Anda di halaman 1dari 36

SOSIALISASI PELAKSANAAN

UJI DAN EVALUASI LAIK FUNGSI JALAN

Jalan Nasional dan Jalan Daerah


di Wilayah
Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional VI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM dan PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA 1
Garis Besar Materi
1. Dasar Hukum dan Peraturan
Perundang-undangan LFJ
2. Lingkup Pelaksanaan LFJ

Pengelolaan LFJ 2015 2


1.
Dasar Hukum dan Peraturan
Perundang-undangan Laik
Fungsi Jalan
Peraturan/Kebijakan terkait Keselamatan Jalan
(1) UU 38 / 2004 Tentang Jalan

(2) PP 34 / 2006 Tentang Jalan

(3) UU 22 / 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

(4) Permen PU 11/2010 Tentang Tata Cara dan


Persyaratan Laik Fungsi Jalan

(5) Permen PU 20 /2010 Pedoman Pemanfaatan Dan


Penggunaan Bagian-bagian Jalan

(6) Permen PU 13 / 2011 Tata cara Pemeliharaan dan


Penilikan jalan
(7) Permen PU 19 / 2011 Persyaratan Teknis Jalan dan
Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
(8) Instruksi Direktur Jenderal Bina Marga No 02/2012
Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan

(9) RPJMN 2009-2014

(10) Renstra Bina Marga 2009-2014

(11) Resolusi PBB No 62/255


tentang Improving Road Safety
(12) Inpres No.4 /2013 Program Dekade Aksi 4
Keselamatan Jalan
Peraturan/ Kebijakan terkait Uji Laik Fungsi Jalan
(1) UU 38 / 2004 Tentang Jalan

Pasal
(2) PP30
34 (a) Pengoperasian
/ 2006 Tentang Jalan jalan umum dilakukan setelah
Pasal 102
dinyatakan memenuhi persyaratan laik fungsi
(1) Jalan 22 secara
(3) UU umum/ 2009 teknis
Tentang
dioperasikan dan
Lalu administratif
Lintas
setelah dan Angkutanmemenuhi
ditetapkan Jalan
persyaratan laik fungsi jalan umum secara teknis dan
Pasal 22 administrtaif sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh
(4) UjiMenteri
kelaikan dan menteri
fungsi terkait;
jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
(2) dan (5)
Ujiayat Permen
kelaikan PU 11/2010
fungsi jalan tentang
umum Tata Cara dan
sebagaimana Persyaratan
dimaksud pada
(3) dilakukan oleh
Laik Fungsi Jalan
tim uji laik fungsi Jalan yang
ayat (1)oleh
dibentuk dilakukan sebelum pengoperasian
penyelenggara Jalan jalan yang belum
(5) Tim beroperasi;
uji laik fungsi jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
(3) terdiri
Uji kelaikan
atas unsurfungsi jalan umum sebagaimana
penyelenggara jalan, instansidimaksud
yang pada
ayat (1) pada
bertanggung jalandi
jawab yang sudah
bidang beroperasi
sarana dilakukan secara
dan prasarana Lalu
berkala
Lintas danpaling lama Jalan,
Angkutan 10 (sepuluh) tahun dan/atau
serta Kepolisian sesuai
Negara dengan
Republik
kebutuhan;
Indonesia
(6) Hasil uji kelaikan fungsi Jalan wajib dipublikasikan dan
ditindaklanjuti oleh penyelenggara Jalan, instansi yang
bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan, dan/atau Kepolisian Negara
Republik Indonesia
Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 2005 tentang Jalan Tol
1. Peraturan Pemerintah ini adalah turunan UU No. 38 tahun 2004
tentang jalan.
2. Pasal 37 mengatur bhw pengoperasian jalan tol dilakukan setelah
memenuhi :
• Laik Fungsi thd ketentuan teknis dan administratif sebagai jalan
umum sebagai ditetapkan dgn Peraturan Menteri dan menteri
terkait. Catatan : Menteri adalah Menteri Pekerjaan Umum dan
sudah ditetapkan ketentuan yg digunakan adalah Permen PU No.
11/PRT/M/2010 tentang Tata Cara dan Persyaratan LFJ;
sedangkan menteri terkait, antara lain adalah Menteri Perhubungan
• LF terhadap ketentuan sistem tol meliputi pengumpulan tol dan
perlengkapan sarana operasi sebagaimana ditetapkan dgn
peraturan Menteri. Permen yg yg dimaksud sampai saat ini belum
ditetapkan sehingga masih mengacu pada Keputusan Menteri
Kimpraswil No. 354/KPTS/M/2001 tentang Kegiatan Operasi Jalan
Tol
• Ketentuan Teknis atau Standar Teknis yg berkaitan dengan sistem
tol dimuat pada Pedoman Geometri Jalan Bebas Hambatan untuk
Jalan Tol no. 007/BM/2009
Peraturan lainnya Kebijakan terkait Laik Fungsi Jalan
Beberapa peraturan, norma, standar, pedoman serta manual (kriteria) terkait
yang digunakan membantu pelaksanakan penilaian kelaikan fungsi jalan
maupun dalam rangka pemenuhan temuan persyaratan kelaikan fungsi jalan,
antara lain :

1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 78/PRT/M/2005 tentang Leger


Jalan;
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2010 tentang Pedoman
Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian-Bagian Jalan;
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 19/PRT/M/2011 tentang
Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Jalan;
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara
Pemeliharaan dan Penilikan Jalan;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 03/PRT/M/2012 tentang Pedoman
Penetapan Fungsi Jalan dan Status Jalan;
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 03/PRT/M/2014 tentang Pedoman
Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana
Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan;

7
Peraturan lainnya Kebijakan terkait Laik Fungsi Jalan

7. Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 13 Tahun 2014 tentang Rambu


Lalu Lintas;
8. Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 34 Tahun 2014 tentang Marka
Jalan;
9. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 14 Tahun 2010 tentang
Dokumen Lingkungan Hidup bagi Usaha dan/ atau Kegiatan yang Telah
Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen
Lingkungan Hidup;
10. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012 tentang
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;
11. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 631/KPTS/M/2009 tentang
Penetapan Ruas–Ruas Jalan menurut Statusnya Sebagai Jalan Nasional;
12. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 58/KPTS/M/2012 tentang
Penerapan Kelas Jalan Berdasarkan Daya Dukung untuk Menerima
Muatan Sumbu Terberat dan Dimensi Kendaraan Bermotor;

Dan masih banyak lagi peraturan serta NSPM yg lainnya untuk mendukung
pengujian Laik Fungsi Jalan
8
PERMEN. PU NO. 11/PRT/M/2010
MAKSUD dan TUJUAN

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Tata Cara dan


Persyaratan Laik Fungsi Jalan.

Dimaksudkan untuk :
• Menetapkan pedoman dan standar teknis untuk
melaksanakan uji dan evaluasi serta penetapan LFJ untuk
jalan umum yang meliputi jalan Nasional, Provinsi,
Kabupaten/ Kota

Tata Cara dan Persyaratan LFJ disusun dgn tujuan :


• Mewujudkan tertib penyelenggaraan jalan yg meliputi
pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan
jalan, dan
• Tersedianya jalan yang memenuhi ketentuan keselamatan,
kelancaran, ekonomis dan ramah lingkungan

9
PERMEN. PU NO. 11/PRT/M/2010

Ketentuan Umum :
(1) Jalan adalah prasarana transportasi darat yg meliputi
segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yg diperuntukan bagi lalu lintas, yg
berada pd permukaan tanah, di atas permukaan tanah,
di bawah permukaan tanah dan/ atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan KA, jalan Lori dan jalan
kabel
(2) Jalan Umum adalah jalan yang diperuntukan bagi lalu-
lintas umum
(6) Penyelenggara Jalan adalah pihak yang melakukan
pengaturan, pembinaan, pembangunan dan
pengawasan jalan sesuai dengan kewenangannya
(9) Sertifikat LFJ adalah Dokumen tertulis mengenai Status
Kelaikan Fungsi suatu ruas jalan, diberikan oleh
penyelenggara jalan sesuai dengan status jalannya
10
PERMEN. PU NO. 11/PRT/M/2010

DEFINISI LAIK FUNGSI JALAN


adalah Kondisi suatu ruas jalan yang memenuhi:

1. Persyaratan teknis kelaikan untuk memberikan


keselamatan bagi pengguna jalan, dan
2. Persyaratan administratif yang memberikan
kepastian hukum bagi penyelenggara jalan dan
pengguna jalan sehingga jalan dapat dioperasikan
untuk umum.

