Anda di halaman 1dari 89

Materi Kuliah Untuk Program Studi Geografi

Pada Jurusan Geografi FIS UNIMA


Pengertian kartografi :
• seni, ilmu dan teknologi dalam
pembuatan berbagai peta, demikian
juga tentang studi dokumen ilmiah
mengenai segala pekerjaan
perpetaan. (ICA).
• ilmu yang berkisar pada penyediaan
berbagai peta serta chart dan
meliputi juga segala pekerjaan dan
pengumpulan data sampai pada
perpencetakan peta (UNO).
• menyebut kartografi adalah ilmu dan
teknik pembuatan peta (Prihandito,
1989).
1. Peta adalah gambaran
konvensional permukaan bumi
yang diperkecil sebagaimana
kenampakannya jika dilihat dari
atas dengan dittambah tulisan
sebagai identifikasi (Erwin
Raiz,1948),
2. Peta adalah suatu gambaran
atau representasi unsur-unsur
ketampakan abstrak yang dipilih
dari permukaan bumi, yang ada
kaitannya dengan permukaan
bumi atau benda-benda angkasa.
Pada umumnya, peta
digambarkan pada suatu bidang
datar dan diperkecil atau
diskalakan (ICA :International
Cartographic Association).

1. Peta merupakan gambaran


permukaan bumi dengan skala
tertentu, digambar pada bidang
datar melalui sistem proyeksi
tertentu ( Aryono Prihandito 1988)
2. peta merupakan wahana bagi
penyimpanan dan penyajian data
kondisi lingkungan, merupakan
sumber informasi bagi para
perencana dan pengambilan
keputusan pada tahapan dan
tingkatan pembangunan.
(Bakosurtanal 2005)
PENGERTIAN GEOGRAFI
• ilmu pengetahuan yang menceritakan
(to describe), menerangkan sifat-sifat
bumi, menganalisa gejala-gejala alam
dan penduduk serta memperlajari
corak khas mengenai kehidupan dan
mencari fungsi dari unsur-unsur bumi
dalam ruang dan waktu (Bintarto)
• ilmu yang berusaha menemukan dan
memahami persamaan-persamaan
dan perbedaan-perbedaan yang ada
dalam ruang muka bumi (I Made
Sandy).
• ilmu yang mempelajari persamaan
dan perbedaan fenomena geografi
dengan sudut pandang kelingkungan
dan kewilayahan dalam konteks
keruangan ( Semlok Semarang)
MENGAPA PETA MUTLAK DIPERLUKAN
DALAM GEOGRAFI

1. Objek formal yang paling


mencirikan atau menjadi
identitas geografi,adalah
keruangan (spasial).
2. Fenomena geosfer yang
terdapat di permukaan bumi
tidak seragam (bervariasi),
3. Untuk mengkaji adanya
perbedaan dan persamaan
(pola spasial) feonomena
geosfer, tidak mungkin
dapat dilakukan jika tanpa
menggunakan alat.
4. Alat tersebut adalah peta
dan atau foto udara.
1. Peta Umum
1. Peta Topografi (Peta Rupa Bumi
Indonesia = RBI), yaitu peta skala
besar dan memuat keterangan-
keterangan umum.
2. Peta Chorografi, yaitu peta umum
berskala sedang yang
menggambarkan daerah yang luas
3. Peta Dunia, yaitu peta umum berskala
kecil yang meliputi seluruh dunia
2. Peta Khusus,
Peta khusus sering disebut dengan
peta tematik, yaitu peta yang
menggambarkan informasi secara
kuantitatif dan atau kualitatif tentang
kenampakan atau konsep-konsep
yang spesifik dalam hubungannya
dengan detail-detail topografi.
PETA TEMATIK
Jenis Peta Berdasarkan skalanya
1. Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 100
sampai 1 : 5.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah
atau peta dalam sertifikat tanah, oleh karena itu banyak terdapat di
Departemen Dalam Negeri, pada Dinas Agraria (Badan Pertanahan
Nasional).
2. Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1 : 5.000 sampai 1 :
250.000. Peta skala besar digunakan untuk menggambarkan wilayah
yang relatif sempit, misalnya peta kelurahan, peta kecamatan.
3. Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 250.000
sampai 1: 500.000. Peta skala sedang digunakan untuk menggambarkan
daerah yang agak luas, misalnya peta propinsi Jawa Tengah, peta propinsi
maluku.
4. Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala 1 : 500.000 sampai
1 : 1.000.000 atau lebih. Peta skala kecil digunakan untuk
menggambarkan daerah yang relatif luas, misalnya peta negara, benua
bahkan dunia.
• Skala ini sangat erat kaitannya dengan data yang disajikan.
• Bila ingin menyajikan data yang rinci, maka digunakan skala
besar, misalnya 1 : 5000. Sebaliknya, apabila ingin ditunjukkan
hubungan kenampakan secara keseluruhan, digunakan skala
kecil, misalnya skala 1 : 1000.000
MANFAAT PETA
JENIS PETA KEGUNAAN PETA

air
Kebutuhan
Pertanian
Pemukiman
Kehutanan
Pertambangan
Kesehatan
Prasarana
Navigasi
Alam/Budy
Cagar
rial
Militer/Terest
PETA KELUARAN
PETA DASAR/ MASUKAN

UMUM TEMATIK
Peta/citra Penginderaan
* * * * * * * * * *
Jauh
Peta Topografi * * * * * * * * * *
Geologi * * * *
Geomorfologi * * * *
Tanah * * * *
Iklim * * * *
Vegetasi * * * *
Liputan Lahan * * * * * * * * *
Penduduk * * * *
Hidrografi/Batemetri * *
Unit Lahan * * *
Kesesuaian/kemampuan Lahan * * * * *
Sumber Bahan bangunan * * *
Kerentanan Bencana Alam * * *
Sumberdaya Lahan/Sistem Lahan * * * *
Geo-Ekologi Pantai * * * * * *
Tingkat bahaya Erosi/Lahan
* * *
Kritis
Tata Guna lahan/Tata Ruang * * * * * *
Geo-Archeologi *
Perencanaan/Kerusakan
* * * * *
Lingkungan
1. Judul peta
2. Skala peta
3. Legenda atau keterangan
4. Tanda arah atau orientasi
5. Simbol dan warna
6. Sumber dan tahun
pembuatan peta
7. Proyeksi peta (Grid and
graticule)
8. Inset Peta
1. Judul Peta
1. Judul peta memuat isi peta.
Contoh:
- Peta Penyebaran Penduduk Pulau Jawa.
- Peta Tata Guna Tanah Propinsi Bali.
- Peta Indonesia.
2. Judul peta hendaknya memuat/mencerminkan
informasi yang sesuai dengan isi peta.
3. Judul peta jangan sampai menimbulkan penafsiran
ganda pada peta.
4. Judul peta biasanya diletakkan di bagian tengah
atas peta,tetapi dapat juga ditempatkan di bagian
lain .
2. Skala Peta

Skala Peta adalah perbandingan antara jarak di peta dengan jarak


sebenarnya dipermukaan bumi.
Contoh:
Pada peta tertulis skala 1 : 1.000.000 ini berarti tiap jarak 1 bagian di
peta sama dengan jarak 1.000.000 bagian di muka bumi.
Skala Peta dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Skala Angka/Skala Pecahan (Numerical Scale).
Contoh : Skala 1 : 100.000, skala 1 : 2.000.000
2. Skala Verbal yaitu skala yang dinyatakan dengan kalimat atau kata-
kata. Skala ini disebut juga skala inci dibanding mil yang dalam bahasa
Inggris disebut “Inch Mile Scale”. Contoh : 1 inch to 5 miles
3. Skala Garis (Line Scale)/Skala Grafik (Graphical Scale) / Skala
Batang (Bar Scale)/ Skala Jalan (Road Scale)
Contoh :
Mengubah skala peta
1. Mengubah skala angka ke skala grafik
2. Mengubah skala grafik ke skala angka
3. Mengubah skala angka menjadi skala inci -
mil
4. Mengubah skala grafik menjadi skala inci-mil
5. Mengubah skala dengan sistem grid bujur
sangkar (Gridsquare)
Mengubah skala angka ke skala grafik
Contoh:
Dalam peta tertulis skala 1 : 300.000, ubahlah ke dalamskala
grafik/garis.

Penyelesaian:
Skala 1 : 300.000 berarti 1 bagian di peta menunjukkan 300.000
bagian di lapangan. Apabila dibuat dalam cm, maka 1 cm di peta =
300.000 cm di lapangan. Bila dibuat skala grafiknya berarti tiap-tiap
cm atau dalam satu kotak nilainya 300.000 cm atau 3 km. Bila
digambarkan skala grafiknya sebagai berikut:

1 : 300 000
Skala angka
Mengubah skala garis menjadi skala angka

Contoh:
Skala garis digambarkan seperti di bawah ini, ubahlah menjadi skala
angka!

1 : 100 000
2cm

Penyelesaian:
Pada peta dengan skala ini berarti tiap panjang garis (kotak)
menggambarkan 2 km di lapangan sehingga apabila tiap kotak antara
0 –. 2 – 4 dan 4 – 6 masing-masing jika diukur = 2 cm maka:
2 cm = 2 km
1 cm = 1 km
1 cm = 100.000 cm
Sehingga skala angkanya menjadi 1 : 100.000
Mengubah skala angka menjadi skala inci - mil

Contoh:
Skala angka 1 : 500.000, ubahlah menjadi skala inci -mil
Penyelesaian:
Skala 1 : 500.000 berarti tiap 1 inci di peta = 500.000 inci di lapangan.
500.000 inci yang kemudian dibulatkan menjadi 8 mil.

Jadi skala inci - milnya = 1 : 8 Perlu Anda ingat bahwa :

1 : 500 000 One inc to eight mils


Mengubah skala grafik menjadi skala inci-mil

Contoh :
Jika diketahui grafik sepanjang 5 cm menunjukkan jarak
10 mil dilapangan, ubahlah menjadi skala numeric
(angka) dan skala inci - mil

Penyelesaian :
5 Cm di peta = 10 mil di lapangan, dijadikan inci terlebih
dahulu, sehingga 5 Cm = 5 : 2,54 = 1,968 dibulatkan
menjadi 2 inci, dan 10 mil = 10 x 63.360 inci = 633.600
inci. Jadi skala numeric nya menjadi 2 inci : 633.600
inci atau 1 : 316.800
Mengubah skala dengan sistem grid bujur sangkar

Sistem grid bujur sangkar disebut juga metode Union Jack


Contoh:
Peta dengan skala 1 : 200.000 ubahlah menjadi peta berskala 1 :
100.000

Penyelesaian:

Bila digambarkan bentuk petanya sebagai berikut:


1. Membandingkan jarak antara dua tempat di
peta dengan jarak kedua tempat tersebut di
lapangan
2. Membandingkan Jarak pada dua peta. Peta
yang satu berskala dan lainnya belum ada skalanya.
3. Membandingkan kenampakan-kenampakan
dalam peta yang sudah pasti ukurannya.
4. Menentukan dua titik di peta yang belum ada
skalanya (peta x) misalnya titik A – B dengan
arah Utara - Selatan.
5. Pada peta Topografi (peta Kontur) di Indonesia
berlaku rumus:
Interval Kontur :
1/2000 x skala
Membandingkan jarak pada dua peta. Peta yang
satu berskala dan lainnya belum ada skalanya.

Ukur jarak 2 tempat yang diketahui dalam kedua pete tersebut


Peta I jarak A – B = 20 Cm
Peta II jarak A – B = 4 Cm
Pada peta II jarak A – B di lapangan
4 x 50 000 cm = 200 000 cm
Pada Peta I
Jarak A – B = 20 Cm x s …. = 200000 Cm, jadi s = 200 000 cm :
20 cm = 10 000, dengan demikian skala Peta II = 1 : 10 000
Dari penyelesaian contoh soal tersebut dapat dibuat kesimpulan
rumusan sebagai berikut:

J1 = Jarak yang sudah diketahui skalanya


J2 = Jarak yang belum diketahui skalanya
P1 = Penyebut skala peta yang sudah diketahui
P2 = Penyebut skala peta yang dicari

Bila data-data soal di atas dimasukkan ke rumus diperoleh:

Jadi skala petanya = 1 : 10.000


Menentukan dua titik di peta yang belum ada
skalanya dengan arah utara-selatan (lintang-bujur)
Pada peta Topografi (peta Kontur) di Indonesia
berlaku rumus
CI (Contour Interval) adalah selisih ketinggian
antara dua garis kontur yang dinyatakan
dalam meter
Memperbesar dan Memperkecil Peta

Cara yang dapat digunakan adalah


• Memperbesar dengan grid (sistem kotak-
kotak)
• Fotocopy
• Menggunakan alat pantograf
Memperbesar dengan
grid
a. Peta yang akan dirubah skalanya diberi garis kotak-kotak (dam)
b. Jarak garis dibuat sama
c. Kalau peta diperbesar 2 x, maka garis pada peta baru dibuat 2
x, contoh : 1Cm menjadi : 2 Cm. Kalau skala peta asli : 1 :
10.000, maka skala peta baru : 2 : 10.000 = 1 : 5000
Cara pantograf
Penjelasan pantograf
• Tiga dari empat sisi jajaran genjang (a, b dan c) mempunyai skala faktor
yang sama. Skala pada ketiga sisi tersebut dapat diubah-ubah sesuai
dengan kebutuhan, yaitu memperbesar atau memperkecil peta.
• Rumus yang digunakan:

• Contoh: Suatu peta akan diperbesar 5 kali lipat.


• Diketahui: m = 1 (besar peta yang asli) M = 5 (besar peta yang akan
dibuat)
• Maka skala faktor = 1/5 x 500 = 100
• Setelah didapat besarnya skala faktor, lalu pantograf diatur sedemikian
rupa sehingga masing-masing lengan pantograf mempunyai skala faktor
sama dengan 100.
Legenda Peta
Legenda atau
Keterangan

• Legenda pada peta


menerangkan arti dari
simbol-simbol yang
terdapat pada peta.
• Legenda biasanya
diletakkan di pojok kiri
bawah peta.Dapat
diletakan di tempat lain
asal tidak menggangu
kenampakan peta
Arah atau Orientasi Peta

Simbol dan Warna


Macam Simbol
Simbol berdasarkan bentuknya :
Simbol Titik

Simbol Garis
Simbol Area (Luasan)
Simbol warna kualitatif dan kuantitatif

Warna kualitatif, penggunaan


warna banyak memperlihatkan
perbedaan

Warna kuantitatif. Perbedaan warna


untuk memperlihatkan perbedaan
tekanan (gradasi) atau perbedaan
besar dan kecil
Simbol Aliran
Digunakan untuk menyatakan alur dan gerak
Simbol batang
Digunakan untuk menyatakan harga/dibandingkan harga lainnya
if.
m
Si
e
Simbol peta berdasarkan sifatnya
m
m
b
b
ol
e
in
d
i
a
h
k
a
a
n
n
y
ti
a
n
m
g
e
k
m
at
b
k
e
e
d
p
a
a
k
d
a
at
n
a
d
n
a
y
e
a
r
n
a
g
h
m
Simbol berdasarkan fungsinya

Berdasarkan fungsinya simbol peta dapat dibedakan


menjandi :
Simbol perairan Simbol daratan

Simbol budaya
Tidak ada peraturan yang baku mengenai penggunaan warna dalam
peta. Jadi penggunaan warna adalah bebas, sesuai dengan maksud
atau tujuan si pembuat peta, dan kebiasaan umum.

Contohnya:
1. Untuk laut, danau digunakan warna biru.
2. Untuk temperatur (suhu) digunakan warna merah atau coklat.
3. Untuk curah hujan digunakan warna biru atau hijau.
4. Daerah pegunungan tinggi/dataran tinggi (2000 - 3000 meter)
digunakan warna coklat tua.
5. Untuk dataran rendah (pantai) ketinggian 0 sampai 200 meter
dari permukaan laut digunakan warna hijau.
Dilihat dari sifatnya, warna pada peta dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu: bersifat kualitatif dan yang bersifat kuantitatif.
Simbol warna kualitatif dan kuantitatif

