Anda di halaman 1dari 24

INFERTILITAS PADA WANITA DAN

PENANGANANNYA

Mariyani Rumalolas
Pembimbing :
dr.Hj.Andi Fatimah, Sp.OG

Bagian Obstetri dan Gynekologi


Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar
2020
INFERTILITAS
Ketidak mampuan ●
Primer : Bila pasangan
pasturi untuk
menghasilkan belum pernah hamil
keturunan setelah ●
Sekunder : bila pasangan
periode 12 bulan sudah pernah hamil tetapi
dengan hubungan
seksual teratur mengalami kegagalan untuk
tanpa kontrasepsi. kehamilan berikutnya
Syarat-syarat kehamilan normal

• Testis menghasilkan sperma


• Ovarium menghasilkan ovum
• Tuba fallopii patent
• Endometrium/uterus mampu
menunjang/mempertahankan kehamilan
• Lendir serviks normal
PENYEBAB

20%
40%
Male
40%
Female

Unknown
Faktor ovulasi Faktor tuba
- Hiperprolaktinemia - Infeksi : Salpingitis dan hidrosalping
- Gangguan hormonal, stres - Penyakit abdominal
- Scar pada ovarium - Riwayat operasi
- Menopaude prematur - Kel. Kongenital
- Peny. Ovarium Polikistik - Kehamilan ektopik

Faktor serviks
- Kel anatomi : Posisi retroversi,
serviks panjang
- Infeksi kronis : Gangguan produksi
lendir serviks
- Kel. Imunologi : Antibodi anti sperma
Faktor Uterus Faktor Peritoneum
- Kel. Kongenital  Endometriosis
- Adesi intrauteri - Gangguan proses maturasi folikel
- Mioma uteri - Ovum pick up
- Polip endometrium - Transportasi hasil konsepsi
- Hiperplasia endometrium - Efek toksik dari cairan peritoneum

Faktor Idiopatik
 Unexplained infertility
Jika semua pemeriksaan standar
infertilitas normal
DIAGNOSIS
ANAMNESIS

PEMERIKSAAN
Fisik dan ginekologis

Deteksi ovulasi

Uji paska senggama

USG

HSG

Laparaskopi
ANAMNESIS


● Umur : terutama terkait dengan cadangan ovarium

● Riwayat obstetri dan kontrasepsi sebelumnya

● Riwayat haid: siklus haid, dismenorea

● Frekuensi koitus dan ada tidaknya disfungsi sexual

● Durasi infertil, pemeriksaan dan pengobatan yang pernah dijalani

● Riwayat operasi, penyakit terdahulu dan sekarang, termasuk adanya riwayat PID/paparan terhadap IMS

● Okupasi dan konsumsi tembakau, alkohol & obat-obatan lainnya

● Riwayat keluarga adanya defek pada lahir, retardasi mental, menopause dini, atau kegagalan reproduktif

● Kelainan endokrinologi: hipo/hipertiroid, DM

● Stress emosional
Pemeriksaan Dasar Infertilitas

1. Pem. Fisik/ginekologis
2. Analisis sperma
3. USG
4. Deteksi ovulasi
5. Uji pasca senggama/ Post Coital test
6. Tes patensi tuba / HSG
7. Laparoskopi
PEMERIKSAAN FISIK


IMT

Pembesaran kel tiroid, nodul atau nyeri tekan

Tanta-tanda hiperandrogenisme

Galaktorrhea

Abnormalitas pada serviks / vagina, adanya sekresi atau keputihan

Adanya massa, nyeri tekan pada adneksa, uterus / cavum douglasi
USG Transvaginal
• Menilai anatomi uterus
• Kedua ovarium normal: adanya ovulasi dan
perkiraan saat ovulasi
• Ovulasi : ukuran folikel 18 – 24 mm
• Tuba falopii terutama bila dijumpai
hidrosalping
DETEKSI OVULASI
• Riwayat menstruasi teratur  90% ovulatoar
• Suhu badan basal (BBT)  meningkat 0,6 - 1oC setelah
ovulasi
• Pemeriksaan progesteron serum
• Pemeriksaan kadar LH urin
• Biopsi endometrium
• Endometrium fase sekresi : siklus ovulatoar
• Endometrium fase proliferasi/gambaran Hiperplasia :
siklus Anovulatoar
• Pencitraan USG transvaginal
Uji Paska Sanggama
• Pemeriksaan Lendir serviks + 2 - 8 jam paska sanggama
• Waktu sanggama sekitar ovulasi
• Menilai reseptifitas dan kemampuan sperma untuk hidup
pada lendir serviks
 Spinnbarkeit : 8 to 10 cm.
 Motilitas Spermatozoa: ≤ 20 sperm per LPB.

