Anda di halaman 1dari 27

Diskusi handling

cytostatic dan uji


sterilisasi
Erwulan Darwinda (611810074)
Mirdarai D.Nurmala (611810092)
Yeni Rahmawati (611810113)
Latar Belakang
 Salah satu bentuk penanganan kanker adalah kemoterapi.
Dalam pelaksanaannya, kemoterapi menggunakan obat-
obatan sitostatika. Sitostatika adalah kelompok obat (bersifat sitotoksik) yang
digunakan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker. Obat sitotoksik
dikenal sangat beracun bagi sel, terutamamelalui aksinya dalam melakukan
reproduksi sel. Obat-obat tersebut terbukti bersifat karsinogenik, mutagenik
atau teratogenik. Obat-obatan ini semakin banyak digunakan dalam berbagai
pengaturan perawatan kesehatan untuk pengobatan kanker dan kondisi medis
lainnya seperti rheumatoid arthritis, multiple sclerosis dan gangguan auto-
imun. Umumnya, bahan sitotoksik diidentifikasi oleh simbolungu yang
menggambarkan sel di fase telofase akhir (Public Health and ClinicalSystems,
2012).
Cara Pemberian
Obat sitotoksik diberikan terutama secara intravena dan membutuhkan rekonstitusi
serta pengenceran. Kegiatan persiapan, administrasi dan pembuangan agen kemoterapi
membutuhkan praktek profesional khusus yang terampil dan sangat berpengetahuan.
Obat sitotoksik berpotensi berbahaya bagi personel
dan pasien, dan membutuhkan pembuangan limbah yang tepat. Masalah penanganan
yang aman dari limbah berbahaya harus diatasi di semua pengaturan perawatan
kesehatan. Paparan kemoterapi terhadap profesional perawatan kesehatan dapat terjadi
selama persiapan obat, administrasi, atau pembuangan peralatan, atau ketika menangani
ekskreta manusia baik melalui inhalasi, penyerapan melalui kontak kulit langsung, atau
rute konsumsi (Sismondiet al.,2001).
Pengertian Sitostatika

 Sitostatika adalah suatu pengobatan untuk mematikan sel – sel secara fraksional
( fraksi tertentu mati), sehingga 90 % berhasil dan 10 % tidak berhasil. (Hanifa
Wignjosastro, 1997)
 Bahan Sitostatika adalah zat/obat yang merusak dan membunuh sel normal dan sel
kanker, serta digunakan untuk menghambat pertumbuhan tumor malignan
 Istilah sitostatika biasa digunakan untuk setiap zat yang mungkin genotoksik,
mutagenik, onkogenik, teratogenik, dan sifat berbahaya lainnya. Sitostatika tergolong
obat beresiko tinggi karena mempunyai efek toksik yang tinggi terhadap sel, terutama
dalam reproduksi sel sehingga dapat menyebabkan karsinogenik, mutagenik dan
tertogenik
Penanganan sitostatika harus
memperhatikan :
1. Tehnik aseptik
2. Pemberian dalam biological safety
cabinet
3. Petugas yang bekerja harus terlindungi
4. Jaminan mutu produk
5. Dilaksanakan oleh petugas yang terlatih
6. Adanya Protap
Standar kerja yang harus dipersiapkan meliputi :
1. Tehnik khusus penanganan sitostatika
2. Perlengkapan pelindung (baju, topi, masker, sarung
tangan)
3. Pelatihan petugas
4. Penandaan, pengemasan, transpotasi
5. Penanganan tumpahan obat sitostatika
6. Penanganan limbah 
Contoh Prosedur tetap penanganan sitostatika yang aman terdiri dari :
1.  Persiapan
 Bahan    : obat sitostatika, pelarut
  Alat        : spuit, jarum, baju, sarung tangan, masker, topi, sarung kaki
2.  Protap ruang aseptik
3.  Protap pengerjaan dalam ampul
4.  Protap pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan saat penyiapan
     sitostatika
5.  Protap penanganan jika obat jatuh dan pecah
6.  Protap penanganan limbah sitostatika
Ruangan ini terletak antara ruang cuci tangan dan ruang aseptik, di ruanngan ini petugas
menggunakan perlengkapan steril
 2. Ruang Cuci Tangan
Ruangan ini digunakan untuk membersihkan tangan sebelum dan sesudah melakukan
penanganan obat sitostatatika

B. Alat
1. Pass Box
Jendela antara ruang administrasi dan ruang aseptik berfunsi untuk keluar masuknya obat kedalam
ruang aseptik
2. Laminan Air Flow (LAF)
LAF yang digunakan untuk pecampuran sitostatika adalah tipe : Biological Safety Cabinet (BSC).
Validasi hepa filter dilakukan setiap 6 bulan dengan jalan kalibrasi. Hepa filter diganti setiap 4 tahun
sekali. Aliran udara yang masuk kedalam LAF harus konstan
3. Kelengkapan APD ( Alat pelindung diri)
Kelengkapan ini terdiri dari :
a. Baju                : Terbuat dari bahan yang tidak mengandung serat harus menutupi seluruh
anggota badan kecuali muka
b. Topi                :   harus menutupi kepala sampai leher
c. Masker           :   harus mempunyai kaca plastik
d. Sarung tangan :   digunakan rangkap dua dan terbuat dari bahan latex
e. Sepatu            :   terbuat dari bahan yang tidak tembus benda tajam
Daerah di mana obat sitostatik yang ditangani harus memenuhi berikut ini :
● Rekonstitusi obat sitostatik harus dilakukan secara terpisah area, jauh dari bangsal umum dan / atau
kegiatan farmasi dan jalan raya yang sibuk di dalam gedung.
● Rekonstitusi harus dilakukan di kabinet keselamatan biologis (BSC) dan harus dipisahkan dengan jelas dari
daerah
Aktifitas lain. Ini harus terpisah, berlabel, dan area bebas konsep.
● Area terpisah untuk mengganti pakaian dan penyimpanan yang terpisah dari pelindung dan normal
pakaian harus terletak di luar pintu masuk ke area rekonstitusi.
● Ruang kosong di area kerja seharusnya
setidaknya 1,5 m2 dan minimal 1 m lebar. Kamar setidaknya harus 10 m2 Seharusnya tidak ada konsep.
● Pembangunan area harus
memungkinkan untuk pembersihan menyeluruh. Seharusnya ada menjadi objek sesedikit mungkin
ditempatkan di area, penutup lantai harus dibuat bahan sintetis, dan lantai harus memperpanjang sekitar 10
cm di dinding, yang dilapisi dengan cat yang bisa dicuci.
● Akses ke area kerja seharusnya
terbatas hanya untuk personel yang berwenang dan terlatih.
Lanjutan.............
● Makanan atau minuman tidak boleh dikonsumsi didaerah di mana obat sitostatik ditangani.
Tidak boleh merokok di dalam area ini. Hanya obat sitostatik dan peralatan kerja dapat disimpan di sini area:
tidak ada makanan atau minuman.
● Idealnya, di apotek dan bangsal,obat sitostatik harus disimpan secara terpisah di dalam lemari pengaman
berventilasi nampan tetes dilepas.
Jika perlu, simpan sitostatik dalam lemari es yang bisa dibersihkan dengan mudah setelah tumpahan, sesuai
dengan tindakan pencegahan yang tepat (lihat bagian "Prosedur Pembersihan Setelah Kecelakaan").
● Setelah menyelesaikan prosedur yang melibatkan obat sitostatik dan menghilangkan pelindung peralatan,
karyawan harus terlebih dahulu cuci tangan dan wajah Semua karyawan baru menangani sitotoksik bahan
harus menerima yang memadai pendidikan dan pelatihan, dan seharusnya secara teratur dilatih ulang.
Karyawan harus menyadari bahaya, mampu bertindak secara bertanggung jawab, dan tahu bagaimana
bereaksi dalam keadaan darurat. Pelatihan langkah-langkah harus didokumentasikan, terus ditingkatkan dan
diperbarui.
TUJUAN HANDLING CYTOTOXIC
 Cegah kontak langsung atau  terjamin stabilitas produk
keterpaparan petugas akhir sitostatika setelah
kesehatan terhadap sitostatika dicampur / dioplos
pada waktu pencampuran,  terjamin keamanan buangan
pengoplosan , dan pemberian sisa sitostatika dan material
kepada pasien. yang dipakai yang telah
 Terjamin sterilitas produk terkontaminasi dgn
akhir sitostatika sitostatika
FASILITAS YANG DIBUTUHKAN

 Fasilitas fisik: ruang steril, biological safety box , kalibrasi bsc 6


bulan sekali.
 Perlengkapan pelindung.
 Tehnik khusus : pelatihan pencampuran atau pengoplosan
sitostatika
 Peralatan penunjang utk membuat sediaan yang disesuaikan
dengan jenis sediaan yang akan dibuat injeksi,infus, atau serbuk
RUANG STERIL

 Pasang hepa filter , udara bersih , bebas debu


 Fogging 1x seminggu dgn alkohol 70 %
 Uji sterilitas 1x sebulan
 Ruang ganti, ruang adm ,terpisah
 Ganti hepa filter 1x setahun
 Ruang dilengkapi pass box tempat keluar sediaan obat
PREPARATION AREA
 Harus di ruangan terpisah (clean room), ukuran clean room tergantung
besaran kegiatan.
 Lantai dari vinyl atau epoxy, dapat dicuci
 Ada fasilitas cuci tangan
 Laminair air flow cabinet
 Hepa filter penyaring udara
 Ada lemari pendingin
 Penerangan baik
 DILENGKAPI PASS BOX tempat keluar masuk obat.
 Dilarang merokok, makan, minum di daerah tersebut.
Biological Safety Cabinet
 Perlengkapan pelindung petugas
 Baju pelindung sebaiknya
disposible
 Sarung tangan (disposible),bebas
talc
 Kaca mata /google
 Masker (disposible)
 Topi (disposible)
 Sepatu khusus
PERSIAPAN PENCAMPURAN OBAT SITOSTATIKA