Warna kualitatif, penggunaan


warna banyak memperlihatkan
perbedaan

Warna kuantitatif. Perbedaan warna


untuk memperlihatkan perbedaan
tekanan (gradasi) atau perbedaan
besar dan kecil
Tata Cara Penulisan pada Peta

Penulisan Kota Penulisan Jalan

Penulisan Sungai
Inset Peta
• Sebagai bagian dari peta pokok
yang dianggap penting, dengan
skala lebih besar dari peta pokok.
Misal peta pokok berskala 1 : 50
000, dan insetnya 1 : 10 000.
• Menunjukkan lokasi daerah yang
dipetakan dalam peta pokok,
karena peta pokok belum banyak
dikenal. Sakala inset lebih kecil
dari skala peta pokok, misal skala
peta pokok 1 : 50 000 dan
insetnya skala 1 : 1 000 000.
• Memindahkan peta pokok karena Contoh Inset
ruangannya sempit/kurang,
dengan skala sama

Inset Peta
Sumber dan Tahun Pembuatan Peta
• Bila Anda membaca peta, perhatikan sumbernya.
Sumber memberi kepastian kepada pembaca peta,
bahwa data dan informasi yang disajikan dalam peta
tersebut benar benar absah (dipercaya/akurat), dan
bukan data fiktif atau hasil rekaan. Hal ini akan
menentukan sejauh mana si pembaca peta dapat
mempercayai data/informasi tersebut.
• Selain sumber, perhatikan juga tahun pembuatannya.
Pembaca peta dapat mengetahui bahwa peta itu masih
cocok atau tidak untuk digunakan pada masa sekarang
atau sudah kadaluarsa karena sudah terlalu lama.
LAY OUT PETA
Komposisi peta berseri
Komposisi peta tematik

Peta Tematik
Pengertian Proyeksi
• Proyeksi peta adalah cara
menggambar lengkung
bumi ke dalam bidang datar
yang disebut peta dengan
kesalahan sekecil mungkin.
• Proyeksi peta adalah
teknik-teknik yang
digunakan untuk
menggambarkan sebagian
atau keseluruhan
permukaan tiga dimensi
yang secara kasaran
berbentuk bola ke
permukaan datar dua
dimensi dengan distorsi
sesedikit mungkin
Syarat memindahkan :

Agar kesalahan diperkecil sampai tidak ada


kesalahan maka proses pemindahan harus
memperhatikan syarat-syarat di bawah ini:

1. Bentuk-bentuk di permukaan bumi tidak mengalami


perubahan (harus tetap), persis seperti pada gambar
peta di globe bumi.
2. Luas permukaan yang diubah harus tetap.
3. Jarak antara satu titik dengan titik lain di atas
permukaan bumiyang diubah harus tetap.
Cara Pemilihan Proyeksi
Perhatikan terlebih dahulu gambar berikut ini!

Pemilihan proyeksi
tergantung pada :
• Bentuk, luas dan letak
daerah yang dipetakan.
• Ciri-ciri tertentu/ciri asli
yang akan dipertahankan
Pada gambar berikut bagian tengah globe yaitu daerah
sekitar garis khatulistiwa sedikit mengalami distorsi
(penyimpangan) sedangkan daerah kutub mengalami
Distorsi yaitu menjadi lebih besar
Pada gambar di samping
dapat dilihat perubahan
bentuk pada garis lingkaran
terluar. Garis tersebut lebih
besar dari garis di globe.
Jadi paling banyak
mengalami distorsi. Pada
bagian kutub relatif tidak
mengalami perubahan atau
distorsi, jadi hampir
mendekati kesesuaian.
Proyeksi ini cocok untuk
mempertahankan bentuk
sekitar kutub.
Atas Dasar Bidang
Proyeksinya
a. proyeksi azimuthal(zenithal)
b. proyeksi kerucut
c. proyeksi selinder
Atas dasar Kedudukan Sumbu Simetris 

• Proyeksi Normal (sumbu


simetrisnya berhimpit
dengan sumbu bumi) 
• Proyeksi Miring ( sumbu
simetrinya membentuk
sudut terhadap sumbu
bumi)
• Proyeksi Transversal
(sumbu simetrinya tegak
lurus pada sumbu bumi)
Atas dasar kesalahan

• Proyeksi Ekuivalen (mempertahankan luas)


• Proyeksi Konform (mempertahankan bentuk)
• Proyeksi Ekuidistan (mempertahankan jarak) 
Atas dasar persinggungannya :
• proyeksi tangen
• proyeksi secan
JENIS PROYEKSI BERDASARKAN BIDANG
PROYEKSINYA
Proyeksi Zenithal (Azimuthal),
adalah proyeksi yang menggunakan bidang datar sebagai bidang
proyeksinya. Proyeksi ini menyinggung bola bumi dan berpusat pada satu
titik.

Ciri-ciri Proyeksi Azimuthal:


a. Garis-garis bujur sebagai garis lurus yang berpusat pada kutub.
b. Garis lintang digambarkan dalam bentuk lingkaran yang konsentris
mengelilingi kutub.
c. Sudut antara garis bujur yang satu dengan lainnya pada peta besarnya
sama.
d. Seluruh permukaan bumi jika digambarkan dengan proyeksi ini akan
berbentuk lingkaran.

Proyeksi Azimuthal dibedakan 3 macam, yaitu:


a. Proyeksi Azimut Normal
b. Proyeksi Azimut Transversal
c. Proyeksi Azimut Oblique
Untuk memperjelas pemahaman, perhatikan
gambar berikut ini!
Gambar : Peta daerah kutub utara hasil proyeksi Azimuth
Normal
Proyeksi Gnomonik Pada proyeksi ini pusat proyeksi terapat di titik pusat bola
bumi. Lingkaran paralel berubah ke arah luar mengalami pembesaran yang
cepat dan ekuator tidak mampu digambarkan karena pembesaran tak
terhingga tadi. Pada daerah lintang 45° akan mengalami pembesaran 3 kali

Gambar 03.10. Lingkaran besar


diproyeksikan
sebagai garis lurus
Proyeksi Kerucut (Conical Projection),

Proyeksi Kerucut
yaitu pemindahan garisgaris meridian dan paralel dari suatu globe ke sebuah
kerucut

Proyeksi kerucut dibedakan menjadi 3 macam yaitu:


1. Proyeksi kerucut normal atau standar
2. Proyeksi Kerucut Transversal
3. Proyeksi Kerucut Oblique (Miring)

Ciri-ciri proyeksi kerucut antara lain:


1. Semua garis bujur merupakan garis lurus dan berkonvergensi di kutub.
2. Garis lintang merupakan suatu busur lingkaran yang konsentris dengan
titik pusatnya adalah salah satu kutub bumi.
3. Tidak dapat menggambarkan seluruh permukaan bumi karena salah satu
kutub bumi tidak dapat digambarkan.
4. Seluruh proyeksi tidak merupakan satu lingkaran sempurna, sehingga
baik untuk menggambarkan daerah lintang rendah.
Gambar Proyeksi Kerucut
Cara membuat proyeksi kerucut
Ujian Tengah Semester
1. Jelaskan apa alasan bahwa peta mutlak
diperlukan dalam geografi
2. Sebutkan definisi peta menurut Erwin Raiz dan
tunjukkan apa kelemahan definisi tersebut
3. Jelaskan apa perbedaan simbol dan legenda
4. Jelaskan tiga (3) fungsi inset peta
5. Diketahui skala grafik (bar scale) dalam peta
adalah sbb :
0 1 2 3 4 Km

Pertanyaan : a. Berapakah skala metriknya


b. Berapa skala dalam inci dan mil
Catatan : 1 mil = 63360 inci
1 inci = 2,54 cm
Proyeksi Selinder atau Tabung
• Proyeksi Silinder adalah suatu proyeksi permukaan bola
bumi yang bidang proyeksinya berbentuk silinder dan
menyinggung bola bumi. Apabila pada proyeksi ini bidang
silinder menyinggung khatulistiwa, maka semua garis
paralel merupakan garis horizontal dan semua garis
meridian merupakan garis lurus vertikal.

