Anda di halaman 1dari 22

SMK3L

Mengontrol Tindakan Dalam


Kondisi Tidak Aman
Latar Belakang
Setiap tahun ribuan kecelakaan terjadi di tempat kerja yang menimbulkan korban
jiwa, kerusakan materi dan gangguan produksi.
Dengan berkembangnya kegiatan industri maka tingginya tingkat risiko
kecelakaan yang ditimbulkan juga akan semakin besar.
Berdasarkan hasil riset mengenai kecelakaan kerja menyatakan bahwa bahan baku,
peralatan, manusia, serta lingkungan kerja mengandung potensi bahaya yang tinggi
sehingga diperlukannya suatu upaya pencegahan agar tidak terjadi kecelakaan.
Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja menurut Peraturan
Pemerintah No. 50 Tahun 2012 yaitu dibutuhkannya upaya pemantauan dan
pengukuran lingkungan kerja dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan (SMK3L).
Rumusan Masalah

 Bagaimana mengidentifikasi jenis kegiatan di tempat kerja konstruksi?


 Bagaimana menyusun rencana tindakan pengendalian?
 Bagaimana melakukan pengendalian tindakan dan kondisi tidak aman?
Pengertian SMK3L
SMK3L adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi
struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses
dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian,
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja atau
bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka
pengendalian risiko agar menciptakan “Zero Accident” atau tidak terjadi
kecelakaan di dalam proyek ataupun perusahaan.
Peraturan Perundang-undangan
 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER. 01/MEN/1980
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan
 Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 174/Kep/Men/86 dan Nomor 104/KPTS/86 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi, beserta pedoman
pelaksanaan K3 pada tempat kegiatan konstruksi
 Peraturan/regulasi lain yang langsung terkait dengan pengendalian bahaya K3
khususnya menyangkut langsung bidang pekerjaan utamanya
Mengontrol Tindakan dalam Kondisi Tidak Aman
Tindakan bahaya di dalam suatu proyek harus dihindari dan ada 2 hal yang perlu
di perhatikan yaitu perilaku yang tidak aman dan keadaan tidak aman.
Unsafe action adalah suatu perilaku membahayakan atau tidak aman yang dapat
menyebabkan kecelakaan kerja yang menimbulkan kerugian cedera hingga
kematian.
Unsafe condition adalah situasi atau keadaan yang tidak langsung disebabkan oleh
tindakan atau ketidaksengajaan dari satu atau lebih karyawan pada suatu lokasi
yang dapat menyebabkan celaka atau cedera jika kondisi tersebut tidak diperbaiki.
Tahapan Tenaga Ahli K3 untuk Mencegah Terjadinya
Kecelakaan
Mengidentifikasi Jenis Kegiatan di Tempat Kerja
Konstruksi

Sebagai tenaga ahli K3 harus dapat mengtahui, mencatat dan mengumpulkan


semua jenis kegiatan yang ada di lapangan atau tempat kerja. Dengan mengetahui
segala kegiatan yang ada di tempat kerja, maka tenaga ahli K3 dapat pula
mengidentifikasi tindakan dan kondisi tidak aman.
Menyusun Rencana Tindakan Pengendalian
Rencana Tindakan Pengendalian (RTP) merupakan dokumen yang memuat
kebijakan dan proserdur yang diperlukan untuk mengendalikan risiko-risiko yang
mungkin akan dapat menghambat pencapaian suatu tujuan instansi pemerintah
yang ditetapkan.
Secara umum RTP meliputi : pernyataan tujuan dan sasaran, penguatan struktur,
kebijakan dan prosedur organisasi untuk mengendalikan risiko, pengkomunikasian
informasi keseluruh unsur pengendalian termasuk hasil penguatannya,
pemantauan keseluruh unsur pengendalian.
RTP dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi pimpinan dan para pegawai di
lingkungan pemerintah provinsi/kabupaten/kota untuk mengenali kondisi
lingkungan pengendalian risiko dan tindakan pengendalian yang diperlukan untuk
mencegah kegagalan/penyimpangan dan/ mempercepat keberhasilan pencapaian
tujuan organisasi
Melakukan Pengendalian Tindakan dan Kondisi Tidak Aman

1. Pengendalian Tindakan dilakukan dengan cara mengikuti prosedur yang harus


ditaati peraturan yang sudah di tetapkan :
 Menggunakan Peralatan dan Perlengkapan Peralatan
 Informasi Komunikasi
2. Penanganan Tindakan apabila terjadi bahaya di lapangan.
 Dokumentasi, mendapatkan bukti fisik kecelakaan dan juga hasil dokumentasi
dapat menjadi bahan evaluasi di kdepannya nanti agar tidak terulang
kedepannya. Berupa foto.
 Identifikasi Bahaya
 Format Surat
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai