Anda di halaman 1dari 12

Rapor merah Angka Kematian Bayi

di Indonesia
21SEBARAN



Anindhita Maharrani08:08 WIB - Minggu, 14 April 2019

Petugas merawat dua dari tiga bayi kembar yang lahir prematur dengan bobot di bawah normal di ruang
Neonatal Intensif care Unit (NICU) RSUD dr Iskak, Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (8/11). | Destyan
Sujarwoko /ANTARA FOTO

Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia terus menurun setiap tahun. Namun, jalan
memerangi AKB masih panjang.

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan dari tahun ke
tahun AKB mengalami penurunan signifikan. Dari 68 kematian per 1.000 kelahiran
hidup pada 1991, hingga 24 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2017.

Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan, adanya penurunan AKI dan


AKB disebabkan beberapa faktor.
Hampir seluruh Puskesmas--9.456--telah melaksanakan kelas ibu hamil, 96,1 persen
ibu hamil pernah mendapatkan pelayanan antenatal sekali selama kehamilan, 86
persen ibu hamil periksa sekali sewaktu trimester I, dan 74,1 persen ibu hamil periksa
sesuai standar, serta persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan telah mencapai 86
persen.

Namun, perkembangan terbaru dari beberapa daerah di Tanah Air menunjukkan AKB
naik turun.

Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur mencatat sejak Januari hingga Maret 2019 ada 41
AKB. Sementara sepanjang 2018 jumlahnya mencapai 135.
"Trennya, cenderung menurun. Khususnya, untuk kematian ibu," ujar Kepala Dinas
Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pasuruan, Agung Basuki.

Kabupaten Tangerang lain cerita. AKB justru meningkat seiap tahun. Pada 2016, 102
kasus, pada 2017 144 kasus, dan pada 2018 terdapat 247 kasus.
AKB maupun Angka Kematian Ibu (AKI) pun nyaris merata di 29 kecamatan
Tangerang. "Kematian ibu dan bayi biasanya terjadi saat proses persalinan atau
melahirkan. Biasanya menimpa warga dengan perekonomi lemah. Banyak penyebab
yang membuat kasus kematian ibu dan bayi ini naik tiap tahun,” tukas Kepala Dinkes
Kabupaten Tangerang, Desiriana Dinardianti.

Tren AKB naik juga terjadi di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pada 2017, AKB
sebesar 1,61. Namun pada 2018 menjadi 2,08 per 1.000 kelahiran hidup.
Kematian bayi bisa disebabkan banyak hal. Mulai dari keracunan kehamilan,
pendarahan saat persalinan, gagal napas, berat badan lahir rendah, dan faktor lain.

Namun, hal-hal ini sebenarnya bisa dicegah. Syaratnya, ibu hamil rutin memeriksakan
kesehatan diri dan janin.

Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) meneliti penyebab kematian ibu dan
bayi di Indonesia. Mereka menyelisik data dari 7.381 literatur sejak Juni 2016 hingga
Maret 2018.
Ketua Evidence Summit Profesor Dr. dr. Akmal Taher, SpU.(K). mengungkap,
kualitas pelayanan kesehatan, sistem rujukan kesehatan, implementasi Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) dan kebijakan pemerintah daerah terkait kesehatan adalah
penyebab kematian ibu dan bayi.
Namun, ada juga peran faktor budaya. Ada beberapa daerah di Indonesia yang
berprinsip perempuan tidak berhak menentukan proses persalinannya.

Alhasil, banyak kasus perempuan melahirkan dalam kondisi darurat dan sulit ditolong.
"Ini lantaran keluarga melarang ibu hamil dirujuk ke fasilitas medis yang masih
memadai. Perempuan untuk melahirkan di rumah sakit saja harus menurut keputusan
suami dan keluarga," kata Akmal.

Tak heran jika rapor AKB Indonesia masih merah. Tanah Air masih merupakan 1 dari
10 negara yang jadi fokus kampanye Every Child Alive 2018 UNICEF.
Sebanyak sembilan negara lain yang jadi fokus adalah Bangladesh, Etiopia, Guinea-
Bissau, India, Malawi, Mali, Nigeria, Pakistan dan Republik Persatuan Tanzania.
Negara-negara ini terpilih lantaran mereka lah sumber lebih dari setengah kematian
bayi baru lahir di dunia.

Kampanye Every Child ALIVE UNICEF mendesak pemerintah, bisnis, penyedia


layanan kesehatan, komunitas dan individu di ke-10 negara itu untuk memenuhi janji
pertanggungan kesehatan universal health coverage (UHC) dan menyelamatkan
nyawa setiap anak.
Kampanye ini bertujuan membangun konsensus atas prinsip bahwa setiap ibu dan bayi
layak mendapat perawatan terjangkau dan berkualitas.

Sejalan dengan itu, percepatan penurunan AKB adalah satu dari empat prioritas yang
jadi fokus Program Indonesia Sehat lewat pendekatan keluarga yang dihelat
Kementerian Kesehatan RI.
Dalam upaya penurunan AKI dan AKB sangat diperlukan komitmen dan dukungan
lintas program, lintas sektor serta peran serta aktif masyarakat. Semua upaya di atas
harus dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan.
Solusi Kemenkes untuk
Kurangi Angka Kematian Ibu
dan Bayi Baru Lahir
Inilah komitmen Indonesia dan Amerika Serikat untuk kolaborasi menekan
angka kematian ibu dan bayi
23 Mei 2018

Popmama.com/Novy Agrina

Novy Agrina
Share:

Di Indonesia masih banyak kejadian ibu hamil meninggal dunia dalam


masa kehamilannya atau bahkan meninggal pada saat melahirkan. Ini bisa
dilihat dari data dan angka berdasarkan survei.
Hasil Survei Penduduk Antar Sensus 2015 mendapatkan Angka Kematian
Ibu (AKI) adalah 305 per 100.000 kelahiran hidup.
Selain itu, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), dalam 1 jam
Indonesia kehilangan 2 orang ibu dan 8 bayi baru lahir akibat kematian
yang sebagian besar sebenarnya bisa dicegah.
Untuk itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) bekerja
sama dengan Pemerintah Amerika Serikat melalui Badan Pembangunan
Internasional Amerika Serikat (USAID), mengadakan acara Kick-off-Co-
creation pada 22-23 Mei 2018 di Jakarta.
Acara ini merupakan bentuk kemitraan untuk Kesehatan Ibu dan Bayi Baru
Lahir (Neonatal) yang menjadi bagian dari Program USAID Jalin.

1. Penurunan kematian ibu dan bayi menjadi prioritas


pemerintah Indonesia

Popmama.com/Novy Agrina

Sekretaris Jenderal Kemenkes, dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes


mengatakan, "Penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi
baru lahir (AKB) merupakan prioritas utama pemerintah dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2015-2019 dan
merupakan target Sustainable Development Goals yang mesti dicapai
pada 2030."
2. Apa yang pemerintah lakukan untuk mewujudkan
hal tersebut?

Popmama.com/Novy Agrina

Banyak sekali inovasi yang dilakukan dengan serius oleh pemerintah,


termasuk kerja sama dengan USAID ini.
Lebih kongkrit Sekjen Kemenkes menjelaskan, "Telah banyak intervensi
yang telah dilakukan pemerintah Indonesia mulai di tingkat masyarakat,
peningkatan kualitas pelayanan di tingkat primer dan rumah sakit,
memperkuat jejaring rujukan, meningkatkan akses dan pembiayaan
jaminan kesehatan, namun hasilnya belum optimal."
Pemerintah tidak gentar untuk memperjuangkan apa yang terbaik demi
menekan AKI dan AKB. Maka ada program yang akan dilakukan untuk
mencapai penurunan angka seperti yang diharapkan.
Sekjen Kemenkes mengatakan, "Kami menyambut baik kolaborasi dengan
USAID untuk mengoptimalkan semua untuk menemukan solusi yang tepat.
Semua untuk emnurunkan AKI dan AKB secra signifikan."
Ada beberapa daerah yang belum melakukan pelayanan dengan baik pada
saat ibu hamil memeriksakan kandungan, atau pada saat persalinan. Jika
fasilitas tidak memadai, biasanya dilakukan rujukan.
Dalam hal ini pemerintah juga memberlakukan untuk teliti dalam merujuk
pasien persalinan demi keselamatan ibu dan bayi saat menjelang waktu
persalinan.
3. Kerja sama berjalan selama 5 tahun

Popmama.com/Novy Agrina

Dengan komitmen senilai 55 juta dolar, Program USAID Jalin akan


menyatukan berbagai pemimpin mulai dari pusat dan daerah, baik
pemerintah, penyedia layanan kesehatan, dunia usaha, masyarakat
semua, akademisi, dan media massa.
Tentu ini bukan anggaran yang sedikit, tapi perlu dukungan banyak pihak
agar semua bisa mencapai hasil maksimal.
Sekarang juga sudah ditetapkan standar pelayanan, bagi lingkup daerah
juga sudah dijelaskan bahwa standar pelayanan bagi ibu dan bayi ini
adalah SOP dari pemerintah pusat. Sehingga pagi yang lalai, daerah
tersebut akan dikenakan punishment.
Sebaliknya, jika daerah tersebut sukses akan ada reward berupa menaikan
anggaran jampersal dan peningkatan anggaran perbaikan rumah sakit
setempat.
Editors' Picks
 Posisi Tidur yang Baik untuk Ibu Hamil Saat Trimester
Ketiga
 5 Fakta Bagian Tubuh yang Sering Nyeri Selama
Kehamilan
 Cara Mengatur Napas Saat Melahirkan Normal
4. Program dimulai di 6 provinsi

bppkabmtb.wordpress.com

Pada tahun pertama, Program Jalin dimulai di Sumatera Utara, Jawa


Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, dan Sulawesi Selatan.
Tujuannya adalah untuk memengaruhi peningkatan kualitas kesehatan ibu
dan bayi baru lahir. Selain itu, juga untuk menjangkau masyarakat rentan
dan masyarakat tidak mampu.
5. Bentuk dukungan Amerika untuk layanan bagi ibu
dan bayi

Popmama.com/Novy Agrina

Pada acara ini Ryan Washburn, Pelaksana Tugas Direktur USAID


mengatakan, Amerika Serikat bangga dapat mendukung upaya co-creation
di mana kita menentukan bersama permasalahan yang akan diatasi
dengan solusi yang berkelanjutan dengan skala nasional. Semua dilakukan
demi tersedianya layanan kesehatan yang makin efisien dan bermutu bagi
ibu dan bayi."
Ryan juga sangat optimis dengan kerja sama ini karena menurutnya
Indonesia memang memerlukan dukungan dalam hal ini.
6. Daerah yang sudah bagus dalam memerhatikan
pelayanan untuk ibu dan bayi

Freepik/onlyyouqj

Program ini berlangsung selama 5 tahun ke depan, lalu apa yang bisa kita
lakukan sebagai masyarakat dan sebagai individu?
Program yang besar bisa diserahkan kembali ke pemerintah, lalu sebagai
invidu kita bisa memulainya dari diri sendiri dan memerhatikan lingkungan
sekitar.
Termasuk untuk melibatkan generasi milenial.
Daerah yang masih belum bagus tingkat pelayanan kesehatannya untuk
ibu dan bayi pada saat proses persalinan perlu mengejar ketinggalan.
Beberapa daerah yang dinyatakan sudah sadar memerhatikan
keselamatan ibu dan bayi antara lain Yogyakarta, Bali, Karawang,
Tangerang, dan Aceh, demikian disebutkan oleh Kemenkes.
7. Keterlibatan generasi milenial

Popmama.com/Novy Agrina
Direktorat Kesehatan Keluarga Kemenkes RI, dr. Eni Gustina

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa program ini akan melibatkan seluruh
pihak, dari yang paling tinggi hingga masyarakat umum. Selain itu,
pemerintah juga akan melibatkan generasi milenial karena dianggap suara
mereka berpengaruh.
Cara apa yang akan dilakukan?
Menurut Direktorat Kesehatan Keluarga Kemenkes RI, dr. Eni Gustina
MPH mengatakan,"Melibatkan dalam banyak hal, generasi milenial
memiliki kreatifitas yang tinggi, ini yang akan digunakan untuk membuat
masyarakat menjadi lebih tahu dengan tujuan dari program ini yaitu
menekan angka kematian ibu dan bayi baru lahir."
Kisah kegagalan seputar kehamilan dan persalinan di sekitar kita tentu
pernah terjadi, tentu pernah ada. Jangan sampai itu terulang kembali.
Masing-masing dari kita bisa mengedukasi diri sendiri. Apa yang perlu kita
ketahui?

 Bagaimana menjaga kesehatan selama kehamilan, baik


itu mengonsumsi makanan bernutrisi, melakukan medical check
up kehamilan, rutin kunjungan prenatal, minum vitamin prenatal dan
memilih dokter kandungan yang baik.
 Kita juga perlu ikut kelas yoga atau olahraga prenatal.
 Kita juga perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi persalinan.
Buat perencanaan kehamilan dan persalinan yang baik.
 Cerdas dalam memilih tempat bersalin.
 Memerhatikan kesehatan bayi yang baru lahir.
Jika kita sudah berhasil melakukan hat di atas untuk diri sendiri, maka kita
juga bisa ikut memerhartikan orang-orang di sekitar kita. Apakah kamu siap
untuk menjadi Millennial Mama yang cerdas dan terlibat dalam menekan
angka kematian ibu dan angka kematian bayi baru lahir?

Anda mungkin juga menyukai