Anda di halaman 1dari 21

Disampaikan untuk

Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“Keperawatan Anak”

Askep
Meningitis
pada
Me
m bers
:

Mimi
Pasien Anak
Mela
Erni
Ojha
KELOMPOK 4
Tissa
Marlen
Nila

F. Kep. Unand – Padang, Maret 2020


Pengertian
Beberapa definisi Meningitis (radang selaput otak):
• Peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan
proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi, 2006).
• Infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokokus,
meningokokus, stafilokokus, streptokokus, hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long,
1996).
• Infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piameter, araknoid dan dalam derajat yang lebih
ringan mengenai jaringan otak dan medulla spinalis yang superfisial (Neorologi Kapita Selekta, 1996).
• Penyakit yang disebabkan oleh peradangan membran pelindung yang menutupi otak dan sumsum
tulang belakang (selaput otak yang disebut meningen).
• Penyakit yang dapat menyebabkan kerusakan organ secara permanen hingga kematian.
Etiologi
Bakteri
• Merupakan penyebab tersering dari meningitis, contoh bakteri
Haemophillus influenza, Nesseria meningitides (meningococcal),
Diplococcus pneumoniae (pneumococca), Streptococcus grup A,
Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Klebsiella, Proteus, dan
Pseudomonas.

Virus
• Meningitis virus adalah infeksi pada meningen, cenderung jinak dan
bisa sembuh sendiri. Biasanya bereplikasi sendiri di tempat terjadinya
infeksi awal (misalnya sistem nasofaring dan saluran cerna) dan
kemudian menyebar ke sistem saraf pusat melalui sistem vaskuler.
Contoh virus: Toxoplasma gondhi, Ricketsia.
Patofisiologi

Terjadi obstruksi,
hydrocephalus,
Terjadi radang peningkatan
yang intrakranial.
Pembentukan menyebabkan
limfosit, histiosit, cairan
Penyebaran dan sel-sel cerebrospinal
leukosit ke ruang plasma.
Pembuluh darah meningkat.
subaraknoid,
meningeal membentuk
Kuman masuk ke mengalami eksudat.
sistem saraf pusat hiperemi.
dan jaringan/
organ lainnya.

Click here for WOC


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Faktor Predisposisi; jenis kelamin, laki-laki lebih sering dibandingkan dengan wanita.

Faktor Maternal; ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan.

Faktor Imunologi; defisiensi mekanisme imun, defisiensi immunoglobulin, anak yang mendapat
obat imunosupresi.

Anak dengan kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan dengan sistem
persarafan.
Manifestasi Klinis
Iritabilitas
Lelah, pucat, Tidak aktif
letargi seperti biasa

Menangis
terus-menerus Gejala Gemetar
Meningitis pada
Bayi/Anak

Rewel/gelisah Mual/muntah

Tidak mau Kejang


makan/minum

Pada anak yang lebih besar dapat terlihat gejala seperti sakit kepala, fotofobia, kaku kuduk dan tulang
belakang, tanda kerning positif, serta tanda brudzinski positif.
Pemeriksaan Penunjang
1. Lumbal pungsi: biasanya dilakukan untuk menganalisa hitung jenis sel dan protein, cairan
serebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatan TIK.
2. Meningitis bacterial: tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, leukosit dan protein meningkat,
glukosa menurun, kultur positif terhadap beberapa jenis bakteri.
3. LED/ESRD: meningkat.
4. CT Scan/MRI: melihat lokasi lesi, ukuran ventrikel, hematom, hemoragik.
5. Rontgent kepala: mengindikasikan infeksi intrakranial.
6. Kultur darah.
7. Kultur swab hidung dan tenggorokan.
Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Terapeutik Penatalaksanaan Medis

• Isolasi, terapi anti mikroba, mempertahankan • Pemberian steroid, antipiretik, anticonvulsant,


hidrasi, mencegah komplikasi, kontrol kejang, dan neuroprotector, pembedahan, pemberian
mempertahankan ventilasi, mengurangi cairan intravena, pemberian diazepam,
tekanan intrakranial, penatalaksaan syok penempatan pada ruangan yang minim
bacterial, kontrol perubahan suhu lingkungan, rangsangan, pembebasan jalan napas, serta
dan memperbaiki anemia. pemberian antibiotik yang sesuai
mikroorganisme penyebab.
Komplikasi

Munculnya cairan pada lapisan subdural (efusi subdural)

Peradangan pada daerah ventrikuler ke otak (ventrikulitis).

Hydrocephalus.

Abses otak.

Epilepsi.

Retardasi mental.

Serangan meningitis berulang.


Pengkajian Keperawatan

Identitas klien Riwayat kesehatan

Lingkup
utama

Pemeriksaan fisik Pemeriksaan Penunjang


(1) Identitas dan (2) Riwayat Kesehatan

• Kaji identitas anak dan penanggung


Identitas
jawabnya.

Riwayat • Meliputi riwayat kesehatan


Kesehatan sekarang, dahulu, dan keluarga.
Riwayat Kesehatan (lanjutan…)
1. Riwayat kesehatan sekarang
• Keluhan nyeri pada kepala, pada anak biasanya suhu badan tinggi, kejang,
mual, muntah, dan penurunan tingkat kesadaran.

2. Riwayat kesehatan dahulu


• Dikaji tentang penyakit sebelumnya, apakah klien menderita ISPA dan TBC,
riwayat jatuh atau trauma kepala, dan riwayat operasi pada daerah kepala.

3. Riwayat kesehatan keluarga


• Pengkajian apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang
sama dengan klien (meningitis ini bukan penyakit genetik) .
(3) Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda
Sistem vital
Sistem
musculo-
pernapasan
skeletal

Sistem
Sistem
kardiovaskule
pencernaan
r

LINGKUP
Sistem Sistem
perkemihan PEMERIK persarafan
SAAN
Tanda-Tanda Vital
dan Sistem Pernapasan

Tanda-Tanda Vital Sistem Pernapasan


• Peningkatan suhu tubuh dari normal 38–41°C, • Inspeksi apakah klien batuk, produksi sputum,
dimulai pada fase sistemik, kemerahan, panas, sesak napas, penggunaan otot bantu napas dan
kulit kering, berkeringat. peningkatan frekuensi napas.
• Dihubungkan dengan proses inflamasi dan iritasi • Palpasi toraks hanya dilakukan jika terdapat
meningen yang sudah mengganggu pusat deformitas tulang dada pada klien dengan efusi
pengatur suhu tubuh. pleura masif (jarang terjadi pada klien meningitis).
• Tekanan darah (TD) biasanya normal atau • Auskultasi bunyi napas tambahan seperti ronkhi
meningkat dan berhubungan dengan tanda-tanda pada klien dengan meningitis tuberkulosa.
peningkatan TIK.
Sistem Kardiovaskuler
dan Sistem Persarafan

Sistem Kardiovaskuler Sistem Persarafan


• Dilakukan pada klien meningitis pada tahap lanjut • Pada keadaan lanjut tingkat kesadaran klien
seperti apabila klien sudah mengalami renjatan meningitis biasanya berkisar pada tingkat letargi,
(syok). stupor, dan semikomatosa.
• Infeksi fulminasi terjadi pada sekitar 10% klien • Jika klien sudah mengalami koma maka penilaian
dengan meningitis. GCS sangat penting untuk menilai tingkat
• Tanda-tanda septikemia akibat infeksi: demam kesadaran klien dan bahan evaluasi untuk
tinggi yang tiba-tiba muncul, lesi purpura yang pemantauan pemberian asuhan.
menyebar, syok dan tanda-tanda koagulasi • Item yang dikaji: fungsi serebral, saraf kranial,
intravaskular diseminata (CID). sistem motorik, refleks, dan sistem sensorik.
Sistem Perkemihan, Pencernaan,
dan Musculoskeletal
• Sistem Perkemihan
Pemeriksaan pada sistem perkemihan biasanya didapatkan berkurangnya volume pengeluaran urine,
hal ini berhubungan dengan penurunan perfusi dan penurunan curah jantung ke ginjal
• Sistem Pencernaan
Mual sampai muntah disebabkan peningkatan produksi asam lambung. Pementihan nutrisi pada klien
meningitis menurun karena anoreksia dan adanya kejang
• Sistem Musculoskeletal
Adanya bengkak dan nyeri pada sendi-sendi besar (tumit dan pergelangan kaki). Klien sering
mengalami penurunan kekuatan otot dan kelemahan fisik secara umum sehingga dapat mengganggu
ADL.
(4) Pemeriksaan Penunjang
Meliputi uji Fungsi lumbal dan kultur CSS biasanya dengan hasil
laboratorium jumlah leukosit (CBC) meningkat, kadar glukosa menurun
dan diagnosis (bacterial), normal (virus), protein tinggi (bacterial), sedikit
terhadap: meningkat (virus), tekanan meningkat, dan asam laktat
meningkat (bacterial).

Elektrolit serum meningkat jika anak dehidrasi, natrium


serum (Na+) naik, kalium serum (K+) turun.