1. CUCI TANGAN dan keringkan


2. Pakai perlengkapan pelindung
3. Persiapkan clean room:
- HIDUPKAN blower atau exhaust system
- DESINFEKSI 5 MENIT dgn alkohol 70 %
- MEJA KERJA ALAS DGN ALAS KHEMOTERAPY
- Sediakan KANTONG BUANGAN
4. Jenis alat lain disesuaikan dgn sediaanyg akan dibuat
5. Proses pencampuran /pengoplosan bdsk protap sesuai jenis sediaan
dgn cara seaseptis mungkin.
STABILITAS OBAT

1. Sifat fisis / khemis


A. Pelarutnya harus sesuai dgn sitostatika.
B. Stabilitas/ waktunya mis fluorouracil segera digunakan pd suhu kamar
miitomycin Stabil hanya 3 jam dalam larutan methotrexate segera digunakan
C. Pengaruh cahaya tidak tahan terurai cth : vinblastin ,vincristin, MT X , mitomycin
D. Reaksi dgn wadah : cth paclitaxel tdk boleh pakai PVC bag,memasukkan
kedalam
Infus harus pelan2 melalui dinding tabung agar tak berbusa, dan jangan dikocok.
E. Carboplatin tdk boleh pakai needle dari al
2. Penyimpanan / suhu
- Temp kamar : citarabin , asparaginase
- Dactinomycin : suhu 2-8 C
- Fluorouracil : tidak boleh dalam lemari es
- Gemcitabin : tidak boleh dalam lemari es kristal
3. Tidak boleh dikocok
- Cth : interferon, paclitaxel
4. Hanya boleh melalui iv infusion : danorubicin
5. Tidak boleh multiple dose : carmustin
Bentuk sediaan yg dibuat
 Sediaan sitostatika yang diberikan
 Tablet, serbuk , injeksi, dan infus
 Injeksi : jika berbentuk serbuk kering larutkan dahulu dengan aqua
pro injeksi . ambil berapa vol yang sesuai dgn dosis yang
diperlukan untuk disuntikkan ke pasien.
 Infus : bahan injeksi serbuk larutkan dalam pelarut , ambil
sejumlah vol obat sesuai dosis, encerkan dgn sejumlah vol larutan
infus yang sesuai dgn obat, beri ke pasien secara infus tetes demi
tetes sesuai route nya.
 Serbuk : ambil sejumlah bahan obat / tab , gerus bagi menjadi
pulveres.
CONTOH SITOSTATIKA
 DOXORUBICIN----- DOXORUBIN 10 &50MG , VIAL
 CARBOPLATINUM --- CARBOSIN 50,150,500 MG, VIAL
 VINCRISTINE -------- VINCRISTINE PCH 1, 2 MG, VIAL
 ETOPOSIDE ----------- POSYD 100 MG, VIAL
 CISPLATINUM -------- PLATOSIN 10 MG 50 MG, VIAL
 TAMOXIFEN ---------- TAMOPLEX 10 , 20 MG , TAB
 CA LEUCOVORIN ---- RESCUVOLIN , 15 &50 MG VIAL
 CYCLOPHOSPHAMID, MELPHALAN , CHLORAMBUCIL DLL
 CAPECITABINE------- XELODA , TAB 500 MG.
SITOSTATIKA YG MENGIRITASI KULIT
 Adriamycin ( doxorubicin )
 Bleomycin
 Capecitabin
 Cisplatin
 Dacarbazine
 Danorubicin
 Epirubicin
 Lomustine
 Melphalan
 Mitomycin c
 Streptzocin dan vinca alkaloid.
ANTI DOTE SITOSTATIKA
Hal-Hal yg perlu diinformasikan kpd
pasien Rawat jalan yg dpt Soitostatika
1. Capecitabine tab:
- Tab ini diminum sebaiknya ½ jam sesudag makan pagi dan malam krn absorbsi nya
Sangat baik bersama makanan,dgn segelas air putih.
- Obat ini diminum selama bbrp hari saja ,jangan diminum pd siklus istirahat
- Jika mulut dan kerongkongan sakit, minum air yang banyak sikat gigi dgn sikat yg
lembut.
- Jika rambut rontok dan indera pengecap berubah akan kembali normal jika
Terapi dihentikan..
- Jika terjadi diare minum air banyak , jika lebih dari 4-6 x sehari hubungi dokter.
- Tunda dahulu hamil krn akan mempengaruhi janin
2. Letrozole tab
- makan secara teratur tab ini pd jam yang sama.
- Jika jadwal terlewati segera minum ketika ingat , tp
jika jaraknya terlalu dekat dgn jadwal berikutnya lompati saja
ke jadwal semula .Jangan minum obat ini dgn dosis berganda.
- Sebelum diterapi dgn obat ini beritahu dokter bahwa bila anda
sedang hamil , menyusui, dan belum menopause.

3. Cisplatin
Lakukan pemeriksaan neurologi dan pendengaran secara teratur
Hati2 mengendarai kendaraan dan menjalankan mesin hindari
kontak dgn alumnium
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai