Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Reyska Aleyda
5120600002
ILMU HUKUM
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas limpahan rahmat dan hidayahnya saya dapat menyelesaikan makalah ini tanpa
halangan suatu apapun. Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada nabi agung,
Nabi Muhammad SAW, semoga kita mendapat berkahnya kelak di yaumil qiyamah,
aamiin.
Terlepas dari segala hal tersebut, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan baik isi, susunan kalimat, maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, kami dengan lapang dada menerima segala bentuk kritikan maupun saran dari
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang
besar bagi pembaca dan membuka pikiran serta menambah wawasan pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................4
3.1. Kesimpulan......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
adalah negara hukum. Sejalan dengan prinsip ketatanegaraan di atas maka salah
24 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Hal ini berarti Mahkamah Konstitusi terikat pada prinsip umum
1
kekuasaan lembaga lainnya dalam menegakkan hukum dan keadilan.
Mahkamah Konstitusi berdasarkan Pasal 24C ayat (1) dan ayat (2) Undang-
1945;
dapat saling mengoreksi kinerja antar lembaga Negara. Tetapi harapan ini
kita ketika Ketua MK-RI, Jimly Asshiddiqie, pernah melayangkan surat kepada
Perpres No. 55 Tahun 2005 tentang Harga Jual Eceran BBM domestik dengan
amputasi parsial MK-RI atas pasal dan ayat problematik yang bermukim di
2
balik UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.6 Ironisnya, belum
sempat Presiden menjawab pertanyaan MK-RI, ada saja aktor negara yang
Perpres No. 55 Tahun 2005 itu memang dicurigai inkonsisten dengan UUD
atau MA menjalankan fungsi interpretasi dan pedagogi. Jadi, tidak perlu heran
kalau kedua organ ini sering bertindak sebagai preseptor handal dalam mata
pelajaran ilmu hukum terbaik. Entah kenapa budaya hukum semacam itu
Indonesia?
3
BAB II
PEMBAHASAN
terkait dengan kedua hal tersebut tidak berkembang menjadi konflik politik-
melainkan dikelola secara objektif dan rasional sehingga sengketa hukum yang
diselesaikan secara hukum pula. Oleh karena itu Mahkamah Konstitusi sering
disebut sebagai Lembaga Negara Pengawal Konstitusi atau The Guardian and
Mahkamah Agung (MA), dan yang terakhir terbentuk yaitu Komisi Yudisial
4
Secara khusus, wewenang Mahkamah Konstitusi tersebut diatur lagi
1945;
7B, Pasal 24, Pasal 24C Undang-Undang Dasar NRI 1945, Pasal 12 ayat
5
menguji material peraturan perundang-undangan antara Mahkamah Agung dan
Mahkamah Konstitusi belum dipahami oleh para pihak yang terlibat perkara di
konsisten dalam legal standing pengajuan perkara, tidak tegasnya kriteria ahli
akan tunduk pada putusan Mahkamah Konstitusi, serta interpretasi sempit dari
dalam Pasal 1 ayat (7) dan (8) membedakan permohonan dan gugatan.
Terhadpa perkara:
6
tangani oleh pemohon kuasa, diajukan dalam 12 rangkap dan syarat-syarat yang
lain, pemohon harus memuat identitas piha-pihak posita dan petitum. Tapi
dalam posisi sebagai termohon tidak terlalu menentukan karena putusan yang
diminta adalah bersifat deklaratif terhadap aturan yang berlaku umum juga
danatau meminta keterangan secara tertulis kepada lembaga negara yang terkait
Konstitusi.
plenonya dengan sembilan (9) Hakim Konstitusi, akan tetapi dalam keadaan
luar biasa dengan tujuh (7) Hakim. Itulah sebabnya surat permohonan diajukan
dua belas (12) rangkap, karena disamping dibagikan pada sembilan (9) Hakim,
7
juga harus disampaikan kepda presiden dan DPR dalam waktu tujuh (7) hari
menurut Pasal 53 cukup diberi tahu tentang permohona judicial review. Namun,
Agung, yang mempunyai arti bahwa tidak perlu diberikan copy surat
tersebut (Pasal 32 ayat (2) dan (3) UU No. 24 tahun 2003). Karena masih ada
proses untuk memeriksa perkara dan alat-alat bukti, maka hal ini harus
tersebut dan bukan hanya bertujuan untuk menimbulkan sensasi atau uji coba.
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Agung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) dan ayat (2) Undang-
dapat saling mengoreksi kinerja antar lembaga Negara. Masih segar diingatan
kita ketika Ketua MK-RI, Jimly Asshiddiqie, pernah melayangkan surat kepada
9
DAFTAR PUSTAKA
Kewenangan ini dapat juga dilihat dalam pasal 12 UU No.4 Tahun 2004 tentang
Konstitusi
Tentang hal ini lihat Alexis de Tocqueville, Democracy in America, Specially Edited
and Abridge for the Modern Reader by Richard D. Heffner, (New York: A Mentor
Tentang hal ini lihat Surat Ketua Mahkamah Konstitusi RI tertanggal 6 Oktober 2005
Indonesia
Konstitusi.
10