DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
Puji dan Syukur kita Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Undang-Undang
yang Telah Melalui Uji Konstitusional di Mahkamah Konstitusi. Dalam
penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Olehnya itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Dalam hal ini sangat penting untuk menganalisis nilai-nilai pancasila dalam
pembentukan aturan perundang-undangan di Indonesia. Selain itu, melalui
identifikasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses tersebut, diharapkan
dapat memberikan pemahaman yang lebih komperehensif tentang tantangan yang
akan dihadapi dalam mewujudkan hukum yang berlandaskan dan sesuai dengan
nilai-nilai pancasila. Dalam rangka itu, penelitian ini akan menganalisis Undang-
undang yang telah melalui uji konstitusional di mahkamah konstitusi dari segi
ekonomi, politik, sosial budaya, dan hankam.
B. Rumusan Masalah
• Apa saja undang-undang yang telah melalui uji konstitusional di Mahkamah
Konstitusi
• Apa putusan MK terhadap pengujian UU tersebut?
• Apa yang terjadi jika suatu UU yang isinya bertentangan dengan UUD tidak
dilakukkan uji konstitusionalitas?
C. Tujuan
• Mengetahui apa saja undang-undang yang telah melalui uji konstitusinal di
Mahkamah Konstitusi
• Mengetahui putusan MK terhadap pengujian UU yang telah melalui uji
konstitusional
• Mengetahui dampak dari suatu UU yang isinya bertentangan dengan UUD
jika tidak dilakukan uji konstitusionalitas
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Pancasila
Menurut Ir. Soekarno pancasila adalah isi dalam jiwa bangsa Indonesia
yang secara turun-temurun telah terpendam bisu oleh kebudayaan Barat.
Dengan demikian, Pancasila bukan hanya falsafah negara, melainkan
falsafah bangsa Indonesia.
2. Undang-Undang
Undang-Undang adalah Peraturan Perundang- undangan yang dibentuk
oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama Presiden.
Dilansir dari detiknews, menurut Tami Rusli dalam buku Pengantar Ilmu
Hukum, Undang Undang adalah peraturan negara yang memiliki kekuatan
hukum yang mengikat. Undang undang diadakan dan dipelihara oleh
negara. Adapun menurut Buys, undang undang memiliki dua arti:
• Undang undang dalam arti formal yaitu keputusan pemerintah yang
merupakan undang undang karena cara pembuatannya (dibuat
pemerintah bersama dengan DPR).
• Undang undang dalam arti materil yaitu setiap putusan pemerintah
yang menurut isinya mengikat setiap penduduk atau orang.
3. Mahkamah Konstitusi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Mahkamah
Konstitusi adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia yang melaksanakan kekuasaan kehakiman khususnya yang
berkaitan dengan konstitusi. Dasar hukum pengujian Undang-Undang
sebagai berikut :
• Pasal 24C ayat (1) UUD 1945
• Pasal 10 ayat (1) huruf a UU 24/2003 juncto UU 8/2011 (UU
MK)
• Pasal 29 ayat (1) huruf a UU 48/2009 (UU Kekuasaan
Kehakiman)
Pasal 24C menjadi landasan konstitusional MK dalam menjalankan
kewenangannya sebagai cabang kekuasaan kehakiman tersebut. Undang-
undang No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (UU MK), Pasal
10 ayat (1), menentukan ranah putusan MK berupa:
a. Pengujian Undang-Undang terhadao UUD 1945;
b. Pemutusan sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh UUD 1945;
c. Pembubaran partai politik;
d. Perselisihan hasil pemilihan umum.
a. Pembentukan dilakukan oleh lembaga yang berbeda dan sering dalam kurun
waktu yang berbeda;
b. Pejabat yang berwenang untuk membentuk peraturan perundang-undangan
berganti-ganti baik karena dibatasi oleh masa jabatan, alih tugas atau
penggantian;
c. Pendekatan sektoral dalam pembentukan peraturan perundang-udangan
lebih kuat dibanding pendekatan sistem;
d. Lemahnya koordinasi dalam proses pembentukan peraturan perundang-
undangan yang melibatkan berbagai instansi dan disiplin hukum;
e. Akses masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pembentukan
peraturan perundang-undangan masih terbatas;
f. Belum mantapnya cara dan metode yang pasti, baku dan standar yang
mengikat semua lembaga yang berwenang membuat peraturan perundang-
undangan.
Jika sebuah undang-undang tidak sesuai dengan UUD 1945 dan tidak diuji
konstitusional, maka dampaknya dapat beragam tergantung pada besarnya
perbedaan antara undang-undang tersebut dengan konstitusi. Beberapa dampak
yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut:
Oleh karena itu, penting bagi lembaga-lembaga hukum untuk melakukan uji
konstitusional terhadap setiap undang-undang yang disahkan untuk memastikan
bahwa undang-undang tersebut sesuai dengan UUD 1945 dan melindungi hak-hak
konstitusional masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mahkamah Konstitusi (MK) berperan penting dalam menjaga
supremasi konstitusi dan hak asasi manusia di Indonesia. Jika undang-undang
dianggap tidak sesuai dengan UUD 1945, MK dapat melakukan uji
konstitusional untuk meninjau keabsahan undang-undang tersebut. Jika tidak
diuji konstitusional, maka dapat terjadi dampak negatif seperti pelanggaran hak
asasi manusia, ketidakpastian hukum, dan tidak ada sanksi terhadap
pelanggaran konstitusi. Disharmonisasi peraturan perundang-undangan dapat
diatasi dengan revisi atau amandemen, koordinasi antara lembaga pemerintah,
penerapan asas lex superior, dan pembentukan lembaga/komisi khusus. Dalam
mengatasi disharmonisasi peraturan perundang-undangan, diperlukan
kerjasama antara lembaga pemerintah dan masyarakat serta kesadaran akan
pentingnya harmonisasi peraturan perundang-undangan untuk menciptakan
kepastian hukum dan stabilitas dalam sistem hukum suatu negara.
Ref :
Arizona, Yance, Endra Wijaya, Tanius Sebastian. 2014. Pancasila Dalam Putusan
Mahkamah Konstitusi. Jakarta : Epistema Institute.