Anda di halaman 1dari 46

PERMEN. PU NO.

11/PRT/M/2010

Pelaksanaan UJI dan EVALUASI LFJ meliputi :

a. PEMERIKSAAN FISIK jalan adalah; menguji


pemenuhan persyaratan teknis LFJ pada suatu ruas
jalan sesuai syarat teknis
b. PEMERIKSAAN DOKUMEN PENYELENGGARAAN
jalan adalah; menguji pemenuhan persyaratan
administrasi LFJ sesuai syarat administrasi

2
Pemenuhan Kelaikan Fungsi Jalan dan keterlibatan instansi lain
NO KOMPONEN Instansi Terkait untuk Pemenuhan Kelaikan
Aspek Teknis
1 Geometrik Penyelenggara jalan, Pemilik tanah, dan BPN
(apabila membutuhkan tanah)
2 Struktur Perkerasan Penyelenggara jalan
3 Bangunan Pelengkap Jalan Penyelenggara jalan, Pemilik tanah dan
BPN(apabila membutuhkan tanah)
4 Pemanfaatan Bagian-Bagian Jalan Penyelenggara jalan dan Pemerintah Daerah
5 Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Instansi yang bertanggung jawab di bidang lalu
KOMPONEN lintas dan angkutan
Instansi jalan dan
Terkait untuk POLRI
Pemenuhan Kelaikan
6NO Perlengkapan Jalan
Aspek Administrasi
1 Dok. Perintah & Larangan Perlengkapan jalan Instansi yang bertanggung jawab di bidang LLAJ
2 Dok. Status Jalan Penyelenggara jalan
3 Dok. Kelas Jalan Penyelenggara jalan
4 Dok. Kepemilikan Rumija Badan Pertanahan Nasional
5 Dok. Leger Jalan Penyelenggara jalan
6 Dok. Lingkungan/ Izin Lingkungan Instansi yang bertanggung jawab di bidang
Lingkungan Hidup 3
Ketentuan Kategori PERSYARATAN ADMINISTRASI

No dokumen dievaluasi Ketentuan

1 administrasi perlengkapan jalan, 1. Seluruh dokumen tersedia ➔


2 status jalan LF
2. Ada satu atau lebih dokumen
3 kelas jalan,
tidak tersedia/ belum ada,
4 kepemilikan tanah ruang milik jalan, minimal dokumen status
jalan ➔ LS
5 leger jalan, dan 3. Tidak ada atau tidak jelas
status jalannya atau bukan
6 AMDAL (Dokumen Lingkungan) jalan umum ➔ TL
PERSYARATAN LFJ
Permen PU No. 11/PRT/M/2010
• Syarat Teknis: • Syarat Administrasi:
(ps. 4 ) (ps. 5)

A1. teknis geometrik jalan B1 dokumen petunjuk dan


perintah perlengkapan jalan
A2. teknis struktur
perkerasan jalan B2 dokumen penetapan
A3. teknis struktur bangunan status jalan
pelengkap jalan
A4 teknis pemanfaatan B3 dokumen penetapan kelas
bagian-bagian jalan jalan
A5 teknis penyelenggaraan
B4 dokumen penetapan
manajemen dan rekayasa lalu
kepemilikan tanah Rumija
lintas

A6 teknis perlengkapan jalan B5 dokumen penetapan leger


jalan
Mengacu pada Permen PU
B6 dokumen lingkungan 5
No.19/2011 ttg PTJ & KPTJ
DOKUMEN PENETAPAN
PETUNJUK, PERINTAH DAN
(B1)
LARANGAN
B. UJI LAIK FUNGSI ADMINISTRASI JALAN L
LAIK FUNGSI ADMINISTRASI TERHADAP DOKUMEN-DOKUMEN:
SEGMEN PENETAPAN STATUS KELAS KEPEMILIK- LEGER AMDAL
PETUNJUK, (atau Dokumen
REKOMENDASI
JALAN JALAN JALAN AN TANAH JALAN Lingkungan)
PERINTAH, DAN
(B2) (B3) RUMIJA (B4) (B5) (B6)
LARANGAN (B1)

Segmen 1

Segmen 2 Peraturan
Direktur
Jenderal
Segmen 3 Perhubungan
Darat , PERDA
Segmen ...dst