• Keuntungan Proyeksi Selinder yaitu:


Dapat menggambarkan daerah yang luas.
Dapat menggambarkan daerah sekitar khatulistiwa.
Daerah kutub yang berupa titik digambarkan seperti garis
lurus.
Makin mendekati kutub, makin luas wilayahnya.
Contoh Membuat Proyeksi Selinder
Contoh soal :
• Gambarkan Peta Dunia dengan proyeksi selinder yang
bersifat normal, secant, stereografis, dengan skala 1 :
200.000.000, interval paralel dan meridian masing-masig
22,5o dan jari-jari bumi, R = 6400 Km.
Penyelesaian :
• Lukis bola bumi dengan jari-jari (R globe) = R bumi x
skala = 640.000.000 Cm x 1/200.000.000 = 3,2 Cm
• Lukis tabung selinder yang memotong bola bumi/globe
(secant) pada paralel 45o Lu dan 45oLs
• Bagi lingkaran globe dengan interval 22,5o. Titik ini
merupakan spacing (jarak) paralelnya
• Proyeksikan titik-titik tersebut ke bidang proyeksi secara
perspektif dengan penyinaran secara stereografis
• Lukis paralel satu sama lain yang sejajar melalui titik hasil
proyeksi dengan panjang yang sama.
• Lukis masing-masing meridian tegak lurus paralel dengan
jarak a
Lanjutan

22,5o
a: x 2.r r = R Cos 45o r = 3,2 Cos 45o = 2,26 Cm
360°
22,5o 22
a:x 2x x 2,26 = 0,87 Cm
360° 7

JARING-JARING PROYEKSI SELINDER


Pengertian Peta Tematik
• Peta tematik adalah peta
yang menggambarkan data
atau informasi kuantitatif
maupun kualitatif pada
unsur-unsur yang spesifik.
• Contoh peta tematik antara
lain : peta iklim, peta tanah,
peta geologi, peta
kerapatan/persebaran
penduduk, peta pariwisata,
peta industri, peta
pertambangan dan
sebagainya.
Klasifikasi data
• Berdasarkan ukurannya :
a. Ukuran nominal
b. Ukuran ordinal
c. Ukuran interval dan ratio
• Berdasarkan sifat datanya :
a. data kualitatif
b. data kuantitatif
Berdasarkan kelas interval
• Jumlah kelas interval

• Ukuran kelas interval


Pemilihan kelas interval
• Kelas interval hendaknya
disesuaikan dengan batas-batas
kelas yang diambil
• Kelas interval tidak boleh berulang
(overlap)
• Semua kelas interval harus
terpenuhi jangan ada yang
terlewatkan
• Pembagian data diatur sedemikian
rupa sehingga kelompok-
kelompok tersebut mempunyai
pengamatan yang relatif sama
• Mempunyai hubungan matematik
yang sederhana
• Pemilihan kelas interval harus
meliputi semua data
• Kelas interval tidak boleh dimulai
dengan suatu harga yang sama
besarnya dengan harga kelas
yang terdahulu.
Contoh Peta Tematik
Peta tematik dengan simbol garis
Peta Tematik dengan simbol bidang
Simbol Bidang Dan Garis
Peta tematik dengan simbol titik
Cara Membuat Peta
Tematik
Langkah prinsip dalam pembuatan peta :
1. menentukan daerah yang akan dipetakan,
2. membuat peta dasar (base map) yaitu peta yang
belum diberi simbol (biasanya bersumber dari Peta
Rupa Bumi)
3. mencari dan mengklasifikasikan data sesuai dengan
kebutuhan,
4. membuat simbol-simbol yang mewakili data,
5. menempatkan simbol pada peta dasar,
6. membuat legenda (keterangan), dan
7. melengkapi peta dengan tulisan (lettering) secara baik
dan benar.
Membuat Peta Tematik

Skala Peta Rupa Bumi


di Indonesia :
• 1 : 25 000
• 1 : 50 000
• 1 : 100 000
• 1 : 250 000

• Jika membuat peta tematik skala I : 100 000, sebaiknya


diambil skala peta dasar paling kecil 1 : 100 000;
jangan mengambil peta skala 1 : 250 000.
Ploting data pada peta dasar untuk membuat peta tematik

