Anda di halaman 1dari 8

JURNAL PRAKTIKUM

PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN STERIL


SEMESTER GANJIL TA. 2019/2020
PSSF FKUB

Modul : Pembuatan Sediaan Injeksi Furosemid 1%


Nama Mahasiswa : Sekar Halifullah
Racha Atthaya Tjahya
Philia Aretha
Riana Nur Elistin
Lisa Tri Damayanti
Weliyatul Auli Sasmita
Kelompok : 3
Kelas : A
Tanggal Praktikum : 5 September 2019
Dosen Pembimbing : Nurus Shobah , S.Farm,. M.Far,. Apt
Asisten :

A. Deskripsi Sifat Fisika dan Kimia Zat Aktif

C12H11ClN2O5S
 Pemerian : Serbuk hablur; putih sampai hampir kuning; tidak berbau (FI V, 477)
 Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; mudah larut dalam aseton, dimetilformamida dan
larutan alkali hidroksida; larut dalam metanol; agak sukar larut dalam etanol; sukar larut
dalam eter; sangat sukar larut dalam kloroform (FI V, 477)
 Titik lebur : 210oC dengan dekomposisi (BP, 2013)
 Stabilitas : Stabil di bawah kondisi penyimpanan yang disarankan (Pubchem)
 Inkompatibilias : Dapat terhidrolisis pada pH yang cukup rendah. pH larutan berair harus
dijaga dalam kisaran dasar untuk mencegah hidrolisis. Alkohol telah terbukti meningkatkan
stabilitas senyawa ini. Kompatibel dengan oksidator kuat (Pubchem)
 pH injeksi : 8,0-9,3 (FI V, 478)
 Penyimpanan : Injeksi disimpan dalam wadah dosis tunggal atau dosis ganda, tidak tembus
cahaya dari kaca Tipe I (FI V, 478)

Dari deskripsi sifat fisika dan kimia yang sudah dijabarkan, bentuk zat aktif yang digunakan adalah
garam dengan penambahan NaOH membentuk garam Na-furosemid. Metode produksi yang
digunakan adalah sterilisasi akhir dengan autoklaf pada suhu 121oC selama 20 menit (HOP
Manufacturing Formulation Sterile Product, 2004)
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN STERIL
SEMESTER GANJIL TA. 2019/2020
PSSF FKUB

B. Uraian Farmakologi
 Indikasi : Udema karena gangguan jantung, sirosis hati, gangguan ginjal, hipertensi ringan dan
sedang (ISO 2018, 239)
 Mekanisme kerja obat : Menghambat reabsorpsi air di nefron dengan menghalangi sodium-
potassium-chloride cotransporter (NKCC2) di lengkung henle pada bagian yang naik dan
tebal. Hal ini dicapai melalui penghambatan kompetitif di situs pengikatan klorida pada
cotransporter, sehingga mencegah pengangkutan natrium dari lumen lengkung Henle ke
interstitium basolateral. Akibatnya, lumen menjadi lebih hipertonik, sedangkan interstitium
menjadi lebih sedikit hipertonik, sehingga dapat mengurangi gradien osmotik untuk
reabsorpsi air di seluruh nefron. Karena asenden yang tebal bertanggung jawab atas 25%
reabsorpsi natrium di nefron (Pubchem)
 Absropsi : 60% diserap pada pasien dengan fungsi ginjal normal (Pubchem)
 Metabolisme : Hanya sedikit yang dimetabolisme di dalam hepar menjadi turunan
defurfurisasi, asam 4-kloro-5-sulfamoillranranilat (Pubchem)
 Eliminasi Furosemide dan metabolitnya cepat diekskresikan dalam urin dengan filtrasi
glomerulus dan sekresi tubulus proksimal. Pada pasien dengan fungsi ginjal normal, sekitar
50% dari dosis oral dan 80% dari dosis IV atau IM diekskresikan dalam urin dalam waktu 24
jam; 69-97% dari jumlah ini diekskresikan dalam 4 jam pertama. Sisa obat dieliminasi oleh
mekanisme nonrenal termasuk degradasi di hati dan ekskresi obat tidak berubah dalam tinja.
Pada pasien dengan kerusakan ginjal yang jelas tanpa penyakit hati, pembersihan furosemide
nonrenal meningkat sehingga 98% obat dikeluarkan dari plasma dalam waktu 24 jam. Satu
pasien dengan uremia dan sirosis hati menghilangkan hanya 58% dari dosis IV dalam 24 jam
(Pubchem)
 Dosis : 20-40 mg (ISO, 2018, 239)

