Anda di halaman 1dari 14

Perkawinan Orang Tionghoa Di Jawa Timur

Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas kolaborasi mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Mandarin
Tahun Pelajaran 2023/2024

Disusun oleh :
Priscilla Nimiarti Laras Asi / XII-IBB / 13

SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA KATOLIK COR JESU


JALAN JAKSA AGUNG SUPRAPTO NO.55
MALANG
2023
HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ini telah diselesaikan dan dipersembahkan kepada Tuhan


yang Maha Esa yang melimpahkan berkat dan kasihnya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Perkawinan Orang Tionghoa di Jawa
Timur “
Saya juga mengucapkan kepada terima kasih kepada pihak pihak yang
terlibat langsung maupun tidak langsung dalam penulisan makalah ini

1. Kepada Kedua Orang Tua kami yang membimbing dan


mendukung putra-putrinya berkat doa yang telah dipanjatkan kami
bisa menyelesaikan makalah ini
2. Kepada Guru pembimbing kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar besarnya karena berkat bimbingan dan dukungannya kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
3. Kepada Teman-teman sekelas maupun seangkatan penulis
mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan ketersediaan untuk
menjadi narasumber
4. Kepada teman teman maupun pihak yang tidak terlibat kami
mengucapkan terima kasih berkat doa maupun dukungan mereka
HALAMAN PENGESAHAN

Makalah

Perkawinan Orang Tionghoa Di Jawa Timur

Yang dipersiapkan dan disusun oleh


Priscila Nimiarti Laras / XII-IBB / 13

Telah dipertanggungjawabkan di depan penguji pada tanggal 18 Oktober 2023


dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama lengkap Tanda tangan

Ela Eka Putri Tampubolon, S.Pd. …………….

Malang, 18 Oktober 2023

KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang
telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Perkawinan Orang Tionghoa di Jawa Timur”. Tanpa pertolongan-
Nya penulis tidak bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Tidak lupa penulis berterima kasih bagi Ibu Ela yang telah senantiasa
membimbing penulis dalam proses pembuatan makalah ini. Penulis juga berterima
kasih bagi keluarga kami yang senantiasa mendukung penulis dari awal hingga
akhir makalah selesai. Tidak lupa juga penulis berterima kasih bagi teman-teman
serta kerabat yang dengan setia membantu dalam mengumpulkan data-data dalam
pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus dan senang hati memberikan doa, saran
dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari


sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat


bagi perkembangan dunia pendidikan.
Malang, 25 Januari 2023

Priscilla Nimiarti Laras Asi

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………i
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………….ii
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………….iii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………….iv
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..v
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...vi
ABSTRAK………………………………………………………………………viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………….1
1.2 Rumusan masalah………………………………………2
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………….2
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………...2
BAB II ISI…………………………………………………………………………3
BAB III PENUTUP………………………………………………………………..4
3.1 KESIMPULAN………………………………………………………….4
LAMPIRAN……………………………………………………………………….5
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...6

ABSTRAKSI
Orang Tionghoa-Indonesia adalah salah sebuah kelompok masyarakat di
Indonesia yang asal-usul leluhur mereka berasal dari Tiongkok. Leluhur orang
Tionghoa-Indonesia bermigrasi secara bergelombang sejak ribuan tahun yang lalu
melalui kegiatan perniagaan. Peran mereka beberapa kali muncul dalam sejarah
Indonesia, bahkan sebelum Republik Indonesia dideklarasikan dan terbentuk.
Catatan-catatan dari Tiongkok menyatakan bahwa kerajaan-kerajaan kuno di
Nusantara telah berhubungan erat dengan dinasti-dinasti yang berkuasa di
Tiongkok. Faktor inilah yang kemudian menyuburkan perdagangan dan lalu lintas
barang maupun manusia dari Tiongkok ke Nusantara dan sebaliknya.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, sebagian besar orang
Tionghoa di Indonesia mendiami pulau Jawa terutama Jawa Timur. Bukan hanya
di pulau Jawa saja namun etnis Tionghoa ini mendiami pulau Sumatera Utara,
Bangka-Belitung, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Lampung, Lombok,
Banjarmasin dan beberapa tempat di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara.

Hasil penelitian yang penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa orang


Tionghoa banyak mendiami pulau Jawa Timur, adat istiadatnya pun sudah
bercampur dengan orang pribumi.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perkawinan merupakan hubungan permanen antara dua orang yang diakui
sah oleh masyarakat yang bersangkutan berdasarkan peraturan perkawinan yang
berlaku. Bentuk-bentuk perkawinan ini biasanya tergantung budaya setempat dan
tujuannya juga bisa berbeda-beda. Tujuan perkawinan ini umumnya untuk
menjaga diri hal-hal yang dilanggar, menjadi pasangan yang bertakwa,
memperoleh keturunan, dan membangun generasi beriman.

Kita juga mengetahui bahwa Indonesia memiliki bermacam-macam suku


bangsa, dengan derajat keberagaman yang tinggi mempunyai peluang yang besar
dalam perkawinan berbeda budaya. Namun sayangnya perkawinan antar budaya
memang sangat rentan menghadapi persoalan karena banyaknya perbedaan. Anda
dapat melihat perkawinan beda budaya antara masyarakat Tionghoa dan pribumi
yang seperti Anda ketahui menjadi permasalahan yang cukup umum di Indonesia
terutama di daerah Jawa Timur.

Penulis memilih topik ini karena penulis menemukan bahwa di pulau Jawa
ini terutama Jawa Timur memiliki banyak masyarakat Tionghoa yang menetap,
maka dari itu penulis mengambil topik ini apalagi perkawinan masyarakat
Tionghoa ini bukan masalah yang mudah untuk diselesaikan jika sudah masuk
dalam kawin campur antara pribumi dan Tionghoa sendiri. Penulis juga bukan
hanya membahas tentang kawin campur namun membahas kawin antar
masyarakat Tionghoa itu sendiri.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


1. Apakah perkawinan beda ras dengan Tionghoa diperbolehkan?
2. Bagaimana pengaruh perkawinan campur antara orang Indonesia dan
Tionghoa?
3. Apa upaya para pasangan yang berbeda ras untuk menghadapi halangan-
halangan dalam perkawinan ini?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui halangan-halangan apa saja yang menghalangi perkawinan
beda ras antara pribumi dan Tionghoa
2. Untuk mengetahui pengaruh perkawinan campur antara pribumi dan Tionghoa
3. Untuk mengetahui upaya para pasangan untuk menghadapi halangan-halangan
dalam perkawinan ini.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Diharapkan penelitian ini bermanfaat:
1. Untuk menambah wawasan luas terkait perkawinan masyarakat Tionghoa.
2. Untuk mengetahui pengaruh perkawinan masyarakat Tionghoa.

BAB II
ISI

A. Perkawinan beda ras dengan Tionghoa

Masyarakat Tionghoa merupakan salah satu etnis yang berasal dari negeri
Tiongkok. Masyarakat Tionghoa yang berada di Indonesia dari berbagai daerah di
Tiongkok. Setiap kelompok memiliki akar budaya yang berbeda dan juga suku
yang berbeda di negeri asalnya. Etnis Tionghoa yang ada di Indonesia termasuk
dari beberapa suku yaitu suku Hakka, Hokkian, Hainan, Kantonis, Hokchi, dan
Teochiu. Dari sudut kebudayaan, orang Tionghoa terbagi atas Totok dan
Peranakan. Peranakan adalah orang Tionghoa yang sudah lama tinggal di
Indonesia, pada umumnya mereka sudah ada sejak jaman kolonial Belanda dan
yang datang ke Indonesia pada umumnya laki-laki dan hanya sedikit yang
membawa keluarganya. Sehingga ini yang membuat para imigran menikah dengan
perempuan penduduk asli.

Tionghoa Totok merupakan generasi yang baru masuk ke Indonesia dan


dialek bahasa yang digunakan masih sangat kelihatan bahwa mereka merupakan
etnis Tionghoa Totok, kebanyakan yang datang ke Indonesia adalah perempuan
sehingga kebanyakan dari etnis Tionghoa yang datang ke Indonesia lebih memilih
menikah sesama Tionghoa.

Perkawinan merupakan hubungan permanen antara dua orang yang diakui


sah oleh masyarakat yang bersangkutan berdasarkan peraturan perkawinan yang
berlaku. Ada beberapa jenis pernikahan salah satunya merupakan pernikahan
amalgamasi, dimana amalgamasi merupakan pernikahan campur adat etnis.
Umumnya keluarga etnis Tionghoa memegang teguh sistem keluarga patriarki,
sehingga sebagian perkawinan keturunan Tionghoa tidak diperbolehkan menikah
dengan etnis lain untuk mempertahankan keturunan dan budayanya. Adanya
budaya dan kepercayaan yang dimiliki etnis Tionghoa dari leluhurnya yang
menganggap pernikahan sesama etnis Tionghoa sangat penting dan harus
dipertahankan untuk mempertahankan keberadaan budaya dan garis keturunannya.
Di daerah Jombang Jawa Timur pasangan pernikahan berbeda etnis
sebagian besar berada di daerah Sawahan yang dimana berdekatan dengan
Klenteng Jombang. Pasangan pernikahan berbeda etnis di kota Jombang lebih
banyak memilih untuk memulai hidup baru dengan pasangan mereka dengan
berpindah di kawasan lainnya, namun tidak sedikit yang tetap tinggal di Sawahan.

B. Pengaruh perkawinan campur antara orang Indonesia dan Tionghoa

Banyak sekali kesulitan dari perkawinan campur ini yaitu adanya


anggapan jika seseorang menikah dengan orang di luar etnisnya akan memerlukan
waktu yang lama untuk mengadakan penyesuaian. Dalam perkawinan campur ini
terjadi proses akulturasi budaya antara pasangan yang mungkin menimbulkan
konflik yaitu stres akulturasi.

Tidak banyak pasangan-pasangan di kota Jombang yang menikah berbeda


etnis ini masih berusaha untuk tetap diterima di masyarakat dan keluarga masing-
masing. Karena faktor nilai sosial dan budaya yang berbeda inilah yang membuat
pasangan tersebut bersedia keluar dari keturunan keluarga.

Dalam pernikahan berbeda etnis ini juga terhalang akan perbedaan aturan
dan nilai-nilai budaya yang dibawa oleh kedua individu sejak kecil dan sangat
dimungkinkan bertentangan satu sama lain sehingga dapat mempersulit proses
adaptasi dalam pernikahan dan menambah kemungkinan terjadinya sebuah konflik
dari waktu ke waktu. Karena sebuah perbedaan dalam pernikahan beda etnis ini
dan adanya perbedaan terhadap aturan dan nilai-nilai yang diyakini berbeda
dimungkinkan dapat menimbulkan bias dalam menilai pasangan.

Pada pernikahan beda etnis antara Tionghoa dan Jawa dianggap masih
sering ditemukan kendala yang cukup berat. Dalam keluarga etnis Tionghoa laki-
laki dianggap sangat berharga sebagai penerus keluarga. Keluarga dengan etnis
Tionghoa akan bersikap kurang simpatik bila anggota keluarganya memeluk Islam
dengan menolak sebagai bagian dari anggota keluarga dengan etnis Tionghoa.

C. Upaya para pasangan yang berbeda etnis untuk menghadapi halangan-


halangan dalam perkawinan

Pasangan-pasangan yang berbeda etnis di kota Jombang lebih banyak


memilih untuk memulai hidup baru dengan pasangan mereka dengan berpindah di
kawasan lainnya, namun tidak sedikit dari pasangan pernikahan berbeda etnis
tetap menetap di kawasan Sawahan Jombang.

Ada beberapa pasangan yang rela untuk berpindah agama dari Kristen ke
Islam, pasangan tersebut juga mampu memberikan pemahaman kepada orang tua
masing-masing kalau perbedaan etnis dan agama bukanlah yang menjadi
penghalang bagi rumah tangga mereka.

Dari kedua pengalam tersebut dapat penulis simpulkan bahwa kunci dari
permasalahan ini adalah komunikasi, jika tidak ada komunikasi keluarga kedua
belah pihak tidak akan memahami tujuan dan usaha dari pasangan-pasangan
tersebut. Dapat disimpulkan juga bahwa banyak pasangan-pasangan di Jawa
Timur yang berhasil melewati halangan-halangan ini bersama dengan orang yang
mereka cintai, karena mereka sendiri mampu memberi pemahaman kepada
keluarga mereka masing-masing.

BAB III
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari analisis yang penulis lakukan kita dapat mengambil kesimpulan yaitu,
dengan mempelajari tentang perkawinan etnis Tionghoa dan Indonesia dapat
membuka wawasan yang luas bagi kita semua. Sehingga nantinya tidak ada lagi
kesalahpahaman yang mengatakan bahwa pemikiran etnis Tionghoa sangat
sempit, namun mereka menikahi sesama etnis karena ingin menjaga keturunan
mereka sendiri dan karena ada begitu banyak dampak negatif dan positifnya juga.

LAMPIRAN
Pernikahan Cut Meyriska dan Roger Danuarta.

Tradisi pernikahan etnis Tionghoa

Suku Hokkien
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia. 2023. “Orang Tionghoa Indonesia”. Wikipedia

Wikipedia. 2023. “Perkawinan”. Wikipedia

Ulpa, Mariam. “Makna Pernikahan Amalgamasi Di Kalangan Perempuan


Tionghoa Yang Belum Menikah”. Repository.unair.ac.id.

Chandra ,Greta Natasha. “PERNIKAHAN ETNIS TIONGHOA DAN JAWA DI


KOTA JOMBANG STUDI KASUS MENGENAI POLA KOMUNIKASI
ANTARBUDAYA DI DALAM KELUARGA PASANGAN ETNIS TIONGHOA DAN
JAWA DI KOTA JOMBANG”. Jurnal Komnas.

Dewi ,Ratih Kumala. “ADAPTASI BUDAYA DALAM PERNIKAHAN ETNIS


TIONGHOA-JAWA”.

Anda mungkin juga menyukai