Pengukuran Dan Instrumentasi 2.11
Pengukuran Dan Instrumentasi 2.11
PENGUKURAN DAN
INSTRUMENTASI
KARAKTERISTIK INSTRUMEN UKUR
• Ada 2 macam karakteristik instrumen,
Karakteristik Statik & Karakteristik Dinamik
• Karakteristik statik alat berkaitan dengan
input konstan yang diberikan, dan diamati
setelah dicapai keadaan steady-state (tunak).
• Karakteristik dinamik alat berkaitan dengan
input yang selalu berubah, atau input konstan
tetapi diamati pada saat transiennya.
Karakteristik Statik
Karakteristik Statik Instrumen ukur
Untuk input tetap:
• Ketelitian (akurasi): derajad kedekatan harga
penunjukan alat ukur dengan harga-benar
(penunjukan alat standar).
• Presisi: derajat kedekatan data dalam satu
kelompok data pengukuran untuk input yang
sama.
• Bias: perbedaan harga rata2 output alat ukur
untuk input yang sama dengan harga-benar.
• Kesalahan: beda output pengukuran dng
harga-benar
Akurat dan presisi
• Dari Tabel Distribusi Normal dapat dicari bahwa
jika data dinyatakan berada dalam suatu daerah
harga tertentu, maka kepercayaan dalam
menyatakan harga berubah
x x 1 kepercayaannya 67%
x x 2 kepercayaannya 95%
x x 3 kepercayaannya 99,7%
• Akurasi bias 3
akurasi 100%1
xbenar
bias 3
• Error dari input tertentu error 100%
xbenar
N eo ei ei eo
m
N e ei
2 2
i
N ( eo ) ei ei eo ei
2
b
N ei2 ei
2
• . output (eo) eo ei
input (ei) ei2 naik turun naik turun
0 0 -1.12 -0.69 0 0
1 1 0.21 0.42 0.21 0.42
2 4 1.18 1.65 2.36 3.3
3 9 2.09 2.48 6.27 7.44
4 16 3.33 3.62 13.32 14.48
5 25 4.5 4.71 22.5 23.55
6 36 5.26 5.87 31.56 35.22
7 49 6.59 6.89 46.13 48.23
8 64 7.73 7.92 61.84 63.36
9 81 8.68 9.1 78.12 81.9
10 100 9.8 10.2 98 102
55 385 48.25 52.17 360.3 379.9
Z1
Eeks
Z1o
Z’m Z2i
Ei E’o
Eo
Z2
• Impedansi output medium (rangkaian yang diukur)
Zo = R1//R2 = R1R2/(R1+R2)
• Tegangan output rangkaian tanpa beban = eo
R2
eo eeks
R1 R2
• Tegangan output rangkaian setelah ada impedansi
input metger Zin = Rm, sehingga tegangan output
menjadi eo’
éo '
( Rm // R2 )
eeks
Rm R2 Rm R2
eeks
( Rm // R2 ) R1 Rm R2 Rm R2 R1
Rm R2 R1 R2 Rm R1 R2 )
eo eo
Rm R2 R1 Rm R2 R2 Rm R2 R1Rm R1R2
Rm R1 R2 ) Rm Zi 2
eo eo eo
Rm R1 R2 R1 R2 Rm R1R2 R1 R2 Z i 2 Z o1
.
Sistem1 • Persamaan ini berlaku jika
Sistem2
variabel yang ditransfer
eo
Zo1
Zi2
(diukur) adalah variabel
tegangan (across quantity).
• Jika yang diukur variabel
• Output sistem 1 setelah arus (flow quantity), maka
dipasang sistem 2,
menjadi: 1 Zi2 << Zo1 atau Yi2 >> Yo1
Zi2
eo eo di mana
Z i 2 Z o1
• Supaya tidak terjadi efek – Yo1 adalah admitansi
pembebanan maka output sistem 1
Zi2 >> Zo1
– Yi2 admitansi input
Sehingga eo’ ~ eo
sistem 2
• Efek Pembebanan tidak hanya terjadi pada sistem
elektrik, tetapi pada sistem termal, sistem mekanis, dsb
juga akan terjadi efek pembebanan jika suatu sistem
(Instrumen) dihubungkan dengan instrumen lainnya atau
suatu sistem fisis dihubungkan dengan sistem fisis
lainnya
• Secara umum semua sistem fisis mempunyai dua
variabel yang saling bebas. Variabel 1 adalah variabel
alir (q1) dan variabel 2 adalah variabel potensial (q2)
misal:
– pada sistem listrik ada variabel arus (q1=I) dan
tegangan listrik (q2 = V)
– Pada sistem termal ada variabel temperatur (q2 =T)
dan aliran kalor (q1 = Q)
– Pada sistem aliran fluida ada debit aliran (q1=Q) dan
tekanan fluida (q2 = p).
Hubungan antara variabel alir (q1) dengan
variabel potensial (q2)
• Jika perkalian q1dan q2 besaran energi
– Impedansi q2 var iabel potensial
Im pedansi Z
q1 var iabel alir
– Admitansi q var iabel alir 1
2
admi tan si Y
q1 var iabel potensial Z
– Daya
q1 q2 Daya