C. Deskripsi Bentuk Sediaan


 Injeksi Furosemida adalah larutan steril Furosemida dalam Air untuk Jnjeksi, dibuat
dengan penambahan natrium hidroksida P. Mengandung Furosemida, C12H11C1N205S
tidak kurang dari 90,0% dan tidak Iebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket
(FI V, 478)
 Berdasarkan undang-undang penggolongan obat, injeksi furosemide termasuk dalam obat
keras


<Berdasarkan pertimbagan sifat fisika, kimia, dan uraian farmakologi, berikan justifikasi
untuk rasionalisasi kesesuaian zat aktif dan bentuk sediaan yang akan dibuat. Definisikan
bentuk sediaan yang akan dibuat dan rute pemberiannya. Jelaskan termasuk golongan
obat apa berdasarkan undang-undang penggolongan obat. Tuliskan pula logo yang
digunakan untuk penandaan pada kemasan obat sesuai penggolongan obat tersebut.
Tentukan volum setiap kemasan. Sebutkan bentuk dan bahan kemasan yang akan
digunakan dan cara penyimpanannya. Jelaskan aturan pakainya.>

D. Desain Formulasi
D.1. Spesifikasi Produk
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN STERIL
SEMESTER GANJIL TA. 2019/2020
PSSF FKUB

Parameter Spesifikasi Literatur


pH 8,0 – 9,3 FI V hal. 478
Keseragaman Bobot Bobot isi wadah tidak boleh menyimpang lebih dari batas yang FI III hal. 19
tertera di tabel berikut, kecuali satu wadah yang boleh
menyimpang tidak lebih dari 2 kali batas yang tertera.
Bobot yang tertera pada Batas penyimpanan
etiket %
- Tidak lebih dari 120 mg + 10
- Antara 120 mg dan 300 ± 7,5
mg
- 300 mg atau lebih ±5
Keseragaman Volume Volume isi netto tiap wadah harus sedikit berlebih dari volume FI III hal. 19
yang ditetapkan. Kelebihan volume yang dianjurkan tertera
dalam daftar di bwah ini.
Volume pada Volume tambahan yang dianjurkan
etiket Cairan encer Cairan kental
0,5 ml 0,10 ml 0,12 ml
1,0 ml 0,10 ml 0,15 ml
2,0 ml 0,15 ml 0,25 ml
5,0 ml 0,30 ml 0,50 ml
10,0 ml 0,50 ml 0,70 ml
20,0 ml 0,60 ml 0,90 ml
30,0 ml 0,80 ml 1,20 ml
50,0 ml 2% 3%
Sterilisasi Dinyatakan steril apabila tidak terdapat pertumbuhan jasad FI III hal. 19 dan
renik. 891

D.2 Desain Formulasi


D.2.1 Rencana Komponen Formula
<Tentukan komponen formula apa saja yang diperlukan seperti pada tabel berikut ini. >
Material Rentang Konsentrasi Fungsi Bahan
Furosemide 1% Bahan aktif
NaOH Buffer basa
NaCl ≤ 0,9% Pengatur tonisitas
HCl q.s Acidifying agent
Water for injection q.s Pelarut

D.2.2 Preformulasi Eksipien


Nama Eksipien: Sodium Hidroksida
Pemerian Berwarna putih, keras, rapuh, berbentuk kristal, deliquescent.
Struktur kimia NaOH
Kelarutan 1 dalam 0,9 air (20 C) dan 1 dalam 0,3 air (100 C)
Stabilitas Ketika bereaksi dengan udara, akan mencair dan kemudian akan mengeras menjadi
sodium karbonat karena mengabsorbsi karbon dioksida.
Titik leleh 318 C
Kegunaan Sebagai buffer basa
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN STERIL
SEMESTER GANJIL TA. 2019/2020
PSSF FKUB

Nama Eksipien: Sodium Hidroksida


Inkompatibilitas NaOH adalah basa kuat yang inkompatible dengan semua zat dapat menyebabkan
hidrolisis dan oksidasi. Serta akan bereaksi dengan asam, ester, dan eter terutama
dalam bentuk larutan.
Penyimpanan DI dalam kontainer berbahan non metalik yang tertutup dan terbebas dari udara.
Serta disimpan di tempat yang sejuk dan kering.
Kesimpulan:
1) Cara sterilisasi:
2) Kemasan: Wadah non metalik yang tertutup rapat.

