Anda di halaman 1dari 45

Jembatan Wheatstone arus bolak-balik

dengan penggunaannya
• Di dalam sistem Jembatan Wheatstone, kombinasi baterai
dg Galvanometer (sbg penunjuk atau indikator) dapat
diganti dg sebuah sumber arus bolak balik dg “tilpun”
ataupun dg sebuah Galvanometer arus bolak balik
• Sebagai sumber arus bolak balik dapat digunakan sebuah
“induktor” atau sebuah “generator garpu tala” maupun
“generator tabung”
• Terlepas dari macam sumber arus yg dipergunakannya,
berikut ini akan ditinjau prinsip dasar daripada Jembatan
Wheatstone Arus Bolak Balik ini, yg selanjutnya dilihat
beberapa penggunaannya daripada sistem jembatan ini
1. Dasar-dasar Jembatan Wheatstone Arus Bolak Balik

• Prinsip dasar daripada sistem jembatan arus bolak balik


atau Jembatan Wheatstone Arus Bolak Balik ini sebenarnya
tidaklah berbeda dg sistem Jembatan Wheatstone untuk
arus searah
• Letak perbedaannya hanya terletak pada macam sumber
arus yg dipakainya serta macam indikator (alat nol) dan dg
sendirinya macam bebannya pun dapat lebih bervariasi
• Untuk Jembatan Wheatstone Arus Bolak Balik ini “alat nol”
dipilih sebuah kop-telepon (earphone) atau suatu garpu
tala
• Perhitungannya didasarkan pada prinsip Jembatan
Wheatstone arus searah pada umumnya, hanya saja sistem
hitungannya digunakan sistem bilangan kompleks
• Jika beban-bebannya • Bila mana sistem
disebut : Z₁, Z₂, Z₃, Z₄ jembatabn tsb telah
(lihat gambar), maka : berada dalam keadaan
setimbang, yaitu pada
cabang jembatannya
telah benar-benar tak
berarus (indikator
menyatakan nol), akan
berlaku rumus umum
dari sistem jembatan yg
dapat dituliskan sbb :
• Z₁ Z₄ = Z₂ Z₃
• di mana :
Z₁ = impedansi pada cab pertama jembatan
Z₂ = impedansi pada cab kedua jembatan
Z₃ = impedansi dari cabang ketiga jembatan
z₄ = impedansi pada cab keempat jembatan
Perlu dicatat, bahwa impedansi Z tsb dalam
sistem aliran putar atau aliran tukar dapat
berupa komponen-komponen R, L atau C dan
mungkin pula merupakan campuran dari
beberapa komponen tsb
Contoh soal :

• Jika nilai-nilai dari


rangkaian ini adalah :
R₁ = 2 Ω , R₂ = 2 Ω , R₃ =
2 Ω , Xc₁ = - j2 Ω dan
Xc₃ = - j2Ω
Untuk jembatan dalam
keadaan setimbang,
berapakah besar beban
R₄ itu ?
Jawab :
•  
• Untuk jembatan dalam keadaan setimbang,
berlaku : Z₁ Z₄ = Z₂ Z₃
atau bila mana besaran-besaran impedansi di
atas dimasukkan, menjadi :
(2 – j2) (R₄) = (2) (1 – j1)
2 R₄ - j2R₄ = 2 – j2,
shg diperoleh : bagian riil = bagian riil atau :
2R₄ = 2, jadi R₄ = 2/2 = 1 Ω
dapat pula dipakai,
bagian khayal = bagian khayal, atau :
-j2R₄ = - j2, jadi 2R₄ = 2, jadi R₄ = 2/2 = 1 Ω
2. Mengukur koefisien induksi sendiri
dengan sistem jembatan

• Selain untuk mengukur • Z₁ = Rx + jω Lx; Z₂ = R₂;


besar resistansi, sistem Z₃ = (r₃ + R₃) + jω L₃ dan
jembatan arus bolak Z₄ = R₄, seperti gambar :
balik tsb dapat pula
dipergunakan dalam
pengukuran koefisien
induksi sendiri bila
mana impedansi –
impedansi Z diganti
dengan besaran-
besaran lain, misal :
• Dengan demikian, secara kompleks berlaku :
Z₁ Z ₄ = Z ₂ Z₃
(Rx + jω Lx) (R₄) = {(r₃ + R₃) + jω L₃} R₂
R₄ Rx + jω Lx R₄ = R₂ (r₃ + R₃) + jω L₃ R₂,
sehingga diperoleh kesimpulan :
Bagian khayal = Bagian khayal
Bagian riil = Bagian riil
atau dapat dituliskan :
jω Lx R₄ = jω L₃ R₂,
karena faktor jω dapat dihilangkan, maka diperoleh hasil :
dan : R₄ Rx = R₂ (r₃ + R ₃ )

Jadi :
Contoh soal :

• Dari hub seperti gambar, nilai


komponen-komponennya sbb :
R₁ = 30 k Ω, R₂ = 5 kΩ ,
R₃ = 1 kΩ , C = 1.000 pF dan
R₄ = 167 Ω
Jika frekuensi sumbernya
sebesar 1 kHz serta jembatan
tsb dalam keadaan setimbang,
hitung besar L ?
Perhitungan :
Z₂ = R₂ = 5; Z₃ = R₃ = 1
Z₄ = R₄ + j XL = 167 (10¯³) + j XL = 0,167 + j Xl
Berlaku : Z₁ Z₄ = Z₂ Z₃ dan harga-harga Z di atas
dimasukkan menjadi :
(29,09 – j 5,45) (0,167 + j Xl) = (5) (1)
4,858 – j 0,91 + j (29,09 XL + 5,45 XL = 5
4,858 + 5,45 XL + j (29,09 XL – 0,91) = 5
Karena ruas kanan bagian khayalnya adalah nol, maka
berlaku (atau dapat diambil) :
4,858 + 5,45 XL = 5
5,45 XL = 5 – 4,858 = 0,142
Jadi XL
XL = 2 ∏ f L ………… 26 = 6,28 x 1.000 x L
Jadi L = 26 / 6280 = 0.00414 Henry = 4140 μ H
3. Hubungan jembatan untuk pengukuran kapasitansi

• Sistem hub jembatan yg


dimaksudkan untuk • Di sini pun berlaku rumus
pengukuran suatu dari Jembatan
kapasitansi merupakan WheatstoneZ ₁ Z₄ = Z₂ Z₃
hub jembatan yg mana :
dikenal dg nama
“Jembatan Maxwell”
• Rangkaian hub dari
Jembatan Maxwell tsb
dapat dilihat pada
gambar berikut :
• di mana :
Z₁ = Rx – j/ω Cx ; Z₂ = R₂
Z₃ = R₃ - j/ω C₃ ; Z₄ = R₄
Sehingga, bila harga-harga impedansi Z ₁ s/d Z₄ di
masukkan dalam rumus Jembatan Wheatstone
menjadi :
(Rx ) R₄ = (R₃ ) R₂

R₄ R x - j R₄ / ω Cx = R₂ R₃
dengan mengingat :
bagian riil = bagian riil
bagian khayal = bagian khayal, diperoleh :
• R₄ Rx = R₂R₃ …….Jadi :

dan juga : di mana :

j / ω dapat dihilangkan dan diperoleh hasil akhir :

jadi :
• Contoh soal : • Bila mana jembatan tsb
dalam keadaan
setimbang, hitung besar
C₁ dan R₂ ?
Hitungan :
Z₁ = R₁ = 5.000 Ω ;
Z₂ = R₂ - j Xc₁ = R₂ - j/ωc₁
Dari gambar hubungan
jembatan seperti di atas, Z₃
memberikan harga-harga, di mana :
sbb :
R₁ = 5.000 Ω; C₂ = 200 pF
R₃ = 1.000 Ω; C₃ = 100 pF = 0,5 /10¯⁷ = 0,5 x 10⁷ Ω
ω = 100
• Z₃

Z₄ = - j Xc₃ = - j / ω C₃ = - j/100.100. 10¯¹²


= - j 10⁷
Karena di sini pun berlaku : Z₁ Z₄ = Z₂ Z₃, dg
harga-harga di atas diperoleh pers sbb :
• Dg memasukkan harga-harga impedansi Z₁ s/d Z₄ di
atas, didapat :
(5.000) (-j10⁷)n= Z₂ ( )

Jadi Z₂
Z₂ = 50.000,002 – j 5.0000010 (pendekatan)
Sehingga :
Z₂ = R₂ - j Xc₁ = 50.000,002 – j 50000010
Dari hasil prsamaan di atas, akan diperoleh harga-harga
R₂ dan C₁, sbb :
Jadi R₂ = bagian riil = 50.000,002 Ω
dan
Xc₁ = 1 / ω C₁ = 1 / 100 . C₁ = 50000010
Jadi C₁ = 1 / 5000001000 Farad = 0,00000000019 Farad
= 190 pF
4. Pengukuran frekuensi dg sistem hubungan jembatan
• Sistem jembatan yg dipergunakan untuk mengukur
besaran frekuensi memakai sumber arus bolak-balik
dan pada umumnya dipakai sistem jembatan yg
dinamakan “Jembatan Wien” dan “Robinson”
• Dg sendirinya, frekuensi yg akan diukur dg jembatan
Wien & Robinson ini adalah frekuensi dari suatu
gejala bolak-balik
• Hubungan jembatan ini dapat digambarkan seperti
gambar berikut :
• Dalam keadaan
setimbang, berlaku
rumus jembatan
Wheatstone umumnya :
• Z₁ Z₄ = Z₂ Z₃
di mana, menurut
• C3 dan C₄ merupakan 2 hubungan gambar di
(dua) buah kapasitor samping :
(kondensator) - variabel – 2 Z ₁ = R₁ ; Z₂ = R₂
gang, yg dapat diatur dg Z₃ = R₃ - j dan
satu sumbu; jadi nilai Z₄ = Xc₄ // R₄
kapasitansinya C₃ dan C₄
tsb akan sama besar
• Z₄ x j/j

Bila mana harga-harga dari Z₁ s/d Z₄ di atas di


masukkan ke dalam persamaan jembatan tsb
memberikan :
• R₁ R₄ ωC₃ = R₂ R₃ ω C₃ + j (R₂ R₃ R₄ ω² C₃ C₄ - R₂) + R₂ R₄ ω C₄
Dengan berpedoman pada :
Bagian riil = Bagian riil
Bagian khayal = Bagian khayal
maka persamaan akhir di atas memberikan nilai-nilai sbb :
R₁ R ₄ ω C₃ = R₂ ω (R₃ C₃ + R₄ C₄)
Karena pers di atas tak memberikan nilai dari yg dicari /
diukur (yaitu frekuensi), sebab faktor ω dapat dihilangkan
dari kedua ruasnya. Maka yg diambil adalah dari bagian
khayalnya, yg memberikankan pers :
R₂ R₃ R₄ ω² c₃ c₄ = R₂
ω²
• Sedangkan harga-harga R₃ = R₄ serta C₃ = C₄ ,
berarti pers di atas menjadi :
ω² ω = 2 π f,

diperoleh :
ω atau :
Contoh soal :
• Untuk rangkaian berikut • Penyelesaian :
ini, jika jembatan dalam Dari rangkaian yg ada
keadaan setimbang. dituliskan : Z₁ = R₁;
Nyatakanlah besar
frekuensi dari sumbernya
dg besaran2 yg ada (dg R
dan C)
Z₄ = R – j Xc
Karena pada saat jembatan
setimbang berlaku pula
rumus jembatan pada
umumnya, yaitu :
• Z₁ Z₄ = Z₂ Z₃,
bila harga-harga impedansi tsb dimasukkan ke
dalam pers umum tadi, akan memberikan :

Faktor R₁ di ruas kiri dan kanan dapat dihilangkan,


shg pers menjadi (dapat disederhanakan) :
- j 2 R Xc = (R – j Xc) (R – j Xc)
- j 2 R Xc = R² - Xc² - j 2 R Xc
Jadi : Xc² = R² Xc = 1/ωc = 1 / 2 π f C
• diperoleh :

Jadi :
5. Jembatan Maxwell - Wien
• Pada gambar berikut, • Sudah barang tentu harga
diperlihatkan rangkaian tahanan-tahanan R dan S
yg disebut “ Jembatan harus pula diketahui
Maxwell – Wien “, di • Karena nilai-ilai dari
mana jembatan tsb tahanan dapat
dipakai untuk mengukur ditentukanjauh lebih
Lx (atau C) bila C (atau Lx) mudah dari pada L dan C,
diketahuinya maka pengukuran
tahanan-tahanan murni
tidak dimasukkan sbg
objek pengukuran dg
memakai sistem jembatan
arus bolak-balik,
• Kecuali bila hal itu memang jadi suatu keharusan dari
sistem pengukurannya.
• Sebaliknya, tahanan seri yg jadi bagian tahanan dari
suatu induktor atau tahanan paralelnya dari suatu
kapasitor / kondensator, dianggap sbg objek
pengukuran
• Dalam gambar di atas, P dimasukkan sbg nilai tahanan
seri dari induktor Lx sedang S adalah tahanan paralel
kapasitor C
• Bila mana diuraikan secara kompleks, dg memakai
operator j serta manakala jembatan dalam keadaan
setimbang, hasil akhirnya akan memberikan pers sbb :
• P S = Q R …….. (1)
Lx = C Q R ..…… (2)
Pers (1) adalah yg berhubungan dg tahanan
(bagian riilnya) dan pers (2) merupakan pers yg
berhubungan dg induktansi (bagian khayal)

Untuk membuat kesetimbangan, maka


pengaturan diadakan pada S dan C (atau Lx)

Bila Lx dan C ditentukan atau tertentu nilainya, S


dan Q atau R dapat diatur
6. Jembatan Carey - Foster
• Jembatan yg disebut dg “Jembatan Carey - Foster”
merupakan sistem jembatan yg dipergunakan untuk
mempersamakan induktansi persamaan atau
induktansi timbal balik atau mutual inductance M
dan kapasitansi C
• Hub dari jembatan ini diperlihatkan spt gambar
berikut :
• Di sini, L dan R adalah induktansi sendiri dari pada
induktansi bersamaan yg terdapat pada sisi jembatan
dan R adalah tahanannya
• Untuk jembatan ini, kondisi kesetimbangannya terjadi
jika teg di antara lilitan dari induktansi bersamaan yg
terdapat pada sisi jembatan sama dg nol
• Suatu hal yg perlu dicatat, bahwa seakan-akan tak
terdapat kondisi kesetimbangan, karena salah satu
cabang-cabang jembatan dihubungkan pendek.
• Dg memakai arah-arah arus spt pada gambar, maka
syarat kesetimbangan dapat dituliskan sbb :
• (R + j ω L) I₁ – j ω M (I₁ + I₂ ) = 0
• Pers di atas ini adalah benar bila perbandingan dari I₁
terhadap I₂ adalah tepat dan didapat dari persyaratan
bahwa teg antara cabang S C adalah sama dengan teg
yg melalui cabang Q
• Atau dapat diutarakan dg rumus :
• (S + ) I₁ = Q I₂
• Dari ke dua pers di atas diperoleh :

Dg secara mudah, yaitu menyederhanakan pers di atas itu,


maka kondisi kesetimbangan akan diperoleh bila memenuhi
pers sbb :
• M=CQR ………………… (1)
• L = M ( 1 + S / Q) ………………… (2)
• Jadi, untuk membuat jembatan setimbang, S dan C (atau
M) dibuat sbg sesuatu yg variabel (dapat diubah-ubah)
• Bila Q R diketahui, maka M (atau C) dapat pula
diketahuinya
• Suatu hal yg perlu dicatat, yaitu mengenai polaritas dari
induktansi bersamaan
• Suatu induktansi bersamaan (induktometer) dapat
dirubah polaritas dari pada lilitan primernya
• Hal ini mengakibatkan bahwa teg terminal dari sisi
sekundernya berubah polaritas, yaitu berlawanan
phasanya dg semula
• Untuk punya teg terhadap polaritas ini, maka
suatu perjanjian diadakan dan diperlihatkan
pada gambar berikut :
• Pada gambar (a), teg primer dan teg sekunder yg
diinduksikan adalah dari polaritas yg sama dan M lebih
besar dari nol
• Jembatan Carey - Foster tak bisa disetimbangkan kecuali
bila teg di antara cabang L – R yg disebabkan oleh I₁ ada
dalam polaritas yg berlawanan terhadap teg yg
diinduksikan oleh I₁ + I₂
• Jadi hub harus dibuat untuk M lebih besar dari nol
• Bila salah satu ujung lilitan primer dari suatu induktor
bersamaan, dihubungkan dg salah satu ujung dari lilitan
sekundernya, maka terbentuklah rangkaian dg 3 (tiga)
terminal
• Terminal-terminal tsb dinyatakan dg A, B, C, spt
diperlihatkan pada gambar c
• Rangkaian ini pun ekivalen (setara) dg rangkaian
pada gambar (d)
• Ekivalen di sini berarti bahwa bila teg
ditempatkan atau arus dialirkan, melalui
sepasang terminal yg dipilih antara A, B dan C
pada ke dua rangkaian tsb, maka tidak ada
perbedaan antara ke dua rangkaian tsb
• Dg perbedaan dimaksudkan teg-teg yg diukur
antara setiap pasang terminal atau arus yg
diukur kepada suatu beban yg dihubungkan
kepada terminal-terminal tsb
• Dg perbedaan dimaksudkan teg-teg yg diukur antara
setiap pasang terminal atau arus yg diukur kepada suatu
beban yg dihubungkan kepada terminal – terminal tsb
• Konsep ekivalen ini adalah sangat memudahkan dalam
perhitungan rangkaian, karena sering jauh lebih
memudahkan perhitungan-perhitungan dg
mempergunakan rangkaian ekivalennya dari pada dg
rangkaian praktis (rangkaian aslinya)
• Demikian pula hal tsb didapat dalam Jembatan Carey –
Foster ini, yg bila dipakai rangkaian ekivalennya, maka
perhitungan-perhitungan untuk persyaratan –
persyaratan kesetimbangan yg dinyatakan dalam
persamaan (1) dan (2) di atas, akan dapat dg mudah
diturunkannya
• Rangkaian ekivalen dari Jembatan Carey –
Foster digambarkan seperti gambar berikut :
7. Jembatan Schering
• Pada gambar berikut, diperlihatkan rangkaian dari
jembatan yg dinamakan “Jembatan Schering”
• Bila sumber tenaganya dihubungkan spt
diperlihatkan pada gb, maka arus yg diambil dari
sumber tsb adalah kecil
• Hal ini disebabkan oleh kapasitansi yg akan
menyebabkan impedansi tinggi, terutama pada
frekuensi – frekuensi yg biasanya dipergunakan untuk
jembatan ini, yaitu 50 atau 1.000 Hertz
• Cara menghubungkan ini disebut cara
penghubungan teg tinggi dan bila hub tsb dirubah
dg pemindahan tempat antara detektor D
(indikatornya) dan sumber, maka hub – hub tsb
dinyatakan sbg hub teg rendah
• Jembatan ini dipakai untuk mempersamakan
kapasitas dan tahanan dalam dari kapasitor
(kondensator), dg kapasitas dan tahanan dalam dari
suatu kapasitor standart
• Di dalam gambar rx dan rs adalah kerugian-
kerugian dielektrik yg didapat pada Cx dan C s
masing-masingnya dan digambarkan dalam
bentuk sbg tahanan-tahanan seri
• Bila masing-masing sudut-sudut kerugian
dielektrik dinyatakan sbg Qx dan Qs, maka akan
didapat :
• tan Qx = ω Cx rx ………………….. (1)
• tan Qs = ω Cs rs ………………….. (2)
• Kondisi kesetimbangannya diperoleh dg
mempersamakan :
• Jadi dg demikian, maka pers di atas akan memberikan :

• Pada umumnya rugi dielektriknya kecil (dalam tingkat


kebesaran 10̄ ̄³ atau lebih rendah)
• Jadi di dalam pemakaian / prakteknya telah menjadi
kebiasaan untuk membuat jembatan pada syarat-
syarat ω C₁ Q dan ω C₂ S jauh lebih kecil dari 1 (satu),
shg syarat-syarat kesetimbangannya menjadi sbb :
……………………………….. (3)

Tan Qx – tan Qs = ω (C₂ S – C Q) ……… (4)


Shg dg demikian adalah mungkin untuk
mempersamakan Cx dg Cs
dan tan Qx dg tan Qs
Dari pers tsb terlihat bahwa kondisi-
kondisi kesetimbangannya tergantung
dari frekuensi, akan tetapi dalam
prakteknya karena frekuensi adalah
tetap, maka berarti berarti tak
tergantung dari padanya
• Pengukuran-pengukuran biasanya dibuat pada
satu frekuensi dari padanya

• Tetapi besarnya sudut rugi dielektris akan


tergantung dari frekuensi , spt terlihat dari
persamaan (1) dan (2) di atas

• Jadi hasil pengukuran harus menyatakan dg


tegas bahwa pengukuran tsb dibuat pada
suatu frekuensi yg tertentu

Anda mungkin juga menyukai