Peta Dasar

Peta Tematik
Peta Bitung
Membaca Peta
Ada beberapa hal perlu ketahui dalam
membaca peta antara lain:
• Isi peta dan tempat yang
digambarkan, melalui judul.
• Lokasi daerah, melalui letak garis
lintang dan garis bujur.
• Arah, melalui petunjuk arah
(orientasi).
• Jarak atau luas suatu tempat di
lapangan, melalui skala peta.
• Ketinggian tempat, melalui titik
trianggulasi (ketinggian) atau melalui
garis kontur.
• Kemiringan lereng, melalui garis
kontur dan jarak antara garis kontur
yang berdekatan.
• Sumber daya alam, melalui
keterangan (legenda).
• Kenampakan alam, misalnya relief,
pegunungan/gunung, lembah/sungai,
jaringan lalu lintas, persebaran kota.
Kenampakan alam ini dapat diketahui
melalui simbol-simbol peta dan
keterangan peta.
Membuat Peta dengan Alat Bantu Sederhana

Metode pembuatan peta dimulai dengan


pemetaan daerah sempit, dan kemudian
dilajutkan secara bertahap, hingga mencakup
daerah yang luas. Alat yang digunakan adalah
kompas megnetik dan pita ukur, yang
panjangnya 50 meter dan dapat digulung.
Pengukuran dilakukan dengan metode
berantai (chain survey).
Penjelasan Teknis tentang Pengukuran Arah
dan Jarak
Sudut Arah (Azimuth)
Terdapat 3 (tiga) arah utara
yang sering digunakan
dalam suatu peta.
1. Utara magnetis, yaitu utara
yang menunjukkan kutub
magnetis.
2. Utara sebenarnya (utara
geografis), atau utara arah
meridian.
3. Utara grid, yaitu utara yang
berupa garis tegak lurus
pada garis horizontal di
peta.

Arah magnetis (kompas)


Pengukuran Jarak

• Perlu diketahui bahwa jarak yang dapat digambarkan


secara langsung pada peta adalah jarah horizontal, bukan
jarak miring
Tahap-tahap Pengukuran Jarak dan Arah

1. Misalnya, kita akan memetakan suatu jalur jalan A – B.


2. Lakukan pengukuran garis-garis ukur pokok, Azimuth magnetis diukur dari
utara magnetis (UM) ke garis pokok.
3. Apabila di sepanjang jalur jalan tersebut terdapat obyek, seperti bangunan,
pagar, atau aliran sungai, maka obyek tersebut dapat dipetakan dengan
cara off set.
Penggambaran Hasil Pengukuran

Setelah pengukuran selesai, baik jarak maupun arahnya, maka


Anda harus menggambar garis garis ukur tersebut sesuai
dengan skala yang sudah ditentukan.

Koreksi Kesalahan
Kesalahan membaca arah (azimuth magnetis) pada kompas
yang kurang cermat.
Kesalahan mengukur jarak dengan meteran.
Cara Mengoreksi Kesalahan

• Membuat garis lurus A, B, C, D , E yang jaraknya sama dengan


jarak pada poligon A, B, C, D, E. Misalnya jarak A - B pada
poligon 5 cm, maka jarak pada garis A - B juga 5 cm. Begitu juga
dengan B, C, D dan E, dan E - A¹. Buatlah garis tegak lurus ke
atas dari titik A¹ sesuai dengan panjang kesalahannya, yaitu a.
Dari garis kesalahan tersebut tarik garis ke titik A.
• Buatlah garis yang sejajar dengan garis kesalahan (a) pada titik
B, C, D, dan E. Supaya lebih jelas lihatlah gambar 1.31.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Jelaskan pengertian proyeksi peta!
2. Sebutkan 3 syarat pokok dalam proyeksi peta!
3. Sebutkan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan
proyeksi!
4. Jelaskan perbedaan antara proyeksi ekuivalen dengan proyeksi
ekuidistan!
5. Sebutkan ciri-ciri proyeksi azimuthal!
6. Jelaskan ciri khas dari proyeksi gnomonik!
7. Gambarkan model sederhana dari proyeksi azimut normal dan
azimut transversal!
8. Sebutkan ciri-ciri proyeksi kerucut!
9. Jelaskan beberapa keuntungan penggunaan proyeksi silinder!
10. Peta apakah yang cocok menggunakan hasil proyeksi zenithal

Anda mungkin juga menyukai