11
2.
LINGKUP Pelaksanaan
Laik Fungsi Jalan

12
PERMEN. PU NO. 11/PRT/M/2010

Lingkup Tata Cara dan Persyaratan Laik


Fungsi Jalan meliputi :

a. Persyaratan dan Pelaksanaan ULF


b. Kategori LFJ
c. Tim Uji Laik Fungsi
d. Tata Cara Uji Laik Fungsi
e. Penetapan Laik Fungsi
f. Pembiayaan; dan
g. Pengawasan

13
PERSYARATAN LFJ
Permen PU No. 11/PRT/M/2010
• Syarat Teknis: • Syarat Administrasi:
(ps. 4 ) (ps. 5)

A1. teknis geometrik jalan B1 dokumen petunjuk dan


perintah perlengkapan jalan
A2. teknis struktur
perkerasan jalan B2 dokumen penetapan
A3. teknis struktur bangunan status jalan
pelengkap jalan
A4 teknis pemanfaatan B3 dokumen penetapan kelas
bagian-bagian jalan jalan
A5 teknis penyelenggaraan
B4 dokumen penetapan
manajemen dan rekayasa lalu
kepemilikan tanah Rumija
lintas

A6 teknis perlengkapan jalan B5 dokumen penetapan leger


jalan
Mengacu pada Permen PU
B6 dokumen lingkungan 14
No.19/2011 ttg PTJ & KPTJ
PERMEN. PU NO. 11/PRT/M/2010

Pelaksanaan UJI dan EVALUASI LFJ meliputi :

a. PEMERIKSAAN FISIK jalan adalah; menguji


pemenuhan persyaratan teknis LFJ pada
suatu ruas jalan sesuai syarat teknis
b. PEMERIKSAAN DOKUMEN
PENYELENGGARAAN jalan adalah; menguji
pemenuhan persyaratan administrasi LFJ
sesuai syarat administrasi

15
PERMEN. PU NO. 11/PRT/M/2010

KATEGORI HASIL UJI dan EVALUASI LFJ

16
PERMEN. PU NO. 11/PRT/M/2010

1. Kategori Laik Fungsi (L), adalah :


• Kondisi suatu ruas jalan, baik jalan baru maupun jalan yang
sudah dioperasikan, yang memenuhi semua persyaratan
teknis dan semua persyaratan administrasi sehingga laik
untuk dioperasikan kepada umum
• Laik fungsi berlaku sampai keadaan jalan tersebut dipandang
perlu untuk diuji dan dievaluasi kembali, namun tidak lebih
dari 10 tahun
• Uji dan Evaluasi LFJ kembali dapat dilakukan atas inisatif
penyelenggaran jalan atau usulan pihak Kepolisian atau
pihak penyelenggara lalu-lintas dan angkutan jalan
PERMEN. PU NO. 11/PRT/M/2010

4. Kategori Laik Fungsi (Lt) dengan syarat


teknis jalan yang diturunkan :
• Pemenuhan terhadap persyaratan teknis LFJ harus
mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan daerah
serta kondisi fisik lingkungan jalan.
• Kesulitan pencapaian karena suatu alasan yg sulit
dihindarkan, baik seluruh maupun sebagian ruas jalan, dapat
dilakukan penurunan persyaratan teknis jalan kepada tingkat
yg masih memenuhi persyaratan keselamatan
• Utk persyaratan teknis yg diturunkan perlu penambahan
perlengkapan jalan utk mengatur lalu lintas agar pengguna
jalan mendapat perlindungan keselamatan
• Harus berdasarkan usulan Tim UELFJ dan mendapat ijin dari
penyelenggara jalan
PERMEN. PU NO. 11/PRT/M/2010

2. Kategori Laik Fungsi Bersyarat, adalah :


• Kondisi suatu ruas jalan, baik jalan yang memenuhi sebagian
persyaratan teknis LFJ dan tapi masih mampu memberikan
keselamatan bagi pengguna jalan dan/atau memiliki paling
tidak dokumen penetapan status jalan.
• Laik Fungsi Bersyarat pada jalan baru menyatakan bahwa
jalan tersebut laik untuk dioperasikan kepada umum setelah
dilakukan perbaikan teknis dalam waktu sesuai rekomendasi
• Laik Fungsi Bersyarat pada jalan yang sudah dioperasikan
menyatakan bhw jalan tersebut laik untuk dioperasikan
kepada umum bersamaan dengan perbaikan teknis dalam
waktu sesuai rekomendasi
PERMEN. PU NO. 11/PRT/M/2010

3. Kategori Tidak Laik Fungsi, adalah :


• Kondisi suatu ruas jalan yang sebagian komponen jalannya
tidak memenuhi persyaratan teknis sehingga ruas jalan
tersebut tidak mampu memberikan keselamatan bagi
pengguna jalan dan/atau tidak memiliki dokumen jalan sama
sekali.
• Ruas jalan yang berkategori Tidak Laik Fungsi dilarang untuk
dioperasikan kepada umum.
• Ketidak-laikan fungsi suatu ruas jalan berlaku sampai jalan tsb
diperbaiki dan dievaluasi kembali kelaikannya
TIM UJI LFJ
Syarat: HARUS INDEPENDEN
Persyaratan kompetensi Teknis:
Memahami aspek Keselamatan Jalan dan
Tim – ULFJ berasal dari personil yang memahami:
Nasional/ Provinsi/ Kabupaten/ Perkerasan jalan,
Kota Geoteknik jalan
(minimum 5 orang dan jika lebih Geometrik & Teknik Lalu lintas
maka harus ganjil) Bangunan pelengkap jalan
Perlengkapan jalan
Ketua merangkap anggota, dari Manajemen & Rekayasa Lalin
unsur ke Bina-Margaan Penegakan hukum lalu-lintas
Sekretaris merangkap anggota Persyaratan kompetensi Administrasi:
3 Anggota (minimum): Paham ttg dokumen Status jalan,
- Unsur keBina-Margaan Paham ttg dokumen Kelas jalan;
- Unsur kePerhubungan Paham ttg dokumen Perlengkapan jalan
- Unsur kePolisian Lalu-lintas Paham ttg dokumen Kepemilikan tanah
Rumija;
Paham ttg dokumen Leger Jalan;
Paham ttg AMDAL/dokumen lingkungan;
21
L
TIM UJI dan EVALUASI LFJ
(1) Tugas dan Fungsi:
– Melaksanakan Uji dan Evaluasi LFJ dari pemberi tugas
berdasarkan:
• SK Pengangkatan Tim Uji & Evaluasi LFJ
• Surat Perintah uji untuk ruas-ruas jalan tertentu
– Menyusun Berita Acara
– Melaporkan hasil UELFJ kepada pemberi tugas
(2) Semua informasi bersifat rahasia dan milik
penyelenggara jalan, meliputi :
 Data pendukung yg diberikan kpd Tim Uji & Evaluasi LFJ
 Data yg dikumpulkan oleh Tim Uji & Evaluasi LFJ
22
PROSEDUR PELAKSANAAN UELFJ
1. Tim UELFJ ditetapkan dgn SK Penyelenggara Jalan
2. Tim UELFJ mendapat SPRIN Pengujian (melalui pemberi
tugas)
3. Tim UELFJ menyusun rencana waktu, biaya serta peralatan
4. Rencana pelaksanaan UELFJ disetujui penyelenggara jalan
5. Tim UELFJ melakukan Uji LFJ pd ruas jalan dengan memakai
Formulir sesuai Lampiran III Permen PU 11/2010
6. Tim UELFJ melakukan Evaluasi utk menetapkan rekomendasi
status dan upaya yg harus dilakukan
7. Tim UELFJ menyusun BA Uji dan Evaluasi LFJ memakai
Formulir sesuai Lampiran II Permen PU 11/2010
8. Tim UELFJ melaporkan BA kepada pemberi tugas (yang
selanjutnya melaporkan kepada penyelenggara jalan)
9. Penyelenggara jalan menerbitkan Status LFJ berdasarkan
rekomendasi Tim UELFJ
TATA CARA UELFJ PADA JALAN NASIONAL
1. Menteri menyelenggarakan UELFJ pada jalan Nasional
2. Setiap ruas jalan Nasional harus memenuhi persyaratan
teknis dan administrasi LFJ serta mengupayakan
pemenuhan kelaikan fungsi jalan
3. Menteri mengangkat Tim UELFJ
4. Ruas jalan Nasional yang akan dievaluasi dipersiapkan dan
diusulkan oleh UPT pengelola jalan pada awal setiap TA
5. Tim UELFJ Nasional mengevaluasi jalan Nasional sesuai
syarat teknis dan administrasi LFJ
6. Kelaikan Fungsi Jalan Nasional ditetapkan Menteri dengan
menerbitkan Sertifikat LFJ berdasarkan BA UELFJ,
menggunakan Format sesuai Lampiran II Permen PU
11/2010
TATA CARA UJI DAN PENETAPAN LFJ PROVINSI
1. Gubernur menyelenggarakan Evaluasi LFJ pada jalan
Provinsi
2. Setiap ruas jalan Provinsi harus memenuhi persyaratan
teknis dan administrasi LFJ serta mengupayakan
pemenuhan kelaikan fungsi jalan sesuai persyaratan
3. Gubernur mengangkat Tim ULFJ sesuai persyaratan
4. Ruas jalan Provinsi yang akan dievaluasi dipersiapkan dan
diusulkan oleh UPT pengelola jalan pada awal setiap TA
5. Tim ULFJ mengevaluasi jalan sesuai syarat
6. Kelaikan Fungsi Jalan Provinsi ditetapkan Gubernur
dengan menerbitkan Sertifikat Laik Fungsi Jalan
berdasarkan BA Evaluasi LFJ, menggunakan Format sesuai
Lampiran Permen 11
TATA CARA UJI DAN PENETAPAN LFJ
KABUPATEN/ KOTA
1. Bupati/ Walikota menyelenggarakan Evaluasi LFJ pada
jalan Kabupaten/ Kota
2. Setiap ruas jalan Kabupaten/ Kota harus memenuhi
persyaratan teknis dan administrasi LFJ serta
mengupayakan pemenuhan kelaikan fungsi jalan sesuai
persyaratan
3. Gubernur atas usul Bupati/ Walikota mengangkat Tim
ULFJ sesuai persyaratan
4. Ruas jalan Kabupaten/ Kota yang akan dievaluasi
dipersiapkan dan diusulkan oleh UPT pengelola jalan
kepada Bupati/ Walikota pada awal setiap TA
5. Tim ULFJ mengevaluasi jalan sesuai syarat
6. Kelaikan Fungsi Jalan Kabupaten/ Kota ditetapkan
Gubernur dengan menerbitkan Sertifikat Laik Fungsi Jalan
berdasarkan BA Evaluasi LFJ
PEMBIAYAAN L

Pasal 15

1) Dua kebutuhan pembiayaan LFJ:


a. Uji & Evaluasi LFJ
b. Pencapaian Pemenuhan LFJ
Sumber pembiayaan dari dan untuk LFJ:
2) Jalan Nasional APBN
3) Jalan Provinsi APBD provinsi.
4) Jalan Kabupaten/Kota APBD Kabupaten
APBD Kota.

27
PENGAWASAN L

Pasal 15

1) Evaluasi dan Pencapaian LFJ diawasi oleh


penyelenggara jalan sesuai kewenangan,
dilakukan secara berkala berdasar hasil
pengawasan fungsi dan manfaat
2) Status LFJ dilaporkan oleh Gubernur/ Bupati/
Walikota kepada Menteri setiap akhir TA
3) Status LFJ jalan Nasional, Provinsi, Kabupaten/
Kota dipublikasikan oleh Menteri pada setiap
akhir TA melalui media publikasi nasional
28
EVALUASI HASIL UELFJ
Evaluasi dilakukan oleh unsur internal penyelenggara jalan

TUJUAN:
1. Mengevaluasi rekomendasi dan tahun pemenuhannya
dari BA dan Hasil UELFJ.
Mempersiapkan draft Sertifikat LFJ

2. Mengelola laporan LFJ jalan Nasional dan Jalan Daerah


untuk dipublikasikan,
Memetakan kondisi Kelaikan Fungsi Jalan,
Menyiapkan Laporan LFJ Tahunan,
Melaksanakan monitoring UELFJ dan pemenuhan
rekomendasi 29
PERSENTASE PEMENUHAN TERHADAP
PERSYARATAN TEKNIS JALAN

0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100

A1. GEOMETRIK

A2. STRUKTUR PERKERASAN

A3. BANGUNAN PELENGKAP


JALAN
Teknis

A4. PEMANFAATAN BAGIAN -


BAGIAN JALAN
A5. MANAJEMEN DAN
REKAYASA LALU LINTAS

A6. PERLENGKAPAN JALAN

PERSENTASE PEMENUHAN TERHADAP


PERSYARATAN ADMINISTRASI JALAN
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100

B1. DOK. PERINTAH & LARANGAN


PERLENGKAPAN JALAN
berdasarkan Kelaikan Fungsi Jalan

B2. DOKUMEN STATUS JALAN


Contoh: Peta Kondisi Jalan pada suatu wilayah

B3. DOKUMEN KELAS JALAN

B4. DOKUMEN KEPEMILIKAN


TANAH RUMIJA

B5. DOKUMEN LEGER JALAN


Administrasi

B6. DOKUMEN LINGUNGAN


30
Pemenuhan Kelaikan Fungsi Jalan dan keterlibatan instansi lain
NO KOMPONEN Instansi Terkait untuk Pemenuhan Kelaikan
Aspek Teknis
1 Geometrik Penyelenggara jalan, Pemilik tanah, dan BPN
(apabila membutuhkan tanah)
2 Struktur Perkerasan penyelenggara jalan
3 Bangunan Pelengkap Jalan Penyelenggara jalan, Pemilik tanah dan
BPN(apabila membutuhkan tanah)
4 Pemanfaatan Bagian-Bagian Jalan Penyelenggara jalan dan Pemerintah Daerah
5 Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Instansi yang bertanggung jawab di bidang lalu
lintas dan angkutan jalan dan POLRI
6 Perlengkapan Jalan
Aspek Administrasi
1 Dok. Perintah & Larangan Perlengkapan jalan Instansi yang bertanggung jawab di bidang LLAJ
2 Dok. Status Jalan penyelenggara jalan
3 Dok. Kelas Jalan penyelenggara jalan
4 Dok. Kepemilikan Rumija Badan Pertanahan Nasional
5 Dok. Leger Jalan penyelenggara jalan
6 Dok. Lingkungan/ Izin Lingkungan Instansi yang bertanggung jawab di bidang
Lingkungan Hidup
31
Pelaporan Hasil ULFJ
Publikasi status kelaikan fungsi ruas-
ruas jalan Nasional, Provinsi, Kota/
Kab.

MENTERI PU

GUBERNUR

Pelaporan status WALIKOTA/BUPATI


kelaikan fungsi jalan Pelaporan status
nasional kelaikan fungsi jalan
provinsi Pelaporan status
kelaikan fungsi jalan
kota/kab.

Evaluasi kelaikan jalan Evaluasi kelaikan jalan Evaluasi kelaikan jalan


nasional oleh tim Uji LFJ provinsi oleh tim Uji LFJ kota/ kab. oleh tim Uji LFJ
Nasional Provinsi Kota/Kab.
Perbedaan Persyaratan L

Jalan Mantap dan Laik Fungsi Jalan


Mantap: LFJ Teknis:

• LHR (& Lebar jalan) • Ruang Jalan


• Kondisi Perkerasan • Geometrik
jalan (IRI atau RCI) • Perkerasan
• Bangkapja
• Manajemen Lalin
• Perlengkapan jalan

- LFJ Administrasi
33
Data Sekunder yang harus disediakan
(sebelum ruas jalan diusulkan untuk di UELFJ)
(disediakan oleh penyelenggara jalan bukan dicari oleh Tim UELFJ):
1) Identitas jalan
2) Peta lokasi ruas jalan
3) Data jalan, meliputi:
 Status jalan
 Kelas Jalan
 Perda Rambu dan Marka yang sifatnya perintah dan larangan
 Ukuran RUMIJA (dokumen)
 AMDAL/UPL/UKL/SPPL (dokumen dan izin lingkungan)
4) LHRT; jika tidak tersedia, lakukan survei. Ikuti tatacara perhitungan
lalu lintas yang berlaku, atau minimal 7x24jam menerus dalam
minggu normal.
5) Hasil survei kondisi jalan dan bangkapja.
6) Data kecelakaan lalu lintas dan atau data black spot
34
Metode penilaian 
Segmentasi Ruas Jalan

Prinsip: Segmentasi perlu dilakukan jika tipe /medan jalan berbeda!

Jika sama dalam seluruh ruas, maka tidak


Lakukan evaluasi
ada pembagian segmen
LHRT dan Kelas
Jalan pada seluruh
panjang ruas Jika ada yang tidak sama dalam seluruh
ruas, maka ada pembagian segmen. Titik
perubahan menjadi batas segmen

35
TERIMA KASIH

36

Anda mungkin juga menyukai