manis seperti saya.18
budaya dan tradisi lain merupakan cara yang efektif, 20 dengan secara
18
Wawancara pribadi dengan Suharyadi asal dari daerah Jawa, 27 Januari 2016.
19
Wawancara pribadi dengan Atun asal dari daerah Betawi, 27 Januari 2016.
20
William B.Gudykunst dan Young Yun Kim, Reading Communicating With Stranger
anApproach to Intercultural Communication, (USA: McGraw-Hill,1992),hal 365.
21
Joseph A. De Vito, Komunikasi Antarmanusia,h. 555.
99
dalam pernikahan Jawa Trondol atau kebiasaan orang-orang terdahulu
yang dimiliki oleh pasangan beda suku budaya dapat menjadi faktor
komunikasi antarbudaya, kita akan menilai, dan melihat bahwa norma itu
norma yang terjadi dalam pernikahan beda budaya adalah adat istiadat
yang biasa dilakukan oleh orang betawi tetapi memiliki adat jawa serang
sangat lah kental dibandingkan orang serang asli yang tidak sepenuhnya
22
Stewart L.Tubbs dan Sylvia Moss, Human Communication Prinsip-prinsip Dasar,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 248.
100
menikah juga saya menggunakan adat sunda yang orang serang
punya, namun ketika saya tinggal serumah dengan suami saya orang
betawi namun memiliki keluarga besar orang trondol semua adat
dan kebiasaan yang dulu saya tidak ketahui menjadi tau. Contohnya
seperti ketika saya hamil saya disuruh memakai bengle, jarum
peniti, gunting kecil dan benang jait semua itu diletakan didaleman
pakaian saya hingga anak saya lahir, katanya sih mencegah dari
hal-hal yang tidak diinginkan oleh mahkluk ghaib.tapi dalam
kebiasaan ini saya menolak karena bau benglenya yang sangat
meneyengat sehingga saya tidak ingin memakai ajimat yang suami
saya percayai, alhasil suami saya yang selalu membawa ajimat itu
ketika saya akan berpergian keluar. (hehee, sambiltertawa malu),
tapi mba kalau adat dan kebiasaan yang lain saya bisa
menerimanya ko”.23
pasangan menikah beda budaya yang berasal dari Betawi yang berkaitan
23
Wawancara pribadi dengan Tatul asal Daerah Jawa serang, 27 Januari 2016
24
Wawancara pribadi dengan Ihki asal dari daerah Betawi, 27 Januari 2016
25
Ruesch,1951/1968 dalam William B. Gudykunst dan Young Yun Kim, Reading
Communicating with stranger an approach to intercultural communication, (USA: McGraw-
Hill,1992), hal. 347.
101
verbal maupun prilaku tepat merupakan salah satu kunci penting untuk
Kiki.
“Apa lagi pas kedua orang tua aku hendak menegok aku
dirumah, di meja sebelah Tivi aku menaro suatu kepercayaan orang
hamil yang biasa aku gunakan ketika keluar rumah yaitu sebuah
bengle, jarum peniti, gunting kecil dan benang jait, lalu orang tua
aku menanyakan kepada aku “ barang apa in? Dan aku menjawab
dan menceritakan bahwa ini adalah kepercayaan dan tradisi yang
suami aku punya ibu, dan ibu aku langsung kaget mendengarnya
dan menyuruh aku membuang barang tersebut, meskipun aku sudah
berusaha untuk menjelaskannya, ibu ku tetap bersih keras harus
dibuang barang tersebut, karena menurut orang tua aku barang
tersebut termasuk musrik (mendua kan Allah)”.27
26
Ruesch,1951/1968 dalam William B. Gudykunst dan Young Yun Kim, Reading
Communicating with stranger an approach to intercultural communication,hal. 347.
27
Wawancara pribadi dengan Tatul asal Daerah Jawa serang, 27 Januari 2016
28
Wawancara pribadi dengan Ihki asal dari daerah Betawi, 27 Januari 2016
29
Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h.
308.
102
demikian perbedaan tersebut tidak membuat seseorang benci akan
bahwa dia adalah seorang istri dan istri hanya bisa mengikuti apa yang
30
Wawancara pribadi dengan Atun asal dari daerah Betawi, 27 Januari 2016
31
Wawancara pribadi dengan Atun asal dari daerah Betawi, 27 Januari 2016
32
Joseph A. De Vito, Komunikasi Antarmanusia,h. 542-545.
33
Wawancara pribadi dengan Suharyadi asal dari daerah Betawi, 27 Januari 2016.
