Anda di halaman 1dari 26

DASAR HUKUM PENERAPAN K3

K3 dalam perspektif hukum


Ada tiga aspek utama hukum K3 yaitu :
 norma keselamatan

 kesehatan kerja dan

 kerja nyata
1. Dasar Hukum & Definisi
 Dasar Hukum
 Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
 Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam
segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air,
di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah
kekuasaan hukum Republik Indonesia
 Definisi Tempat Kerja
 "tempat kerja" ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau
sering dimasuki tempat kerja untuk keperluan suatu usaha dan
dimana terdapat sumber-sumber bahaya.
 termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan
sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau berhubung
dengan tempat kerja tersebut.
Pengertian K3

Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau K3 adalah suatu


sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun
pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif)
timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara
mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja
serta tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian.
Bentuk Dasar Hukum
 Undang-undang
 Peraturan
 Surat Keputusan
 Surat Edaran
 Instruksi
Penerapan K3 memiliki beberapa Dasar Hukum
Pelaksanaan

 Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang


Keselamatan Kerja
 Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang
Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
 Permenaker No 4 Tahun 1987 tentang
Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3)
Dasar Hukum K3 Konstruksi
 Undang-undang No. 1Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
 Undang-undang No. 13/2003 tentang ketenagakerjaan
 Undang-undang No. 18/1999 tentang  jasa kontruksi
 Peraturan No. 01/Men/1980 tentang K3 Kontruksi
 Instruksi Menaker  No. 01/1992 tentang pemeriksaan, keberadaan unit
organisasi K3.
 SKB Menaker dan Men PU ke-174/1986 dan No. 104/KPTS/1986 tentang
K3 pada tempat kegiatan konstruksi beserta pedoman pelaksanaan K3
pada tempat kegiatan konstruksi.
 Surat edaran Dirjen Binawas No. 13/BW/1998 tentang akte pengawasan
proyek konstruksi bangunan.
 Surat Dirjen Binawas No. 147/BW/KK/IV/1997 tentang wajib lapor
pekerjaan proyek konstruksi.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 05 /PRT/M/ 2014 Tedntang
Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
 Pengertian Kegitan Konstruksi
• Konstruksi bangunan ialah kegiatan yang
berhubungan dengan seluruh tahapan yang
dilakukan di tempat kerja.
• Kontraktor ialah pelaksana kontruksi.

• Sub-konstruktor ialah bagian dari pelaksanaan

konstruksi yang mempunyai bidang khusus.


• Pekerjaan konstruksi beton adalah tahapan

pekerjaan konstruksi, yang menggunakan


bahan-bahan, semen, pasir, batu split, batu
belah, batang belah, batang besi ulir.
 Pekerjaan kontruksi baja Tahapan pekerjaan konstruksi bangunan yang
menggunakan bahan-bahan; konstruksi baja, rangka, baut, mur,
pengelasan baja.
 Pekerjaan penggalian yaitu tahapan pekerjaan konstruksi bangunan pada
tanah (soil), pekerjaan tanah seperti galian, rembesan, parit timbunan.
 Pekerjaan pondasiTahapan pekerjaan konstruksi bangunan untuk
membuat bagian-bagian struktur yang memikul beban struktur sampai
ketanah.
 Wajib lapor pekerjaan / proyek konstruksi bangunan : kewajiban
administrasi K3 konstruksi bangunan dari pelaksanaan konstruksi /
kontraktor.
 Kepala proyek : orang yang memimpin langsung tempat kerja konstruksi
bangunan (pemimpin pelaksana konstruksi).
 Safety officer : petugas / pekerja dan pelaksana konstruksi untuk
melaksanakan K3 di bidang konstruksi.
 Ahli K3 konstruksi ialah ahli / expert  dari pelaksanaan konstruksi yang
ditunjuk Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk mengawasi
ditaatinya Undang-undang Kedaulatan Kerja.
UNSUR-UNSUR TERKAIT PADA KEGIATAN KONSTRUKSI
 Pemilik proyek
 Kontraktor
 Sub-kontraktor
 Pekerja proyek
 Pekerja subkon
 Pemasok
 Masyarakat
 Instruksi teknis
STRATEGI PENERAPAN K3 PADA
PROYEK KONSTRUKSI
 Identification  
 Evaluation
 Develops the plan
 Implementasi
  Monitoring
SERTIFIKASI
Jenis kompetensi personil :
 Ahli K3

 Supervisor

 Teknisi

 Operator

 Pelaksana
SERTIFIKASI PERALATAN

TRAKTOR FORKLIFT LOADER

DUMP TRUCK BULLDOZER CRANE


Tujuan Penerapan K3
 mencegah dan mengurangi kecelakaan;
 mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
 mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
 memberi kesempatan atau jalan menyelematkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-
kejadian lain yang berbahaya;
 memberikan pertolongan pada kecelakaan;
 memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
 mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar-luaskan suhu, kelembaban, debu, kotoran,
asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran;
 mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikhis,
peracunan, infeksi dan penularan;
 memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
 menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
 menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
 memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
 memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya;
 mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau batang;
 mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
 mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan penyimpanan barang;
 mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
 menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang berbahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
Sasaran Sistem K3
 Bagi Pengusaha
 Untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
 Bagi Tenaga Kerja
 Adalah hal yang sangat penting bagi setiap orang yang
bekerja dalam lingkungan perusahaan, terlebih yang
bergerak di bidang produksi khususnya, dapat memahami
arti pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja dalam
keseharian kerjanya untuk kepentingannya sendiri atau
memang diminta untuk menjaga hal-hal tersebut agar
mampu meningkatkan kinerja dan mencegah potensi
kerugian bagi perusahaan.
 Realitasnya : Kebijakan Perusahaan
Tindakan K3
 Melakukan analisis atas Lingkungan Kerja
 Mengidentifikasi Perils, Hazards & Loss
 Mengadakan Program pelatihan, Instruksi, Informasi dan
Pengawasan kecelakaan kerja
 Membuat Prosedur penanganan ketika terjadi kecelakaan kerja
termasuk investigasinya
 Membuat Prosedur perawatan peralatan kerja
 Membuat Ketentuan bagi pekerja yang mengalami kecelakaan
kerja
 Memastikan perlindungan bagi pekerja lain sebagai tindakan
preventif
 Pemberian sanksi bila terjadi pelanggaran
 Membuat laporan kecelakaan kerja kepada pihak yang
berwenang
 Membuat satuan kerja yang terdiri atas orang yang berkompeten
dalam penanganan kecelakaan di area terjadi kecelakaan kerja
Persyaratan Sistem K3 yang Ideal

Inti dari terlaksananya K3 dalam perusahaan adalah


adanya kebijakan standar berupa kombinasi aturan,
sanksi dan reward dilaksanakannya K3 oleh perusahaan
bagi pekerja dan perusahaan, atau dengan kata lain
adanya suatu kebijakan mutu K3 yang dijadikan acuan/
pedoman bagi pekerja dan pengusaha.
 Prosedur atau aturan tidak ada format bakunya, yang
terpenting adalah esensinya
Sanksi harus bersifat konstruktif, segera dan tanpa
diskriminasi
 Reward harus jelas kriterianya dan terukur
Lingkup Syarat Penerapan K3
 Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan,
pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan,
pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan
bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi yang
mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
 Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah
menjadi suatu kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur,
jelas dan praktis yang mencakup bidang konstruksi, bahan,
pengolahan dan pembuatan, perlengkapan alat-alat
perlindungan, pengujian dan pengesyahan, pengepakan atau
pembungkusan, pemberian tanda-tanda pengenal atas bahan,
barang, produk teknis dan aparat produk guna menjamin
keselamatan barang-barang itu sendiri, keselamatan tenaga
kerja yang melakukannya dan keselamatan umum.
Pengawasan Pelaksanaan K3
Direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap Undang-undang
ini sedangkan para pegawai pengawas dan ahli keselamatan
kerja ditugaskan menjalankan pengawasan langsung terhadap
ditaatinya Undang-undang ini dan membantu pelaksanaannya.

 "direktur" ialah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk
melaksanakan Undang-undang ini.
 "pegawai pengawas" ialah pegawai teknis berkeahlian khusus dari
Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
 "ahli keselamatan kerja" ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari
luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga
Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undang-undang ini.

PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (P2K3)


Kewajiban Pengusaha
 Untuk pengawasan berdasarkan Undang-undang ini pengusaha harus membayar
retribusi menurut ketentuan-ketentuan yang akan diatur dengan peraturan
perundangan.
 Pengusaha di wajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan
kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan
sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan padanya.
 Pengusaha diwajibkan memeriksakan semua tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya, secara berkala pada Dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha.
 Pengusaha diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru
tentang :
 Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerja;
 Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerja;
 Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;
 Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
 Pengusaha diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang
berada di bawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan
kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, juga dalam
pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.
Yang Harus Disediakan Pengusaha
 Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya,
semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-
undang ini dan semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi
tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat­tempat yang mudah dilihat
dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja;
 Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar
keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan
lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut
petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
 Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang
diwajibkan pada tenaga kerja berada di bawah pimpinannya dan
menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja
tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut
petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas
atau ahli keselamatan kerja.
Kewajiban Tenaga Kerja
 Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai
pengawas keselamatan kerja;
 Memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan;
 Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan;
 Meminta pada Pengusaha agar dilaksanakan semua syarat
keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan;
 Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat
kesehatan dan keselamatan kerja serta alat-alat perlindungan
diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal
khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-
batas yang masih dapat dipertanggung jawabkan.
 Mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-
alat perlindungan diri yang diwajibkan bila akan memasuki suatu
tempat kerja
Kaitan K3 dan HSE

 Keduanya mengacu pada hal yang


sama
 K3  Kesehatan & Keselamatan Kerja
 HSE  Health & Safety Environment
 K3 lahir dari tuntutan regulasi
 HSE lahir dari tuntutan
masyarakat/customer
Kaitan K3 dan ISO

 Penerapan K3 yang baik akan


mendukung pencapaian Sertifikasi ISO
khususnya ISO 14000
 ISO 14000  Standar atas kualitas proses
dan hasil produksi yang ramah lingkungan
 ISO 14000 juga lahir dari tuntutan
masyarakat / customer
The Philosophy ISO

y ang di ke r j ak an
tulis apa
do)
(write what you

ka n apa y a ng d itulis
kerja rite)
(do what you w
au
periksa dan tinj
y !)
(review and verif

a n t e rus- m e ne r us
tingkatk ally)
pr o v e C o n tinu
(Im

Anda mungkin juga menyukai