Rangkuman Regulasi TDLK
Rangkuman Regulasi TDLK
1. Peraturan BNPB No. 14 Tahun 2010 tentang Pembentukan Pos Komando Tanggap
Darurat Bencana
Peraturan BNPB No. 14 Tahun 2010 tentang Pembentukan Pos Komando Tanggap
Darurat Bencana, status nya telah dicabut dan di ganti dengan Peraturan BNPB No. 3
Tahun 2016 tentang Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana. Maka dari itu
Peraturan BNPB No. 14 Tahun 2010 tidak berlaku.
Peraturan BNPB No. 03 Tahun 2016 terdiri atas 10 BAB dan terdiri dari 27 Pasal.
Peraturan ini ditetapkan di Jakarta pada tanggal 15 November 2016 oleh Kepala BNPB
saat itu yaitu Willem Rampangilei dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 22
Novembber 2016 oleh Direktur Jendral Peraturan Per undang-Undangan, Kementerian
Hukum dan HAM RI saat itu yaitu Widodo Ekatjahjana.
Peraturan ini terdiri dari 6 BAB dan 28 Pasal, dan juga terdiri dari 6 BAB
lampiran. Peraturan ini ditetapkan di Jakarta tanggal 28 September 2016 oleh Menteri
Kesehatan RI pada saat itu Nila Farid Moeloek, dan diundangkan di Jakarta pada tanggal
26 Oktober 2016 oleh Direktur Jenderal Peraturan Perundang-undangan Kementerian
Hukum dan HAM RI pada saat itu Widodo Ekatjahjana.
Peraturan ini terdiri dari 11 BAB dan 32 Pasal, dan 5 BAB lampiran. Peraturan ini
ditetapkan di Jakarta tanggal 22 Desember 2016 oleh Menteri Kesehatan Republik
Indonesia saat itu Nila Farid Moeloek dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 5 Januari
2017 oleh Direktur Jenderal Peraturan Per Undang-Undangan Kementerian Hukum dan
HAM RI saat itu Widodo Ekatjahjana.
Pelaksanaan rencana K3RS harus didukung oleh SDM di bidang K3RS, sarana
dan prasarana, dan anggaran yang memadai, adapun pelaksanaan rencana K3RS
meliputi:
Pengelolaan prasarana Rumah Sakit dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja
bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dengan memastikan
kehandalan sistem utilitas dan meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi. Pengelolaan
paling sedikit meliputi keamanan:
a. Penggunaan listrik
b. Penggunaan air
c. Penggunaan tata udara
d. Penggunaan genset
e. Penggunaan boiler
f. Penggunaan lift
g. Penggunaan gas medis
h. Penggunaan jaringan komunikasi
i. Penggunaan mekanikal dan elektrikal
j. Penggunaan instalasi pengelolaan limbah.
Peraturan ini terdiri dari 12 Pasal, dan 4 BAB lampiran. Peraturan ini ditetapkan
di Jakarta tanggal 23 Desember 2016 oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia saat itu
Nila Farid Moeloek dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 20 Januari 2017 oleh
Direktur Jenderal Peraturan Per Undang-Undangan Kementerian Hukum dan HAM RI
saat itu Widodo Ekatjahjana.
a. Mewujudkan kualitas lingkungan kerja industri yang sehat dalam rangka menciptakan
pekerja yang sehat dan produktif
b. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan, penyakit akibat kerja, dan kecelakaan kerja
c. Mencegah timbulnya pencemaran lingkungan akibat kegiatan industri.
Standar kesehatan lingkungan kerja industri meliputi Nilai ambang batas faktor
fisik dan kimia, indikator pajanan biologi, dan standar baku mutu kesehatan lingkungan.
Persyaratan kesehatan lingkungan kerja industri meliput Persyaratan faktor fisik,
persyaratan faktor biologi, persyaratan penanganan beban manual, persyaratan kesehatan
pada media lingkungan.
Pemantauan dilakukan paling sedikit 1 (satu) tahun sekali, atau setiap ada
perubahan proses kegiatan industri yang berpotensi meningkatkan kadar bahaya
kesehatan lingkungan kerja, dan/atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Hasil dari pemantauan harus dilakukan evaluasi. Pemantauan harus dilakukan
oleh tenaga yang telah memperoleh pendidikan dan/atau pelatihan di bidang kesehatan
kerja atau higiene industri. Adapun pengecualian pada pemantauan indikator pajanan
biologi dilakukan oleh tenaga kesehatan yang telah memperoleh pendidikan dan/atau
pelatihan mengenai indikator pajanan biologi (biomarker).
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Peraturan ini terdiri dari 9 BAB, 14 Pasal, dan 4 BAB lampiran. Peraturan ini
ditetapkan di Jakarta tanggal 28 Desember 2018 oleh Menteri Kesehatan Republik
Indonesia saat itu Nila Farid Moeloek dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 15 Januari
2019 oleh Direktur Jenderal Peraturan Per Undang-Undangan Kementerian Hukum dan
HAM RI saat itu Widodo Ekatjahjana.