Anda di halaman 1dari 5

Tugas.

3 Pengantar Ilmu Politik / ISIP4212

Sebelum Anda mengerjakan Tugas 3 ini, pelajari terlebih dahulu Modul 8 dan Modul 9. Ada
5 soal, Anda diminta menjawab sesuai aspek2 pertanyaan yang ada pada setiap soal. Dalam
memberi jawaban dan contoh, pastikan bahwa fakta (data/informasi) yang Anda gunakan
adalah yang terkini. Oleh sebab itu, sebaiknya Anda telusuri fakta2 terkini
secara online terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal-soal Tugas 3.

1. Sebutkan kedudukan badan legislatif di Indonesia dan jelaskan fungsi masing badan
tersebut.
2. Beri 4 (empat) contoh di Indonesia tentang perwakilan politik dan perwakilan
fungsional.
3. Apa yang dimaksud dengan judicial review? Jelaskan dan beri 2 contoh tentang
kasus judicial review tersebut
4. Mengapa konsep kekuasaan yudikatif sering dikaitkan dengan doktrin pembagian
kekuasaan? Apa isi doktrin pembagian kekuasaan tersebut?
5. Dalam kekuasaan yudikatif ada 2 sistem hukum yang menjadi acuan yaitu: Common
Law dan Civil Law. Jelaskan dan kaitkan dengan keadaan di Indonesia saat ini.

Petunjuk pengerjaan Tugas 3:

1. Format penulisan jawaban diketik dengan MS Words


2. Jenis huruf Times New Roman, Spasi 1,5, Font 12, A4
3. Jawaban per soal max 3 halaman.
4. Jangan lakukan edit copy-paste/plagiat/mencontek. Bila diketahui akan mendapat
nilai 0.
5. Sumber dan contoh yang digunakan harus dari website yang kredibel. Jangan lupa
mencantumkan sumber referensi tersebut.
6. Tugas diunggah dengan format doc atau docx dengan contoh file
sitinurbaya<>NIM<>T3<>ISIP412 atau sitinurbaya 1234567 T3 ISIP4212

Penilaian: Total Nilai 100. Skor masing2 soal 20.

Aspek2 yang dinilai adalah:

1. Kelengkapan jawaban sesuai aspek yang diminta pada setiap soal (bobot 50)
2. Ketajaman ide/gagasan dalam menjawab (Bobot 40)
3. Sumber referensi selain modul (Bobot 10)

Selamat mengerjakan Tugas 3.


Berikut adalah jawaban dari Tugas 3 Pengantar Ilmu Politik.

1. Anggota badan Legislatif Indonesia :

a. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


Berfungsi sebagai :
 Mengubah dan menetapkan Undang-undang Dasar
 Melantik Presiden serta Wakil Presiden
 Memberhentikan Presiden serta Wakil Presiden mengikuti peraturan masa
jabatan yang telah diatur dalam UUD

b. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


Berfungsi sebagai :
 Meminta keterangan kepada pemerintah terkait kebijakan pemerintah
yang penting dan akan mempunyai dampak yang sangat besar bagi
seluruh masyarakat Indonesia.
 Melakukan penyelidikan akan suatu kebijakan pemerintah yang dicurigai
bertentangan dengan Undang-undang.
 Memberi pendapat mengenai kebijakan dalam negeri yang menimbulkan
kejadian luar biasa dan ikut menyumbang solusi untuk menyelesaikan
masalah tersebut.

c. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)


Berfungsi sebagai :
 Ikut serta merancang UU yang mempunyai kaitan dengan otonomi daerah
dan hubungan daerah dengan pusat.
 Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU yang berkaitan dengan
otonomi daerah

2. Perwakilan politik yaitu sistem perwakilan yang berdasarkan kepartaian. Dewan


Perwakilan Rakyat (DPR) termasuk perwakilan politik Indonesia karena DPR dipilih
dalam pemilihan umum melaui partai politik. Berikut adalah 4 contoh berita
perwakilan politik Indonesia saat rapat :
a. Anggota DPR Irwan Fecho dari partai Demokrat saat sedang menyampaikan
pandangan terkait Omnimbus Law Ciptaker. Namun, tiba-tiba mikrofon dimatikan
secara sepihak.
b. Anggota DPR dari partai Demokrat Benny K. Harman dan PDIP Masinton
Masaribu dan Arteria Dahlan meninggalkan rapat yang tengah berangsung setelah
menanyakan tata cara seleksi calon Hakin Agung dan Hakin Ad Hoc Makamah
Agung yang dilakukan Komisi Yudisial.
c. Rapat Paripurna DPR yang memiliki agenda pengambilan keputusan hak angket
KPK terkait kasus dugaan korupsi proyek e-KTP di pengadilan Tipikor Jakarta.
Usulan pengambilan hak angket KPK tersebut merupakan usulan dari Komisi III
DPR.
d. Pengesahan Rancangan Undang-Undang Pemilu yang berapa Fraksi
PAN,Gerindra dan Demokrat melakukan aksi walkout di karenakan Ketua DPR
RI Setya Novanto mengetok palu memutuskan menyepakati opsi A secara
aklamasi tentang predential threshold sebesar 20% kursi DPR atau 25% suara
nasional.

Perwakilan Fungsional yaitu perwakilan yang didasarkan pada golongan


fungsional yang terdiri para utusan golongan dan utusan derah. Berikut 4 contoh
berita atau info mengenai Perwakilan Fungsional :
a. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Biokrasi
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2018 tentang jabatan fungsional penggerak
swadaya masyarakat. Yang salah satunya berisi dengan ketentuan umum Pasal 1
Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat memiliki jabatan beruang
lingkup tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak untuk melaksanakan
pemberdayaan masyarakat desa melalui penggerakan keswadayaan masyarakat
untuk mencapai kemandirian yang berkelanjutan.
(Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Biokrasi Republik
Indonesia memberi peraturan kepada perwakilan daerah yang menggerakan
swadaya di masyarakat dan memberikan jabatan ruang lingkupnya meliputi :
tanggung jawab, wewenang dan hak untuk melaksanakan pemberdayaan
masyarakat desa melalui penggerakan keswadayaan masyarakat untuk mencapai
kemandirian yang berkelanjutan)
b. 15/07/2018. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas akan merubah kantor
Balai Desa dengan Balai Budaya. Yang nantinya kantor BalaiDesa tidak di paki
oleh pegawai desa saja melainkan masyarakat dapt menggunakannya untuk
bercengkrama bersama. Bupati Banyuwangi mendorong untuk seluruh kepala
desa untuk lebih inovatif menciptakan program-program baru.
c. 30/10/2019. Bupati Sanggau menyelenggarakan  kegiatan Sosialisasi dan
Pembinaan Desa Fokus di Desa Semoncol Kec. Balai, bertempat di Gedung
Pertemuan Kantor Desa Semoncol. Kegiatan tersebut dilakukan untuk
mengedukasi masyarakat pentingnya mengubah paradigma pembangunan daerah
tertinggal dari berbasis kawasan menjadi pedesaan yang maju. 
d. 24/05/2016. Rakor kader PPKBD di Balai Desa Salam menyampaikan mengajak
ibu-ibu pasca melahirkan untuk menggunakan KB, karena pada kesempatan ini
ada program dari pemerintah untuk pemasangan KB gratis bagi ibu-ibu pasca
melahirkan. 

3. judicial review adalah wewenang utama Makamah Konstitusi untuk melakukan hak
uji materil terhadap sejumblah hukum dan kebijakan pemerintah yang dianggap tidak
sesuai dengan UUD. Contoh kasus judicial review:
a. Minggu, 30/09/2018. Narapidana kasus bailout Bank Century, Robert Tantular
mengajukan uji materi Pasal 272 KUHAP dan Pasal 12 serta 65 KUHP Dalam
surat permohonan pengujian ke Mahkamah Konstitusi pada 30 September 2018.
Dikarenakan Aparat penegak hukum disebut tidak menjalankan ketentuan Pasal
65 KUHP dan mengabaikan ketentuan Pasal 12 ayat 4 KUHP yang menyatakan
pidana selama waktu tertentu sekali- kali tidak boleh lebih dari 20 tahun penjara
dan Pasal 30 ayat 5 dan 6 KUHP yang menyatakan maksimum pidana kurungan
pengganti denda adalah 8 bulan.

b. Kamis, 25/06/2015. Salah satu korban pada kerusuhan Mei 1998 Mereka adalah
Ruyati Darwin, ibunda Eten Karyana yang menjadi korban pelanggaran hak asasi
manusia mengajukan permohonan uji materil (judicial review) Undang-Undang
Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM ke Mahkamah Konstitusi
melalui permohonan judicial review ini mereka ingin mendorong hakim-hakim
MK menafsirkan Pasal 20 ayat (3) UU Pengadilan HAM. Dia menilai, aturan
tersebut tidak secara rinci mengatur alasan-alasan yang memungkinkan jaksa
agung mengembalikan berkas penyelidikan kepada Komnas HAM.

4. Saat ini Indonesia menganut sistem presidensial untuk pemerintahannya. Sistem


presidensil erat berhubungan dengan trias politica (legislatif, eksekutif, yudikatif).
Pembagian kekuasaan trias politica  merupakan suatu cara pembagian dalam tubuh
pemerintahan agar tidak ada penyalahgunaan kekuasaan, antara legislatif, eksekutif
dan yudikatif. Pemisahan kekuasaan / pembagian kekuasaan juga merupakan suatu
prinsip normatif bahwa kekuasaan-kekuasaan itu sebaiknya tidak diserahkan kepada
orang yang sama, untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak yang
berkuasa. 
Isi ketentuan negara mengenai pembagian kekuasaan tercamtum pada hasil sidang
Istimewa MPR-RI yang berlangsung tanggal 10 sampai dengan tanggal 13 Nopember
1999. Tap. MPR-RI Nomor X/MPR/1998 tersebut, yang menginginkan terwujudnya
kekuasaan kehakiman yang merdeka dan supremasi hukum dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Di dalam Tap. MPR-RI Nomor
X/MPR/1998 khususnya BAB C Hukum menegaskan perlunya reformasi di bidang
hukum untuk mendukung penanggulangan krisis di bidang hukum. Salah satu amanat
dalam Tap. MPR-RI tersebut yang harus dijalankan adalah “pemisahan yang tegas
antara fungsi kekuasaan eksekutif dan fungsi kekuasaan yudikatif.” Pemisahan
ini dilaksanakan dengan mengalihkan organisasi, administratif, dan finansial badan-
badan peradilan yang semula di bawah departemen-departemen yang bersangkutan
menjadi di bawah kekuasaan Mahkamah Agung.

5. Common Law (Anglo Saxon) adalah sistem hukum yang berasal dari Inggris dan
berkembang di negara-negara jajahannya. Sistem hukum Common Law mendasarkan
pada putusan pengadilan sebagai sumber hukumnya. Sedangkan, sistem
hukum Civil Law (Eropa Kontinental) yang berlaku di negara-negara Eropa daratan
dan negara-negara jajahannya, termasuk Indonesia, berpegang kepada kodifikasi
undang-undang menjadi sumber hukum utamanya. 
Di Indonesia menggunakan sistem hukumnya berangkat dari Civil Law, namun dalam
perjalannya dalam bidang tertentu, terutama hukum korporasinya, telah diadopsi
konsep-konsep korporasi yang berasal dari sistem Common Law, seperti
konsep: Fiduciary Duties, Business Judgment Rule (BJR), Piercing Corporate
Veil (PCV), Ultra Vires vs Intra Vires, Shareholders Derivative Action, Corporate
Social Responsibility (CSR) yang kesemuanya bukan berasal dari Indonesia. Namun
keseluruhan konsep di atas telah diatur pada Undang-undang No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas (UU-PT). Meskipun hal-hal di atas tidak diakui secara
tegas, tetapi telah diatur dan menjadi ketentuan UU-PT. Hal ini menunjukkan secara
implisit Indonesia telah mengakui konsep-konsep hukum PT pada sistem
hukum Common Law. Hal sebaliknya juga terjadi, yaitu diakuinya dan diterimanya
konsep hukum dari Indonesia menjadi bagian dari hukum internasional, termasuk
negara-negara dengan sistem hukum Common Law, seperti konsep: Wawasan
Nusantara di dalam Hukum Laut Internasional (UNCLOS 1982), yang mana konsep
ini digagas oleh Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, SH, LLM.

Referensi :

Peraturan Menteri Pendaagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Biokrasi Republik


Indonesia Nomor 13 Tahun 2018 Tentang Jabatan Fungsional Penata Kanselerai.
Peraturan Menteri Pendaagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Biokrasi Republik
Indonesia Nomor 28 Tahun 2018 Tentang Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya
Masyarakat.
Supriayanto, Hadi. 2004. PEMISAHAN FUNGSI KEKUASAAN EKSEKUTIF DAN
YUDIKATIF. Yogyakarta.
Anisa, Riqkba Oktovina. 2017. SISTEM PRESIDENSIAL DI INDONESIA. Bandung :
Universitas Padjajaran.
Civil Law Dan Common Law diakses pada binus.ac.id/2017/10/25/civil-law-dan-common
law-haruskah-didiikotomikan/
Sosialisasi Pembinaan Desa diakses pada https://diskominfo.sanggau.go.id/baca/02-10
2019/sosialisasi-dan-pembinaan-desa-fokus-di-desa-semoncol-kec-balai/
Kegiatan di balai Desa Salam hari ini diakses pada https://www.salam
patuk.desa.id/first/artikel/364-Banyak-kegiatan-di-balai-Desa-Salam-hari-ini

Anda mungkin juga menyukai