103
Ada pula pendapat lain dari istri Suharyadi adalah :
“Awalnya sih ada mba dengan kebiasaan adat yang saya punya
berbeda dengan suami saya miliki, karena saya memiliki nenek dari
serang makannya saya sedikit mengerti kebiasaan orang serang
trondol, tapi suami saya tidak suka dengan kebisaan orang trondol,
contohnya ajah maulid nabi ini mba, saya dilarang untuk melakukan
panjang (menghiasa makanan). Tapi yah sebagai istri mah saya
nurut ajah yah mba, tidak terlalu mempermasalahkan itu.34
awal pertama mereka menikah, hal tersebut tidak terlalu lama dan tidak
pasangannya masing-masing.
34
Wawancara pribadi dengan Atun asal dari daerah Betawi, 27 Januari 2016
35
Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h. 309.
104
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
suku Jawa dan suku Betawi di daerah Trondol Serang. Komunikasi antar
budaya dalam pernikahan antar suku Jawa dan Betawi di Trondol terjadi
setiap hari dengan jumlah yang cukup tinggi karena mereka tinggal didalam
satu lingkungan bahkan satu kamar dan satu rumah dan proses komunikasi
antar budaya dalam pernikahan antar suku Jawa dan Betawi di Trondol antara
dinamis tidak statis karena pesan disalurkan melalui proses yang aktif
membawa kepada komunikasi yang efektif, maka kesimpulan dari isi skripsi
budaya yang dimiliki oleh Pasangan nikah beda budaya, misalnya ada
halus seperti sunda, ada pula seperti jawa bebasan (jawa halus) dan
105
106
pengertian satu sama lain mereka dapat saling memahami dan saling
menerima perbedaan nilai dan norma yang mereka milikai dan hal itu
terlihat dalam jiwa para pasanga nikah beda budaya tumbuh sikap saling
B. Saran-Saran
dalam pernikahan antar suku jawa dan suku betawi di daerah terondol
berharap tulisan ini bisa menjadi refrensi awal bagi siapapun yang
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz, Islam dan Masyarakat Betawi, (Jakarta: Logos, 2002), hal. 2.
Badan ketahanan pangan daerah provinsi Banten, Cita Rasa dan Keragaman
Tradisi Kuliner Bnaten, (Serang), h. 118-122. Larry A. Samovar dan
Richard E. Porter, Communication between Cultures, (USA:
Wadsworth,2001), hal 293-294.William B.Gudykunst dan Young Yun
Kim, Reading Communicating With Stranger anApproach to
Intercultural Communication, (USA: McGraw-Hill,1992),hal 365.
Fredrik Bart ed.1969 Ethnic Group and Boundaries: The Social Organization of
Cultural Difference: Eric Wolf 1982 Europe and The People Without
History, h. 381.
Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009), h. 33-34
Marheini Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009), h. 306-310. .....Suranto AW, Komunikasi Sosial Budaya,(
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010) h.128. ...................Ruesch,1951/1968
dalam William B. Gudykunst dan Young Yun Kim, Reading
Communicating with stranger an approach to intercultural
communication, (USA: McGraw-Hill,1992), hal. 347.
Richard West dan lyn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi, Analisis dan
Aplikasi. (Jakarta: Salemba Humanika, 2008),h. 5.
Ridwan Saidi, Profil Orang Betawi: Asal Muasal, Kebudayaan, dan Adat Istiadat,
(Jakarta: Gunara Kata, 2001), hal. 16.
Wawancara pribadi dengan Bapak Kh. Syafro’i selaku staf Trondol Serang
Banten, 17 desember s 2016Wawancara pribadi dengan Suharyadi
asal dari daerah Betawi, 27 Januari 2016.
110
Wawancara pribadi dengan Bapak Saman selaku staf kelurahan Trondol Serang
Banten, 28 oktober 2016...
1
http://www.karatonsurakarta.com/orangjawa.htm selasa 26 oktober
2015,22:50
Wawancara pribadi dengan Ihki asal dari daerah Betawi, 27 Januari 2016
Wawancara pribadi dengan Tatul asal Daerah Jawa serang, 27 Januari 2016
Transkip Wawancara
Yang Bertandatangan
Fitroh
Transkip Wawancara
Yang Bertandatangan
Sudarman
Transkip Wawancara
Yang Bertandatangan
Suharyadi
Transkip Wawancara
Yang Bertandatangan
Atun
Transkip Wawancara
Yang Bertandatangan
Kiki
Transkip Wawancara
Yang Bertandatangan
Tatul
Wawancara Penelitian dengan Pasangan Menikah Beda Budaya di Trondol Serang Banten
KTP