• Penilaian adanya antibodi sperma


• Menilai lendir serviks
Hysterosalpingografi (HSG)

• Menilai :
Faktor tuba : lumen, oklusi, kelainan dinding
Faktor uterus : kelainan kongenital (Hipoplasia,
septum, bikornus, Duplex), mioma, polip, adhesi
intrauterin (sindroma asherman)

• Dilakukan pada fase proliferasi : 2-5 hari setelah


haid bersih
LAPARASKOPI

• Gambaran visualisasi genitalia interna secara


menyuluruh, menilai faktor :
• Peritoneum/endometriosis
• Perlengketan genitalia Int
• Tuba : patensi, dinding, fimbria
• Uterus : mioma
• Ovulasi : Stigma pada ovarium dan korpus luteum
 Keterbatasan
• Tidak bisa menilai : Kelainan kavum uteri dan lumen
tuba
• Bersifat minimal invasif dan operatif
PENANGANAN

• Medika mentosa

• Tindakan operasi rekonstruksi

• Rekayasa teknologi reproduksi


Obat stimulasi ovarium (Induksi ovulasi)

Klomifen sitrat


Antiestrogen  memblok estrogen reseptor di hipotalamus yang menyebabkan feedback negatif  meningkatkan produksi
FSH merangsang pembentukan folikel.

Diberikan mulai hari 3-5 siklus

1-3 x 50mg selama 5 hari

Ovulasi 5 - 10 hari setelah obat terakhir

Koitus 3 x seminggu atau berdasarkan USG transvaginal

Aromatase inhibitor (letrozole)


Stimulasi ovarium

Hari ke 3 - 7 siklus haid

2,5 mg/hari
Epimestrol


Memicu pelepasan FSH dan LH

Hari ke 5 - 14 siklus haid

5 - 10 mg/hari

Bromokriptin (Hiperprolaktinemia)


Menghambat sintesis & sekresi prolaktin

Indikasi : Kdr prolaktin tinggi (> 25 mg/ml) dan Galaktore

Dosis sesuai kadar prolaktin :

Oligomenore 1,25 mg/hari

Ggn haid berat : 2 x 2,5 mg/hari
Gonadotropin


● Klomifen sitrat tdk respon sampai dosis 150 mg/hr selama 5 hr atau tdk hamil setelah
pemberian 3-6 bln

● HMG (Human Menopausal Gonadotropine)

● FSH & LH : 75 IU atau 150 IU

● Untuk memicu pertumbuhan folikel

● Dosis awal 75 - 150 IU/hari selama 5 hari dinilai hari ke 5 siklus haid

● hCG

● 5000 IU atau 10.000 IU

● Untuk memicu ovulasi

● Diameter folikel 17 - 18 mm dgn USG transvaginal
TINDAKAN OPERASI REKONSTRUKSI

Laparotomi


Koreksi : Kel. Uterus dan Kel. Tuba  tubaplasti

Miomektomi

Kistektomi

Laparoskopi


Laparoskopi operatif kasus endometriosis + infertilitas

Diagnosis endometriosis
Teknologi Reproduksi Bantuan
(TRB)
• Metode lain tidak berhasil

T Inseminasi Intra Uterin (IUI)


IVF with embryo transfer

R Gamete intrafallopian transfer (GIFT)


Zygote intrafallopian transfer (ZIFT)

B Intracytoplasmic sperm injection (ICSI)

ART  Assisted Reproduction Therapy


American Society for Reproductive Medicine. 2003.
American Society for Reproductive Medicine. 2001.
Inseminasi Intra Uterin (IUI)

• IUI : Pengobatan infertilitas dengan cara menempatkan sperma kedalam


uterus agar terjadi fertilisasi

• Tujuan :
– Meningkatkan jumlah sperma yang mencapai tuba falopii
– Meningkatkan kemungkinan fertilisas

• Dilakukan pada keadaan :


– Unexplained infertility
– Mukus cerviks yang kental
– Jaringan parut pada cerviks yang menyebabkan sperma sulit memasuki uterus
– Ejakulasi dini
In Vitro Fertilization (IVF)
• Salah satu TRB dimana prosesnya secara manual dilakukan
fertilisasi dengan menggabungkan sel telur dan sperma
didalam cawan petri, kemudian dilakukan embrio transfer
kedalam uterus

• Dilakukan pada :
– Kerusakan atau sumbatan total tuba falopii
– Infertilitas pria (oligospermia, Asthenozoospermia)
– Wanita dengan gangguan ovulasi, premature ovarian failure
– Wanita yang telah dilakukan pengangkan kedua tuba
– Unexplained infertility

Anda mungkin juga menyukai