Anda di halaman 1dari 19

HANDLING CYTOSTATICA

Kelompok 2
Mashinta cahya R (18080010)
Nendy ayu afriyani (18080013)
Tri mulya prihartini (18080014)
Nisa fatikhatul riski (18080015)
Kristiyaningrum (18080018)
HANDLING CYTOSTATICA
Cytostatica atau oncolytica, berasal dari bahasa yunani :
Kytos = sel
statis = terhenti
ongkos = benjolan
lysis = melarutkan
zat-zat yang dapat menghentikan pertumbuhan pesat
dari sel-sel ganas
HANDLING CYTOSTATICA
Bahan Sitostatika adalah zat obat yang merusak dan
membunuh sel normal dan sel kanker, serta
digunakan untuk menghambat pertumbuhan tumor
malignan. Sitostatika tergolong obat beresiko tinggi
karena mempunyai efek toksik yang tinggi terhadap
sel, terutama dalam reproduksi sel sehingga dapat
menyebabkan karsinogenik, mutagenik dan
tertogenik
HANDLING CYTOSTATICA

   Tujuan penanganan bahan sitostatika adalah untuk menjamin


penanganannya yang tepat dan aman di rumah sakit
  Penanganan sitostatika harus memperhatikan :
1. Tehnik aseptik
2. Pemberian dalam biological safety cabinet
3. Petugas yang bekerja harus terlindungi
4. Jaminan mutu produk
5. Dilaksanakan oleh petugas yang terlatih
6. Adanya Protap
Yang diperlukan untuk penanganan sitostatika

Ruang
1. Ruang Aseptik
2. Ruang Transisi
3. Ruang Cuci Tangan

Alat
1. Pass Box
2. Laminan Air Flow (LAF)
3. Kelengkapan APD ( Alat pelindung diri)
4.   Biological Safety cabinet (BSC)
Prosedur Kerja Penanganan Obat sitostatika

Standar Prosedur Kerja meliputi


1. Fasilitas fisik yang dibutuhkan untuk melindungi operator
dan produk
2. Pakaian pelindung yang melindungi operator dan produk
3. Prosedur pelatihan untuk personal
4. Teknik khusus yang diperlukan untuk safe handling
cytotoxic
5. Prosedur pembersihan tumpahan obat
6. Prosedur pemberian label, pengemasan, transportasi dan
pembuangan limbah cytotoxic
1. Fasilitas Fisik

Australian standard 2639 mensyaratkan menggunakan Cytotoxic Drugs


Safety Cabinet (CDSC) yang diletakkan dalam Clean Room. CDSC dan
Clean Room dilengkapi dengan HEPA Filter. Cytotoxic Drugs Safety
Cabinet yang digunakan bisa Type ISOLATOR atau Biological Safety
Cabinet dengan aliran Vertikal
Perawatan Cytotoxic Drugs Safety Cabinet & Clean Room :
·    Cytogard dibersihkan setiap hari dengan desinfectant atau detergent .
·        Desinfeksi clean room dilakukan 1 kali seminggu.
·    Uji mikrobiologi dilakukan secara periodik untuk memeriksa apakah
HEPA Filter bekerja dengan baik sehingga dapat menjaga sterilitas
sediaan
·      Pengukuran jumlah partikel didalam Cytogard maupun dalam clean
room dilakukan secara periodic.
2. Pakaian Pelindung

a. Pakaian ( Gown )
b. Sarung tangan
c. Tutup Kepala
d. Tutup Kaki
e. Masker & Kaca mata
3. Personal

 Personal yang akan terlibat dalam preparasi obat sitostatika harus mendapatkan pelatihan
yang memadai tentang teknik aseptic dan penanganan obat sitostatika.
 Petugas wanita yang sedang hamil atau merencanakan untuk hamil tidak dianjurkan untuk
terlibat dalam rekonstitusi obat sitistatika
 Petugas wanita yang sedang menyusui tidak dianjurkan terlibat dalam rekonstitusi obat
sitostatika
 Petugas yang sedang sakit atau mengalami infeksi pada kulit harus diistirahatkan dari tugas
ini
 Setiap petugas yang akan terlibat dalam rekonstitusi obat sitostatika seminggu sebelumnya
harus mendapat pemeriksaan laboratorium, yang terdiri dari :
a.Complete blood count

b.Liver Function Test

c.Renal Function Test

 Pemeriksaan laboratorium harus dilakukan secara periodic setiap 6 bulan, jika terdapat
kelainan hasil pemeriksaan harus diteliti lebih dalam
 Semua hasil harus didokumentasikan
4. TEKNIK PENANGANAN SEDIAAN
SITOSTATIKA

o Penyiapan
o Pencampuran
o Cara Pemberian
o Penanganan Tumpahan Dan Kecelakaan Kerja
Penyiapan

