O L E H : D R . M A R S H E L L A B O N G K R I WA N
WA H A N A : P U S K E S M A S T E L I N G ATA S M A N A D O
BAB I
PENDAHULUAN
• Anjing merupakan salah satu hewan pembawa dan
penyebar penyakit pada manusia dan hewan. Salah
satunya sebagai hewan yang menyebarkan penyakit
rabies (Ratsitorahina et al ,2009).
• Rabies atau penyakit anjing gila disebabkan oleh gigitan
hewan pembawa rabies seperti anjing yang air liurnya
(saliva) mengandung virus dari genus Lyssavirus. Agen
penyebab rabies akan menimbulkan gejala susunan saraf
pusat diikuti kelumpuhan dan kematian
• Angka kematian di seluruh dunia akibat rabies
diperkirakan mencapai 55 000 jiwa. Persentase
angka kematian akibat rabies di wilayah Asia
mencapai 56%, sedangkan angka persentase
kematian di Afrika mencapai 44% (WHO 2005).
• Di Indonesia sebanyak 86 orang meninggal karena
rabies pada tahun 2016.
A.Pertanyaan permasalahan
• Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan dan sikap
masyarakat terhadap gigitan anjing, khususnya di
wilayah kerja Puskesmas Teling Atas.
B.Tujuan Penulisan
• Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan
dan sikap masyarakat terhadap gigitan anjing,
khususnya di wilayah kerja Puskesmas Teling Atas.
C. Manfaat Penelitian
• Bagi Peneliti
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengalaman bagi penulis dalam meneliti secara
langsung di lapangan
b) Untuk memenuhi salah satu tugas peneliti dalam
menjalani program internship dokter umum
Indonesia
• Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan sikap masyarakat tentang gigitan
anjing.
• Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan
bagi puskesmas Teling Atas dalam rangka
meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya pada
kasus-kasus gigitan anjing.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Rabies
• Rabies merupakan penyakit zoonosis yang dapat
menyerang semua hewan berdarah panas dan
manusia. Virus rabies ditransmisikan melalui air liur
hewan terinfeksi rabies , masuk ke tubuh melalui
infiltrasi air liur yang mengandung virus ke dalam
luka (misalnya goresan), atau dengan paparan
langsung permukaan mukosa air liur dari hewan
yang terinfeksi (misalnya gigitan).
Epidemiologi
• Penyakit rabies endemik di semua benua, kecuali
Antartika. Namun 95% kasus rabies dilaporkan dari
benua Asia dan Afrika.
• Rabies yang ditularkan oleh anjing sebagian besar
menjangkiti masyarakat perdesaan yang miskin,
terutama anak anak, dengan mayoritas kematian
manusia (80%) terjadi di daerah perdesaan, di mana
kesadaran dan akses terhadap profilaksis paska
pajanan yang tepat jumlahnya terbatas atau tidak
ada.
Grafik Situasi Rabies di Indonesia tahun 2012-2016
• Rabies dilaporkan pertama kali oleh Esser pada tahun 1884, yaitu pada seekor
kuda di Bekasi, Jawa Barat. Selanjutnya kasus rabies pada kerbau dilaporkan
pada tahun 1889, kemudian rabies pada anjing dilaporkan oleh Penning tahun
1890 di Tangerang. Kasus rabies pada manusia dilaporkan oleh E.V. de Haan
pada seorang anak di Desa Palimanan, Cirebon tahun 1894. Selanjutnya rabies
dilaporkan semakin menyebar ke beberapa wilayah di Indonesia.
• Di Indonesia sebanyak 86 orang meninggal karena rabies pada tahun 2016.
Table distribusi kematian akibat rabies di Indonesia tahun 2014-2016
Usia
15-30 15 65,21%
31-50 5 21,73%
>50 3 13,06%
Pendidikan
Tidak sekolah - -
SD 1 4%
SMP 4 16%
SMA 18 80%
Pekerjaan
Tidak Bekerja 6 20%
IRT 8 34%
Swasta 9 46%
Pengetahuan Responden Tentang penanganan awal terhadap gigitan anjing dan penyakit
rabies secara umum.
Tingkat Pengetahuan N %
Baik 20 86,9
Cukup 3 13,1
Kurang - -
Total 23 100
Sikap Responden Tentang penanganan awal terhadap gigitan anjing dan penyakit rabies
secara umum.
Sikap N %
Positif 20 86,9
Negatif 3 13,1
Total 23 100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari mini proyek yang telah dikerjakan di puskesmas Teling Atas didapatkan
beberapa kesimpulan antara lain :
• Tingkat pengetahuan masyarakat tentang penanganan awal gigitan anjing di
wilayah kerja puskesmas Teling Atas, lebih banyak yang memiliki tingkat
pengetahuan yang baik.
• Sikap yang di tunjukkan oleh responden yang berkunjung ke puskesmas Teling
Atas sebagian besar menunjukkan hasil yang positif.
B. SARAN
• Saran yang dapat diberikan dalam proses mini proyek ini adalah harus
dilakukan follow up secara berkesinambungan oleh puskesmas Teling Atas
untuk meningkatkan pengetahuan tentang penanganan awal gigitan anjing
dan tentang pentingnya pengetahuan sehingga dapat merubah sikap dan
perilaku terhadap penanganan awal gigitan anjing.
• Untuk dokter internsip berikutnya untuk melakukan tugas mini project lebih
awal dikarenakan dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan berupa
edukasi hanya dilakukan pada para pengunjung puskesmas Teling Atas
dikarenakan keterbatasan waktu.
TERIMA KASIH