Anda di halaman 1dari 38

FARMAKOTERAPI

KELOMPOK 8 AC
Anggota
Kelompok:
• Cindy Ramadhani Safni
• Renata Tiara A
• Ferizki Tri Dharma
• Afifah Khairunnisa
• Asri Fauziyah
Kasus 4
Mengeluh:
- sesak nafas terutama saat batuk selama
kurang lebih 3 hari,
- nyeri pada dada terutama dada kanan,
- (+) dahak,
- (+) demam.
Tn. AJ, 31 tahun
(BB 50 Kg, TB 155 cm)

Dokter mendiagnosa:
- TBC paru,
- pleurapnemonia,
- efusi pleura kanan.

Obat yang diberikan:


- Ambroxol 30 mg, 3 x 1
- Prednison 3 x 1
- Ceftriaxone injeksi 2 x 2 g
PATOFISIOLOGI
Tuberkulosis
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular
kronis yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis.
Tuberkulosis (TB)
Faktor risiko penularan tuberkulosis adalah faktor
lingkungan dan faktor perilaku, faktor lingkungan
meliputi ventilasi, kepadatan hunian, suhu,
pencahayaan dan kelembaban. Sedangkan faktor
perilaku meliputi kebiasaan merokok, meludah atau
membuang dahak di sembarang tempat, batuk atau
bersin tidak menutup mulut dan kebiasaan tidak
membuka jendela.
Tuberkulosis (TB)
▷ Patofisiologi
Sumber penularan pada waktu batuk atau bersin,
penderita menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk droplet (droplet yang mengandung kuman
ini
▷ Manifestasi Klinis
Penderita TB paru akan mengalami berbagai
gangguan kesehatan, seperti batuk berdahak
kronis, demam, berkeringat tanpa sebab di malam
hari, sesak napas, nyeri dada, dan penurunan nafsu
makan.
Pleurapnemonia
Pleurapnemunia adalah pneumonia yang disertai
radang pleura dan akumulasi nanah di ruang pleura
yang disebabkan oleh bakteri.
Efusi Pleura
Efusi pleura merupakan kondisi di mana terdapat akumulasi cairan
berlebih pada cavitas pleuralis yang disebabkan oleh meningkatnya
produksi atau berkurangnya absorpsi cairan pleura. Cairan
biasanya bersumber dari pembuluh darah atau pembuluh limfe,
kadang juga disebabkan karena adanya abses.
Efusi Pleura
▷ Patofisiologi
Dalam keadaan normal selalu terjadi filtrasi cairan
kedalam rongga pleura malalui kapiler pada pleura
parietalis tetapi cairan ini segera direabsorpsi oleh
saluran limfe, sehingga terjadi keseimbangan antara
produksi dan reabsorpsi. Apabila antara produk dan
reabsorpsi tidak seimbang (produksinya meningkat
atau reabsorpsinya menurun)maka akan timbul efusi
pleura.
Efusi Pleura
▷ Efusi pleura merupakan manifestasi dari banyak penyakit, mulai dari
penyakit paru sampai inflamasi sistemik atau malignansi. Ada dua
tipe penyebab utama dari efusi pleura, yaitu efusi pleura transudatif
dan eksudatif.
▷ Efusi pleura transudatif disebabkan oleh beberapa kombinasi dari
peningkatan tekanan hidrostatik atau berkurangnya tekanan onkotik
kapiler; misalnya gagal jantung, sirosis, dan sindrom nefrotik.
▷ Efusi pleura eksudatif disebabkan oleh proses lokal yang
mengakibatkan perubahan pada pembentukan dan penyerapan
cairan pleura; peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan
eksudasi cairan, protein, sel, dan komponen serum lainnya Penyebab
yang paling sering terjadi, yaitu pnemonia, malignansi, dan
pulmonary embolism, infeksi virus, dan tuberculosis.
▷ Gejala yang paling sering timbul adalah sesak, dipsnea. Nyeri bisa
timbul akibat efusi yang banyak berupa nyeri dada pleuritik atau
nyeri tumpu.
INFORMASI OBAT
Ambroxol

Dosis :
Dewasa dan anak di atas 12 tahun: 1 tablet (30 mg) 2-3 kali sehari
Bentuk Sediaan :
Tablet
Indikasi :
sekretolitik pada gangguan saluran nafas akut dan kronis khususnya
pada eksaserbasi bronkitis kronis dan bronkitis asmatik dan asma
bronkial.
Ambroxol
Efek Samping :
Reaksi intoleran setelah pemberian ambroksol pernah dilaporkan
tetapi jarang; efek samping yang ringan pada saluran saluran cerna
pernah dilaporkan pada beberapa pasien; reaksi alergi (jarang); reaksi
alergi yang ditemukan: reaksi pada kulit, pembengkakan wajah,
dispnea, demam; tidak diketahui efeknya terhadap kemampuan
mengendarai atau menjalankan mesin.

Interaksi Obat:
Pemberian bersamaan dengan antibiotik (amoksisilin sefuroksim,
eritromisin, doksisiklin) menyebabkan peningkatan penerimaan
antibiotik kedalam jaringan paru-paru.
Prednison
Nama obat prednison
Golongan obat kortikosteroid
dosis 5 mg, 3x1
Bentuk sedian Tablet

indikasi Menekan reaksi radang dan reaksi alergi, terapi eksaserbasi akut COPD, terapi
insufiensi adrenokortikal; digunakan untuk memperoleh
efek antiinflamasi atau imunosupresan
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap prednison, infeksi jamur sistemik,varicella
Efek samping >10% SSP: insomnia, gelisah GI: meningkatkan nafsu makan, indigesti
1-10% SSP: pusing, nyeri kepala
Dermatologi: hirsutisme, hipopigmentasi
Endokrin: diabetes, glukosa intoleran
Pernapasan: epistaksis
<1% Cushing syndrome, oedema, hipertensi, osteoporosis
Interksi obat Interaksi Penggunaan bersama NSAID dapat meningkatkan risiko
tukak lambung
kehamilan Faktor risiko C
Terdistribusi menembus plasenta sehingga kemungkinan
dapat menyebabkan imunosupresi.
Informasi untuk pasien Hindari penghentian secara mendadak. Obat ini dapat
menyebabkan nyeri lambung, diberikan bersama makanan
Prednison
farmakologi
Mekanise aksi Glukokortikosteroid; menimbulkan aktivitas
mineralokortikoid ringan dan efek antiinflamasi sedang;
mengendalikan atau mencegah peradangan dengan
mengendalikan laju sintesis protein, menekan migrasi
leukosit polimorfonuklear (PMN) dan fibroblas,
membalikkan permeabilitas kapiler, dan menstabilkan
lisosom pada tingkat sel; dalam dosis fisiologis,
kortikosteroid diberikan untuk menggantikan hormon
endogen yang kurang; dalam dosis yang lebih besar
(farmakologis), mereka mengurangi peradangan.
adsorpsi Ketersediaan hayati: 92%
Durasi Plasma, 60 mnt; biologis, 8-36 jam
Waktu plasma puncak PO (rilis langsung), 2 jam; PO (rilis tertunda), 6.0-6.5 jam
Distribusi Protein terikat: 65-91%
metabolisme aktif
Waktu paruh 2,6-3 jam
ekskresi Urin (terutama)
Ceftriaxone
Ceftriaxone merupakan suatu beta-laktam, antibiotik
sefalosporin generasi ketiga dengan aktivitas bakterisida.
Dibandingkan dengan sefalosporin generasi kedua dan pertama,
ceftriaxone lebih aktif melawan bakteri gram negatif dan kurang aktif
terhadap bakteri gram positif. Ceftriaxone juga melintasi sawar
darah-otak dan mencapai konsentrasi terapi di sistem saraf pusat
(SSP).
Ceftriaxone
Ceftriaxone termasuk kedalam sefalosporin generasi ketiga
parenteral dengan waktu paruh eliminasi panjang yang
memungkinkan pemberian sekali sehari. Ceftriaxone bekerja sebagai
