Anda di halaman 1dari 15

Insert LOGO

JURNAL
THE WOUND HEALING EFFECT OF CHLORHEXIDINE
0.05% IN THE TREATMENT OF SCHOOLCHILDREN
WITH VULNUS LACERATUM

PEMBIMBING : dr. Raja M. N. Sitorus, Sp.B

OLEH : Chusnul Chatimah


Pendahuluan
• Jaringan luka tidak hanya ditemukan selama perawatan medis yang dilaku
kan oleh ahli bedah dalam praktek pribadi, rumah sakit dan puskesmas,
tetapi juga dapat melibatkan orang-orang dalam kehidupan sehari-hari
mereka. Salah satu yang paling sering ditemukan adalah luka pada anak-
anak yang disebabkan karena cedera jatuh.
• Langkah pertama adalah menutup luka untuk menghindari kontaminasi
bakteri yang dapat berdampak pada proses penyembuhan.
• Penutupan luka dengan obat topikal dengan maksud untuk mempercepat
proses penyembuhan dan mengurangi rasa sakit, proses penyembuhan
pada luka merupakan satu dari banyaknya gejala biomedical yang
merupakan karakter makhluk hidup, dengan demikian proses
penyembuhan luka semacam itu bukanlah proses yang menyimpang dari
proses biologi yang kompleks.
Studi literatur
• Penyembuhan luka merupakan kejadian yang tidak dapat berdiri
sendiri tetapi merupakan serangkaian proses biologis yang
kompleks. Luka baru dalam waktu 24 jam akan memberikan reaks
i infeksi akut di sekitar luka dan sel yang terinfeksi terutama
leukosit, neutrofil beremigrasi dari pembuluh darah ke dalam
proses pembekuan darah.
• Beberapa hari kemudian disekitar area luka, akan ada sel fibroblas
t dan pembekuan darah akan digantikan oleh jaringan granulasi
yang terdiri dari sel fibroblast pembuluh darah yang baru
berproliferasi dan sel yang terinfeksi kronis. Kemudian luka akan
menutup/dijembatani oleh jaringan yang bergranulasi secara
perlahan dan diikuti oleh proses kolagen dan proses epitel selama
akhir minggu pertama.
• Penggunaan obat antimikroba untuk menghilangkan mikroorganisme
penyebab penyakit menular telah dibahas selama beberapa tahun.
Salah satu obat anti mikroba yang banyak digunakan untuk
mengurangi beban bakteri di mulut adalah chlorhexidine.
Chlorhexidine memiliki potensi untuk mengurangi tingkat saliva dari
mutans strepcocci dan tingkat aktivitas karies dari mutans strepcocci
dalam plak.
Bahan dan Metode
• Lima belas anak sekolah dasar yang baru saja
mengalami cedera jaringan berpartisipasi
dalam penelitian ini. Koloni yang dianalisis
adalah bakteri pseudomonas aeruginosa pada
vulnus laceratum. Semua subjek dimonitor
selama jam sekolah, apakah ada diantara
mereka yang mengalami kecelakaan dengan
jatuh ke tanah dan mendapatkan cedera
jaringan.
Pemeriksaan Bakteri
1. Sampel diambil dengan membasahi kapas steril NaCl 0,9% untuk
menyeka vulnus laceratum dan kemudian hasil sekaan dikumpulk
an dalam 0,5 cairan medium transport (RTF) tereduksi, didis
persikan dengan vortex mixer selama 30 detik, kemudian di
encerkan secara serial 10 kali lipat . Alikuot 0,1 ml dicairkan pada
media piring agar dan diinkubasi dalam ruang anaerob pada suh
u 37 celcius selama 3x24 jam. Setelah 3 hari inkubasi, medi
a piring agar yang memiliki 10 – 100 koloni dipilih dan semua
koloni yang dipilih dipindahkan dalam media piring agar
untuk diulang kembali agar mendapatkan kultur murni.
2. Vulnus laceratum ditutupi dengan kapas dan ke
mudian ditetesi larutan chlorhexidine 0,05%
3. Setelah satu jam sampel diambil lagi sama s
eperti item pada no.1
4. Yang disisihkan kemudian diperiksa untuk mo
rfologi koloni dan seluler bakteri, karakt
eristik pewarnaan gram dan uji biokimia
 
Diskusi
• Dari hasil perawatan dengan pengobatan
topical chlorhexidine, tidak ada pseudomonas
aeruginosa dan bakteri lain yang ditemukan
pada vulnus laceratum, oleh karena itu
chlorhexidine dapat diterima untuk menunda
pertumbuhan bakteri dengan predikat
bakterisida
• Semua subjek menyatakan bahwa luka yang diderita
sembuh dan tidak sakit lagi.
• Chlorhexidine dalam kasus ini efektif terhadap bakteri
gram-negatif pseudomonas aeruginosa. pseudomonas
aeruginosa ditemukan di alam, bakteri tersebut adalah
bakteri oportunistik jika situasinya menguntungkan
maka akan tumbuh menyebabkan infeksi.
• Bakteri ini merupakan parameter penelitian karena
bakteri ini ditemukan di alam, sehingga menyebabkan
luka terkontaminasi oleh bakteri ini.
• Untuk mengetahui keefektifan obat topikal ini,
metode topikal telah dilakukan pada luka
dengan mengaplikasikan klorheksidin yang
sampai pada kesimpulan bahwa tidak ada
pertumbuhan bakteri yang ditemukan dan
hilangnya rasa sakit pada luka dalam jangka
waktu yang singkat.
KESIMPULAN
• Pengobatan lokal dengan chlorhexidine
0,5% memiliki efek bakterisidal terhadap
bakteri pseudomonas aeruginosa dan
bakteri lain pada anak sekolah dengan
vulnus laceratum. Proses penyembuhan
pada luka yang diterapkan secara local
dengan klorheksidin membuat penyembu
han menjadi lebih cepat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai