Anda di halaman 1dari 14

NAMA : KETUT SUKERASTE

NPM : 19321036
BUKU : FISIKA DASAR
HALAMAN : 175-240
HURUF :TIMES NEW ROMAN
BAGIAN KEDUA: TERMOFISIKA
BAB 7 TEORI KINETIK GAS
175 7.1 Sistem
176 7.2 Tingkat wujud zat
7.3 Gas ideal
181 7.4 DistribusiMaxwell-Boltzmann
185 7.5 Prinsip ekipartisi energi
186 7.6 Energi-da1am
BAB 8 HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA
187 8.1 Dining adiabatik dan diatermil
188 8.2 Usaha pada proses adiabatik
189 8.3 Kalor
191 8.4 Hukum pertama termodinamika
193 8.5 Proses isokhorik
8.6 Proses isobarik
195 8.7 Proses isotermik
8.8 Proses adiabatik
197 8.9 Usaha, kalor dan energi-dalam

211 9.7 Temperatur mutlak; skala Kelvin


213 9.8 Entropi
217 9.9 Hukum ketiga termodinamika
9.10 Gas sejati
218 9.11 Expansi bebas
219 9.12 Proses Joule-Kelvin
221 9.13 Perubahan wujud
229 9.13 Perpindahan kalor
BAB 10 ENTROPI DAN STATISTIK
234 10.1 Keadaan makro dan mikro
236 10.2 Kebolehjadian
237 10.3 Arah proses
238 10.4 Entropi dan kebolehjadian
240 10.5 Penutup
Dalam keadaan resonansi ini impedansi Z̅ = R, mempunyai harga rill, karena 𝜔L – 1/ 𝜔C = 0
Sehingga sudutt fasa impedansi Z̅ sama dengan nol pula. Dikatakan bahwa pada frekuensi
resonansi impedansi bersifat resistif.
Sekarang marilah kita masukkan harga R = 500 ohm, L = 10µH = 10-5 H dan C = 100 pF =
100 x 10-12 F = 10-10 F.
Frekuensi resonansi rangkaian ini adalah
𝜔 10
F= 1 = √ 107 HZ̅ ≈ 5MHZ̅ .
2𝜋 = 2𝜋 √𝐿𝐶 2𝜋

Pada keadaan ini arus sama, fasa berbeda 180⁰, ini berarti tegangan berganti-ganti antara L
dan
C. Jika di L sedang maksimum, tegangan di C sedang
minimum. Tempat simpan energy berganti-ganti antara L dan C

Ringkasan
Dalam memecahkan persoalan rangkaian RLC seri, kita dapat menggunakan fasor (vector),
atau besaran komplek. Agar lebih jelas lihatlah Gb.6.23
Misalkan tegangan sumber sesaat

V̅ 5 (t) = V̅ 5 √2 cos(𝜔𝑡 + 𝜙5),

dengan V̅ 5 sebagai harga rms tegangan sumber dan 𝜙5 tetapan fasanya.


Beberapa langkah yang diperlukan guna menghitung arus sesaat i (t) adalah sebagai berikut.
(a)
Tuliskan tegangan sumber rms komplek V̅ 5 = V̅ 5 e j ᶲ s
(b)
Bila arus sesaat dituliskan i (t) = I √2 𝑐𝑜𝑠 (𝜔𝑡 + 𝜙i ), kita dapat tuliskan arus rms
komplek I = I e j ᶲ i
Tujuan kita adalah menentukan arus rms I dan tetapan
fasa ɸi.
(c)
Tentukan impedansi total rangkaian yaitu
Z̅ ̅ = Z̅ R + Z̅ L + Z̅ C dimana
Z̅ R = R
Z̅ L = j 𝜔𝐿 = j XL ,
1
Z̅ C = = - j XC ,
𝑗 𝜔𝐶
Tuliskan impedansi total Z̅ dalam bentuk polar
Z̅ = | Z̅ | e j ᶲ i
Karena Z̅ = R + j (XL – XC)

Maka | Z̅ | = √𝑅2 + (𝑋L - XC)2


(𝑋𝐿−𝑋𝑐)
Dan tg ϕ1 =
𝑅
Ini ditunjukkan pada Gb. 6.24
(d)
Arus rms komplek dapat diperoleh dari
𝑉𝑠 𝑉𝑠 𝑒𝑗𝜙𝑠
I𝑠=
𝑉 = = 𝑒 𝑗(𝜙𝑠−𝜙𝑧),
𝑍 𝑍 𝑒𝑗𝜙𝑧 |𝑍̅|
Karena arus rms komplek
I = I 𝑒𝑗 𝜙𝑖
𝑉𝑠
Arus rms I = dan ϕ1 = ϕs – ϕZ̅
𝑍
(e)
Arus sesaat dapat dihitung dari
i (t) = I̅ √2 cos(𝜔𝑡 + 𝜙𝑖 )
(f)
Kita dapat menghitung V̅ bc (rms) misalnya dengan menggunakan hubungan
̊
V̅ bc = I (𝜔𝐿) 𝑒𝑗 (𝜙𝑖 +90 )
Jadi harga rms V̅ bc = I (𝜔𝐿) dan tetapan fasanya 𝜙𝑏𝑐 = 𝜙𝑖 + 90⁰
(g)
Bila ingin menjumlahkan tegangan kita gunakan fasor atau bentuk komplek.
Jadi V̅ ad = V̅ ab + V̅ bc + V̅ cd (komplek)
Atau V̅ ad = V̅ ab + V̅ bc + V̅ cd (fasor)
(h)
Resonasi terjadi bila bagian majiner impedansi Z̅ , yaitu Im Z̅ = 0

Untuk Gb . 6.23, ini terjadi bila 1


√𝐿𝑐
= 𝜔.
Contoh 6.3
Dalam suatu rangkaian, arus bolak balik sebesar I mengalir melalui resistor R = 6Ω, suatu
inductor dengan reaktansi XL = 2Ω, dan kapasitor dengan reaktansi XC = 10Ω, seperti paf Gb.
6.25a.
Bila diketahui V̅ bc = 10 V̅ , tentukan V̅ ab , V̅ cd , dan V̅ ad .

Setiap harga tegangan di atas merupakan


harga rms.
Jawab
Arus rms I dapat dihitung dari
V̅ bc = I Z̅ bc .

Bila kita hanya memerlukan harga arus, tanpa ingin tau fasanya, kita dapat menggunakan
hubungan tanpa ,menggunakan besaran komplek. Alasannya adalah demikian. Bila fasa harus
diperhatikan
V̅ bc = I ̅ Z̅ ̅bc
Bila kita ambil harga mutlak
‫ ׀‬V̅ bc ‫ ׀ = ׀ ̅׀‬Z̅ ̅bc ‫ ׀ = ׀‬I̅ ‫ ׀ ׀‬Z̅ ̅bc ‫׀‬

Atau V̅ bc = I Z̅ bc

Maka karena Z̅ bc = XL = 2Ω, jadi

I = 𝑉𝑏𝑐 10 = 5 A.
𝐼 2

Selanjutnya
V̅ ab = I Z̅ ab = IR = (5) (6) = 30 V̅

Dan V̅ cd = Z̅ cd = I XC = (5) (10) = 50 V̅ .

Untuk menghitung V̅ ad harus kita gunakan informasi tentang sudut fasa V̅ ab , V̅ bc , V̅ cd . Oleh
sebab itu kita harus menyatakan tegangan diatas dalam bentuk komplek. Jadi
V̅ ab = V̅ ab + V̅ bc + V̅ cd

V̅ ab = I̅ Z̅ ̅ab = I̅ R = IR e j ᶲ i = 30 e j ᶲ i
V̅ bc = I̅ Z̅ ̅bc = I̅ (+j XL) = I̅ XL e+ j 90̊ = 10 e j (ᶲ i + 90̊)

V̅ cd = I̅ Z̅ ̅cd = I̅ (-j XC) I Xc e –j 90̊ = 50 e j (ᶲ i - 90̊)


Bila semua fasa kita ukur terhadap fasa arus J, maka ᶲ1 = 0, sehingga

V̅ ab = 30 V̅ , V̅ bc = 10 e +j 90̊ , V̅ cd = 50 e-j 90̊

Untuk memperoleh V̅ ad , kita gunakan diagram fasor


dalam bidang komplek yaitu seperti pada Gb.6. 25b.
Dari Gb. 6. 25b kita peroleh

V̅ ad = √302 + 402 = 50 V̅

.
40
Kita ketahui tg ᶲo = atau ᶲo = -53,13⁰
30

Jadi V̅ ad = 50 e –j 53,13⁰

Bila kita ukur V̅ ad, V̅ oltmeter ac akan menunjukkan


harga 50 V̅ (rms). Amplitude tegangan V̅ mad haruslah
sama dengan 50 √2 V̅ olt = 70,7 V̅ .
Untuk menghitung V̅ ad kita juga dapat menggunakan
bentuk kartesius V̅ ad = V̅ ab + V̅ bc + V̅ cd
Akan tetapi
V̅ ab = 30 V̅

V̅ bc = 10 e +j 90̊ = 10 (cos 90 + j sin 90) = + j 10V̅


V̅ cd = 50 e-j 90̊ = 50 {cos (-90) + j sin (-90)} = - j 50V̅

. Jadi, V̅ ad = 30 + j 30 – j 50 = (30 – j 40) V̅ = V̅ ad e-

j ᶲo Sehingga V̅ ad = √302 + 402 = 50V̅


40
Tg ᶲo = atau ᶲo = - 53,13⁰
30

Contoh 6.4
Suatu sumber tegangan ac dengan tegangan rms 100V̅ dihubungkan seri dengan resistor R =
80Ω, inductor dengan induktansi L = 30 m H dan kapasitor dengan kapasitansi C = 10 µF.
|ɸ⁰ᶲΩmµ
Bila frekuensi sudut tegangan 𝜔 = 1000 rad/det, dan tegangan sumber sesaat berbentuk V̅ s (t)
= 100 √2 sin 𝜔𝑡
Hitunglah (lihat Gb.6.26)
(a) Impedansi total
(b) Arys sesaat
(c) Tegangan rms V̅ ac
(d) Frekwensi resonansi
(e) Arus rms pada keadaan
resonansi Jawab
Rangkaian kita lukiskan pada Gb.6.26
(a) R = 80Ω, L = 40 m H = 40 x 10-3 H.
C = 10 µF = 10-5 F
Z̅ = Z̅ ab + Z̅ bc + Z̅ cd, dimana Z̅ ab = R = 80Ω

Z̅ bc = + j𝜔𝐿 = +𝑗 (1000) (40 × 10−3 ) = +𝑗 40Ω


1
Z̅ cd =
𝑗𝜔𝐿
=
−𝑗 = −𝑗 100Ω
(1000)(10−3)

Z̅ = 80 + 𝑗 40 − 𝑗 100 = (80 − 𝑗 60) Ω = Z̅ e j𝜙𝑖


Besar impedansi
Z̅ = √802 + 602 = 100Ω
60 3
tg 𝜙 = − = − ,
𝑧 80 4

atau 𝜙𝑧 = -36,87⁰
Jadi Z̅ = 100 𝑒−𝑗 36,87̊ Ω.
(b) Arus sesaat

i (t) = I√2 cos(𝜔𝑡 + 𝜙1


arus rms komplek I = I 𝑒𝑗𝜙𝑖 dapat dihitung dari V̅ s (t) = 100 √2 sin 𝜔𝑡 = 𝑉𝑠 √2 cos (𝜔𝑡
− 900)
tegangan sumber sesaat komplek
𝑉 (𝑡) = 0
√2 𝑒−𝑗(𝜔𝑡−90 ) = (𝑉 𝑒−𝑗 90⁰) √2 𝑒𝑗𝜔𝑡 = 𝑉 √2 𝑒𝑗𝜔𝑡
𝑉
𝑠 𝑠 𝑠 𝑠

Jadi tegangan sumber rms komplek

𝑉𝑠 = 100 𝑒−𝑗 90⁰


Arus rms komplek
I̅ = I 𝑒𝑗 𝜙𝑖 ,
Sehingga harga arus rms komplek I = I A, dan sudut fasanya
𝜙𝑖 = −53,13⁰
Akhirnya arus sesaat

i (t) = I √2 cos(𝜔𝑡 + 𝜙𝑖) = √2 cos(𝜔𝑡 − 53,130) 𝐴.

(c) Bila kita hanya ingin tahu besar tegangan rms V̅ ac, tanpa peduli fasanya, kita gunakan
hubungan
V̅ ac = I Z̅ ac

Dimana Z̅ ac = Z̅ ac
Akan tetapi
Z̅ ac = R + j 𝜔𝐿 = 80 + j 40,
Sehingga

Z̅ ac = √802 + 402 = 89,4 Ω


Karena arus I = I A, kita peroleh
𝑉𝑎𝑐 = (1)(89,4) = 89,4 𝑉.
(d) Frekuensi resonansi
1
𝜔=
√𝐿𝐶
Dimana L = 40 m H = (40) (10-3) H
Dan C = 10 µ F = 10-5 F
1
Jadi 𝜔 = 4
=2𝜋√40 𝑟𝑎𝑑/𝑑𝑒𝑡
1
10
(40 𝑥 10−8 )
2
4
Atau f = 𝜔
= 10
𝐻𝑧 = 252 𝐻𝑧
2𝜋 2𝜋√40

(e) Pada keadaan resonansi

Z̅ = R + j (𝑋𝐿− 𝑋𝐶) = R = 80Ω

Karena pada keadaan resonansi


1
𝜔𝐿 = atau XL = XC
𝜔𝐶

Jadi arus rms komplek


𝑉𝑠 100 𝑒−𝑗 90⁰
I= = = 1,25 𝑒−𝑗 90⁰
𝑍 80

Besar arus rms adalah I = 1, 25 A dengan fasa 𝜙𝑖 = −90⁰

Arus sesaat

i (t) = I √2 cos(𝜔𝑡 − 900)

= 1,25 √2 sin 𝜔𝑡
Yaitu sefasa dengan tegangan sumber. Ini oleh karena pada keadaan resonansi, impedansi
bersifat resistif atau rill

6.9 RANGKAIAN PARALEL RLC

Salah satu rangkaian paralel yang sering digunakan orang ditunjukkan pada Gb.6.27. sebuah
kapasitor dihubungkan parallel dengan sebuah inductor, kemudian rangkaian LC ini
dihubungkan seri dengan suatu resistor R. dalam praktek, resistor R mungkin terdapat sebagai
hambatan dalam sumber. Sumber tegangan yang kita gunakan ialah suatu osilator yang
frekuensinya dapat diubah-ubah, dengan tegangan V̅ s sekitar 10 V̅ olt.
Marilah kita tentukan arus dalam rangkaian,
dan tegangan keluatan V̅ 0. Sepintas lalu tampak impedansi dalam rangkaian dapat direduksi
dengan rangkaian parallel dan seri seperti pada rangkaian d.c. memang ini dapat dilakukan
tetapi kita harus hati-hati.

Semua besaran yang digunakan yaitu arus, tegangan dan impedansi harus dituliskan dalam
bentuk bilangan komplek. Selanjutnya penyelesaiannya dilakukan seperti pada rangkaian d.c,
strategi penyelesaiannya ialah sebagai berikut. Pertama kita hitung I , kemudian kita tentukan
V̅ 0 , akhirnya setelah ini diperoleh kita dapat menentukan arus Ic dan IL

Untuk menentukan arus I kita perlu menentukan impendasi ekiV̅ alen Z̅ c dan Z̅
1
𝑍0 =
1
+
1 atau
𝑍𝐶 𝑍𝐿

𝑍𝑜
=
𝑍𝑐𝑍𝐿 dimana
𝑍𝐶+𝑍𝐿

𝑍𝑐
1 dan 𝑍𝐿 = 𝑗𝜔𝐿, sehingga
= 𝑗𝜔𝐶
1
( )(𝑗𝜔𝐿)
𝑗𝜔𝐶
𝑍𝑜 = 1
+𝑗𝜔𝐿
𝑗𝜔𝐶

𝐿/𝐶
= 𝑗 (𝜔𝐿− 1 ) 𝑗𝜔𝐿
𝜔𝐶 = (1−𝜔2𝐿𝐶)
1
Untuk tegangan dengan frekuensi 𝜔 =
impedansi Z̅ 0 menjadi tak berhingga besarnya. Ini
√𝐿𝐶,
adalah keadaan resonansi untuk rangkaian parallel ini.

Impedansi ekiV̅ alen rangkaian


𝜔𝐿
Z̅ = R + Z̅ 0 = R + j
1−𝜔2 𝐿𝐶

Sehingga arus I hauslah


𝑉𝑠 𝑉𝑠
I= 𝑍
= 𝑅+𝑗𝜔𝐿/(1−𝜔2𝐿𝐶)
Dalam Keadaan resonansi, arus I sama dengan nol, hingga dalam hal ini 𝑉0 haruslah sama
dengan 𝑉𝑠.

Tegangan keluaran 𝑉0 di luar resonansi haruslah mempunyai harga

𝑉0 = I 𝑍 0

𝑉𝑠 𝑗𝜔𝐿
= 𝑅+𝑗𝜔𝐿/(1−𝜔2 𝐿𝐶) 1−𝜔2𝐿𝐶

=𝑉 𝑗𝜔𝐿
𝑠 𝑅(1−𝜔2 𝐿 𝐶)+𝑗𝜔𝐿

Jika ini kita rasionalisasikan, yaitu dikali dengan

𝑅(1−𝜔2 𝐿𝐶)−𝑗𝜔𝐿
𝑅(1−𝜔2 𝐿𝐶)−𝑗𝜔𝐿 kita peroleh

0 𝑠 1+𝑗 (𝑅 𝑅 2)(1−𝜔2𝐿𝐶)
𝑉 = 𝑉 1+𝑗 ( 𝜔𝐿) (1−𝜔 2 𝐿𝐶 )2
𝜔𝐿

Besar 𝑉0

V̅ 0 , yaitu V0 adalah
𝑅
2
1+( 2
( )2

V0 = Vs 𝜔𝐿
) 1−𝜔 𝐿𝐶
√ 2
𝑅
1+( ) (1−𝜔2 𝐿𝐶)2
𝜔𝐿

= 𝑉𝑠
2
𝑅
√1+( ) (1−𝜔2𝐿𝐶)
𝜔𝐿

Untuk R = 5000 ohm, C = 100 pF, L = µH dan Vs = 10 volt maka


|𝑉̅0|
akan memberikan grafik seperti pada gambar 6.28
𝑉𝑠

Tegangan keluaran naik menjadi sama dengan tegangan sumber pada frekuensi resonansi.
Resonansi paralel sering digunakan dalam rangkaian
elektronik untuk mendapatkan impedansi tinggi pada
suatu harga frekuensi. Dengan merubah harga C,
misalnya, rangkaian dapat disetel untuk beresonansi
pada harga-harga frekuensi yang berbeda-beda Inilah
prinsip pemilihan saluran pada TV atau mencari
gelombang pemancar radio.

Contoh 6,5

Misalkan kita mempunyai rangkaian seperti pada


Gb.6.29. dengan tegangan sumber Vs (t) = 100
𝑟𝑎𝑑
√2 cos 𝜔𝑡 dengan 𝜔 = 1000 . Komponen
𝑑𝑒𝑡
rangkaian adalah sebagai berikut R = 3Ω, reaktansi
XC =2Ω dan reaktansi XL = 4Ω

Tentukan
(a)
Inpedansi total Z̅ ac
(b)
Arus yang melalui R
(c)
Tegangan Vbc
(d) Arus melalui C dan L
(e) Frekuensi resonansi
(f) Harga Vbc pada keadaan resonansi

Jawab

(a) Impedansi total adalah


Z̅ ac = Z̅ ab + Z̅ bc
Z̅ ab = R
Z̅ bc, yang merupakan impedansi ekivalen Z̅ C dan Z̅ L yang dihubungkan parallel, dapat kita
hitung dari
1
1 1
𝑍𝑏𝑐 = 𝑍𝐶 = 𝑍𝐿

Atau Z̅ bc =
𝑍̅𝐶𝑍𝐿
̅ +𝑍̅𝐿
𝑍̅𝐶

Selanjutnya,
1
Z̅ C = = - j Xc = - j 2 = 2 𝑒−𝑗 90⁰
𝑗𝜔𝐶
Z̅ L = j𝜔𝐿 = + j XL = + j 4 = 4 𝑒−𝑗 90⁰

Z̅ bc (2 𝑒−𝑗 900) (4 𝑒−𝑗 900) 8


= = −𝑗 4Ω
= − 𝑗 2+𝑗 4 +𝑗2
Perhatian!
(a) Kita dapat menggunakan hubungan untuk rangkaian dc, asal digunakan bentuk komplek
(b) Dalam mengalikan bilangan komplek gunakanlah bentuk polar (eksponensial komplek) : Z̅ =
|Z̅ | 𝑒𝑗𝜙
(c) Dalam menjumlahkan bilangan komplek, gunakanlah bentuk kartesius
Z̅ = x + j y.

Independensi total

Z̅ ac = Zab + Zbc

=3–j4

= Zac 𝑒𝑗𝜙1

Di sini Zbc = Zbc = √(3)2 + (4)2 = 5 Ω


Dan tg 𝜙 = -4 atau 𝜙 = −53,13⁰
3

Jadi Zac = 5𝑒−𝑗 53,13⁰ Ω

(b) Misalkan arus sesaat

i (t) = 1√2 cos (𝜔𝑡 +

𝜙1) arus rms komplek

80 𝑒−𝑗 36,87⁰
IL= 4 𝑒 +𝑗 90⁰
= 20 𝑒−𝑗 126,87⁰ A

Dapat ditunjukkan bahwa

I̅ C + I̅ L = I̅,

Yaitu arus yang masuk rangkaian parallel LC. Ini ditunjukkan dengan menggunakan fasor pada
Gb. 6. 30.

(d) Keadaan resonansi tercapai apabila XL =


1
XC atau 𝜔 =
√𝐿𝐶

Telah kita ketahui frekuensi

𝜔 = 1000 𝑟𝑎𝑑/𝑑𝑒𝑡
1
XL = 𝜔𝐿 = 4Ω, dan Xc =
𝜔𝐶 = 2Ω

Jadi induktansi L dan kapasitas C dapat kita hitung yaitu


4
L=
1000 𝐻 = 4 m H = 4 x 10-3 H
1
C=
(2)(1000) = 500 µF = 0,5 x 10-3 F.

Keadaan resonansi tercapai pada harga frekuensi


sudut

= (4 𝑥 10−3)(0,5 𝑥 10−3) = 0,5 x 10 rad/det


1 1 6
𝜔=
√𝐿𝐶

Atau

f= 𝜔
500 𝑥 103 𝐻𝑧
2𝜋 = 6,28 = 80 K Hz.

(e) Untuk menentukan Vbc pada keadaan


resonansi, kita hitung lebih dahulu impedansi
Zbc adalah
𝑍𝐿 𝑍𝐶 (𝑗 𝑋𝐿)(−𝑗 𝑋𝑐)
Zbc = 𝑍𝐿+𝑍𝐶 = 𝑗 𝑋𝐿−𝑗 𝑋𝐶

Akan tetapi XL = XC , sehingga Zbc = ~. Selanjutnya ini berarti Zac = Zab + Zbc = ~ juga.

Akibatnya arus

I = 𝑉𝑠 = 0
𝑍𝑎𝑐

Sehingga Vbc = Vs = 100 V

Walaupun arus total I = 0, tetapi arus Ic dan IL tidak sama dengan nol.

Ic = 𝑉𝑏𝑐
/𝑍𝑐 = 100
(−𝑗 𝑋𝑐)

Dengan Xc sama dengan XL; 𝜔𝐿 = (0,5 𝑥 106)(4 𝑥 10−3) =

2000Ω Ingat bahwa disini 𝜔 pada keadaan resonansi 𝜔𝑅 = 0,6 x 106

rad/det Seperti telah kita hitung pada bagiannya (e)


100
Jadi Ic = = + j 0,05 A = 50 𝑒+𝑗 90⁰
−𝑗 2000
100
Dan IL =
= 𝑗2000 = -j 50 m A = 50 𝑒+𝑗 90⁰
100
+𝑗𝑋𝐿

Bila kita hitung arus sesaat

ic (t) = IC √2 cos(𝜔𝑡 + 𝜙𝑐)

= 50 √2 cos(𝜔𝑡 + 900)

Dan IL = 50 √2 cos(𝜔𝑡 − 900)


Nyata kedua arus ini sama besar dan berbeda fasa 180⁰

Bila kita lukiskan grafik arus terhadap waktu kita


peroleh grafik seperti pada Gb.6.31.

Anda mungkin juga menyukai