antibiotik dengan mekanisme aksi menghambat dinding sel bakteri.
Ceftriaxone berperan dalam melawan berbagai mikroorganisme,
terutama bakteri gram negatif yang didistribusikan dengan baik ke
dalam cairan dan jaringan tubuh, dan sebagian besar diekskresikan
melalui urin. Antibiotik ini memiliki aktivitas yang baik terhadap
Streptococcus pneumoniae, methicillin-susceptible staphylococci,
Haemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis dan Neisseria spp.
Sebagai hasil dari aktivitas yang kuat terhadap Streptococcus
pneumonia, cefriaxone memiliki peran penting baik digunakan
tunggal maupun dikombinasikan dengan obat lain dalam
pejyembuhan infeksi akibat Streptococcus pneumonia.
Ceftriaxone
Dosis:
▷ Dosis untuk dewasa: 1 gram sampai 2 gram perhari melalui
Intravena atau Intramuskular. Dosis harian total tidak boleh
lebih dari 4 gram/hari.
▷ Dosis anak-anak: umur 1 bulan atau kebih 50 sampai 75
mg/kg/hari jalur Intravena atau Intramuskular, dosis dibagi
setiap 12 jam. Dosis maksimum harian 2gram/hari.
▷ Durasi pengobatan: 4 sampai 14 hari
▷ Bentuk Sediaan: Injeksi
Ceftriaxone
Kontraindikasi:
Pemberian ceftriaxone bersamaan dengan pelarut kalsium atau pada
neonatus yang menerima nutrisi parenteral infus yang mengandung
preparat kalsium juga dikontraindikasikan karena ceftriaxone dan
kalsium dapat bereaksi membentuk presipitat. Pemberiannya pada
kasus ini telah dilaporkan menimbulkan toksisitas hingga kematian
pada neonatus.
Ceftriaxone
▷ Interaksi dengan obat lain:
Furosemide : antibiotic ceftriaxone terkadang menjadi
penyebab masalah ginjal, penggunaaan bersamaan dengan
furosemide akan meningkatkan resiko masalah ginjal
tersebut.
▷ Efek samping yang sering terjadi:
- Nyeri dada
- Batuk
- Demam
- Kesulitan buang air
- Napas pendek
- Sakit tenggorokan
- Panas dingin
- Kelenjar Bengkak
Ceftriaxone
Farmakodinamik
▷ Mekanisme aksi
Sefalosporin generasi ketiga dengan aktivitas gram negatif spektrum luas;
memiliki kemanjuran yang lebih rendah terhadap organisme gram positif
tetapi kemanjuran yang lebih tinggi terhadap organisme yang resisten;
sangat stabil dengan adanya beta-laktamase (penicillinase dan
sefalosporinase) dari bakteri gram negatif dan gram positif; aktivitas
bakterisida dihasilkan dari menghambat sintesis dinding sel dengan mengikat
1 atau lebih protein pengikat penisilin; memberikan efek antimikroba dengan
mengganggu sintesis peptidoglikan (komponen struktural utama dinding sel
bakteri); Bakteri akhirnya membusuk karena aktivitas enzim autolitik dinding
sel berlanjut sementara perakitan dinding sel ditahan.
▷ Waktu puncak plasma:
2-3 jam (IM)
Ceftriaxone
Farmakokinetik
▷ Penyerapan:
▷ Metabolisme:
Preparasi IM diserap dengan baik.
Dimetabolisme di hati.
▷ Distribusi:
▷ Eliminas dan Eksresi:
Didistribusikan ke seluruh tubuh,
Waktu paruh: 5-9 jam
termasuk kantong empedu, paru-
(fungsi hati dan ginjal
paru, tulang, empedu, dan CSF
normal); 12-16 jam
(konsentrasi yang lebih tinggi
(gangguan ginjal ringan
dicapai ketika meninges
hingga berat)
meradang); melintasi plasenta;
memasuki cairan ketuban dan ASI. Ekskresi: Urin (33-67%
sebagai obat tidak
berubah), feses.
DRUG-RELATED
PROBLEMS
PCNE Ambroxol

Tidak ada masalah pada obat ambroxol.


