Anda di halaman 1dari 21

KMB 3

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA INFEKSI BAKTERI
PADA SISTEM
INTEGUMEN (IMPETIGO)
KEL 2 :
Aliya Nurul H
Anita Hidayat Putri
Bhika Djamiri
Eda Rosita
Mutia Girly Santika
Nurshofa Salsabila
Rezkia Salsabila
Winia Novianti
Defini Impetigo
Impetigo adalah penyakit infeksi piogenik pada
kulit yang bersifat super fisial, bersifat mudah
menular yang di sebabkan oleh staphylococcus
dan atau streptococcus. Contents Here
Etiologi
Penyebab penyakit ini adalah
Empetigo di sebabkan oleh
stapylococcus atau streptococcus
grup A. Atau kombinasi keduanya
kedua bakteri tersebut di ketahui
dapat menyebabkan pembelahan dan
menyebar luas kedalam jaringan
melalui produksi beberapa bahan
ekstra seluler. Beberapa dari bahan
tersebut adalah enzim dan yang
lainnya berupa toksin.
Manisfestasi Klinis
Pustula-pustulalokal yang pecah di setiap bagian tubuh
akan membentuk krusta.

Warna kemerahan pada kulit.

Demam

Penonjolan padat dengan diameter kurang 0,5 cm

Lesi berada di sekitar mulut, hidung, dan daerah tubuh


yang sering

Pembesaran kelenjar getah bening yang terasa nyeri.


Faktor Predisposisi
higiene kurang cuaca panas
dan lingkungan malnutrisi maupun kondisi
kotor lembab

kontak tidak langsung


bisa melalu handus kontak langsung
selimut atau pakaian dengan pasien klien dengan
pasien impetigo impetigo dermatitis
Klasifikasi
Impetigo Krustosa

Impetigo Bullosa
Komplikasi
glomerulonefritis pasca
streftococus akut.

infeksi tulang (osteomielitis).

radang paru-paru
(pneumonia).
selulitis .

inflamasi pembuluh limfe atau


getah bening
.

psoriasis
Get a modern PowerPoint
Presentation that is beautifully
designed.
staphylococcal scalded skin
syndrome
Pemeriksaan diagnostik

05
Pewarnaan
Pewarnaan
04 gram
gram
Kultur
Kultur cairan
cairan
03
Pemeriksaan
Pemeriksaan
02 histopatologi
histopatologi
Tes
Tes
01 Koagulase
Koagulase
Tes
Tes Katalase
Katalase
A. Antibiotik Topikal
a) Asam fusidat 2%

Penatalak Terapi Non-


farmakologi
b) Mupirocin 2%
c) Retapamulin 1%

sanaan
B. Antibiotik Sistemik
a) Dicloxacillin
250mg
b) Cephalexin
250mg
c) Erythromycin
250mg
a) Menghilangkan krusta d) Klindamisin 300-
dengan cara mandikan 400mg
anak selama 20-30 menit
b) Mencegah anak untuk
menggaruk daerah lecet
c) Lanjutkan pengobatan
sampai semua lesi
sembuh
d) Lakukan kompres
dengan menggunakan Terapi
..
larutan NaCl 0,9% pada
impetigo krustosa farmakologi.
 
Pencegahan Pisahkan pakaian, handuk,
dan sprei yang digunakan
penderita pada saat dicuci
dengan menggunakan air
Cuci tangan segera dengan panas dan keringkan dibawah
menggunakan air mengalir bila sinar matahari .Gunakan
hais kontak dengan pasien sarung tangan saat
mengoleskan antibiotik

Jangan menggunakan Jauhkan diri dari orang


pakaian penderita dengan impetigo

Bersihkan dan lakukan


desinfektan pada mainan
yang mungkin bisa Hygine dengan baik
menularkan pada orang
lain, setelah digunakan
pasien Mandi teratur dengan
sabun dan air
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
a. Biodata :
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang : Pasien mengeluh gatal pada regio
lumbal posterior dextra, tanpa adanya keluhan gatal di daerah lain.
Biasanya muncul vesikel karena gatal lalu digaruk→vesikel
pecah→menimbulkan kerak. Vesikel semakin lama semakin
banyak dan menyebar.
d. Riwayat penyakit dahulu :
Tanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit ini
sebelumnya atau penyakit lain sebelumnya.
e. Riwayat keluarga :
Tanyakan apakah dikeluarganya ada yang menderita
penyakit yang sama atau penyakit lainnya.
F. Riwayat alergi :
Kaji apakah ada riwayat alergi obat, alergi makanan atau jenis
lainnya.
.
Pada pemeriksaan impetigo bulosa , biasanya didapatkan hal berikut :

1. Impetigo bulosa sering terjadi pada neonatus , tetapi juga terjadi pada anak-anak yang lebih tua dan
orang dewasa.
2. Karakteristik lesi adalah vesikal yang berkembang menjadi sebuah bula kurang dari 1 cm pada kulit
normal , dengan sedikit atau tidak ada kemerahan sekitarnya. Awalnya vesikal berisi cairan bening
yang menjadi keruh.
3. Hampir semua bula akan pecah. Apabila bula pecah , sering meninggalkan jaringan parut dipinggiran.
4. Lesi dapat lokal atau tersebar luas. Lesi sering ditemukan intertrigenosa seperti lipatan leher, ketiak ,
dan lipat paha , tetapi fdapat juga ditemukan di wajah atau dimanapun pada tubuh.
5. Pada bayi , lesi yang luas dapat berhubungan dengan gejala sistemik seperti demam , malaise ,
kelemahan umum , dan diare.
6. Impetigo bulosa dianggap kurang menular dari impetigo non bulosa.
Pada pemeriksaan impetigo nonbulosa , biasanya didapatkan hal tersebut :

1. Kelainan terlihat pertama adalah makula kemerahan atau papul , dengan diameter 2-
5 mm.
2. Karakteristik lesi adalah vesikel yang mudah pecah dan menjadi papula atau plak
lebih kecil dari 2 cm dan lebih sedikit atau tidak ada kemerahan sekitarnya.
3. Lesi berkembang dikulit normal atau pada kulit yang telah mengalami suatu trauma
atau pada kulit setelah mengalami penyakit kulit sebelumnya. ( misalnya : varisella ,
dermatitis atopik ) dan dapat menyebar dengan cepat.
4. Lesi terletak di sekitar mulut , hidung , dan terkena bagian tubuh ( misalnya : tangan
, kaki , tepak tangan dan telapak kaki ).
5. Limfadenofati lokal biasanya didapatkan.
6. Jika tidak diobati, lesi menyebar dan secara spontan sembuh setalah beberapa
minggu tanpa jaringan perut.
penatalaksaan medis
1. Pengobatan topikal dengan krim antibiotik
2. Drainage : bula , dan pustula dengan ditusuk jarum steril untuk mencegah
penyebaran lokal.
3. Kompres larutan kloride 0,9%
4. Pengobatan sistemik (fk un air , 2007)
a) Diberikan pada kasus-kasus berat, lama pengobatan paling sedikit 7-10 hari.
b) Penisilin dan semisintetiknya (pilih salah satu).
a) Kloksasilin (untuk staphylococci yang kebal penesilin)
b) Diloksasilin (untuk staphylococcus yang kebal penisilin)
c) Fenoksimetil penisilin (penisilin v)
d) Eritromisin
e) Klimdamisin
 
Diagnosa Keperawatan

1.Nyeri b.d respons inflamasi lokal sekunder


dari kerusakan saraf perifer kulit
2.Hipotermi b.d respons inflamasi lokal
sistemik sekunder dari proses supurasi local
3.Kerusakan Integritas Jaringan b.d adanya luka

4.Gangguan gambaran diri b.d perubahan


struktur kulit , perubahan peran keluarga
1. Hiperter mi b.d respons inflamasi sistemik sekunder dari proses supurasi lokal
NOC :
Thermoregulat ion

Kriteria Hasil:
 Suhu tubuh dalam rentang normal
 Nadi dan RR dalam rentang normal.
 Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, merasa nyaman

NIC :
Fever treatment
• Monitor suhu sesering mungkin
• Monitor IWL
• Monitor warna dan suhu kulit
• Monitor tekanan darah, nadi dan RR
• Monitor penurunan
• tingkat kesadaran
• Monitor WBC, Hb, dan Hct
• Monitor intake dan output
• Berikan anti piretik
• Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
• Selimuti pasien
• Berikan cairan intravena
• Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
• Tingkatkan sirkulasi udara
Temperature regulation Vital sign Monitoring
 Monitor suhu minimal tiap 2 jam  Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
 Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu  Catat adanya fluktuasi tekanan darah
 Monitor TD, nadi, dan RR  Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
 Monitor warna dan suhu kulit
 Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
 Monitor tandatanda hipertermi dan hipotermi
 Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah
 Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
aktivitas
 Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
 Monitor kualitas dari nadi
kehangatan tubuh
 Monitor frekuensi dan irama pernapasan
 Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat
 Monitor suara paru
panas
 Monitor pola pernapasan abnormal
 Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan
 Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
kemungkinan efek negatif dari kedinginan
 Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
 Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
diperlukan  Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
 Berikan anti piretik jika perlu
2. Nyeri b.d respons inflamasi lokal sekunder dari kerusakan saraf perifer kulit
NOC :
 Pain Level,
 Pain control,
 Comfort level
Kriteria Hasil :
 Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
 Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
 Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
 Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
 Tanda vital dalam rentang normal
NIC :
Pain Management
• Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
• Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
• Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien Kaji kultur yang mempengaruhi respon
nyeri
• Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
• Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
• Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
• Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
• Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi
nyeri, mencari bantuan)
• Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan
menggunakan manajemen nyeri
• Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
• Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
• Tanda vital dalam rentang normal Kurangi faktor
presipitasi nyeri
Thank You
SEE YOU NEXT TIME

Anda mungkin juga menyukai