Nama Eksipien: Sodium Klorida


Pemerian Berupa serbuk kristal berwarna putih atau transparan dengn rasa saline.
Struktur kimia NaCl
Kelarutan 1 dalam 2,8 air (20 C) dan 1 dalam 2,6 air (100 C)
Stabilitas Dalam bentuk larutan termasuk stabil tetapi dapat menyebabkan pemisahan
partikel dari kontainer tertentu. Dalam bentuk solid termasuk stabil.
Titik leleh 1413 C
Kegunaan Agen tonisitas
Inkompatibilitas Larutan NaCl korosif terhadap besi, menurunkan kelarutan methylparaben, serta
menurunkan viskositas carbomer.
Penyimpanan NaCl dalam bentuk padat disimpan di dalam wadah tertutup dan ditempatkan di
tempat yang sejuk dan kering.
Kesimpulan:
1) Cara sterilisasi: Disterilisasi menggunakan autoclav atau filtrasi.
2) Kemasan: Wadah tertutup dan terhindar dari udara luar.

Nama Eksipien: Asam Hidroklorat


Pemerian Berupa larutan jernih dan transparan dengan bau yang menyengat.
Struktur kimia HCl
Kelarutan Larut dalam air, dietil eter, etanol 95% dan metanol.
Stabilitas Tidak ditempatkan berdekatan dengan alkali, metal dan cyanide.
Titik leleh
Kegunaan Acidifying agent
Inkompatibilitas Bereaksi dengan alkali, metal dan hidrogen
Penyimpanan Disimpan di dalam wadah gelas atau kontainer inert yang tertutup dan disimpan
di bawah temperatur 30 C.
Kesimpulan:
1) Cara sterilisasi:
2) Kemasan: Wadah gelas atau kontainer inert yang tertutup.
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN STERIL
SEMESTER GANJIL TA. 2019/2020
PSSF FKUB

D.2.3 Formula dan Perhitungan


 Volume injeksi furosemide yang dibuat : 1 L dalam 1 batch
 Per kemasan (ampul) = 5 mL (dalam 1 batch terdapat 200 kemasan)
Perhitungan tiap material
a. Furosemide (1%)
Per batch 1/100 x 1000 mL = 10 gram
Per kemasan 10/200 = 0,05 gram = 50 mg
b. Sodium klorida (0,75%)
Per batch 0,75/100 x 1000 mL = 7,5 gram
Per kemasan 7,5/200 = 0,0375 gram = 37,5 mg
c. Sodium hidroksida (0,134%)
Per batch = 0,314/100 x 1000 mL = 1,34 gram
Per kemasan 1,34/200 = 0,0067 gram = 6,7 mg
 Perhitungan tonisitas
50 𝑚𝑔 1 𝑔𝑟𝑎𝑚
Furosemide = = = 1%
5 𝑚𝐿 100 𝑚𝐿
6,7 𝑚𝑔 0,134 𝑔𝑟𝑎𝑚
NaOH = 5 𝑚𝐿 = 100 𝑚𝐿 = 0,134 %
Material Jumlah Per Kemasan
Furosemide 50 mg
NaCl 37,5 mg
NaOH 6,7 mg
NaOH (pH adjustment) q.s
HCl q.s
Water for injection Ad 5 mL

D.2.4 Penimbangan
Material Jumlah Per Kemasan Jumlah yang Ditimbang Jumlah Per Batch
Furosemide 50 mg 50 mg x 50 = 2500 mg = 2,5 g 10 gram
NaCl 37,5 mg 37,5 mg x 50 = 1875 mg = 7,5 gram
1,875 mg
NaOH 6,7 mg 6,7 mg x 50 = 335 mg 1,34 gram
NaOH (pH q.s q.s q.s
adjustment)
HCl q.s q.s q.s
Water for injection Ad 5 mL 5 mL x 50 = ad 250 mL 1L

D.3 Persiapan Peralatan dan Bahan


D.3.1 Alat
Alat (ukuran/volum) Jumlah Cara Sterilisasi
Pinset 2 Oven pada suhu 170oC selama 1 jam
Spatel logam 5 Oven pada suhu 170oC selama 1 jam
Batang pengaduk gelas 3 Oven pada suhu 170oC selama 1 jam
Kaca arloji 6 Oven pada suhu 170oC selama 1 jam
Labu erlenmeyer 2 Mulut labu erlenmeyer ditutup dengan alumunium foil,
lalu dimasukkan ke dalam autoklaf (121oC selama 20
menit)
Pipet tetes 5 Oven pada suhu 170oC selama 1 jam
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN STERIL
SEMESTER GANJIL TA. 2019/2020
PSSF FKUB

Alat (ukuran/volum) Jumlah Cara Sterilisasi


Karet penutup pipet tetes 5 Direndam dalam etanol 70% selama 24 jam
Gelas ukur 10 mL 4 Mulut gelas ukur ditutup dengan kertas perkamen
Gelas ukur 25 mL 2 kemudian diikat dengan benang kasur dan dilakukan
Gelas ukur 50 mL 2 sterilisasi autoklaf 121oC selama 20 menit
Corong 2 Oven pada suhu 170oC selama 1 jam
Kertas perkamen 5 Dimasukkan dahulu ke dalam plastik
tahan panas kemudian Autoklaf 121oC
selama 20 menit
Gelas kimia 50 mL 3 Permukaan gelas kimia ditutup dengan
Gelas kimia 100 mL 3 kertas perkamen lalu diikat dengan
benang kasur, Autoklaf 121oC selama
20 menit
Membran filter 0,45 µm 5 Dimasukkan dahulu ke dalam plastik
tahan panas kemudian Autoklaf 121oC
selama 20 menit
Buret 1 Direndam dalam etanol 70% selama 24 jam
Aluminium foil Secukupnya Oven pada suhu 170oC selama 1 jam
Kertas pH secukupnya Sinar UV

D.3.2 Kemasan
Kemasan (ukuran/volum) Jumlah Cara Sterilisasi
Ampul 5 mL 200 Mulut ampul ditutup dengan kertas
aluminium foil kemudian di Oven pada
suhu 170oC selama 1 jam

D.3.3 Bahan
Bahan Jumlah Cara Sterilisasi
Furosemid 10 gram
NaCl 7,5 gram Larutan natrium klorida dapat disterilisasi dengan metode
autoklaf atau filtrasi (HOPE 6th Ed)
NaOH 1,34 gram Sterilisasi akhir dengan autoklaf pada suhu 112oC selama
15 menit
NaOH q.s Sterilisasi akhir dengan autoklaf pada suhu 112oC selama
15 menit
HCl q.s
Water for Injection 1 liter

D.4 Prosedur Pembuatan


D.4.1 Prosedur pembuatan
Prosedur Spesifikasi Ruang
Peralatan dan wadah sediaan yang akan digunakan disterilisasikan Ruang sterilisasi (A)
dengan cara sterilisasi yang sesuai.
Furosemid ditimbang 2,5 gram, natrium klorida ditimbang 1,875 gram Ruang penimbangan (D)
Natrium hidroksida ditimbang 335 mg
Keterangan : penimbangan dilakukan di atas kaca arloji
steril, lalu ditutup dengan alumunium foil.
Semua alat, wadah yang telah disterilisasikan dipindahkan ke ruang
pencampuran melalui transfer box
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN STERIL
SEMESTER GANJIL TA. 2019/2020
PSSF FKUB

Prosedur Spesifikasi Ruang


Furosemide yang telah ditimbang

D.4.2 Monitoring Ruang Produksi


Prosedur Lokasi

D.5 Prosedur Evaluasi Produk


Parameter Spesifikasi/Syarat Prosedur Evaluasi
pH 8,0 – 9,3 Diukur menggunakan pH meter.
Keseragaman Bobot isi wadah tidak 1. Hilangkan etiket 10 wadah, cuci bagian luar wadah
Bobot boleh menyimpang dengan air, keringkan.
lebih dari batas yang 2. Timbang satu persatu dalam keadaan terbuka.
tertera di tabel berikut, 3. Keluarkan isi wadah, cuci wadah dengan air lalu dengan
kecuali satu wadah etanol (95%) P, keringkan pada suhu 105˚ C hingga bobot
yang boleh tetap, dinginkan.
menyimpang tidak 4. Timbang wadah satu persatu.
lebih dari 2 kali batas
yang tertera.
Keseragaman Volume isi netto tiap 1. Sediaan injeksi dikeluarkan dari wadah.
Volume wadah harus sedikit 2. Sediaan dimasukkan ke gelas ukur.
berlebih dari volume 3. Dilihat volume tiap sediaan sesuai dengan spesifikasi atau
yang ditetapkan. Untuk tidak.
sediaan 5,0 mL maka
volume berlebih
maksimal 0,30 ml.
Sterilisasi Tidak ditemukan 1. Siapkan 2 medium perbenihan tioglikolat yang memenuhi
pertumbuhan jasad syarat.
renik. 2. Tambahkan masing-masing tabung sediaan uji sebanyak
2 mL.
3. Diamkan pada suhu 30˚C dan 32˚C selama tidak kurang
dari 7 hari.
ATAU
1. Siapkan 2 medium perbenihan kasamino yang memenuhi
syarat.
2. Tambahkan masing-masing tabung sediaan uji sebanyak
2 mL.
3. Diamkan pada suhu 22˚C dan 25˚C selama tidak kurang
dari 2 hari.
JURNAL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN STERIL
SEMESTER GANJIL TA. 2019/2020
PSSF FKUB

DAFTAR PUSTAKA

Farmakope Indonesia Edisi III Tahun 1995

Farmakope Indonesia Edisi V Tahun 2014

Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th Edition

Handbook pf Pharmaceutical Manufacturing Formulation Sterile Product Volume 6

Anda mungkin juga menyukai