Anda di halaman 1dari 7

AIPI (Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia)

Ketimpangan Gender sebabkan Tingginya


Angka Kematian Ibu

Disusun oleh :
Adyana Paramadina
Intan Dahlia
Eka Putri
Nadya Dwi Safira
Risty Nanda Maisi Putri
• Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) menyimpulkan
ketimpangan gender menjadi salah satu penyebab tingginya angka
kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia.

• Ketua kajian Eviden Summit untuk Mengurangi Kematian Ibu dan Bayi,
Akmal Taher, mengatakan di Indonesia masih terdapat budaya
perempuan tidak boleh mengambil keputusan tanpa pertimbangan suami
dan keluarga, termasuk soal akses pelayanan kesehatan melahirkan.

• “Untuk melahirkan di rumah sakit saja harus berdasarkan keputusan


suami dan keluarga besar, ini berpengaruh terhadap tingginya angka
kematian ibu dan bayi baru,” ujar Akmal, Rabu, di Jakarta.
• Tingginya angka itu, ujar Akmal, juga dipengaruhi oleh
tradisi pernikahan dini. Terlebih tradisi ini didukung oleh
regulasi yang bias gender, yaitu undang-undang Perkawinan
tahun 1974 yang mengatur usia pernikahan minimal 16 tahun
untuk perempuan dan 19 tahun untuk laki-laki.
• Kesimpulan ini berdasarkan kajian Eviden Summit untuk
Mengurangi Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia yang
dilakukan AIPI bersama Badan Pembangunan Internasional
Amerika Serikat (USAID). Kajian yang dilakukan sepanjang
Juni 2016 hingga Maret 2018 menganalisis lebih dari 7.000
literatur mengenai kesehatan yang tersedia di Indonesia.
• Selain soal tradisi dan budaya gender, kata Akmal, sejumlah
persoalan juga menjadi penyebab tingginya angka kematian
ibu dan bayi baru lahir di Indonesia. Yaitu kesenjangan akses
pelayanan kesehatan berkualitas, keterlambatan pertolongan
darurat, pengetahuan kesehatan reproduksi, deteksi dini dan
pencegahan penyakit komplkasi kehamilan, serta belum
terpadunya data dan informasi kesehatan.
• Oleh karena itu, kata Akmal, AIPI memberikan sejumlah
rekomendasi kepada pemerintah. Yaitu ibu melahirkan di
fasilitas kesehatan, meningkatkan kualitas pelayanan
persalinan, memperbaiki sistem rujukan persalinan dan
meninjau kembali regulasi batas usia perkawinan.
• Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek mengatakan hasil riset ini
akan bermanfaat bagi perbaikan sistem kesehatan di Indonesia.
• Riset ini, kata Menteri Nila, akan menjadi peta jalan bagi
pemerintah untuk merumuskan regulasi yang mendukung
penurunan angka kematian ibu dan anak baru lahir.
• “Pemerintah akan membentuk tim yang menindaklanjuti hasil
kajian ini untuk menjadi landasan regulasi,” kata Nila.
• Berdasarkan hasil riset World Bank, tiap enam jam terdapat
seorang ibu yang meninggal karena melahirkan di Indonesia.
• Selain itu, Riset Kesehatan Dasar Indonesia pada 2013 juga
menyimpulkan terdapat 19 bayi yang meninggal pada setiap 1.000
kelahiran.
Terimakasih 
Sesi Tanya Jawab
1. Herdiansyah: faktor dominan dari ketimpangan
gender yang menyebabkan angka kematian ibu
tinggi?
2. Annisa P: bagaimana pendapat kelompok kalian
tentang mengurangi budaya tidak boleh mengambil
keputusan tanpa pertimbangan suami dan keluarga?
3. Siti hardianti: bagaimana solusi untuk mengatasi
pernikahan dini di bawah 16 tahun?
4. Alma: bagaimana pendapat kalian mengurangi angka
kematian ibu di indonesia dalam prespektif gender?

Anda mungkin juga menyukai