PCNE Prednison
Domain Kode V 9.0 Masalah KETERANGAN
Utama
Keamanan P2.1 Adanya efek samping obat

Pengobatan
Pemilihan C3.2 Rekomendasi dari dokter Rekomendasi: 15 mg/hari (5
kurang lengkap. Dosis mg, 3x1)
Dosis
prednisone tidak tercantum

Bentuk Tidak dicantumkan Rekomendasi: Prednisone


sediaan tab 5 mg
PCNE Ceftriaxone
Domain Utama Kode V 9.0 Masalah
1. Keamanan P2.1 Kemungkinan terjadi
Pengobatan efek samping obat.
2. Pemilihan Dosis C3.2 Dosis Terlalu Tinggi.
Dosis lazim 1 – 2
g/hari. Berdasarkan
LPT dosis yang cocok
untuk pasien 0,848 –
1,696 g/hari.
3. Durasi C4.1 Durasi pengobatan
Pengobatan terlalu singkat. Durasi
biasanya 4 sampai 14
hari.
REKOMENDASI OBAT
Dalam contoh kasus, ini termasuk kedalam kelompok TB kelenjer getah
bening. Berdasarkan dari kasusnya ini termasuk dalam pengobatan
kategori III yaitu kasus baru BTA negatif/rontgen positif sakit ringan.

Kategori III
Fase Intensif tiap hari Fase lanjutan 3x
seminggu
2HRZ 4H3R3

Keterangan :
• H=Isoniazid; R=Rifampisi Z=Pirazinamid
• Angka sebelum regimen menunjukkan lamanya pengobatan dalam
bulan. Angka indeks menunjukkan frekuensi pembeian per minggu.
3 obat ini disatukan dalam satu paket kombipak kategori III berisi
114 blister harian yang terdiri dari 60 blister HRZ untuk intensif,
dan 54 blister HR untuk fase lanjutan, masing-masing dikemas
dalam dos kecil dan disatukan dalam 1 dosis besar
• Paket kombipak adalah paket obat lepas yang terdiri dari isoniazid,
rifampisin,pirazinamid dan etambutol yang dikemas dalam bentuk
blister
Isoniazid (INH)
Indikasi :
Tuberkulosis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
Kontraindikasi: 
Penyakit hati yang akut; hipersensitivitas terhadap isoniazid;
epilepsi; gangguan fungsi ginjal dan gangguan psikis.
Efek Samping: 
Mual, muntah, anoreksia, konstipasi, pusing, sakit kepala,
vertigo, neuritis perifer, neuritis optik, kejang, episode psikosis;
reaksi hipersensitivitas seperti eritema multiform, demam,
purpura, anemia, agranulositosis; hepatitis (terutama pada usia
lebih dari 35 tahun); sindrom SLE, pellagra, hiperglikemia dan
ginekomastia, pendengaran berkurang, hipotensi, flushing.
Isoniazid (INH)
Dosis:
▷ Tuberkulosis Aktif:
DEWASA; 5 mg/kgBB per hari (4-6 mg/kgBB per hari), ANAK :
10 mg/kgBB per hari (10-15 mg/kgBB per hari). Untuk dewasa
dengan BB 30-45 kg, dosis per hari 200 mg diberikan dalam
dosis tunggal. Untuk pasien dengan BB >45 kg, dosis per hari
300 mg diberikan dalam dosis tunggal.

▷ Tuberkulosis Latent (Monoterapi):


diberikan sedikitnya 6 bulan DEWASA; 300 mg per hari.
ANAK; 10 mg/kgBB per hari (maks. 300 mg/hari). Tablet
isoniazid 300 mg tidak boleh diberikan untuk anak dengan BB
Rifampisin
Indikasi: 
Untuk pengobatan tuberkulosis yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis dalam kombinasi dengan obat
antituberkulosis lain dan dalam kombinasi dengan obat
antilepra untuk pengobatan lepra dengan mengubah keadaan
infeksi menjadi keadaan noninfeksi.
Interaksi obat:
Peggunaan dengan antasida, opiat, antikolinergik dan
ketokonazol, berinteraksi dengan kontrasepsi hormonal, obat
antiretroviral (non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors dan
protease inhibitors). Interaksi laboratorium: positif palsu dengan
metode KIMS (Kinetic Interaction of Microparticles in Solution).
Rifampisin
Efek Samping: 
Gangguan saluran cerna meliputi mual, muntah, anoreksia,
diare; pada terapi intermiten dapat terjadi sindrom influenza,
gangguan respirasi (napas pendek), kolaps dan syok, anemia
hemolitik, anemia, gagal ginjal akut, purpura trombo-sitopenia;
gangguan fungsi hati, ikterus; flushing, urtikaria, ruam;
gangguan sistem saraf pusat meliputi sakit kepala, pusing,
kebingungan, ataksia, lemah otot, psikosis. Efek samping lain
seperti udem, kelemahan otot, miopati, lekopenia, eosinofilia,
gangguan menstruasi; warna kemerahan pada urin, saliva dan
cairan tubuh lainnya; tromboplebitis pada pemberian per infus
jangka panjang.
Rifampisin
Dosis: 
Tuberkulosis : DEWASA dalam dosis tunggal, BB <50kg adalah
450 mg, BB >50kg adalah 600mg (pasien dengan gangguan
fungsi hati tidak lebih dari 8mg/kgBB). ANAK: 10-20 mg/kgBB
sebagai dosis harian (dosis total tidak lebih dari 600 mg).
Pirazinamid
Indikasi: 
Tuberkulosis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
dalam kombinasi dengan anti tuberkulosis lainnya.
Interaksi: 
Gangguan fungsi hati: pasien dan pengantarnya diberitahu cara
mengenal gejala gangguan fungsi hati dan dinasehatkan untuk
segera menghentikan obat dan memeriksakan diri bila timbul
nausea persisten, muntah-muntah, lesu atau ikterus.
Penggunaan bersama dengan probenesid, allopurinol,
ofloksasin dan levofloksasin, obat hepatotoksik. Pirazinamid
dapat mengganggu efek obat antidiaberik oral, serta
mengganggu tes untuk menentukan keton urin.
Pirazinamid
Kontraindikasi:
Gangguan fungsi hati berat, porfiria, hipersensitivitas terhadap
pirazinamid, gout, wanita hamil dan menyusui.
Efek Samping:
Hepatotoksisitas, termasuk demam anoreksia, hepatomegali,
ikterus, gagal hati; mual, muntah, artralgia, anemia
sideroblastik, urtikaria, flushing, sakit kepala, pusing, insomnia,
gangguan vaskular : hipertensi, hiperurikemia, arthalgia.
Dosis:
15-30 mg/kg BB sekali sehari. Dosis maksimal sehari 3 g.
Digunakan pada 2 bulan pertama dari 6 bulan pengobatan.
Untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal 20-30 mg/kg BB
tiga kali seminggu
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Ambroxol. [Internet]. Diakses pada 20 Oktober 2019
http://pionas.pom.go.id/monografi/ambroksol
Anonim.Medscape.https://reference.medscape.com/drug-interactionchecker
BPOMRI.Pionas.https://pionas.pom.go.id/prednison
https://www.drugs.com/dosage/prednisone.html#Usual_Adult_Dose_for_Aspiration
_Pneumonia
Anon., 2018. Medscape. [Online] Available at:
https://reference.medscape.com/drug-interactionchecker
[Accessed 15 oktober 2019].
National Center for Biotechnology Information. PubChem Database.
Ceftriaxone. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Ceftriaxone#sec
tion=Solubility
Lamb HM, et al. Drugs. 2002. Ceftriaxone: am Update of its Use in the
Management of community-acquired and nosocomial infections.https://
www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/11985490/
Anonim. Medscape. Ceftriaxone.
https://reference.medscape.com/drug/rocephin-ceftriaxone-342510#10
Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai