Anda di halaman 1dari 25

DEPARTEMEN THT-KL FK USU / RSUP H.

ADAM MALIK MEDAN


Ada 2 bentuk :
1. Faringitis kronis hiperplastik
2. Faringitis kronis atropi
Faktor Predisposisi :
- Infeksi dari hidung
- Merokok
- Inhalasi uap-uap merangsang dinding faring
- Pasien bernafas melalui mulut
Gejala Klinik :
 Rasa gatal dan kering di tenggorok
 Batuk-batuk
• Tanda klinik :
- Mukosa dinding posterior tidak rata / bergranulasi
- Lateral band hiperplasia
- Pengobatan :
- Obat kumur / obat hisap
- Kaustik AgNO3
- Obat batuk antitusif atau
ekspektoran
Mengobati sumber penyakit
Sering bersamaan dengan rinitis atropi
Rinitis atropi menyebabkan udara yang masuk berkurang
kelembabannya  merangsang dinding faring

Gejala Klinik : - tenggorokan kering


- mulut bau
Tanda Klinik : mukosa faring ditutup lendir yang kental 
kalau diangkat tampak mukosa kering
Pengobatan :
- diobati rinitis atropi
- obat kumur-kumur
- menjaga kebersihan mulut
1. Faringitis Luetika
2. Faringitis TBC

1. Faringitis Luetika
Etiologi : Treponema pallidum
Ada 3 stadium :
Stadium Primer : bercak keputihan pada lidah-palatum molle, tonsil,

dinding posterior faring  ulkus pd faring, kel.mandibula


membesar, myeri (-)
Stadium Sekunder : jarang ditemukan, eritema pa faring
Stadium Tertier : terdapat guma
jarang pada dinding posterior faring
Kalau dijumpai dan meluas ke vertebra  kalau pecah
†
Diagnosa : Pemeriksaan Serologi
Pengobatan : PNC dosis tinggi
Sekunder dari TBC di paru
Infeksi terjadi Eksogen : kontak sputum
Endogen : melalui darah
Gejala Klinik :
sakit menelan / odinofagia ~ nyeri yang hebat
Anoreksia
KU pasien buruk
Tanda : - ulcus
- pembesaran kelenjar lymph
Diagnosa :
Biopsi
Foto thorax
Sputum
Pengobatan : Anti tuberkulosa
Faktor Predisposisi :
Terjadi oleh karena
Pengobatan Tonsilitis Acuta yang tidak adekuat
Higiene mulut yang buruk
Pengaruh cuaca
Kelelahan fisik
Merokok dll

Etiologi :
o Kuman penyebab = Tonsilitis akut
o Kadang-kadang golongan gram negatif
Patologi :
- Proses radang berulang yang terjadi  epitel
mukosa dan jaringan limfoid terkikis  proses
penyembuhan jaringan limfoid diganti dengan
jaringan parut yang akan mengalami pengerutan 
kripta melebar.
 Kripta secara klinis diisi oleh detritus
 Proses berjalan terus sehingga menembus kapsul
tonsil dan akhirnya terjadi perlengketan dengan
jaringan di sekitar fossa tonsilaris

Pada anak – anak sering diikuti pembesaran kel


submandibula
Gejala klinis :
 Rasa ada mengganjal di tenggorok
Tenggorok terasa kering
Napas berbau
Demam (-)
Sakit menelan (-)
Tanda klinis :
 Tonsil bisa membesar atau biasa, permukaan
yang tidak rata
 Kripta melebar  beberapa kripta berisi detritus
 Eter prop
 Plika anterior hiperemis
 Sikatriks / perlengketan
 Pembesaran Kel. Submandibula
Pada pemeriksaan terdapat 3 tipe klinik :
1. Tonsilitis Hipertropi ( Parenkimatous ) kronis
 Tonsil membesar dengan ukuran yang sama ,
kadang – kadang bertemu di garis tengah.
2. Tonsilitis Folikularis kronis  adanya bintik –
bintik putih di permukaan tonsil.
3. Tonsilitis Fibrotik Kronis  tonsil mengecil
Tonsilitis folikularis Tonsilitis lakunaris
Tonsilitis Akut Tonsilitis Difteri

Tonsilitis Hipertropi Abses Peritonsilar


Terapi :
 Terapi Lokal : Higiene mulut  Obat kumur
 Tonsilectomy jika sudah ada indikasi

Komplikasi :
Komplikasi ke daerah sekitar tonsil
 Rhinitis kronik
 Sinusitis
 Otitis media secara perkontinuitatum
Komplikasi jauh secara hematogen atau limfogen.
 endokarditis, arthritis, nefritis dll
Cara melakukan  Diseksi
 “ Sluder Guillotine “

Bisa  Lokal anestesi


 General anestesi

Berdasarkan Waktu :
-ATIEDE = 1 – 4 mgg
-ACHAUD = Segera
- AFROID = 4 – 6 mgg ( sudah tenang )
 Indikasi Tonsilektomi :

1. Sumbatan :
- Hiperplasia tonsil dgn sumbatan jalan nafas.
- Sleep Apnea
- Ggn menelan
- Ggn bicara
- Cor pulmonal
2. Infeksi :
- Infeksi telinga tengah berulang
- Rinitis dan sinusitis kronis
- Post Peritonsilar Abses
- Abses kelenjer limfe berulang
- Tonsilitis sbg fokal infeksi ke organ penting lain
3. Kecurigaan tumor jinak atau ganas

Komplikasi TE :
- Perdarahan yang banyak
- Abses Paru ( jarang ) Aspirasi darah dan
- Pneumonitis debris paska operasi
Etiologi: biasanya pada usia muda sampai 10-12 thn setelah
itu adenoid tidak berkembang involusi/mengecil

Gejala/tanda:
 Obstruksi faring, nasofaring bernafas melalui mulut, tu
malam hari mulut terbuka, bibir atas terangkat untuk dapat
bernafas Adenoid Face (wajah seperti orang bodoh)
 Faringitis
 Ggn ventilasi dan drainase sinus paranasal sinusitis kronis
 Akibat obstruksi tjd ggn Tuba Eustachii otitis media
berulang
 Ggn tidur tidur ngorok, retardasi mental
Diagnosa

 Gejala/ tanda klinik


 Rinoskopi anterior : gerakan palatum molle tertahan
waktu fonasi
 Rinoskopi posterior : terlihat pembesaran adenoid
(sulit bagi anak-anak)
 Pemeriksaan secara digital (anak)
 Ro: lateral: anak
Terapi :
Adenoidektomi Cara Kuretase
Adenotom La Force

Indikasi Adenoidektomi :
1. Sumbatan
-bernafas melalui mulut
-sleep apneau
-ggn menelan dan bicara
-kelainan bentuk wajah/gigi (Adenoid Face)
2. Infeksi
-Adenoiditis berulang
-otitis media berulang
3. Kecurigaan tumor jinak/ganas
Komplikasi Adenoidektomi :
- Perdarahan
- Terlalu dalam menguret kerusakan dinding
belakang faring
terlalu lateral Torus Tubarius akan berubah
Oklusi Tuba Konduktif deafness

Anda mungkin juga menyukai