GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK MENIKAH USIA DINI PADA
KESEHATAN REPRODUKSI DI DESA KARANGANYAR KECAMATAN KEDUNGBANTENG
KABUPATEN TEGAL TAHUN 2016
Disusun oleh:
Lisah Nofiyanti
NIM 13070006
LATARBELAKANG
Dari data SDKI 2007 diketahui bahwa sekitar 2,6 persen wanita pernah kawin melakukan perkawinan
pertamanya pada kelompok umur 15-19 tahun.
Menurut BKKBN (2012), Indonesia termasuk negara dengan persentase pernikahan usia muda tinggi urutan
37 di dunia. Tertinggi kedua di ASEAN setelah Kamboja.
Angka pernikahan dini hampir dijumpai di seluruh propinsi di Indonesia. Sekitar 10% remaja putri melahirkan
anak pertamanya pada usia 15-19 tahun. Kehamilan remaja akan meningkatkan risiko kematian dua hingga
empat kali lebih tinggi dibandingkan perempuan yang hamil pada usia lebih dari 20 tahun. Demikian pula
dengan risiko kematian bayi, 30% lebih tinggi pada ibu usia remaja dibandingkan pada bayi yang dilahirkan
oleh ibu usia 20 tahun atau lebih.
Kehamilan dan kelahiran yang bermasalah berasal dari wanita menikah sebelum berumur 18 tahun sebesar
30,2 persen. Umur dibawah 18 tahun bukan merupakan masa reproduksi yang sehat, bila terjadi kehamilan
akan membahayakan kesehatan ibu dan anaknya. Kasus-kasus seperti keguguran, kelahiran premature,
kelahiran bayi berbobot rendah atau BBLR, morbiditas (sakit) dan kelainan fisik pada anak dan kematian bayi
adalah kasus yang dialami oleh wanita yang menikah pada usia belia.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal tahun 2015 jumlah kasus kehamilan di luar nikah
terbanyak pada wilayah kerja Puskesmas Kedungbanteng sebanyak 10 remaja putri dan kejadian anemia 66
orang.
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal, peneliti
mewawancarai 10 orang responden terdapat 60% responden yang belum mengerti mengenai dampak
pernikahan dini pada kesehatan reproduksi dan 40% remaja putri sudah mengerti tentang dampak
pernikahan dini pada kesehatan reproduksi. Berdasarkan keterangan yang diperoleh, setiap tahun terdapat
remaja putri hamil diluar nikah dan melakukan pernikahan usia dini. Minimnya pengetahuan remaja putri
mengenai dampak reproduksi pernikahan usia dini, membuat remaja putri salah dalam pergaulan.
• “Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Dampak
Menikah Usia Dini pada Kesehatan Reproduksi di Desa Karanganyar
RUMUSAN Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal Tahun 2016?”
MASALAH
• Tujuan Umum
TUJUAN • Tujuan Khusus
PENELITIAN
Menikah Kesehatan
Pengetahuan Remaja
Usia Dini Reproduksi
Faktor internal: Faktor eksternal:
Umur Faktor lingkungan
Pendidikan Sosial budaya
Pekerjaan
D. Variabel
Variabel DO Alat Ukur Skala Hasil Ukur
Umur Lamanya hidup dihitung Kuesioner Ordinal 1. Remaja awal (12-15 tahun)
sejak lahir sampai saat 2. Remaja pertengahan (15-18 tahun)
dilakukan penelitian 3. Remaja akhir (18-21 tahun)
Pendidikan Jenjang pendidikan ibu pada Kuesioner Ordinal 1. Pendidikan Dasar (SD dan SMP)
saat dilakukan penelitian. 2. Pendidikan Menengah (SMA dan
sederajat)
3. Pendidikan Tinggi (Diploma, Sarjana,
Magister)
INSTRUMEN
• Kuesioner yang membahas tentang identitas responden
(umur, pendidikan dan pekerjaan)
ANOMINITY
CONFIDENTIALITY
By:
Lisah Nofiyanti