di Indonesia
21SEBARAN
Anindhita Maharrani08:08 WIB - Minggu, 14 April 2019
Petugas merawat dua dari tiga bayi kembar yang lahir prematur dengan bobot di bawah normal di ruang
Neonatal Intensif care Unit (NICU) RSUD dr Iskak, Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (8/11). | Destyan
Sujarwoko /ANTARA FOTO
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia terus menurun setiap tahun. Namun, jalan
memerangi AKB masih panjang.
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan dari tahun ke
tahun AKB mengalami penurunan signifikan. Dari 68 kematian per 1.000 kelahiran
hidup pada 1991, hingga 24 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2017.
Namun, perkembangan terbaru dari beberapa daerah di Tanah Air menunjukkan AKB
naik turun.
Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur mencatat sejak Januari hingga Maret 2019 ada 41
AKB. Sementara sepanjang 2018 jumlahnya mencapai 135.
"Trennya, cenderung menurun. Khususnya, untuk kematian ibu," ujar Kepala Dinas
Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pasuruan, Agung Basuki.
Kabupaten Tangerang lain cerita. AKB justru meningkat seiap tahun. Pada 2016, 102
kasus, pada 2017 144 kasus, dan pada 2018 terdapat 247 kasus.
AKB maupun Angka Kematian Ibu (AKI) pun nyaris merata di 29 kecamatan
Tangerang. "Kematian ibu dan bayi biasanya terjadi saat proses persalinan atau
melahirkan. Biasanya menimpa warga dengan perekonomi lemah. Banyak penyebab
yang membuat kasus kematian ibu dan bayi ini naik tiap tahun,” tukas Kepala Dinkes
Kabupaten Tangerang, Desiriana Dinardianti.
Tren AKB naik juga terjadi di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pada 2017, AKB
sebesar 1,61. Namun pada 2018 menjadi 2,08 per 1.000 kelahiran hidup.
Kematian bayi bisa disebabkan banyak hal. Mulai dari keracunan kehamilan,
pendarahan saat persalinan, gagal napas, berat badan lahir rendah, dan faktor lain.
Namun, hal-hal ini sebenarnya bisa dicegah. Syaratnya, ibu hamil rutin memeriksakan
kesehatan diri dan janin.
Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) meneliti penyebab kematian ibu dan
bayi di Indonesia. Mereka menyelisik data dari 7.381 literatur sejak Juni 2016 hingga
Maret 2018.
Ketua Evidence Summit Profesor Dr. dr. Akmal Taher, SpU.(K). mengungkap,
kualitas pelayanan kesehatan, sistem rujukan kesehatan, implementasi Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) dan kebijakan pemerintah daerah terkait kesehatan adalah
penyebab kematian ibu dan bayi.
Namun, ada juga peran faktor budaya. Ada beberapa daerah di Indonesia yang
berprinsip perempuan tidak berhak menentukan proses persalinannya.
Alhasil, banyak kasus perempuan melahirkan dalam kondisi darurat dan sulit ditolong.
"Ini lantaran keluarga melarang ibu hamil dirujuk ke fasilitas medis yang masih
memadai. Perempuan untuk melahirkan di rumah sakit saja harus menurut keputusan
suami dan keluarga," kata Akmal.
Tak heran jika rapor AKB Indonesia masih merah. Tanah Air masih merupakan 1 dari
10 negara yang jadi fokus kampanye Every Child Alive 2018 UNICEF.
Sebanyak sembilan negara lain yang jadi fokus adalah Bangladesh, Etiopia, Guinea-
Bissau, India, Malawi, Mali, Nigeria, Pakistan dan Republik Persatuan Tanzania.
Negara-negara ini terpilih lantaran mereka lah sumber lebih dari setengah kematian
bayi baru lahir di dunia.
Sejalan dengan itu, percepatan penurunan AKB adalah satu dari empat prioritas yang
jadi fokus Program Indonesia Sehat lewat pendekatan keluarga yang dihelat
Kementerian Kesehatan RI.
Dalam upaya penurunan AKI dan AKB sangat diperlukan komitmen dan dukungan
lintas program, lintas sektor serta peran serta aktif masyarakat. Semua upaya di atas
harus dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan.
Solusi Kemenkes untuk
Kurangi Angka Kematian Ibu
dan Bayi Baru Lahir
Inilah komitmen Indonesia dan Amerika Serikat untuk kolaborasi menekan
angka kematian ibu dan bayi
23 Mei 2018
Popmama.com/Novy Agrina
Novy Agrina
Share:
Popmama.com/Novy Agrina
Popmama.com/Novy Agrina
Popmama.com/Novy Agrina
bppkabmtb.wordpress.com
Popmama.com/Novy Agrina
Freepik/onlyyouqj
Program ini berlangsung selama 5 tahun ke depan, lalu apa yang bisa kita
lakukan sebagai masyarakat dan sebagai individu?
Program yang besar bisa diserahkan kembali ke pemerintah, lalu sebagai
invidu kita bisa memulainya dari diri sendiri dan memerhatikan lingkungan
sekitar.
Termasuk untuk melibatkan generasi milenial.
Daerah yang masih belum bagus tingkat pelayanan kesehatannya untuk
ibu dan bayi pada saat proses persalinan perlu mengejar ketinggalan.
Beberapa daerah yang dinyatakan sudah sadar memerhatikan
keselamatan ibu dan bayi antara lain Yogyakarta, Bali, Karawang,
Tangerang, dan Aceh, demikian disebutkan oleh Kemenkes.
7. Keterlibatan generasi milenial
Popmama.com/Novy Agrina
Direktorat Kesehatan Keluarga Kemenkes RI, dr. Eni Gustina
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa program ini akan melibatkan seluruh
pihak, dari yang paling tinggi hingga masyarakat umum. Selain itu,
pemerintah juga akan melibatkan generasi milenial karena dianggap suara
mereka berpengaruh.
Cara apa yang akan dilakukan?
Menurut Direktorat Kesehatan Keluarga Kemenkes RI, dr. Eni Gustina
MPH mengatakan,"Melibatkan dalam banyak hal, generasi milenial
memiliki kreatifitas yang tinggi, ini yang akan digunakan untuk membuat
masyarakat menjadi lebih tahu dengan tujuan dari program ini yaitu
menekan angka kematian ibu dan bayi baru lahir."
Kisah kegagalan seputar kehamilan dan persalinan di sekitar kita tentu
pernah terjadi, tentu pernah ada. Jangan sampai itu terulang kembali.
Masing-masing dari kita bisa mengedukasi diri sendiri. Apa yang perlu kita
ketahui?