Anda di halaman 1dari 22

PAJAK TANGGUHAN & REKONSILIASI

LABA KOMERSIAL KE LABA FISKAL

Kelompok 3
• Fakhry Muhammad
• Almiana sari
• Herliana
• An-nisa Virginia ainul
• Astuti
LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam penyajian Laporan Keuangan di Indonesia terdapat


perbedaan
Laporan keuangan Komersial yang berdasarkan SAK dengan
Laporan keuangan Fiskal berdasarkan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan Perpajakan.
Maka dapat dipastikan terdapat perbedaan yang cukup signifikan.
HAL ISTIMEWA YANG AKAN DIBAHAS

• Harmonisasi SAK dengan Peraturan Perundang-undangan


Perpajakan
• Aturan pajak Tangguhan
• Rekonsiliasi LK Komersial ke LK Fiskal
HARMONISASI STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN
Pendekatan yang diungkapkan oleh kelompok kerja standar akuntansi OECD (Organization for Economic
Co-operation and Development) dalam laporan seri harmonisasi standar akuntansi terdapat 3 pendekatan:

PENDEKATAN 1 PENDEKATAN 2 PENDEKATAN 3


Dalam hal ketentuan peraturan Ketentuan peraturan perundang-
Dalam hal ketentuan
perundang-undangan undangan perpajakan
peraturan perundang-
perpajakan merupakan standar merupakan sisipan dari SAK
undangan perpajakan independen yang terpisah dari yang disusun sebagai konsep
secara dominan mewarnai SAK, maka laporan keuangan “common basis” yang
praktik akuntansi, dapat disusun berdasarkan menyatakan bahwa pada
walaupun telah disusun SAK dan laporan keuangan umumnya ketentuan akuntansi
fiskal disusun secara terpisah pajak mengikuti prinsip
laporan keuangan
di luar jaringan pembukuan akuntansi keuangan, karena
berdasarkan SAK, laporan prinsip akuntansi keuangan
melalui rekonsiliasi.
keuangan fiskal hendaknya telah dirumuskan dalam UU.
diselenggarakan sesuai
ketentuan peraturan
perundang-undangan
PAJAK TANGGUHAN

Penghasilan PPh yang dihitung Sebagian perbedaan 1. Jika laba


Kena Pajak berbasis pada PKP yang terjadi akibat komersial LEBIH
dihitung yang perbedaan antara BESARI DARI
berdasarkan sesungguhnya PPh terutang dengan PADA laba fiskal,
KPPP yang dibayar beban pajak yang maka akan
sedangkan kepada dimaksud, sepanjang terbentuk
penghasilan pemerintah, menyangkut KEWAJIBAN PAJAK
sebelum disebut sebagai perbedaan temporer TANGGUHAN.
pajak “PPh terutang”. hendaknya dilakukan 2. Jika laba
dihitung Sedangkan PPh pencatatan dan komersial LEBIH
berdasarkan yang dihitung tercermin dalam KECIL DARI PADA
SAK berbasis laporan keuangan laba fisklal, maka
penghasilan komersial, dalam akan terbentuk
sebelum pajak akun pajak ASET PAJAK
LANJUTAN…
Pajak Tangguhan didefinisikan melalui 2
sudut Pandang:
1. Diakui sebagai Kewajiban, yaitu Jumlah Kewajiban pajak
Pajak Penghasilan yang terutang untuk periode tangguhan, dapat
mendatang sebagai akibat perbedaan temporer disamakan dengan
kena pajak (taxable temporary differences). pajak kurang bayar.

2. Diakui sebagai Aset, yaitu Jumlah pajak Sedangkan Aset


penghasilan terpulihkan pada periode pajak tangguhan
dapat disamakan
mendatang sebagai akibat adanya:
dengan pajak lebih
• Perbedaan temporer yang boleh dikurangkan
bayar
(deductible temporary differences).
• Sisa kerugian yang belum dikompensasikan.
METODE ALOKASI PAJAK INTERPERIODE

• Defferal Method (Metode Pajak Tangguhan)


• Liability Method (Metode Kewajiban)
• Net of Tax Method (Metode Pajak Neto)
DEFFERAL METHOD (METODE PAJAK
TANGGUHAN)
• Pendekatan Laba Rugi (Income Statement Approach), yaitu kapan
suatu transaksi diakui dalam laporan laba rugi baik dari segi
komersial maupun fiskal.
• Mengenal Istilah Perbedaan Waktu dan Perbedaan Permanen.
• Hasil perhitungan diakui sebagai pajak tangguhan pada laporan laba
rugi.
• Menekankan pada Matching Principle pada periode terjadinya
perbedaan tersebut.
LIABILITY METHOD (METODE
KEWAJIBAN)
• Menggunakan pendekatan Neraca (Balance Sheet Approach),
yaitu menekankan pada kegunaan laporan keuangan dalam
mengevaluasi posisi keuangan dan memprediksikan aliran
kas pada masa yang akan datang.
• Mengenal istilah Perbedaan tempore dan perbedaan non-
temporer.
• Pajak tangguhan diakui sebagai Aktiva(kewajiban pajak
tangguhan), dan harus dilaporkan didalam Laporan Neraca.
• Beban pajak tangguhan dlaporkan di Laba rugi bagian
taksiran PPh sebagai komponen pajak tangguhan.
• Penghasilan Pajak Tangguhan dilaporkan di Laba rugi sebagai
NET OF TAX METHOD (METODE PAJAK
NETO)

• Tidak ada pajak tangguhan yang diakui.


• Beban pajak yang disajikan dalam laporan laba rugi sama
dengan jumlah penghasilan pajak yang terhutang menurut
SPT tahunan.
METODE YANG DIANJURKAN PSAK

Menurut PSAK 46 hanya metode pajak tangguhan (deferal


method) yang diperkenankan digunakan karena secara umum
metode ini memasukkan alokasi perbedaan temporer yang
komprehensif dan bukan alokasi perbedaan temporer yang
parsial.
KOMPENSASI KERUGIAN

Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 menyebutkan: “apabila


penghasilan bruto setelah pengurangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) didapat kerugian, maka kerugian
tersebut dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun
pajak berikutnya berturut-turut sampai dengan 5 tahun.
ALOKASI PAJAK INTRAPERIODE

• Alokasi pajak intra periode atau alokasi pajak dalam satu periode, adalah
alokasi yang mengaitkan beban pajak penghasilan (provisi pajak
penghasilan) dengan item-item atau pos-pos tertentu yang
mengakibatkan timbulnya jumlah provisi pajak penghasilan itu.
• Perusahaan menggunakan alokasi pajak intra periode pada laporan
keuangan untuk item-item berikut:
- Penghasilan dari operasi (kegiatan usaha) berkelanjutan.
- Operasi yang dihentikan.
• Konsep (prinsip) umum yang mendasari praktik ini adalah “pajak
seharusnya mengikuti penghasilan.”
PENYEBAB PERBEDAAN PENGHASILAN SEBELUM PAJAK DENGAN PENGHASILAN

KENA PAJAK DAN SECARA POTENSIAL JUGA MENYEBABKAN PERBEDAAN ANTARA


BEBAN PPH DENGAN PPH TERUTANG, DAPAT DIKATEGORIKAN DALAM LIMA
KELOMPOK BERIKUT:

1. Perbedaan permanen
2. Perbedaan sementara/waktu
3. Kompensasi kerugian
4. Kredit pajak investasi
5. Alokasi pajak intraperiode
PENYAJIAN PAJAK TANGGUHAN
DI LAPORAN POSISI KEUANGAN

• Akun pajak tangguhan dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva pajak tangguhan
dan kewajiban pajak tangguhan yang diklasifikasikan sebagai jumlah lancar neto
dan jumlah tidak lancar neto. Hal ini didasarkan pada keterkaitan dengan
klasifikasi aktiva atau kewajiban yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
Klasifikasi apakah masuk dalam akun lancer atau tidak lancar tergantung psda
antisipasi jangka waktu pemulihan atas perbedaan temporer tersebut
• Apabila pemulihannya diperkirakan dalam jangka waktu setahun atau kurang,
maka diklasifikan sebagai akun lancar
• Apabila pemulihannya diperkirakan dalam jangka waktu lebih dari setahun, maka
diklasifikasikan sebagai akun tidak lancar.
• Sebelum disajikan di naraca antara aktiva pajak tangguhan dengan kewajiban
pajak tangguhan dilakukan offset (saling menghapus) terlebih. Sedangkan antara
PENYAJIAN PAJAK TANGGUHAN DALAM
LAPORAN LABA RUGI

• Beban / keuntungan Pajak Penghasilan yang disajikan dalam Laporan laba rugi,
harus dipecah atas dua komponen, yaitu
• Pajak kini (Pajak Penghasilan terutang),
• Bagian Pajak Tangguhan (bagian yang diperhitungkan sebagai beban pajak, yang
dihitung berdasarkan perbesaan temporer dikalikan dengan tariff)
• Pajak kini atau PPh terutang dihitung berdasarkan Penghasilan Kena Pajak dikalikan
dengan tariff orisinil, sedangkan Bagian Tangguhan berdasarkan perbedaan
temporer dikalikan dengan tariff orisinal, atau perubahan saldo pajak tangguhan
dalam tahun yang bersangkutan. Pajak tangguhan ditambah dengan Pajak tahun
ini akan diperoleh jumlah beban pajak kesuluruhan.
REKONSILIASI LAPORAN KEUANGAN
KOMERSIAL KE LAPORAN KEUANGAN
FISKAL
Rekonsiliasi merupakan penyesuaian antara laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan
fiskal melalui perbedaan permanen dan waktu atau koreksi fiskal positif dan negative.

• Buat terlebih dahulu daftar penyusunan fiskal sesuai KPPP


• Penyusutan fiskal tersebut kemudian dialokasikan dengan pengalokasian yang dilakukan perusahaan
• Susun rekonsiliasi harga pokok produksi
• Susun rekonsiliasi biaya operasional
• Susun rekonsiliasi beban lain
• Susun rekonsiliasi laba rugi yang dihimpun dari jumlah-jumlah akhir masing-masing rekonsiliasi
sebelumnya.
KESINAMBUNGAN REKONSILIASI

Rekonsiliasi/penyesuaian fiskal dari laporan keuangan komersial hanya


dibutuhkan apabila akuntansi WP dikerjakan berdasarkan SAK. Untuk menjaga
kesinambungan rekonsiliasi tersebut, masih diperlukan semacam catatan untuk
membukukan semua pos-pos dalam laporan keuangan yang memperlihatkan
perbedaan antara SAK dengan KPPP yang diperlukan untuk penyusunan
rekonsiliasi berikutnya. Dengan adanya pencatatan yang terpisah tersebut,
dengan segera dapat diketahui jumlah pos-pos yang berbeda, dan apabila
terdapat makin sedikit perbedaan yang tidak sesuai dengan KPPP, maka
semakin mudah dan sederhana pembuatan rekonsiliasi fiskalnya dan sebaliknya.
CONTOH PERBEDAAN PERMANEN

• Natura (Benefit in Kind) • Beban Penyusutan dan Biaya


Pemeliharaan atau Perbaikan
• Biaya Jamuan
atas Kendaraan Perusahaan
(Entertainment)
• Pendapatan Bunga
• Sumbangan
• Pembayaran Dividen
• Penghapusan Piutang
• Biaya Promosi
• Penghapusan Persediaan
• Biaya – biaya lainnya
• Penurunan Nilai Aset
CONTOH PERBEDAAN TEMPORER

• Penyusutan aset tetap


• Beban Estimasi Manfaat Karyawan
• Beban Finance Lease (Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi)
METODE AKUNTANSI PAJAK

• Stelsel pengakuan penghasilan dan biaya yang bersifat


umum dan spesifik
• Tahun buku
• Penghapusan piutang tak tertagih
• Metode penilaian persediaan
• Metode penyusutan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai