Anda di halaman 1dari 27

REGANGAN

PENDAHULUAN
• Deformasi dalam mekanika kontinum adalah transformasi sebuah benda dari kondisi semula ke
kondisi terkini Makna dari "kondisi" dapat diartikan sebagai serangkaian posisi dari semua parti
kel yang ada di dalam benda tersebut.
• Sebuah deformasi dapat disebabkan oleh gaya eksternal,[2] gaya internal (seperti gravitasi atau
 gaya elektromagnetik) atau perubahan temperatur di dalam benda (pemuaian).
• Regangan adalah bagian dari deformasi, yang dideskripsikan sebagai perubahan relatif dari par
tikel-partikel di dalam benda yang bukan merupakan benda kaku. Definisi lain dari regangan bi
sa berbeda-beda tergantung pada bidang apa istilah tersebut digunakan atau dari dan ke titik
mana regangan terjadi.
Definisi Regangan
Bila gaya luar dikenakan pada batang maka akan timbul himpitan (stress)
dan regangan (strain) .

Himpitan : gaya gaya penahan dalam benda


Regangan : pergeseran dan perubahan bentuk
yang terjadi pada benda

Untuk gaya dalam yang terbagi secara


merata , himpitan dapat dinyatakan sebagai Himpitan (s) = F /A 
gaya (F) dibagi satuan luas (A) ,  
Regangan dinyatakan dalam perubahan panjang
(DL) persatuan panjang (L)dari benda yang dike Regangan (e) = DL / L
nakan gaya ,  
                                          
Nilai umum yang didapat untuk regangan
adalah kurang 0.005 cm / cm sehingga biasa Micro-strain = Strain x 10-6
digunakan satuan micro-strain :

Regangan dapat berbentuk regangan kenyal atau regangan rapuh


APA ITU REGANGAN (STRAIN)?

lateral

axial

Regangan adalah besarnya deformasi sebuah benda akibat gaya yang diberikan

Untuk gaya arah aksial dalam gambar di atas


L Satuan biasanya  (x10-6)
a 
L
Karena fenomena regangan Poisson, D akan terkontraksi pada arah lateral, Dengan
besar yg tergantung nilai rasio Poisson

L
a
 adalah sifat material, contohnya, baja mempunyai
0.25≤≤0.3
Jenis Regangan
1. Regangan Iris (Shearing strain) terjadi bila
pengaruh pergeseran sudut pada bahan tidak dapat
diabaikan. Gaya yang bekerja berupa gaya
mendatar pada titik sudut kanan atas dari benda
yang menyebabkan benda berubah seperti
trapesioda

2. Regangan Poisson (Poisson strain) memperlihatkan


perubahan ketebalan dan panjang yang terjadi pada
batang yang ditarik .
Regangan ini didefinisikan sebagai angka perbandingan
negatif dari regangan arah melintang dengan regangan
arah sumbu
3. Regangan tekuk (Bending strain) atau regangan
momen , dihitung dari hubungan antara gaya
dengan tekukan yang dihasilkannya .

Biasanya pengukuran ini dilakukan unutk mengukur


regangan torsi yaitu dengan membagi Himpitan
Torsi dengan Angka Kekenyalan torsi (torsional
modulus of elasticity) , Atau disebut Modulus
Young
=E

E = Himpitan / Regangan
=F/A
e
MENGUKUR REGANGAN
Metode yg paling umum untuk mengukur regangan: menggunakan strain gage

Strain gage adalah suatu alat di mana tahanan listrik Nya bervariasi proporsional dengan besarnya regangan
Yang terjadi pada alat tsb. Strain gage yang paling Umum digunakan adalah bonded metallic strain gage.
Tahanan dari konduktor

 = resistivitas material konduktor L


R  = panjang konduktor
L A A = luas penampang konduktor

Jika persamaan ini didiferensialkan:


dR d dL dA
  
A  D2  t  v a R  L A
dA dD
2 Maka persamaan menjadi :
dR d
A D    1
a 2 
R
Regangan lateral 
Jenis Pengukur Regangan

Bentuk Praktis

Bentuk
Maju
Prinsip Pengukuran Regangan
Pengukur regangan paling sederhana adalah sebuah kawat dengan tahanan tertentu. Bila kawat tersebut
dikenai gaya tarik akan sedikit memanjang dan mengecil penampangnya .

Untuk kawat penghantar dalam kondisi normal berlaku


Ro = r lo / Ao

Dimana Ro = tahanan awal (W)


r = tahanan jenis (W-m)
lo = panjang (m)
Ao = luas penampang (m2)

Bila dikenai regangan berlaku


R = r (lo + Dl) / (Ao + DA)
Bentuk Dasar
Maka perubahan tahanannya menjadi
DR  2 Ro Dl / lo
Faktor Pengukuran pada Instrumentasi Regangan
Sensitivitas regangan disebut juga Faktor Pengukuran atau Gage Factor (GF) dinyatakan dalam :

S = GF = (DR/R) / (DL/L) = (DR/R) / e


Nilai yang biasa untuk pengukur regangan adalah GF ~ 2

Pengukur regangan ideal hanya akan berubah nilai tahanannya bila terjadi perubahan bentuk
dari permukaan benda dimana sensor tersebut ditempat kan. Namun dalam prakteknya suhu ,
sifat bahan , perekat dan logam yang dipakai akan mempengaruhi tahanan pengukur.

Perlu dipahami sifat bahan terhadap gaya yang dikenakan dari berbagai arah
GAGE FACTOR
Faktor strain gage, S didefinisikan sbg
dR
R d
  a 1 2
S dR
a R

Nilainya sekitar 2 untuk strain gage logam
  𝑑
𝜌
𝑆 = ( 1+2 𝑉 ) +
𝜀𝑎
Jika permukaan struktur dalam keadaan tegangan
biaksial maka terjadi regangan Transversal yang
akan mempengaruhi output strain gage yg dpt
digambarkan dgn faktor gage transversal, St

  𝑑𝑅
𝑅 Sensitifitas transversal biasanya kecil St
𝑆𝑡 = (di bawah 0.01) Kt 
𝜀𝑎 Sa
JENIS-JENIS STRAIN GAGE FOIL LOGAM

strain gage elemen tunggal

Rossete dua elemen

Digunakan dlm
rossete tiga elemen diafragma tekanan
Sensor Regangan

Tahanan pengukur regangan dapat berupa pasangan yang setara seperti


gambar berikut

Three element Three element


Planar Rectangular Delta

Stacked
Chain gauge

Shear gauge Residual Stress Gauge

Crack detection & Propagation


SENSITIVITAS STRAIN GAGE
Pengukuran regangan melibatkan nilai yg sangat kecil (bbrp ) maka untuk
mengukur regangan, memerlukan pengukuran tepat dari perubahan tahanan
yg sangat kecil

Contoh:
Untuk mengukur regangan sebesar 500 , dgn faktor strain gage= 2 maka
R=Sx = 2x500  atau 0.1%
Jika strain gage dgn R=120  (umumnya strain gage untuk mengukur
regangan)
R=0.12  (perubahan tahanan yg sangat kecil)

Untuk mengukur perubahan tahanan yg sangat kecil tsb, sebuah rangkaian


jembatan diperlukan untuk mengubah perubahan tahanan yg kecil tsb
menjadi perubahan tegangan
Pengaruh Suhu pada regangan
Bila pada saat pengukuran terjadi perubahan suhu , maka akan terjadi perubahan
tahanan pengukur regangan sebesar :

R(T) = R(To) [1 + ao DT]


atau
DRT = Ro a D T

Dimana : DRT = Perubahan tahanan karena perubahan suhu


ao = Koefisien suhu
DT = Perubahan suhu
R(To) = Tahanan pengukur pada suhu awal
Kesalahan Sumbu Regangan
Bila gaya yang dikenakan berbeda arah dengan sumbu regangan sensor pengukur ,
akan didapat kesalahan sebesar :

K t L /a   po 
eL  100
1  poK t

Dimana : ea, eL = regangan searah dan tegak lurus sumbu (axial and lateral strains)
npo = Angka 
Poisson yang dipakai dalam kalibrasi , biasanya diambil 0,285
eL = Kesalahan dalam persentase terhadap regangan sumbu
Kt = Sensitivitas tegak lurus dari pengukur regangan
Pengukur Kawat Penghantar(kawat/foi
l)
Bahan yang dipakai antara lain :
 Constantan
 Nichrome V
 Campuran Platina-Wolfram
 Campuran Besi-Nickel
 Campuran Nickel-Chrome (Logam
Karma)

Karakteristik :
 Tidak Mahal
 Akurasi > 0,1%
 Sedikit dipengaruhi suhu
 Ringan
 Sangat Sensitif

 Konstruksi kurang stabil


Pengukur Lapisan Film
Berupa lapisan isolator (keramik)yang diletakkan diatas batang regang yang
kemudian dilapisi film logam pengukur(sangat tipis)
Pelapisan ini menggunakan cara vakuum atau pengabutan sehingga terjadi
pengikatan molekuler

Karakteristik :
 Konstruksi Stabil
 Akurasi > 0,1%
 Sedikit dipengaruhi suhu
 Ukuran kecil
 Ringan
 Sangat Sensitif
 Dapat diletakkan langsung
pada batang pengukur
Pengukur Semikonduktor/Piezzo
Karakteristik :
 Faktor pengukuran tinggi (sampai dengan 150)
 Sensitivitas tinggi
 Tahanan lebih tinggi
 Umur pemakaian tinggi
 Histerisa rendah
 Ukuran lebih kecil
 Respon frekuensi tinggi
 Sensitif terhadap suhu
 Keluaran non linier
 Terbatas pada regangan maksimum
Perbandingan Karakteristik Regangan
Rangkaian Pengukur
Jembatan Wheatstone

Untuk mendeteksi perubahan kecil pada


tahanan pengukur regangan digunakan
Jembatan Wheatstone yang akurasinya
tinggi
Eo

Pada kondisi tunak/steady state berlaku

 R1 R3 
E o  E i   
R1  R2 R3  R4 
Rangkaian Pengukur Satu Sensor
Salah satu tahanan yang ada digantikan dengan
Tahanan Pengukur Regangan
+
Bila terjadi perubahan tahanan berlaku
Eo

  R1  R1  R4  R3 R2 
-

Eo  Eo  Ei  

 1 R   R1  R2  R3  R 
4 

Bila R1 = R2 = R3 = R4 = R
Maka

Eo R / R R / R GF 
  
Ei 4  2R / R  4 4
Rangkaian Pengukur Sensor Jamak
Bila digunakan lebih dari satu sensor akan berlaku

Eo GF
  1   2   4   3 
Ei 4

Dimana :
• Tanda + atau – menunjukkan respon penambahan atau
pengurangan nilai tahanan karena regangan
• Semua sensor harus mempunyai nilai tahanan sama
• Semua sensor harus mempunyai Faktor Pengukuran yang sesuai
(berpasangan)
Rangkaian Kompensasi
Contoh pemasangan sensor regangan dan konstanta pengukuran
dapat dilihat pada tabel berikut
METODE KALIBRASI REGANGAN

•Memberikan perubahan tahanan yg kecil ke gage dan menghitung


regangan ekivalen pada gage menggunakan tahanan shunt yang
paralel dengan gage

•Memasang strain gage pada batang kantilever dan pada satu lengan dari
jembatan Wheatstone dan mengamati defleksi jika regangan terjadi pada
gage, kemudian dengan rumus defleksi untuk batang kantilever yang
terdefleksi sebesar 
TERIMA KASIH !!!

Anda mungkin juga menyukai