Anda di halaman 1dari 89

KALKULUS II

Prof.Dr.Ir.SRI REDJEKI MT
MATERI YANG AKAN DIBERIKAN
 1. FUNGSI TRANSENDEN
 A. LOGARITMIK DAN EKSPONENSIAL
 B. FUNGSI LOGARITMIK DAN FUNGSI EKSPONENSIAL
 C. FUNGSI INVERS
 D. FUNGSI INVERS TRIGONOMETRI
 E. TURUNAN DAN INTEGRAL FUNGSI INVERS/TRIGONOMETRIK

 2. TEKNIK INTEGRASI
 A. INTEGRASI PARSIAL DAN INTEGRASI FUNGSI TRIGONOMETRI
 B. INTEGRASI FUNGSI RASIONAL PECAHAN PARSIAL
 C. TEKNIK-TEKNIK INTEGRASI YANG LAIN

 2. APLIKASI-APLIKASI INTEGRAL TERTENTU


 A. MENGHITUNG LUAS BIDANG DATAR
 B. MENGHITUNG ISI BENDA
 C. PANJANG SUATU KURVA PADA BIDANG
Logaritmik
 Logaritma adalah operasi matematika yang
merupakan kebalikan dari eksponen atau
pemangkatan.
 Rumus dasar logaritma:
 bc= a ditulis sebagai blog a = c (b disebut basis)
 Beberapa orang menuliskan blog a = c sebagai
logba = c

 Dalam aljabar, logaritma didefinisikan sebagai


pangkat. Lebih tepatnya jika b > 0 dan b ≠ 1,
maka untuk x positif didefinisikan “logbx”
 (baca, logaritma berbasis b dari x) sebagai
pangkat untuk b yang menghasilkan x.
Kegunaan logaritma

 Logaritma sering digunakan untuk


memecahkan persamaan yang pangkatnya
tidak diketahui. Turunannya mudah dicari
dan karena itu logaritma sering digunakan
sebagai solusi dari integral. Dalam
persamaan bn = x, b dapat dicari dengan
pengakaran, n dengan logaritma, dan x
dengan fungsi eksponensial.
Contoh:
 Log10 100 = 2
 Sebab 10 harus berpangkat 2 untuk
menghasilkan 100. Dengan cara sama,
 Log2 8 = 3, karena 23 = 8
 Log10 1/1000 = -3,karena 10-3 = 1/1000
 Log10 1 = 0, karena 100 = 1
 Log3 81 = 4, karena 34 = 81
untuk b yang harus menghasilkan x, jadi x = by.
Kebalikannya, jika x = by, maka y = logb x, sehingga
pernyataan :
Y = logb x dan x = by adalah ekivalen.
Dengan mensubsitusikan setiap
persamaan diperoleh :
 logb by = y dan blogb x = x (1.1)
 Logaritma yang pertama kali dipelajari adalah
logaritma dengan basis 10, yang disebut logaritma
umum (common logarithmsi). Untuk logaritma
seperti itu biasanya basis tidak secara eksplisit
dirujuk dan ditulis “log” tidak “log10”. Jadi, (1.1)
menjadi
 Log 10x = x dan 10log x = x

 logba= x dan logb c = y (1.2)


TEOREMA
a). Logb 1 = 0
b) logb b = 1
c). Logb ac = Logb a + Logb c
d) logb a/c = logb a – logb c
e). Logb ar = r Logb a
f) logb 1/c = -logb c
Akan dibuktikan (a) dan (c),

 Bukti (a). karena b0 = 1, maka logb 1 = 0

 Bukti (c). Misalkan

 x = logb a dan y = logb c


 Jadi, bx = a dan by = c
 Oleh karena itu,
 ac = bxby = bx+y atau ekivalen dengan
logb ac = x+y
 selanjutnya, dari (1.2)
 logb ac = Logb a + Logb c
Bilangan e logaritma natural
 Logaritma yang paling penting dalam aplikasi
adalah yang disebut logaritma natural; ini
mempunyai basis irrasional tertentu yang
ditunjukkan dengan e.
 e ~ 2,718282

 dan

Diturunkan menjadi :
Tabel 1.1.2

1 2 2,000000
10 1,1 2,593742
100 1,01 2,704814
1.000 1,001 2,716924
10.000 1,0001 2,718146
100.000 1,00001 2,718268
1.000.000 1,000001 2,718280

 Standar untuk mengartikan logaritma natural dari x adalah ln x


dan tidak log e x. jadi ln x itu merupakan pangkat untuk e yang
harus menghasilkan x, contoh :
 ln 1 = 0 (karena e0 = 1) Secara umum:
 a. y = ln x dan x = ey
 ekivalen
 ln e = 1 (karena e1 = e) b. ln ex = x dan e ln x = x
 ln 1/e = -1 (karena e-1 = 1/e)
 ln (e2) = 2 (karena e2 = e2)
Teorema : 1.1.2

 Bukti ;
 Misalkan y = logb x. Jadi
 by = x
 Loga by = Loga x
 y Loga b = Loga x
Contoh soal:
 1. Nyatakan :
 Kedalam penjumlahan, pengurangan dan
perkalian:
=

=
Contoh Soal 2:
 Tulis dalam bentuk logaritma tunggal:
 a. 2 log 5 + log 8 – log 2 =
 Log 52 + log 8 – log 2 =
 Log 25 + log 8 – log 2 =
 Log 25.8 – log 2 =
 Log 200/2 = log 100 = 2
 b.1/3 ln x – ln(x2 +1)+5 ln(x-2)=
 ln x1/3 – ln(x2+1) + ln(x-2)5 =
3
x ( x  2) 5
 Ln
x 1 2
 Contoh 3;
 a. log x = -3, x = 10-3 = 0,001
 b. ln(2x-3) = 7, 2x-3 = e7, x = ½(e7+3)
 a. 2x = 3, log 2x = log 3
 x log 2 = log 3
 x = log3/log2 = 1,585
 b. e2x = 81, ln e2x = ln 81
 2x = ln 92
 2x = 2 ln 9
 x = ln 9 = 2,197225

TIPE LAIN DARI PERSAMAAN LOGARITMIK DAN EKSPONENSIAL.
Metode – metode yang digunakan dalam contoh – contoh sebelumnya dapat

dimodifikasi untuk menyelesaikan tipe – tipe lain logaritmik dan eksponensial.


Contoh 1.1.5 Selesaikan untuk x.
Penyelesaian. Kalikan kedua sisi dengan 2 pada persamaan yang diberikan, diperoleh

Kalikan kedua sisi dengan e x diperoleh :


atau
Ini jelas persamaan kuadrat yang samar; ini dapat diliat dengan menulis ulang persamaan
menjadi :

Dan misalkan u = ex, maka


u2 – 2u – 3 = 0
penyelesaian untuk u adalah
(u – 3) (u + 1) = 0, yang menghasilkan u = 3 dan u = -1
Jadi,
ex = 3 atau ex = -1
tetapi e x tidak dapat negative,sehingga nilai e x = -1 diabaikan; jadi
ex = 3
ln e x = ln 3
x = ln (3) ~ 1,098612
Fungsi logaritmik dan fungsi eksponensial
 PERAN LOGARITMA NATURAL DALAM
KALKULUS
 Pada sub bab ini akan diperlihatkan logaritma
dan pangkat dari sudut pandang fungsi.
Untuk b > 0, bx disebut fungsi eksponensial
berbasis b dan logb x disebut fungsi logaritma
berbasis b. dalam kasus dimana b = e, ex
disebut fungsi eksponensial natural dan ln x =
logb x disebut logaritma natural.
 Fungsi logaritma natural mempunyai peran
khusus dalam kalkulus yang dapat memotivasi
pendiferensialan f (x) = logb x, dimana b
sembarang basis. Dengan mengasumsikan
bahwa fungsi logb x dapat didiferensialkan, oleh
karena itu kontinu untuk x > 0.
 d 1
(ln x)  , x  0
dx x
TURUNAN DAN INTEGRAL YANG BERKAITAN DENGAN Ln X
 Jika u(x)>0, dan fungsi u dapat
dideferensilkan di x, maka diperoleh :
d 1 d 1 du
(log u )  (ln u ) 
 u ln b dan dx
b
dx u dx
Diferensiasi Logaritmik
x 2 3 7 x  14
 Contoh : Turunan dari ; y 
(1  x 2 ) 4
 Turunan Pangkat Irrasional x: y=xr
ln y  ln x r  r ln x
d d
(ln y )  ( r ln x )
dx dx
1 dy r

y dx x
dy r r
 y  x r  rx r  i
dx x x
Turunan dan Integral yang berkaitan dengan bx
 Untuk memperoleh turunan dari bx,
andaikan y = bx, gunakan diferensiasi
logaritmik :
 Ln y = ln bx = x ln b
 1/y dy/dx = ln b, dy/dx = y ln b = bx ln b
d x
 Jadi : (b )  b ln b dlm kasus khusus b=e
x

dx d
 Ln e= 1, shg ; (e )  e
x x

dx
Jika u fungsi x yg terdiferensial, maka
diperoleh :
d u u du
 d u du dan (e )  e
(b )  b ln b
u
dx dx
dx dx
Integral Fungsi Eksponensial
 Rumus Integral yg terkait dgn turunan-turunan
u
b
 b du  C  du  e
u u
e
 ln b dan

 Contoh :
x
5
 1.
 dx   C
x
5
ln 5

 dx 
2 x
 2.Tentukan nilai : e
ln 3

 
x x 1/ 2
e (1 e ) dx
 3. Tentukan nilai : 0
 Untuk menyajikan persoalan-persoalan yang lebih
rumit, kita memerlukan perluasan fungsi-fungsi yang
dapat dipakai.

 Fungsi Logaritma Natural


 Fungsi Logaritma Natural (disingkat ln), ditulis f(x)=ln
x, didefinisikan sebagai,
x
1
 ln x   dt , x. 0
1
t
 Daerah definisi (Df) dan Daerah nilai (Rf) fungsi ini
 adalah Df = (0,+∞) dan Rf = R.
 Fungsi ini ada hubungannya dengan fungsi logaritma
 yang telah dipelajari pada sekolah lanjutan.
Grafik dari fungsi f(x)=ln x adalah,

Teorema 1 (Turunan Fungsi Logaritma Natural)


1. d ( l n x ) = 1 , x > 0 ;
dx x

d 1 du u ′
2. (lnu) = . = , u ( x ) > 0, u ′ ada .
u u dx u
Teorema 2 (Sifat Logaritma Natural).
Jika a, b > 0 dan r є Q dan r ≠ -1, maka
1. ln 1 = 0;
2. ln a.b = ln a + ln b;
3. ln a/b = ln a – ln b;
4. ln ar = r.ln a.
Contoh 1.
d 1− x − 1 1 2
(ln ) = ln(1 − x ) − ln(1 + x ) = − = 2
dx 1+ x 1− x 1+ x x − 1
Setiap bentuk turunan itu ada rumus integralnya.
Akibatnya dari teorema 1, diperoleh
1
∫ u du = ln u + C , u ≠ 0.

3
x
Contoh 2. Hitung ∫− 1 1 0 − x 2 dx .
Jawab. Misalkan u=10-x2, du=-2x dx, maka
x 1 1 1 1 2
∫ 2
dx = − ∫ du = − ln u + C = − ln 1 0 − x +C
10 − x 2 u 2 2
Menurut Teorema dasar kalkukus diperoleh,
3 3
x ⎡ 1 2⎤ 1
∫− 1 1 0 − x 2 dx = ⎢⎣ − 2 l n 1 0 − x ⎥⎦ − 1 = 2l n 9.
 Fungsi Balikan (Invers).
 Misalkan fungsi y=f(x), dengan x є Df dan y є Rf. Bila f
dapat dibalik, maka diperoleh fungsi x= f -1(y). Fungsi f -1
disebut balikan (invers) dari fungsi f.
 Sebagai contoh, jika y=f(x)=x3-1, maka x=f-1(y)= 3 y  1

Tidak semua fungsi mempunyai balikan. Sebagai
contoh, jika y=f(x)=x2 tidak mempunyai balikan,
kecuali kalau daerah definisinya dibatasi.
 Teorema 3. Eksistensi Fungsi Balikan.
 Jika fungsi f monoton murni pada daerah
definisinya, maka f mempunyai balikan.
 Langkah-langkah mencari inver fungsi y=f(x),
 1. Nyatakan x dengan y dari persamaan y=f(x);
 2. Nyatakan bentuk dalam y sebagai f-1(y)→x= f -1(y);
 3. Ganti y dengan x dan x dengan y dari x= f -1(y),
diperoleh y= f -1(x).

 Contoh 3. Tentukan rumus untuk f -1(x) bila


y=f(x)=x/(1-x).
 Jawab.
 Langkah1: y = x/(1-x)↔(1-x).y=x
↔x(1+y)=y↔x=y/(1+y); Langkah2: f -1(y) = y/(1+y);
 Langkah3: f -1(x) = x/(1+x);
 Bila f mempunyai balikan f -1 maka f -1 juga
memiliki balikan f sehingga diperoleh,
 f -1(f(x)) = x dan f(f -1(y)) = y.
Jika f mempunyai balikan, maka
x = f-1(y) ↔ y = f(x). y= 3
x+ 1

Catatan. Lambang f-1 bukan berari 1/f.


y= x

Grafik fungsi y=f-1(x) adalah


pencerminan grafik y=f(x)
terhadap garis y=x. Sebagai
contoh, grafik fungsi y=f-1(x)= 3 x + 1 y= x3 − 1

adalah pencerminan grafik


Jika fungsi f dan g memenuhi dua kondisi:
f(g(x)) = x, untuk setiap x dalam domain g
g(f(x)) = x, untuk setiap x dalam domain f
maka dapat dikatakan bahwa, f invers dari g dan
g invers dari f, atau dengan kata lain, f dan g
adalah merupakan fungsi-fungsi invers.

Contoh ; fungsi f(x) = 2x dan g(x) = 1/2 x adalah


fungsi invers sebab :
f(g(x)) = f(1/2x) = 2(1/2x) = x
g(f(x)) = g(2x) = ½.2x = x
jadi : untuk f(x) = 1/2x, f-1(x) = 2x dan,
g(x) = 2x, g-1(x) = 1/2x
dapat dikatakan bahwa suatu fungsi hanya
mempunyai satu invers (tunggal)
 Turunan Fungsi Invers.(Halaman pembetulan)

 Karena grafik f dan f-1 merupakan pencerminan satu


dengan lainnya pada garis y=x, secara intuitif jelas
bahwa jika grafik f-1 tidak mempunyai sudut, maka
grafik f juga demikian. Hubungan antara turunan-
turunan dari f dan f-1 dapat diperoleh sebagai berikut:
 Misalkan (x0,y0) titik pada grafik f-1 dan andaikan f
dapat diturunkan pada y0 dan f’(y0) tidak nol.
 Hubungan ini bila dinyatakan dalam turunan-turunan,
akan diperoleh;
 (f -1)’(x0) = 1/f’(y0) dan
 (f -1)’(x0) = 1/f’(f -1(x0)), untuk lebih mudah,
 y = f -1(x) sedemikian hingga x = f(y)
 Jadi : dy/dx = (f-1)’(x) dan dx/dy = f’(y)= f’(f -1(x))
 Atau : dy  1
dx dx / dy
Contoh soal:
 Fungsi f(x) = x5 + 7x3 + 4x + 1 mempunyai invers:
 a. dapatkan turunan dari f -1 dengan menggunakan
rumus turunan fungsi invers
 b. dapatkan turunan dari f -1 dengan differensial
implisit
 Penyelesaian :
 a. jika dimisalkan y = f -1(x), maka:
 x = f(y)=y5 + 7y3 + 4y +1 , diperoleh:
dx
 5 y 4  21y 2  4
dy
dy 1 1

dx dx / dy 5 y 4  21y 2  4
 b. pendiferensialan secara implisit terhadap x,
menghasilkan :

d d
( x)  (y5  7 y3  4y 1
dx dx
4 dy 2 dy dy
1  5y  21 y 4
dx dx dx
dy
 1  (5 y  21 y  4)
4 2

dx
dy 1

Yang sama dengan jawaban (b) 4

4 2
 dx 5 y 21 y


 Fungsi Eksponen Natural.
 Bilangan e adalah suatu bilangan real yang
merupakan jawaban tunggal dari persamaan ln x = 1.
Nilai hampirannya adalah e = 2,71828……….
 Fungsi eksponen natural adalah suatu fungsi yang
didefinisikan oleh persamaan f(x) = ex.
 Teorema 5. (Hubungan Fungsi ln dengan exp).
Fungsi f : R → (0,+∞), f(x) = ex adalah invers dari
 fungsi g : (0,+∞) → R, g(x) = ln x.
 Bentuk lain dapat ditulis
 y = ex ↔ x = ln y.
Karena antara exp dan ln
adalah fungsi-fungsi yang
saling invers, maka grafik
y = ex adalah grafik y = ln x
yang dicerminkan terhadap
garis y = x. (Seperti gambar
di samping).

Teorema 6 (Sifat Exponen Natural).


Jika a, b є R, maka
1. e0 = 1;
2. ea.eb = ea+b;
3. ea/eb = ea-b;
4. (ea)b = ea.b.
Teorema 7 (Turunan Fungsi Eksponen Natural)
1. d ( e x ) = e x ;
dx

d du
2. (e ) = e u
= e u u'; u' ada. u

dx dx

Contoh 5.
d 1
1. d (e ) = e
x 2
ln x x 2
ln x
( 2
)
x ln x = e x 2 ln x
⎜x
2
+ 2 x ln x

⎟ xe
= x 2 ln x
( 1+ l n x 2 )
dx dx ⎝ x ⎠

d x
2. dx
( e cos x ) = e x ( − s in x ) + ( cos x ) e x = e x ( cos x − s i n x )

Akibatnya, rumus integral fungsi eksponen natural,

 e du  e C
u u
Contoh 6.
2 − x3 − x3 2 − x3
∫xe dx = − 1
3 ∫e (− 3x dx ) = 1
3 e + C.

(Misalkan u = -x3, sehingga du = -3x2)

Latihan.
A. Tentukan turunan fungsi berikut.
1. y = x2 esin x; 2. y = ln (1 - ex)/(1 + ex).

B. Hitung nilai
3
integral berikut.
2
e x dx
1. ∫ x 2
dx ; 2. ∫ ex− 1
1
 Fungsi Eksponen Umum
 Fungsi eksponen dengan bilangan dasar a>0 dan
peubah bebas real x didefinisikan sebagai,
 f(x) = ax = ex ln a.
 Akibatnya, ln ax = x ln a.

 Teorema 8. (Sifat-sifat eksponen umum).


 1. a0 = 1, a>0; 5. a-x = 1/ax, a>0, x,yЄR;
 2. a1 = a, a>0; 6. (ax)y = axy, a>0, x,yЄR;
 3. ax.ay = ax+y, a>0, x,yЄR; 7. (ab)x= ax.bx,a,b>0, yЄR;
 4. ax/ay = ax-y, a>0, x,yЄR; 8. (a/b)x= ax/bx,a,b>0, yЄR
Teorema 9.(Turunan fungsi eksponen Umum).

d
1. ( a x ) = a x ln a, a > 0;
dx

d u u
2. dx (a ) = (a l n a)u'; u' ada.

Akibatnya diperoleh,
u
a
∫ a u du = + C, a > 0, a ≠ 1.
ln a

Cata tan : Bedakan  dengan  fungsif ( x)  x a


Fungsi Logaritma Umum

Jika a>0 dan a ≠ 1 , maka fungsi logaritma dengan


bilangan dasar a, ditulis
y = f(x) = a log x.
Didefinisikan sebagai invers dari fungsi eksponen dengan
bilangan dasar a, ax.
Hubungan kedua fungsi ini ditentukan oleh relasi
y = a log x ↔ x = ax.

Teorema 10.(Hubungan logaritma dengan log. Natural)


1. a log x = ln x / ln a, a>0, a ≠ 1;
2. a log e = 1/ln a; ln a = 1/a log e, a>0, a ≠ 1.
Teorema 11.(Sifat-sifat Logaritma).
Jika a>0 dan a ≠ 1 dan x,y>0, maka
1. alog x.y = alog x + alog y; 4. alog 1 = 0;
2. alog (x/y) = alog x - alog y; 5. alog a = 1.
3. alog xy = y alog x;

Teorema 12.(Turunan fungsi Logaritma Umum).


a
d log e
1. ( a log x ) = , a > 0 , a ≠ 1, x > 0;
dx x
a
d a ( log e).u'
2. ( logu) = , a > 0 , a ≠ 1,u > 0, u' ada;
dx u
Contoh 7.
d 1 ⎞
1. ( 2 x ln x ) = ( 2 x ln x ln 2 ).⎜ x . + ln x ⎟ = ( 1 + l n x ) .( ln 2 ) .2 x ln x
dx ⎝ x ⎠
3 3
d lo g e d lo g e
2. ( 3
lo g (c o s x ) = .
cos x dx
(c o s x ) = . ( − s i n x ) = − 3 l o g e .t a n x
dx cos x
3
u
1 4 4 x
3. ∫ 4
3 3
x
x 2d x = 1
3 ∫4
x
(3 x 2d x ) = 1
3 ∫
u
4 du = 3 +C= +C
ln 4 3 .ln 4

Latihan.
A. Hitung turunan berikut.
1. 2xy = xy2; 2. 2log xy = xy2.
B. Hitung Integral berikut.
2
e ln x e 3
3 log x
1. ∫ dx; 2. ∫ dx
Masalah Laju Perubahan Sederhana

Misalkan suatu populasi yang besarnya setiap saat


berubah bergantung pada waktu t. Bila laju perubahan
populasinya setiap saat sebanding dengan besarnya
populasi saat itu, maka masalah yang muncul
dinamakan Masalah Laju Perubahan Sederhana.
Untuk menyelesaikan masalah ini, misalkan P(t)
= besarnya populasi pada saat t, maka dP/dt
= laju perubahan populasi pada saat t.
Karena diketahui dP/dt sebanding P, terdapat
konstanta k ≠ 0, sehingga
P’ = dP/dt = kP, k ≠ 0. (*)
Jika k > 0, maka populasi bertambah, k < 0 berkurang.
Selanjutnya akan diselesaikan persamaan (*).
dP/P = k dt, k ≠ 0 dan P > 0
∫ dP/P = ∫ k dt
ln P = kt + C1, C1 konstanta sebarang.
P = e kt + C1 = C e kt , C > 0.
Ini berarti, populasinya berubah secara eksponen
terhadap t.
Contoh 8. Laju pertumbuhan penduduk suatu kota pada
setiap saat berbanding lurus dengan jumlah penduduknya
pada saat itu. Bila jumlah penduduk kota itu bertambah dari
1,2 juta jmenjadi 1,8 juta jiwa dalam kurun waktu 20 tahun,
tentukan lamanya waktu yang diperlukan sehingga
penduduk kota itu bertambah dari 1,2 juta menjadi 2,7 juta
jiwa.
Fungsi Trigonometri Balikan.

Balikan dari Sinus diperoleh dengan membatasi


daerah definisinya pada selang [-π/2, π/2], sehingga
x = sin-1 y ↔ y = sin x dan -π/2 ≤ x ≤ π/2.
y = sin x y = s in − 1 x

Grafik y = sin x dan grafik y = sin-1 x.


Fungsi y = f(x) = sin-1x mempunyai Df = [-1, 1]dan
Rf = [-π/2, π/2].
Teorema : y = sin-1x ekivalen dgn sin y=x
Jika : -1≤ x ≤ 1 dan -π/2 ≤ y ≤ π/2
 Contoh Dapatkan :
 a. sin-1(1/2) b. sin-1(-1/√2) c. sin-1(-1)
 Penyelesaian:
 a. misalkan y = sin-1(1/2), persamaan ini ekivalen
dengan, sin y = ½, -π/2 ≤ y ≤ π/2
 Jadi dicari sudut yg mempunyai sinus ½, yaitu
sudut y = π/6.
 Jadi : sin-1(1/2) = π/6.
 b.y = sin-1(-1/√2) ekivalen dgn sin y = (-1/ √2),
diperoleh sudutnya = - π/4
 c. y = sin-1 (-1) ekivalen dengan sin y = -1,
 Diperoleh sudutnya = - π/2
Balikan dari Cosinus diperoleh dengan membatasi
daerah definisinya pada selang [0, π], sehingga
x = cos-1 y ↔ y = cos x dan 0 ≤ x ≤ π.

y = cos x

y = c o s −1 x

Grafik y = cos x dan grafik y = cos-1 x.

Fungsi y = f(x) = cos-1x mempunyai Df = [-1, 1] dan


Rf = [0, π].
Balikan dari Tangen diperoleh dengan membatasi
daerah definisinya pada selang (-π/2, π/2), sehingga
x = tan-1 y ↔ y = tan x dan -π/2 < x < π/2.

y = tan x

y = ta n −1 x

Grafik y = tan x dan grafik y = tan-1 x.

Fungsi y = f(x) = tan-1x mempunyai Df = R dan


Rf = (- π /2, π/2).
Balikan dari Secan diperoleh dengan membatasi dae-
rah definisinya pada selang [0,π/2)U (π/2,π], sehingga
x = sec-1 y ↔ y = sec x dan 0 ≤ x ≤ π, x ≠ π/2.
y = sec x y = sec−1 x

Grafik y = sec x dan grafik y = sec-1 x.


Fungsi y = f(x) = sec-1x mempunyai Df = R – [-
1,1]
dan Rf = [0, π] –{π/2}.
Teorema 13. (Turunan Balikan fungsi Trigonometri)
d 1 d 1
1. dx ( s i n −1
x ) = , − 1 < x < 1; 3.
2 (t a n x ) =
−1
2
1− x dx 1+ x

d −1 d 1
2. (
cos −1
x = ) , − 1 < x < 1;
4. (
sec −1
)
x = , x> 1
dx 1− x 2
dx x 2
x −1

Akibatnya, diperoleh integral berikut,


1
1. ∫
−1
dx = s i n x +C
2
1−x

1
dx = tan− 1 x + C
2. ∫ 1+x 2

1
3. ∫ d x = s ec −1 x+ C
x x2 − 1
Contoh-contoh soal;
 1.Dapatkan dy/dx jika,
 a. y = sin-1 (x3) b. y =sec-1 (ex)
 Penyelesaian :
 a. dy  1
(3x ) 
2 3
dx 1  ( x ) 3. 2 1  x6

dy 1 1
 b.  (e x ) 
dx e x (e x ) 2  1 e2x  1
dx
 2. Hitung  1  3x 2
 Misalkan ;u=√3x, du = √3 dx, menghasilkan :
dx 1 du 1 1 1 1
 1  3x 2  3  1  u 2  3 tan u  C  3 tan 3x  C
Fungsi Hiperbolik dan Balikannya.

Fungsi Hiperbolik diperoleh dari campuran fungsi ex


dan fungsi e-x. Fungsi sinus hiperbolik, cosinus
hiperbolik dan empat fungsi hiperbolik lainnya,
didefinisikan sebagai berikut.
1 −x 1 x −x
s in h x = (e x − e ) cosh x = (e + e )
2 2
s in h x cosh x
ta n h x = c o th x =
cosh x s in h x
1 1
sec h x = csc h x=
cosh x s in h x

Berlaku hubungan : cosh2 x – sinh2 x = 1


y = s in h ( x )

y = cosh(x )

Teorema 14. (Turunan fungsi hiperbolik)


d d
(sinh x ) = cosh x (cosh x ) = sinh x
dx dx
d d
(tanh x ) = sec h 2 x (coth x ) = − csc h 2 x
dx dx
d d
(sec h x ) = − sec h x. tanh x (csc h x ) = − csc h x.coth x
dx dx
Balikan Fungsi Hiperbolik.

Dengan cara membatasi daerah definisi fungsi hiper-


bolik pada suatu himpunan tertentu agar fungsinya
satu-kesatu, maka dapat didefinisikan balikan fungsi
hiperbolik sebagai berikut.
x = sinh-1y ↔ y = sinh x
x = cosh-1y ↔ y = cosh x, x ≥ 0
x = tanh-1y ↔ y = tanh x
x = coth-1y ↔ y = coth x, x ≠ 0
x = sech-1y ↔ y = sech x, x ≥ 0
x = csch-1y ↔ y = csch x
Karena fungsi hiperbolik dapat dinyatakan sebagai
fungsi eksponen, maka balikannya dapat dinyatakan
sebagai fungsi logaritma natural.
Teorema 14. (B a l i k a n fungsi hiperbolik dalam logaritma)
sinh − 1 x = ln ( x + x 2
+ 1.
−1 2
cosh x = ln ( x + x − 1, x > 1.
−1 1+ x
ta n h x = ln , − 1 < x < 1.
1− x
−1 x + 1
c o th x = ln , x ∉ [ − 1 , 1].
x − 1
2
−1 1+ 1− x
sec h x = ln ( , 0 < x ≤ 1.
x
2
Pembuktian rumus sinh-1x
 x = sinh y = e y  e  y atau ey -2x –e-y = 0
2
 Kalikan persamaan dengan ey, diperoleh:
 e2y -2xey – 1 = 0
 e =
y 2 x  4 x 2
4
 x  x2 1
2
 Karena ey >0, maka yang minus diabaikan
 ey = x + √x2 + 1

 Dengan mengambil nilai ln nya :


 ln ey = ln (x + √x2 + 1, y = ln (x + √x2 + 1
 sinh-1x = ln (x + √x2 + 1
 Rumus-rumus turunan:

d 1
 a. d (sinh 1 x)  1 b.
1
(cosh x)  
dx x2 1
dx 1 x 2

d 1 1 d 1
 c. (tanh x)  d.
1
(coth x)  
dx 1 x 2 dx 1 x2

d 1 1 d 1 1
 e. (sec h x)  f. (csc h x)  
dx x 1 x 2 dx x 1 x2
 Bentuk Integralnya:
du
 1 u2
 sinh 1 u  C

du
 u2 1
 cosh 1 u  C , (u1)

du
  1 u2
 tanh-1u + C, jika |u| <1
 coth-1u + C, jika |u| >1
du
u 1 u2
  sec h 1 u  C

du
u 1 u2
  cos ch 1 u  C
PEMAKAIAN INTEGRAL
TERTENTU
 1. MENGHITUNG LUAS BIDANG DATAR
 A. LUAS DAERAH ANTARA GRAFIK Y=f(X) DAN
SUMBU X DARI X=a HINGGA X=b

b
y y  f (x)

 S = |  f ( x)dx |
S
a

b x
a
B. LUAS DAERAH DIANTARA DUA
GRAFIK, y1=f1(X) dan y2=f2(x)
b b
S=
 f ( x)dx   f
a
1
a
2 ( x)dx

y y1  f1 ( x)

S
y2  f 2 ( x)

A(a,0)
x
B (b,0)
C. Luas daerah diantara dua kurva
yang berpotongan
 S= b b

 f ( x)dx   f
a
1
a
2 ( x ) dx

y
y1  f1 ( x)
S
y2  f 2 ( x)

x
A(a,0) B (b,0)
D. Luas daerah yang
dibatasi oleh 3 buah grafik
b c
• S=
  f ( x)  f
a
1 2 ( x) dx   f
b
3 ( x)  f 2 ( x) dx

y y1  f1 ( x)
y3  f 3 ( x )
S
y2  f 2 ( x)

A(a,0) B(b,0) C (c,0) x


E. Luas antara grafik x=v(y)
dan grafik x=w(y)
d
s    w( y )  v ( y ) dy
c

y
d
x  w( y )
x  v(y)
c x
Beberapa Contoh Soal
 1. Hitung luas daerah antara grafik y = x2+1
 Terhadap sumbu x dari x=-1 dan x=2
 2. Hitung luas daerah antara grafik y1 =x+6 dan y2
=x2
 3. Hitung luas daerah yang dibatasi oleh grafik y =
sinx dengan sumbu x dari x=0 s/d x=2π
 4. Hitung luas daerah antara grafik y1=2-x2 dan
grafik y23  x 2
2. Menghitung luas benda dari 2
buah grafik y1=f(x) dan y2=f(x)
dengan sumbu x
 Contoh ;
 Dapatkan luas daerah yang dibatasi oleh x=y2 dan
y=x-2 terhadap sumbu x.

4,2
2
A2
0 A
1

 1 1,1
Menghitung luas benda dari
grafik x=f(y) dengan sumbu y
 Contoh ;
 Dapatkan luas daerah yang dibatasi oleh x=y2 dan
y=x-2 terhadap sumbu y.

0
4,2
2

1 2 4
1,1
2
3. MENGHITUNG VOLUME BENDA
MENDAPATKAN VOLUME DENGAN
IRISAN; CAKRAM DAN CINCIN

 1. IRISAN CINCIN

2. IRISAN CAKRAM
A. Menghitung VOLUME BIDANG
PERPOTONGAN YG TEGAK LURUS SUMBU -X

Perhatikan gambar benda dibawah ini yang dibatasi


oleh dua bidang datar tegak lurus sumbu x di titik
x=a dan x=b
y S x  V  S x
1 2

 V  S ( x ) x
b

s2 V   S (x )x, untukx  0
x s1 a
b

a V  lim x 0  S ( x) x
x b a
b
V   S ( x)dx
a
B. Volume Benda Putar
dengan metode cakram
 Misalkan y=f(x) tak negatif dan kontinyu pada (a,b)
dan R adalah luas yg batas atasnya adalah grafik
y=f(x), batas bawahnya sb x, sisi2nya dibatasi x=a
s/d x =b. Bila diputar thdp sb x, terjadi suatu benda
padat bberupa lingkaran. S= A(x)=πr2 = πy2=π[f(x)]2
  2
 V= [ f ( x )] dx

y
a
y

y  f (x )
y  f (x)
x a x
a b b
Menentukan volume benda dengan
metode cakram
► Contoh ; dapatkan volume benda padat yg didapat
dari daerah dibawah kurva y= x pada selang (1,4)
diputar terhadap sb x
► V =  [ f ( x)] dx
b
y

2

a

2 4
x  y x
4 4

= y=
 [ x ] dx    [ x]dx    8 
2

1 1
2 1 2

x
1 4
C. Menentukan volume benda dengan metode cincin
 Misalkan akan dihitung volume benda antara grafik y=f(x)
dan g=f(x) terhadap sumbu-x.
 Karena bidang perpotongan pada x mempunyai jari-jari
dalam g(x) dan jari2 luar f(x) maka luasnya adalah ;
 A(x)= π[f(x)]2 – π[g(x)]2=π{[f(x)]2-[g(x)]2}
 Sehingga
b
Volume benda putarnya ;
 V=   {[ f ( x )] 2
 [ g ( x )]2
}dx y
y a

y  f (x) y  f (x)

y  g (x)
y  g (x)
x
b x a b
a
Contoh: menentukan volume benda
padat dengan metode cincin
 Dapatkan volume dari benda padat yang dibentuk bila
daerah antara grafik f(x)=1/2+x2 dan g(x)=x yang
terletak antara selang (0,2) terhadap sumbu-x
V=   {[ f ( x)]  [ g ( x)] }dx =   {[ 1  x ]  x }dx
b 2
 2 2 2 2 2

a 0
2
2 2
1 2 4 1 4 x x5 2
 V= 0  {[ 4  x  x ]  x }dx   0 [ 4  x ]dx   [ 4  5 ]0
2

y 1
y   x2
y 1
y   x2
2
2

yx
yx
x x
0 0
Menentukan volumen benda padat dengan
irisan cakram dan cincin terhadap sumbu y

y y
d d
u  f ( y) u  f ( y)

c
x c x

d
V    2
[u ( y )] dy
c
Volume benda padat dengan irisan
cincin terhadap sumbu y
V   x{[u ( y )]2  [v( y )]2 }dy
y y

x  u( y) x  v( y ) x  u( y) x  v( y )

x x
Contoh soal :
volume benda diputar terhadap sb y
 Dapatkan volume benda yang diputar terhadap sb-
y dari grafik; y= x dan y=2, x=0


b
y 5
2
V    [v( y )]   [ x( y ) ] dy 
2 2 2

a
5 0
Panjang suatu kurva pada bidang
 Menghitung panjang busur dari suatu kurva
bidang dengan integral tertentu
 Hanya memperhatikan kurva2 yang
merupakan grafik suatu fungsi
 Panjang Busur
 jika f’ kontinyu pada suatu selang dimana
 Y=f(x) adalah kurva mulus


Masalah panjang busur
 Andaikan f adalah fungsi mulus pada selang (a,b).
 Dapatkan panjang busur L dari kurva y=f(x) pada
selang (a,b)
y y  f ( x)

x
a b
Bagilah lintasan fungsi f=y(x) menjadi n bagian seperti gambar
dibawah ini, dari selang (a,b) Misalkan P0,P1,………Pnadalah titik-titik
pada kurva yang koordinat-x nya adalah a, x1,x2…..xn-1,b dan
hubungkan titik tsb dengan segmen garis lurus.
Bentuk segmen tersebut adalah lintasan polygonal atau sebagai
pendekatan dari kurva y=f(x)

y P2 Pn
P1
P0 xn

x
x1 x2 xn b
a
Diambil satu segmen bagian dari lintasan
polygonal tsb yaitu : selang-k = Lk
Lk  ( (xk ) 2  (yk ) 2  (xk ) 2  [ f ( xk )  f ( xk 1 )]2 ()
xk 1 xk
dengan teorema nilai tengah, ada titik antara dan

f ( xk )  f ( xk 1 )
 f ' ( xk )atau f ( xk )  f ( xk 1 )  f ' ( xk )xk
y xk  xk 1

f ( xk )
jadi()dapat  ditulis :
Pk x k 1
Lk  1  [ f ' ( xk )]2 xk
Lk yk  f ( xh )  f ( xh 1 )
f ( xk 1 ) Pk 1 Berarti panjang dari seluruh lintasan
polygonal adalah ;
xk n n

L  
k 1
k
k 1
1  [ f ' ( xk )]2 xk

x k 1 xk x L  max lim xk 0 


n
1  [ f ' ( xk )]2 xk
k 1

xk  0
b
L a
1  [ f ' ( x )]2 dx
Rumus Panjang Busur
 Jika f adalah fungsi mulus pada (a,b) maka
panjang busur L dari kurva y = (x) dari x=a, x=b
didefinisikan ;
b b dy 2
L   1  [ f ' ( x)] dx
2   a
1 (
dx
) dx

 Untuk kurva dlm bentuk x=g(y) dengan g’


kontinyu pada (c,d) panjang busur L dari y=c ke
y=d adalah:
d d dx 2
L   1  [ g ' ( y )] dy  
2
1  ( ) dy
c c dy
Contoh Soal
 1. Dapatkan panjang busur dari kurva y=x3/2
 Dari (1,1) ke (2,2√2), terhadap sumbu-x dan
terhadap sumbu-y

 2. Dapatkan panjang busur dari kurva y=2x


dari (1,2) ke (2,4) terhadap sumbu-x dan
sumbu-y
Integral tak Wajar
Aturan ‘Hopital
 Yang disebut Integral tak wajar:
 1. Integral yang Integrannya menjadi tak hingga
dalam selang integral a≤x≤b
2 1
2
1 x 2
dx
Menjadi tak terhingga pada x=1 (tak kontinyu)

2. Integral pada selang –selang tak terhingga


  b

 a
f ( x)dx  lim  f ( x)dx
b 
a Sebab b=∞
Cara menyelesaikan Integral tak wajar
• A1)Fungsi f(x) diskontinyu di x=a
b

•Dgn Integral tertentu  f ( x )dx


a
=luas daerah
• yg dibatasi oleh garis x=a, x=b, grafik y=f(x)
ydan sumbu x
y
y  f (x) x  a 

x x
xa xb 
b
xa xb
L  f ( x ) dx 
integral tak wajar
a

• Dibuat substitusi
b
x=a+є, menjadi wajar
L  lim
 0
 f ( x)dx 
a
A2)Fungsi f(x) diskontinyu di x=b
b

Dgn Integral tertentu  f ( x)dx =luas daerah yg


a
• dibatasi oleh garis x=a, x=b, grafik y=f(x) dan sumbu x

y  f (x)
y
y
x
xa xb xa 
b x  b x
•L   f ( x)dx  integral tak wajar
a

• Dibuat substitusi x=b-є, menjadi wajar


b
L  lim
 0
 f ( x ) dx 
A3)Fungsi f(x) diskontinyu di x=c, (a<c<b)
b

Dgn Integral tertentu  f ( x)dx =luas daerah yg


a
• dibatasi oleh garis x=a, x=b, grafik y=f(x) dan sumbu x

y  f (x)
x  c  1 x  c  2
y
y
x x
xa xb xa
b xc xb

•L   f ( x)dx  integral tak wajar


a

• Dibuat substitusi x=c+  2 , dan x=c-  1 menjadi wajar


c  1 b
L  lim
 0

a
f ( x ) dx  lim
 0  f ( x)dx
c 2
B1)Fungsi f(x) diskontinyu di x=a=∞
b

• Dgn Integral tertentu  f ( x)dx =luas daerah


a
• yg dibatasi oleh garis x=a, x=b, grafik y=f(x) dan
sumbu x
y
y
y  f (x)

x x
xa xb
b
x xb
L   f ( x) dx 
integral tak wajar

• Dibuat substitusi a=∞, menjadi wajar


b
L lim 
a 
f ( x ) dx 
a
B2)Fungsi f(x) diskontinyu di x=b=∞
b

• Dgn Integral tertentu  f ( x)dx =luas daerah


a
• yg dibatasi oleh garis x=a, x=b, grafik y=f(x) dan
sumbu x
y
y
y  f (x)

x x
xa xb xa x

L  f ( x)dx  integral tak wajar
a b
• Dibuat substitusi b=∞, menjadi wajar L  lim  f ( x)dx 
b  a
B3)Fungsi f(x) diskontinyu di x=a=∞ dan x=b=∞
b

Dgn Integral tertentu  f ( x)dx =luas daerah yg


a
• dibatasi oleh garis x=a, x=b, grafik y=f(x) dan sumbu x
y  f (x)
y
y
x x
xa xb
xa xc xb



• L  f ( x)dx  integral tak wajar

• Dibuat substitusi x=a=∞, dan x=b=∞ menjadi wajar


c b
L  lim  f ( x )dx  lim  f ( x)dx
b 
a  a c
Bentuk tak Tentu Tipe 0/0
 Aturan L’Hopital
 Untuk setiap limit ;

x2  4 sin x

lim x2
dan lim
x 0 x
x2
 Penyebut dan pembilangnya keduanya mendekati nol,
limit seperti ini sebagai bentuk tak tentu tipe 0/0.
 Limit ini dapat mempunyai harga bilangan riil atau
divergen.
 Istilah tak tentu adalah bahwa limit tidak dapat
ditentukan tanpa beberapa kerja tambahan
Teorema Aturan L’Hopital bentuk 0/0

 Misalkan limit menyatakan salah satu limit


lim , lim , lim , lim , lim
x a xa  xa  x   x  
Dan anggap bahwa lim f(x)=0 dan lim g(x)=0
Jika lim lim f ' ( x ) mempunyai niai berhingga L,
g ' ( x)

atau jika limit ini +∞ atau -∞ maka lim


f ( x) = f ' ( x)
lim lim
g ( x) g ' ( x)
Langkah-langkah Aturan L’Hopital
f ( x)
• Langkah 1;periksa bahwa lim
berbentuk tak
g ( x)
• tentu, jika tidak, tidak dpt digunakan
• Langkah 2;diferensialkan f dan g secara terpisah
f ' ( x)
• Langkah 3;tentukan lim .Jika limit ini
g ' ( x) f ( x)
berhingga, +∞, atau -∞, maka itu = lim
g ( x)

x2  4 sin 2 x
Contoh : lim dan lim
x2 x2 x 0 x
SOAL UJIAN QUIS
• 1. Hitung luas bidang datar dr fungsi ;
• F(x)=x2 + 2 dengan g(x)=x+4
• 2.Hitung volume benda yg diputar terhadap sb x dari:
y=x+1, x=3, y=0
• 3.Hitung panjang busur dari y=x3/2 thdp sbx, dr titik
(1,2) dan (2,4)
• 4.Apakah Integral2 dibawah ini termasuk integral tak
wajar?selesaikan!

• A. dx
1
• B.  1
0 2  2x

x
2
ln xdx
0

Anda mungkin juga menyukai