PerMen Perhubungan No. 13 Tahun 2014 tentang Rambu LL dan KM 61 tentang Marka Jalan
Pengaturan LL yg bersifat perintah dan/atau larangan sbg hasil manajemen LL, ditetapkan dgn :
a. Kep. DirJend atau pejabat yang ditunjuk untuk pengaturan LL pada jalan nasional dan jalan tol, kecuali
jalan nasional yang terletak di Ibu Kota Kab. DaTi II dan Kotamadya DaTi II, serta diumumkan dalam
Berita Negara;
b. Peraturan Daerah Tingkat I, untuk pengaturan pd jalan propinsi, kecuali jalan propinsi yang berada
dalam Ibu Kota Kab DaTi II dan jalan propinsi yang berada dalam Kotamadya DaTi II serta diumumkan
dalam Berita Daerah;
c. Peraturan Daerah Tingkat II, untuk pengaturan lalin pada jalan kabupaten/ kotamadya, jalan nasional
8
dan jalan propinsi, serta diumumkan dalam Berita Daerah.
CARA PENILAIAN KELAIKAN
Fokus pemeriksaan dikatakan LAIK FUNGSI (L) jika :
• Dokumen Penetapan petunjuk, perintah, dan larangan ada, tepat (dokumen
sesuai untuk rambu dan marka yg dinilai pada A,5 dan A.6.a), dan
diterbitkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku (sudah dilegalkan/
disyahkan)
• Ruas jalan belum memiliki Dokumen Penetapan, Perintah, dan Larangan,
maka persyaratan untuk dokumen ini dapat dipenuhi dengan Surat
Permohonan Penerbitan Dokumen Petunjuk, Perintah dan Larangan dari
Penyelenggara Jalan kepada Kementerian Perhubungan untuk jalan
Nasional, atau Kepala Daerah untuk jalan Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota)
Dikatakan LAIK FUNGSI BERSYARAT (LS) jika :
Belum terdapat dokumen Penetapan Petunjuk, Perintah dan Larangan
maupun Surat Permohonan Penerbitannya.
Jenis perlengkapan jalan yang perlu dilengkapi dengan penetapan oleh pejabat
berwenang dapat dilihat pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat
No. SK.7234/AJ.401/DJPD/2013 tentang Petunjuk Teknis Perlengkapan Jalan
❑ Untuk ruas jalan eksisting (jalan terbangun) : jika rambu
dan marka telah memenuhi ketentuan sebagai penilaian
Formulir A.5. dan A.6, tetapi belum mempunyai dokumen
penetapannya, maka komponen B.1 segmen/ ruas jalan tsb
berkategori Laik Fungsi Bersyarat (LS). Untuk
pemenuhannya maka dokumen penetapannya dapat
langsung dibuat oleh instansi terkait.
❑ Bila dokumen belum ada dan atau rambu tidak memenuhi
kriteria (sesuai Form A.5 dan A.6) berarti ketiga komponen
berkategori LS, maka harus dilakukan perbaikan rambu
terlebih dahulu, kemudian dibuat dokumen penetapannya.
❑ Untuk Jalan baru : pada DED oleh instansi PU perlu
memuat rencana perlengkapan jalan (sesuai Permen
19/PRT/M/2011 dan Peraturan kementerian teknis terkait)
kemudian diserahkan kepada instansi kementerian
perhubungan untuk penetapannya.
Pemenuhan Kelaikan Fungsi Jalan dan keterlibatan instansi lain

REKOMENDASI DOKUMEN ADMINISTRASI PERLENGKAPAN JALAN :

❖ Hasil uji administrasi perlengkapan jalan (Dokumen Petunjuk,


Perintah dan Larangan) umumnya belum ada untuk jalan yang
beroperasi sebelum tahun 2010 (non toll), sedangkan
penetapannya diatur dengan Peraturan Dirjen. Perhubungan
Darat No. SK. 7234/AJ.401/DPJD/2013 tentang Juknis
Perlengkapan Jalan.
❖ Hal ini mungkin dapat diatasi dengan surat permohonan
Penerbitan Dokumen Petunjuk, Perintah dan Larangan dari
Penyelenggara Jalan kepada Ditjen. Perhubungan Darat cq.
BPTD
❖ Masalahnya yang masih ada ialah rambu yang terpasang belum
memiliki legalitas yang cukup kuat, walaupun mungkin sudah
berlogo resmi
11
Pemenuhan Kelaikan Fungsi Jalan dan keterlibatan instansi lain

KESIMPULAN SEMENTARA :

Untuk menjamin legalitas pada setiap rambu yang terpasang


(dan yang akan dipasang) dan sudah dilakukan ULFJ nya bila
mungkin dapat dilakukan :
• Penerbitan dokumen sementara yang berdasarkan pada hasil
ULFJ dari Penyelenggara Sarana dan Prasarana Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan setempat a/n Kementerian
Perhubungan. (masa berlakunya terbatas sampai terbitnya
dokumen definitif dari Ditjen. Perhubungan Darat)
• Surat Permohonan Penerbitan Dokumen Petunjuk, Perintah
dan Larangan dari Penyelenggara Jalan kepada Balai
Pengelola Transportasi Daerah (BPTD) setempat.

12
DOKUMEN PENETAPAN
STATUS dan KELAS JALAN
(B2 & B3)
Klasifikasi jalan berdasarkan :
STATUS, SISTEM JARINGAN, FUNGSI, SPESIFIKASI
PENYEDIAAN PRASARANA DAN KELAS JALAN

SISTEM SPESIFIKASI
FUNGSI PENYEDIAAN KELAS
STATUS JARINGAN
JALAN JALAN PRASARANA
JALAN
JALAN

JALAN SJJ PRIMER JALAN ARTERI JALAN BEBAS


KELAS I
NASIONAL
HAMBATAN
SJJ SEKUNDER JALAN KELAS II
JALAN PROVINSI KOLEKTOR
JALAN RAYA
KELAS III
JALAN LOKAL
JALAN
KABUPATEN JALAN SEDANG KELAS
JALAN KHUSUS
LINGKUNGAN
JALAN KOTA
JALAN KECIL

JALAN DESA
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2012 (pasal 11)
Penetapan Fungsi Jalan dan Status Jalan Nasional dilakukan dengan
Keputusan Menteri, Jalan Provinsi dengan keputusan Gubernur, sedangkan
Jalan Kabupaten/ Kota dan Jalan Desa oleh Bupati/ Walikota

Jalan Jalan Jalan


Jalan KOTA Jalan DESA
NASIONAL PROVINSI KABUPATEN

Saat ini sudah terbit:


• Keputusan Menteri PU PR No. 290/KPTS/M/2015 tentang Penetapan
Ruas Jalan menurut Statusnya sebagai Jalan Nasional
• Keputusan Menteri PU PR No. 248/KPTS/M/2015 tentang Penetapan
Ruas Jalan dalam Jaringan Jalan Primer menurut Fungsinya sebagai Jalan
Arteri Primer (JAP) dan Jalan Kolektor-1 (JKP-1)
16

Peraturan Menteri PUPR No. 248/KPTS/M/2015 tanggal 23


April 2015, jalan Nasional bertambah panjangnya menjadi
47.017 Km. (Semula sekitar 38 ribu Km)
Banyak jalan yang asalnya dari jalan yang berstatus jalan
Daerah menjadi jalan yang berstatus Nasional dengan kondisi
yang belum sama dengan jalan Nasional pada umumnya,
bahkan sub standar, belum dilengkapi dengan dokumen kelas
jalan yang sesuai.
KLASIFIKASI KELAS JALAN
Kelas jalan berdasarkan FUNGSI, INTENSITAS lalu lintas
, MUATAN SUMBU TERBERAT dan DIMENSI
KENDARAAN BERMOTOR seperti dimaksud Pasal 46
ayat (1) huruf b Permen PU no 19 tahun 2011 meliputi :

Jalan Jalan Jalan Jalan


Kelas I Kelas II Kelas III Khusus
jalan arteri dan kolektor

dapat dilalui kendaraan bermotor dengan


lebar paling besar 2,5 (dua koma lima)
meter, panjang paling besar 18 (delapan
belas) meter, tinggi paling besar 4,2 (empat
koma dua) meter, dan muatan sumbu
terberat 10 (sepuluh) ton
jalan arteri, kolektor, lokal dan lingkungan

dapat dilalui kendaraan bermotor dengan


lebar paling besar 2,5 (dua koma lima) meter
panjang paling besar 12 (dua belas) meter,
tinggi paling besar 4,2 (empat koma dua)
meter, dan muatan sumbu terberat 8
(delapan) ton
Dokumen Kelas Jalan
• Dokumen Kelas Jalan ditetapkan sesuai dengan wewenang
Penyelenggara Jalan.
• Kelas Jalan ditetapkan oleh Penyelenggara Jalan sesuai amanat
Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan Pasal 20.
• Penetapan Kelas Jalan Nasional, baru ada untuk ruas-ruas jalan di
Wilayah Jawa dan Wilayah Sumatera, yaitu melalui Kepmen PU
No.58/KPTS/M/2012 tentang Kelas Jalan Nasional Berdasarkan
Daya Dukung Untuk Menerima Muatan Sumbu Terberat Dan
Dimensi Kendaraan Bermotor.
• Penetapan Kelas Jalan yang mengacu pada UU No. 14 Tahun 1992
tentang LLAJ sudah tidak berlaku karena Undang-Undang
tersebut sudah dicabut.
1. Kelas Jalan belum ditetapkan, Tim ULFJ akan
menilai komponen pada persyaratan teknis sesuai
Kelas Jalan dalam dokumen perencanaan.
2. Dokumen penetapan Kelas Jalan tidak ada, Laik
Bersyarat.
3. Penetapan Kelas Jalan yang masih mengacu
kepada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992
tentang LLAJ sudah tidak berlaku karena Undang-
Undang tersebut sudah dicabut.
4. Dokumen kelas jalan yang ditetapkan berdasarkan
UU No.14 tahun 1992, maka komponen Dokumen
Kelas Jalan dikategorikan Laik Bersyarat.
5. Penetapan Kelas Jalan mengacu Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2009 tentang LLAJ, yang
berwenang menetapkan Kelas Jalan adalah
Penyelenggara Jalan,
B. UJI LAIK FUNGSI ADMINISTRASI JALAN L
LAIK FUNGSI ADMINISTRASI TERHADAP DOKUMEN-DOKUMEN:
SEGMEN PENETAPAN STATUS KELAS KEPEMILIK- LEGER AMDAL
PETUNJUK, (atau Dokumen
REKOMENDASI
JALAN JALAN JALAN AN TANAH JALAN Lingkungan)
PERINTAH, DAN
(B2) (B3) RUMIJA (B4) (B5) (B6)
LARANGAN (B1)

Segmen 1

Berupa SK dari
Segmen 2 penyelenggara
jalan (Menteri
PU/Gubernur/
Segmen 3
Walikota/
Bupati)
Segmen ...dst

Pasal 8
Penyelenggaraan di bidang Jalan meliputi kegiatan TurBinBangWas prasarana Jalan, yaitu:
1) inventarisasi tingkat pelayanan Jalan dan permasalahannya;
2) penyusunan rencana dan program pelaksanaannya serta penetapan tingkat pelayanan Jalan yg diinginkan;
3) perencanaan, pembangunan, dan optimalisasi pemanfaatan ruas Jalan;
4) perbaikan geometrik ruas Jalan dan/atau persimpangan Jalan;
5) penetapan kelas Jalan pada setiap ruas Jalan;
6) uji kelaikan fungsi Jalan sesuai dengan standar keamanan dan keselamatan berlalu lintas; dan
7) pengembangan sistem informasi dan komunikasi di bidang prasarana Jalan. 22
PENILAIAN KELAIKAN

Status Jalan Kelas Jalan


DOKUMEN KEPEMILIKAN TANAH
DALAM LAIK FUNGSI JALAN (B4)

26
Pengertian Umum tentang
DOKUMEN KEPEMILIKAN TANAH

1. Dokumen Kepemilikan Tanah mempunyai


pengertian bahwa tanah tersebut mempunyai
bukti Surat yang sah dan bukti fisik yang
memastikan bahwa tanah itu ada dan dikuasai.

2. Dokumen Kepemilikan tanah adalah Sertifikat


Tanah memiliki arti yang penting karena dapat
dijadikan bukti yang sah dan kuat atas
kepemilikan tanah bagi seseorang/ badan
hukum

27
Legalitas Kepemilikan Tanah
1. Bukti Surat
Bukti kepemilikan yang terkuat adalah sertifikat
tanah, namun itu tidaklah mutlak. Artinya,
sebuah sertifikat dianggap sah dan benar
selama tidak terdapat tuntutan pihak lain untuk
membatalkan sertifikat tersebut.
2. Bukti Fisik
Ini untuk memastikan bahwa orang ybs benar-
benar menguasai secara fisik tanah tsb dan
menghindari terjadi dua penguasaan hak yang
berbeda yaitu hak fisik dan hak surat.

28
Dokumen Kepemilikan Tanah

1. Sertifikat Tanah
2. Akta Jual Beli Tanah
3. Kwitansi Pembelian/ Penjualan tanah
4. Surat Pernyataan Pemilikan Hak Atas
Tanah
5. Surat Pelepasan Hak (SPH)
6. Letter C / Girik
Catatan :
Dokumen yang dinyatakan (1) s/d (6) harus meliputi seluruh panjang
ruas jalan.
29
Penilaian
Dokumen Kepemilikan Tanah

30
31
DOKUMEN LEGER JALAN
DALAM LAIK FUNGSI JALAN (B5)

32
PP NO.34 TAHUN 2006

BAB VII DOKUMEN JALAN Pasal 114

1. Leger jalan

2. Aset jalan
Dokumen jalan
3. Gambar terlaksana,

4. Laik fungsi jalan.

33
Apa saja ISI LEGER JALAN ?

1) Data Identitas Jalan

2) Data Jalan dan Jembatan


Pasal 117
3) Peta Lokasi Ruas Jalan

4) Data RUMIJA

5) Data Lainnya

34
B. UJI LAIK FUNGSI ADMINISTRASI JALAN L
LAIK FUNGSI ADMINISTRASI TERHADAP DOKUMEN-DOKUMEN:
SEGMEN PENETAPAN STATUS KELAS KEPEMILIK- LEGER AMDAL
PETUNJUK, (atau Dokumen
REKOMENDASI
JALAN JALAN JALAN AN TANAH JALAN Lingkungan)
PERINTAH, DAN
(B2) (B3) RUMIJA (B4) (B5) (B6)
LARANGAN (B1)

Segmen 1

Pasal 117 (PP 34/2006 tentang Jalan)


Segmen 2
Leger jalan sekurang-kurangnya
memuat data sbb.:
Segmen 3 1) data identitas jalan;
2) data jalan;
3) peta lokasi ruas jalan;
Segmen ...dst dan
4) data ruang milik jalan.

Pasal 114 (PP 34/2006 tentang


Jalan)
Dokumen jalan meliputi:
1) leger jalan
2) dokumen aset jalan
3) gambar terlaksana, dan
4) dokumen laik fungsi jalan.
35
CARA PENILAIAN LAIK FUNGSI
DOKUMEN LEGER JALAN
Dalam Pedoman Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kelaikan
Fungsi Jalan pada Formulir B Persyaratan Administrasi
1. Fokus Pemeriksaan
a) Dokumen Leger Jalan harus ada penetapan oleh
Kepala Balai Besar/ Balai Pelaksanaan Jalan Nasional
atau Penyelenggara Jalan;
b) Dokumen Leger Jalan ada, telah ditetapkan oleh
pejabat berwenang - LAIK FUNGSI
c) Dokumen Leger Jalan ada, belum dimutakhirkan atau
dokumen belum ada – LAIK FUNGSI BERSYARAT.
36
DOKUMEN
LINGKUNGAN
(B6)
1. AMDAL : Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
2. UKL: Usaha Pengelolaan Lingkungan
3. UPL: Usaha Pemantauan Lingkungan
4. DELH : Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
5. DPLH : Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup
6. SPPL : Surat Pernyataan kesanggupan
melaksanakan Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan
DASAR HUKUM ASPEK LINGKUNGAN
1. Undang Undang Dasar Negara RI tahun 1945, Pembangunan
ekonomi nasional merupakan pembangunan berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan,
2. Undang Undang No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan,
3. Undang Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup ( PPLH ),
4. Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan,
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11/PRT/M/2010 Tentang
Tata Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan,
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 19 Tahun 2011 Tentang
Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Jalan.
7. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 05 tahun 2012 tentang
Jenis Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan yang Wajib Memiliki
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PROSEDUR PENYARINGAN
RENCANA KEGIATAN

Ya I P
WAJIB AMDAL AMDAL Z E
I K
Tidak N E
R
L J
DAERAH SENSITIF Ya DAMPAK Ya I A
PENTING N A
G N
Tidak K
U F
Tidak N I
G S
Ya
WAJIB UKL-UPL UKL–UPL A I
N K

Tidak
SPPL
Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Memiliki Izin Lingkungan

Usaha
dan/atau
Kegiatan
Wajib AMDAL

Wajib Memiliki
IZIN
LINGKUNGAN
Usaha
dan/atau Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib
Kegiatan memiliki Amdal atau UKL-UPL wajib
Wajib UKL/UPL memiliki izin lingkungan
Sumber: Pasal 2 PP 27/2012 Izin Lingkungan
IZIN LINGKUNGAN
a. Izin lingkungan wajib dimiliki untuk :

 Dokumen AMDAL,
 Dokumen UKL – UPL,
 DELH,
 DPLH,

b. Prosedur penerbitan Izin Lingkungan berdasar :


 PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
(pasal 42-49),
 Permen LH No. 08 Tahun 2013 tentang Tata
Laksana dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan
Hidup serta Penerbitan Izin Lingkungan (pasal 24,
26, 28).
CARA PENILAIAN KELAIKAN (1)
Jalan Baru: Jalan Yang Sudah beroperasi :

LAIK FUNGSI (L)


CARA PENILAIAN KELAIKAN (2)

LAIK BERSYARAT (Ls)


CARA PENILAIAN KELAIKAN (3)

LAIK BERSYARAT (Ls)

Anda mungkin juga menyukai