Osmolaritas urin meningkat dengan sekresi ADH.


Asuhan Keperawatan (1)
No. Nanda NOC NIC
1. Perubahan Status Neurologis Peningkatan Perfusi Serebral
perfusi Indikator: Aktivitas:
serebral b.d. • Aktivitas kejang Konsultasi dengan dokter untuk menentukan parameter hemodinamik dan mempertahankan parameter hemodinamik dalam
peningkatan mengalami penurunan. rentang tersebut; atasi hipertensi dengan memperluas volume atau inotropik atau agen vasokonstriksi sesuai indikasi untuk
mempertahankan parameter hemodinamik dan mempertahankan/mengoptimalkan tekanan perfusi serebral; berikan dan
TIK • Tanda-tanda vital
tentukan kadar obat vasoaktif sesuai indikasi untuk mempertahankan parameter hemodinamik; berikan agen untuk
normal. menambah volume intravaskular seperti koloin, darah dan kristaloid (jika tersedia); berikan penambahan volume untuk
• Fungsi neurologis: mempertahankan parameter hemodinamik sesuai order; berikan anti nyeri jika tersedia; berikan anttikoagulan sesuai order,
sensori otak/fungsi berikan antiplatelet sesuai order; berikan trombolitik sesuai order; monitor waktu protombin (PT) dan partial tromboplastin
motorik sesuai rentang (PTT) agar tetap 1,5 sampai 2 kali normal; monitor efek samping terapi antikoagulan; monitor tanda-tanda perdarahan;
normal. monitor status neurologi; hitung dan monitor tekanan perfusi serebral; monitor TIK dan respon neurologi untuk aktivitas
• Fungsi neurologis: perawatan; monitor tekanan arteri rata-rata; monitor tekanan kardiovaskuler.
kontrol pusat motorik Regulasi hemodinamik:
sesuai rentang normal. Kenali timbulnya perubahan tekanan darah; auskultasi bunyi paru terhadap krakles atau bunyi yang mencurigakan lainnya;
auskultasi bunyi jantung; monitor dan dokumentasikan kecepatan jantung, irama, dan nadi; monitor tingkat elektrolit; monitor
• Sakit kepala mulai
tahanan sistemik dan vascular pulmonari, jika memungkinkan; monitor cardia output dan atau cardiac index dan kiri bekerja
berkurang. dengan index, jika memungkinkan stroke ventrikel; monitor nadi periperal, kapilar refil, suhu dan warna ekstremitas; posisikan
• Tekanan intra kranial kepala pada posisi pada posisi yang benar; monitor edema periperal, distensi pembuluh darah jugularis, dan bunyi jantung S3
dbn. dan S4, monitor kapiler pulmonari/tekanan baji arteri dan vena sentral/tekanan atrial kanan, jika memungkinkan; pertahankan
• Komunikasi. keseimbangan cairan dengan memberikan cairan IV atau diuretik, jika tersedia.
• Ukuran pupil dbn. Pemantauan tanda-tanda vital:
• Pola pergerakan mata Radial secara stimultan dan catat perbedaannya, jika diperlukan mengukur tekanan darah, denyut nadi, temperatur, dan
normal. status pernapasan; catat gejala dan turun naiknya tekanan darah; ukur tekanan darah ketika pasien berbaring, duduk, dan
• Pola nafas normal. berdiri, jika diperlukan; auskultasi tekanan darah pada kedua lengan dan bandingkan, jika diperlukan; ukur tekanan darah,
• Pola istirahat-tidur nadi, dan pernafasan sebelum, selama, dan setelah beraktivitas, jika diperlukan; pertahankan suhu alat pengukur, jika
diperlukan; pantau dan mencatat tnda-tanda dan sympthom hypothermia dan hyperthermia; pantau timbulnya dan mutu nadi;
normal. dapatkan nadi apical.
Asuhan Keperawatan (2)
No. Nanda NOC NIC
2. Gangguan Kontrol Nyeri Manajemen Nyeri
kenyamanan Indikator: Aktivitas:
nyeri b.d. • Onset nyeri diakui. Kaji secara komphrehensif tentang nyeri, meliputi: lokasi, karakteristik dan onset, durasi, frekuensi,
infeksi bakteri • Menjelakan faktor penyebab. kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor presipitasi; observasi isyarat-isyarat non verbal
• Tindakan pertolongan non-analgetik. dari ketidaknyamanan, khususnya dalam ketidakmampuan untuk komunikasi secara efektif;
• Tindakan pencegahan. berikan analgetik sesuai dengan anjuran; tingkatkan tidur/istirahat yang cukup; kaji pengalaman
• Melaporkan gejala-gejala kepada individu terhadap nyeri, keluarga dengan nyeri kronis; evaluasi tentang keefektifan dari tindakan
tenaga kesehatan professional. mengontrol nyeri yang telah digunakan; berikan dukungan terhadap pasien dan keluarga; kontrol
Tingkat Nyeri faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan.
• Melaporkan nyeri. Pemberian analgesic:
• Pengaruh pada tubuh. Aktivitas:
• Frekuensi nyeri. Tentukan lokasi, karakteristik, mutu, dan intensitas nyeri sebelum mengobati pasien; periksa
• Lamanya episode nyeri. order/pesanan medis untuk obat, dosis, dan frekuensi yang ditentukan analgesic; cek riwayat
• Ekspresi muka saat nyeri. alergi obat; tentukan jenis analgesik yang digunakan (narkotik, non narkotik atau NSAID)
• Posisi melindungi bagian tubuh yang berdasarkan tipe dan tingkat nyeri; tentukan analgesik yang cocok, rute pemberian dan dosis
nyeri. optimal; utamakan pemberian secara IV dibanding IM sebagai lokasi penyuntikan, jika mungkin;
• Kegelisahan. monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian obat narkotik dengan dosis pertama atau jika ada
• Ketegangan otot. catatan luar biasa; berikan perawatan yang dibutuhkan dan aktifitas lain yang memberikan efek
• Perubahan rata-rata respirasi. relaksasi sebagai respon dari analgesi; cek pemberian analgesik selama 24 jam untuk mencegah
• Perubahan nadi. terjadinya puncak nyeri tanpa rasa sakit, terutama dengan nyeri yang menjengkelkan; evaluasi
• Perubahan tekanan darah. efektivitas analgesik pada interval tertentu, terutama setelah dosis awal, pengamatan juga
• Perubahan ukuran pupil. diakukan melihat adanya tanda dan gejala buruk atau tidak menguntungkan (b.d. pernapasan,
• Berkeringat. depresi, mual muntah, mulut kering).
• Kehilangan nafsu makan.
Asuhan Keperawatan (3)
No. Nanda NOC NIC
3. Resiko penyebaran Kontrol Risiko Pengontrolan Infeksi
infeksi b.d pertahanan Indikator: Aktivitas:
sekunder tidak adekuat, • Mengembangkan strategi kontrol risiko yang Ciptakan lingkungan (alat-alat, berbeden dan lainnya) yang nyaman dan
meningkatnya efektif. bersih terutama setelah digunakan oleh pasien; isolasikan pasien yang
pemaparan lingkungan • Memantau faktor risiko lingkungan terhadap terkena penyakit menular; batasi jumlah pengunjung sesuai kondisi
terhdap pathogen, klien dengan penyakit meningitis. pasien; ajari klien untuk mencuci tangan sebagai gaya hidup sehat
penurunan kekebalan • Memantau faktor risiko perilaku pribadi. pribadi; instruksikan kepada pengunjung untuk selalu mencuci tangan
tubuh, prosedur • Menyesuaikan strategi kontrol risiko yang sebelum dan sesudah memasuki ruangan pasien; gunakan selalu
invasive, malnutrisi dibutuhkan. handscoon sebagai salah satu ketentuan kewaspadaan universal;
• Melakukan strategi kontrol risiko. terapkan kewaspadaan universal; bersihkan kulit pasien dengan
• Mengikuti strategi kontrol risiko yang dipilih. pembersih anti bakteri.
• Modifikasi gaya hidup untuk menurunkan Proteksi Infeksi
risiko. Aktivitas:
• Menghindari paparan ancaman kesehatan. Monitor tanda-tanda dan gejala sistemik dan lolal dari infeksi; monitor
Status Infeksi daerah yang mudah terinfeksi; batasi pengunjung; lindungi semua
• Ruam. pengunjung dari penyakit menular; pertahankan teknik asepsis untuk
• Keluarnya bau busuk. pasien yang berisiko; pertahankan teknik isolasi; inspeksi kulit dan
• Sputum purulenta. membran mukosa yang memerah, panas, atau kering; anjurkan intake
• Demam. cairan; anjurkan istirahat; beri agen imun; ajari pasien dan anggota
• Lemah. keluarga bagaimana menghindari infeksi; laporkan kemungkinan
• Gangguan kognitif yang tidak dapat adanya infeksi dalam upaya pengendalian infeksi; laporkan kebiasaan
dijelaskan. positif dalam mengendalikan infeksi.

Anda mungkin juga menyukai