Anda di halaman 1dari 17

Keperawatan Paliatif

HIDROSEFALUS

Disusun Oleh Kelompok 2:


1. Aolgya Meisin Rahma Sari (2019012164)
2. Dwi Anggraeni Putri (2019012170)
3. Fuadatul Maghfiroh (2019102174)
4. Jumita Sari (2019102181)
5. Linda Nur Maulinda Azahro (2019012184)

PSIK 3A
PENGERTIAN

Hydrocephalus merupakan keadaan patologis otak yang


mengakibatkan bertambahnya cairan cerebro spinalis tanpa
atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi
sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya
cairan serebro spinal (Ngatisyah, 1997).

Hydrocephalus berkembang jika aliran serebro spinal


terhambat pada tempat sepanjang perjalanannya, timbulnya
hydrocephalus akibat produksi berlebihan cairan serebrospinal
dianggap sebagai proses yang intermitten setelah suatu infeksi
atau trauma. Ini dapat terjadi kelainan yang progresif pada
anak-anak yang disebabkan oleh papyloma pleksus dapat
diatasi dengan operasi (Mumenthaler, 1995).
Hydrocephalus pada anak atau bayi pada dasarnya dibagi menjadi 2
yaitu :
1. Kongenital
Merupakan hydrocphalus yang sudah diderita sejak bayi
dilahirkan sehingga pada saat lahir keadaan otak bayi terbentuk
kecil, terdesak oleh banyaknya cairan dalam kepala dan tingginya
tekanan intrakranial sehingga pertumbuhan sel otak terganggu
2. Non Kongenital
Bayi atau anak mengalaminya pada saat sudah besar dengan
penyebabnya yaitu penyakit-penyakit tertentu misalnya trauma,
TBC yang menyerang otak dimana pengobatannya tidak tuntas.
Pada hydrocephalus didapat pertumbuhan otak sudah sempurna,
tetapi kemudian teganggu oleh sebab adanya peninggian tekanan
intrakranial sehingga perbedaan antara hydrocephalus kongenital
dan hydrocephalus non kongenital terletak pada pembentukan
otak dan kemungkinan prognosanya.
ETIOLOGI
Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada
bayi dan anak yaitu:
1. Kelainan bawaan

2. Infeksi

3. Neoplasma

4. Perdarahan-perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak


dapat menyebabkan fibrosis leptomeningen pada daerah basal
otak, selain penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari
darah itu sendiri.
PATOFISIOLOGI
Hidrocephalus ini bisa terjadi karena konginetal (sejak
lahir), infeksi (meningitis, pneumonia, TBC),
pendarahan di kepala dan faktor bawaan (stenosis
aquaductus sylvii) sehingga menyebabkan adanya
obstruksi pada system ventrikuler atau pada ruangan
subarachnoid, ventrikel serebral melebar, menyebabkan
permukaan ventrikuler mengkerut dan merobek garis
ependymal. White mater dibawahnya akan mengalami
atrofi dan tereduksi menjadi pita yang tipis
LANJUTAN…..
Pada bayi dan anak kecil sutura kranialnya melipat dan melebar untuk
mengakomodasi peningkatan massa cranial. Jika fontanela anterior
tidak tertutup dia tidak akan mengembang dan terasa tegang pada
perabaan. Stenosis aquaductal (Penyakit keluarga / keturunan yang
terpaut seks) menyebabkan titik pelebaran pada ventrikel lateral dan
tengah, pelebaran ini menyebabkan kepala berbentuk khas yaitu
penampakan dahi yang menonjol secara dominan (dominan Frontal
blow). Syndroma dandy walkker akan terjadi jika terjadi obstruksi pada
foramina di luar pada ventrikel IV. Ventrikel ke IV melebar dan fossae
posterior menonjol memenuhi sebagian besar ruang dibawah tentorium.
Klien dengan tipe hidrosephalus diatas akan mengalami pembesaran
cerebrum yang secara simetris dan wajahnya tampak kecil secara
disproporsional
TANDA DAN GEJALA
1. Kepala menjadi makin besar dan akan terlihat pada umur 3
tahun.
2. Keterlambatan penutupan fontanela anterior, sehingga
fontanela menjadi tegang, keras, sedikit tinggi dari
permukaan tengkorak.
3. Peningkatan tekanan intracranial, antara lain :
a. Muntah

b. Gelisah

c. Menangis dengan suara ringgi

d. Peningkatan sistole pada tekanan darah, penurunan nadi,

peningkatan pernafasan dan tidak teratur, perubahan


pupil, lethargi-stupor.
LANJUTAN
4. Peningkatan tonus otot ekstrimitas
5. Dahi menonjol atau mengkilat dan pembuluh –
pembuluh darah terlihat jelas
6. Alis mata dan bulu mata ke atas, sehingga sclera
terlihat seolah – olah diatas iris
7. Bayi tidak dapat melihat ke atas, ‘‘Sunset Eyes”
8. Strabismus, nystagmus, atropi optic
9. Bayi sulit mengangkat dan menahan kepalanya ke
atas
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Rontgen foto kepala


2. Transimulasi
3. Lingkaran kepala
4. Ventrikulografi
5. Ultrasanografi
6. CT Scan Kepala
7. MRI ( Magnetic Resonance Image )
PENATALAKSANAAN
A. Mengurangi produksi cairan serebrospinal dengan
merusak pleksus koroidalis dengan tindakan reseksi atau
pembedahan, atau dengan obat azetasolamid (diamox)
yang menghambat pembentukan cairan serebrospinal.
B. Memperbaiki hubungan antara tempat produksi caira
serebrospinal dengan tempat absorbsi yaitu
menghubungkan ventrikel dengan subarachnoid.
C. Pengeluaran cairan serebrospinal ke dalam organ
ekstrakranial, yakni :
A. Drainase ventrikule-peritoneal
B. Drainase Lombo-Peritoneal
C. Drainase ventrikulo-Pleural
D. Drainase ventrikule-Uretrostomi
E. Drainase ke dalam anterium mastoid
LANJUTAN…..
D. Tindakan bedah pemasangan selang pintasan atau drainase
dilakukan setelah diagnosis lengkap dan pasien telah di bius
total.
D. Pengobatan modern atau canggih dilakukan dengan bahan
shunt atau pintasan jenis silicon yang awet, lentur, tidak
mudah putus.
ASUHAN KEPERAWATAN
ANAK DENGAN
HIDROSEFALUS
PENGKAJIAN
a. Kepala membesar a. Lemah,
b. Fontanel Anterior menonjol b. Kemampuan makan kurang,
c. Vena pada kulit kepala dilatasi c. Perubahan kesadaran,
dan terlihat jelas pada saat d. Opistotonus dan spatik pada
bayi menangis ekstremitas bawah pada bayi
d. Terdapat bunyi Cracked- Pot e. bayi mengalami kesulitan
(tanda macewe) menelan,
e. Cracked- Pot (tanda macewe) f. bunyi nafas stridor &kesulitan
f. Mata melihat kebawah (tanda bernafas, Apnea,
setting – sun ) g. Aspirasi dan tidak reflek
g. mudah terstimulasi, muntah
DIAGNOSA

1. Nyeri yang b.d peningkatan tekanan intracranial.

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang


b.d perubahan mencerna makanan, peningkatan kebutuhan
metabolisme.

3. Resiko tinggi terjadinya kerusakan intregasi kulit b.d


penekanan dan ketidakmampuan untuk menggerakan kepala.
INTERVENSI
NO Diagnosa Tujuan Intervensi
.

1 Resiko tinggi Klien akan 1. Berikan perawatan kulit


terjadinya menunjukan 2. Laporkan segera bila terjadi
kerusakan intregasi kulit perubahan TTV ( tingkah laku )
intregasi kulit b.d yang baik. 3. Monitor daerah sekitar operasi
penekanan dan terhadap adanya tanda – tanda
ketidakmampuan kemerahan/ pembengkakan.
untuk
menggerakan
kepala.
IMPLEMENTASI
N Diagnosa Implementasi Respon
O Formatif
1 Resiko tinggi 1. Memberikan perawatan Subjektif :
terjadinya kulit Klien
kerusakn intregasi 2. Melaporkan segera bila mengatakan
kulit b.d terjadi perubahan TTV bahwa intgrasi
penekanan dan ( tingkah laku ) kulitnya
ketidakmampuan 3. Memonitor daerah membaik.
untuk sekitar operasi terhadap
menggerakan adanya tanda-tanda Objektif :
kepala. kemerahan atau Integrasi kulit
pembengkakan membaik
EVALUASI
NO Diagnosa Evaluasi TTD

1 Resiko tinggi S : keluarga klien mengatakan bahwa


terjadinya integritas kulit sudah membaik
kerusakn O : intgritas kuliat pasien membaik
intregasi kulit A : masalah sudah teratasi
b.d penekanan P : Intervensi dihentikan
dan
ketidakmampuan
untuk
menggerakan
kepala.

Anda mungkin juga menyukai