Anda di halaman 1dari 38

Rabies pada hewan dan

implikasinya pada kesehatan


Oleh:
masyarakat
Dr. drh. Maxs
U.E. Sanam, M.Sc &
drh. Maria Aega, MBiomed.Sc.

Departemen Ilmu Penyakit Hewan & Kesmavet


Fakultas Kedokteran Hewan
UNDANA

Todays Objectives
Rabies:

Overview rabies & virus nya

Rabies pada hewan

Transmisi dari hewan ke manusia

Diskusi kelompok

Rabies Virus

Rabies disease is caused by Rabies


Virus in the family Rhabdoviridae,
genus Lyssavirus

Lagos virus, Mokola virus, Duvenhage


virus, European bat virus 1 & 2 and
Australian bat virus.

Berbentuk seperti peluru


(Rabdho) dengan ukuran 180nm x
75nm
Terdiri dari 3 struktur utama:
Helical Ribonucleoprotein (RNP)
Dibungkus oleh envelope
dengan glycoprotein spikes (panjang
5-10nm)

1)
2)
3)

Genome

Negative sense single-stranded RNA genome

The rabies genome encodes five proteins:

nucleoprotein (N) : viral nucleocapsid

phosphoprotein (P): membantu L dalam


pembentukan RNA

matrix protein (M) : viral assembly

glycoprotein (G) : spikes

polymerase (L) : transkripsi & replikasi RNA

Replikasi
Cytoplasmic replication
1)Entry

: Endocytosis

2)Pelepasan
3)RNP

kapsul pembungkus

dilepas ke sitoplasma

4)Replikasi
5)Assembling
6)Maturation
7)Pelepasan

Rabies Disease

Rabies is a viral disease of the central


nervous system.

One of the most ancient diseases


described

Acute, progressive viral encephalitis

Rabies is fatal once signs develop

Highest case fatality of any infectious


disease

Major zoonosis

ZOONOSIS
Neurotropic virus
Inoculated virus moves

nerve tissue, not blood.

in

Hosts

Terrestrial Carnivora (canids,


skunks, raccoons, foxes, etc.) and
non-terrestrial Chiroptera (bats)

Human

Rabies pada hewan

Jalur transmisi

Saliva: Melalui gigitan hewan yang telah


terinfeksi (luka, cakaran)

Aerosol transmission

Corneal transplantations

Infeksi Rabies
a)

b)

Long incubation period: usually 3-12 weeks


Dogs: 2weeks-6m
Humans: 2 weeks- 6 years (1-4 months usually)
Wildlife: unknown
Contagious period (viral shedding in saliva)
Dogs: 1-10 days before death
Humans: ?
Wildlife: ?

Pathogenisitas & Pathogenesis

Hewan yang terkena rabies pada umumnya akan


mati dalam kurun waktu 14 hari pasca
menunjukan gejala klinis

Once the disease manifests in CNS: ultimate


death

Pathogenesitas rabies tergantung pada:

Tingkat keparahan luka

Lokasi & jarak luka dari otak

Jumlah virus yang masuk

PATOGENESIS

Gejala Klinis

3 bentuk rabies pada hewan yaitu


:
1. Furious rabies (bentuk ganas)
2. Dumb rabies (bentuk tenang)
3. Asimptomatik rabies

1. FURIOUS RABIES (RABIES GANAS)


a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)

Anoreksia
Hipersalivasi
Tidak menuruti perintah
pemiliknya lagi
Agresif atau penakut
Photopobhia
Menyerang dan menggigit apa
saja yang ditemui
Memakan barang/benda asing
Ekornya dilengkungkan ke bawah
perut di antara kedua paha
Kejang-kejang, kemudian lumpuh,
mati 2-5 hari, 4-7hari-12 hari

Fase-fase pada bentuk ganas/furious

Fase prodormal (fase awal): ditandai perubahan


tingkah laku, bersembunyi di tempat yang gelap,
gelisah, tetap aktif pada malam hari, refleks keaktifan
meningkat, nafsu makan menurun, anoreksia, demam

Fase eksitasi: agresif, cenderung menggigit barang,


hewan dan manusia, termasuk pemiliknya sendiri,
kadang menggigit dirinya sendiri. Hipersalivasi akibat
paralisa otot untuk menelan, gonggongannya berubah
karena paralisa sebagaian syaraf vokal, hewan
cenderung meninggalkan rumah dan seringkali
menyerang anjing dan hewan lain

Fase paralisis: konvulsi, diikuti inkoordinasi otot dan


kelumpuhan

2. DUMB RABIES (RABIES


TENANG)
a) Bersembunyi

di tempat gelap dan

sejuk
b) Kejang-kejang

berlangsung
singkat, kadang tidak terlihat

c) Lumpuh,

tidak mampu menelan,


mulut terbuka

d) Hipersalivasi
e) Mati

dalam waktu singkat

3. ASIMPTOMATIS RABIES
Mati tanpa menunjukan gejala klinis

EPIDEMIOLOGI

Sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu.


Catatan tertulis mengenai perilaku
anjing yang tiba-tiba menjadi buas
ditemukan pada kode Mesopotamia yang
ditulis 4000 tahun lalu serta pada kode
Babilonia Eshunna yang ditulis pada
2300 SM.

Worldwide, rabies causes an estimated


30,000-70,000 human deaths annually.

Rabies di Indonesia

Rabies di Indonesia pertama kali


ditemukan oleh Schoorl di Jakarta
pada tahun 1884 pada seekor kuda,
kemudian Esser pada tahun 1889 pada
seekor kerbau di Bekasi.

Sedangkan rabies pada manusia di


Indonesia pertama kali dilaporkan oleh
de Haan pada tahun 1894 pada
seorang anak di Cirebon.

Secara kronologis tahun kejadian penyakit rabies di


Indonesia dimulai di:
1)Jawa

Barat (1948),
2)Sumatera Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur (1953),
3)Sumatera Utara (1956),
4)Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara (1958),
5)Sumatera Selatan (1959),
6)DI Aceh (1970),
7)Jambi dan DI Yogyakarta (1971),
8)Bengkulu, DKI Jakarta dan Sulawesi Tenggara (1972),
9)Kalimantan Timur (1974),
10)Riau (1975),
11)Kalimantan Tengah (1978),
12)Kalimantan Selatan (1983) dan
13)Pulau Flores (1997).

Pada akhir tahun 1997, wabah


rabies muncul di Kabupaten Flores
Timur Nusa Tenggara Timur (NTT)
sebagai akibat pemasukan secara
ilegal anjing dari pulau Buton
Sulawesi Tenggara yang merupakan
daerah endemik rabies.

Flores: Hingga akhir tahun 2013,


tercatat sebanyak 36.800 kasus
gigitan. Dari jumlah tersebut, 236
orang dinyatakan meninggal dunia
akibat gigitan anjing rabies

Dilaporkan pertama kali di Flores tahun


1997

1997
2000

2000

1999
1998
1999

Sep 6, 2016

24

Daerah

tertular rabies terdapat di 24


provinsi dari 33 provinsi di Indonesia
dan
Hanya terdapat 9 provinsi yang masih
dinyatakan sebagai daerah bebas
rabies yaitu: Kepulauan Riau, Bangka
Belitung, DKI Jakarta, DI Yogyakarta,
Jawa Tengah, NTB, Jawa Timur,
Papua Barat dan Papua.
Provinsi Banten dinyatakan daerah
baru tertular Rabies, setelah terjadi
kasus luar biasa (KLB) di Kabupaten
Lebak pada tahun 2008.

Provinsi Bali merupakan daerah yang


sebelumnya tidak pernah terjadi kasus
rabies (secara historis dinyatakan bebas
Rabies) tetapi pada bulan September
tahun 2008 terjadi kasus gigitan rabies di
Kab. Badung.
Impacts: human & animal health,
socio-economic

Pada tahun 2012 terdapat 79.192 kasus gigitan


hewan penular rabies yang dilaporkan terjadi di
Indonesia.

Kasus GHPR (Gigitan hewan penular rabies) paling


banyak terjadi di Bali yaitu sebanyak 55.836 kasus
dengan kasus positif rabies pada manusia
berdasarkan uji Lyssa dan meninggal yaitu
berjumlah 8 orang.

Menyusul kemudian Nusa Tenggara Timur (NTT)


dengan kasus GHPR sebesar 5.564 kasus dan 8
kasus positif rabies pada manusia serta

Sumatera Utara dengan kasus GHPR sebanyak


4.563 kasus dan 18 kasus positif rabies pada
manusia.

Kasus Kalimantan Barat


Pada tahun 2014 Provinsi Kalimantan
Barat dinyatakan bebas Rabies dengan
ditandai penyerahan sertifikat Bebas
Penyakit Anjing Gila (Rabies) sesuai Surat
Keputusan Menteri Pertanian RI No.
885/Kpts/PD.620/8/2014. Namun awal
Januari 2015, Rabies mulai tak
terkendali.

Hingga Senin (23/2/2015) tercatat


korban meninggal dunia mencapai 18
jiwa.

Korban meninggal dunia akibat rabies


ini umumnya anak-anak berusia 4
hingga 9 tahun. Sementara korban
gigitan anjing sudah mencapai 255
orang. Dari jumlah itu, tercatat 194
orang yang telah diberi vaksin VAR.

Selebihnya menolak, dan medan lokasi


yang berat serta jauh di pedalaman,
kata Manaf di Pontianak.

DIAGNOSA
1)

Diagnosis pada hewan


berdasarkan gejala klinis
awal & observasi atas
perubahan perilaku
hewan, terutama yang
melakukan penyerangan
tanpa inisiasi &
epidemiologi

2)

Perubahan Histopatologi
: bodies

3) Diagnostic tests:
direct

fluorescent antibody test (dFA)


dari jaringan otak
ELISA
PCR

Positive dFA

Negative dFA

PENGOBATAN
Tidak ada treatment/pengobatan untuk
hewan positif rabies, sekali diagnosa
positif, diindikasikan euthanasia.

Control and Prevention

Be a responsible pet owner


Keep

vaccinations up to date

Keep

pets under direct supervision

Spay

and neuter pets

Enjoy wild animals from far away

Dont adopt wild animals

Love your own, leave others alone


policy

Transmisi dari hewan ke


manusia

Medical Care
Wound Care
Wash

wounds immediately with soap & water

This is the most effective way to decrease the


chance of infection
PPT-

TERIMA
KASIH

DISKUSI KELOMPOK
a. Apa critical point penularan rabies dari hewan ke manusia?
b. Menurut anda apa saja tantangan & hambatan dalam usaha
pemberantasan rabies ?
c. Apa peranan dokter manusia dan dokter hewan dalam usaha
pemberantasan rabies?
d. Strategi kolaboratif apa yang dapat dilakukan oleh dokter
manusia dan dokter hewan dalam usaha pemberantasan
rabies?
e. Program apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
public awareness akan berbahanya penyakit rabies?
f.

Buatlah satu contoh sederhana rancangan /model early


warning system penyakit rabies dari tingkat Desa-Kabupaten

Anda mungkin juga menyukai