 Proses penyiapan sediaan sitostatika sama dengan


proses penyiapan pencampuran obat suntik.
Proses pencampuran sediaan
sitostatika
1. Memakai APD sesuai PROSEDUR 9. Meletakkan alat kesehatan dan bahan obat
TETAP yang akan dilarutkan di atas meja BSC
2 Mencuci tangan sesuai PROSEDUR 10.Melakukan pencampuran sediaan
TETAP sitostatika secara aseptis.
11.Memberi label yang sesuai pada setiap
33 Menghidupkan biological safety infus dan spuit yang sudah berisi sediaan
cabinet (BSC) 5 menit sebelum sitostatika
digunakan. 12.Membungkus dengan kantong hitam atau
44 Melakukan dekontaminasi dan aluminium foil untuk obat-obat yang harus
desinfeksi BSC sesuai PROSEDUR terlindung cahaya.
TETAP 13.Membuang semua bekas pencampuran
55 Menyiapkan meja BSC dengan obat kedalam wadah pembuangan khusus.
memberi alas sediaan sitostatika. 14 Memasukan infus untuk spuit yang telah
berisi sediaan sitostatika ke dalam wadah
66 Menyiapkan tempat buangan sampah untuk pengiriman.
khusus bekas sediaan sitostatika. 15 Mengeluarkan wadah untuk pengiriman
77 Melakukan desinfeksi sarung tangan yang telah berisi sediaan jadi melalui pass
dengan menyemprot alkohol 70%. box.
88 Mengambil alat kesehatan dan bahan 16 Menanggalkan APD sesuai prosedur tetap
obat dari pass box.
Cara Pemberian

Cara pemberian obat sitostatika dapat dilakukan


secara :
1. PO : Per Oral
2. SC : Sub Cutan
3. IV : Intra Vena
4. IT : Intra Thecal
5. IP : Intra Peritoneal / Pleural
Penanganan tumpahan
dan kecelakaan kerja

1. Penanganan tumpahan
Membersihkan tumpahan dalam ruangan steril dapat
dilakukan petugas tersebut atau meminta pertolongan orang lain
dengan menggunakan chemotherapy spill kit yang terdiri dari:
a. Membersihkan tumpahan di luar BSC dalam

ruang steril
b. Membersihkan tumpahan di dalam BSC
2. Penanganan kecelakaan kerja
3. Pengelolaan limbah sitostatika
PENANGANAN JIKA TERJADI KETERPAPARAN
AKIBAT KECELAKAAN KERJA.

1. Kontak dengan kulit:


a) Tanggalkan sarung tangan.
b) Bilas kulit dengan air hangat.
c) Cuci dengan sabun, bilas dengan air hangat.
d) Jika kulit tidak sobek, seka area dengan kassa yang dibasahi
dengan larutan Chlorin 5 % dan bilas dengan air hangat.
e) Jika kulit sobek pakai H2O2 3 %.
f) Catat jenis obatnya dan siapkan antidot khusus.
g) Tanggalkan seluruh pakaian alat pelindung diri (APD)
h) Laporkan ke supervisor.
i) Lengkapi format kecelakaan.
PENANGANAN JIKA TERJADI KETERPAPARAN
AKIBAT KECELAKAAN KERJA.

2) Kontak dengan mata 3) Tertusuk jarum


a) Jangan segera mengangkat jarum. Tarik kembali
a) Minta pertolongan.
plunger untuk menghisap obat yang mungkin
b) Tanggalkan sarung tangan. terinjeksi.
c) Bilas mata dengan air mengalir dan b) Angkat jarum dari kulit dan tutup jarum,
rendam dengan air hangat selama 5 kemudian buang.
menit. c) Jika perlu gunakan spuit baru dan jarum bersih
untuk mengambil obat dalam jaringan yang
d) Letakkan tangan di sekitar mata dan tertusuk.
cuci mata terbuka dengan larutan NaCl d) Tanggalkan sarung tangan, bilas bagian yang
0,9%. tertusuk dengan air hangat.
e) Aliri mata dengan larutan pencuci e) Cuci bersih dengan sabun, bilas dengan air
hangat.
mata.
f) Tanggalkan semua APD.
f) Tanggalkan seluruh pakaian pelindung. g) Catat jenis obat dan perkirakan berapa banyak
g) Catat jenis obat yang tumpah. yang terinjeksi.
h) Laporkan ke supervisor. h) Laporkan ke supervisor.
i) Lengkapi format kecelakaan kerja.
i) Lengkapi format kecelakaan kerja.
j) Segera konsultasikan ke dokter.
Pengelolaan limbah sitostatika
 Pengelolaan limbah dari sisa buangan pencampuran
sediaan sitostatika (seperti: bekas ampul, vial,
spuit, needle, dll) harus dilakukan sedemikian rupa
hingga tidak menimbulkan bahaya pencemaran
terhadap lingkungan.
Pengelolaan limbah sitostatika
Langkah – langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD).
b. Tempatkan limbah pada wadah buangan tertutup. Untuk benda-
benda tajam seperti spuit vial, ampul, tempatkan di dalam wadah
yang tidak tembus benda tajam, untuk limbah lain tempatkan
dalam kantong berwarna (standar internasional warna ungu) dan
berlogo sitostatika
c. Beri label peringatan pada bagian luar wadah.
d. Bawa limbah ke tempat pembuangan menggunakan troli tertutup.
e. Musnahkan limbah dengan incenerator 1000ºC.
f. Cuci tangan.

Anda mungkin juga menyukai