Anda di halaman 1dari 13

ASKEP POLIOMIELITIS PADA ANAK

Oleh :
Delvian Putri Bahrudin 19009
Nurul Tri Putri 19020
1. Pengertian
Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralysis atau lumpuh
yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus
yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ketubuh melalui mulut,
menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan
mengalir kesistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan
kadang kelumpuhan (paralysis).
2. Etiologi
a. Brunhilde
b. Lansing
c. Leon ; Dapat hidup berbulan-bulan didalam air, mati dengan
pengeringan /oksidan. Masa inkubasi : 7-10-35 hari
3. Patofisiologi
Virus hanya menyerang sel-sel dan daerah susunan syaraf
tertentu. Tidak semua neuron yang terkena mengalami kerusakan
yang sama dan bila ringan sekali dapat terjadi penyembuhan
fungsi neuron dalam 3-4 minggu sesudah timbul gejala. Daerah
yang biasanya terkena poliomyelitis ialah :
1. Medula spinalis terutama kornu anterior,
2. Batang otak pada nucleus vestibularis dan inti-inti saraf cranial
serta formasio retikularis yang mengandung pusat vital,
3. Sereblum terutama inti-inti virmis,
4. Otak tengah “midbrain” terutama masa kelabu substansia nigra
dan kadang-kadang nucleus rubra,
5. Talamus dan hipotalamus,
6. Palidum dan
7. Korteks serebri, hanya daerah motorik.
4. Gejala Klinis
1. Poliomielitis asimtomatis : Setelah masa inkubasi 7-10 hari, tidak
terdapat gejala karena daya tahan tubuh cukup baik, maka tidak
terdapat gejala klinik sama sekali.
2. Poliomielitis abortif : Timbul mendadak langsung beberapa jam
sampai beberapa hari. Gejala berupa infeksi virus seperti malaise,
anoreksia, nausea, muntah, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, konstipasi
dan nyeri abdomen.
3. Poliomielitis non paralitik : Gejala klinik hamper sama dengan
poliomyelitis abortif, hanya nyeri kepala, nausea dan muntah lebih
hebat
4. Poliomielitis paralitik : Gejala sama pada poliomyelitis non paralitik
disertai kelemahan satu atau lebih kumpulan otot skelet atau cranial.
Adapun bentuk-bentuk gejalanya antara lain :

1. Bentuk spinal, Gejala kelemahan / paralysis atau paresis otot leher,


abdomen, tubuh, diafragma, thorak dan terbanyak ekstremitas.
2. Bentuk bulbar, Gangguan motorik satu atau lebih syaraf otak
dengan atau tanpa gangguan pusat vital yakni pernapasan dan
sirkulasi.
3. Bentuk bulbospinal. Didapatkan gejala campuran antara bentuk
spinal dan bentuk bulbar.
4. Kadang ensepalitik, Dapat disertai gejala delirium, kesadaran
menurun, tremor dan kadang kejang.
5. Penalaksanaan Medis Poliomielitis

 Poliomielitis aboratif
a. Diberikan analgetk dan sedative
b. Diet adekuat
c. Istirahat sampai suhu normal untuk
beberapa hari,sebaiknya dicegah
aktifitas yang berlebihan selama 2
bulan kemudian diperiksa
neurskeletal secara teliti.
 Poliomielitis non paralitik
a. Sama seperti aborif
b. Selain diberi analgetika dan
sedative dapat dikombinasikan
dengan kompres hangat selama
15 – 30 menit,setiap 2 – 4 jam.
 Poliomielitis paralitik
a. Perawatan dirumah sakit
b. Istirahat total
c. Selama fase akut kebersihan mulut dijaga
d. Fisioterafi
e. Akupuntur
f. Interferon
 Poliomielitis asimtomatis
Poliomielitis asimtomatis tidak perlu perawatan. Poliomielitis abortif
diatasi dengan istirahat 7 hari jika tidak terdapat gejala kelainan aktifitas
dapat dimulai lagi. Poliomielitis paralitik/non paralitik diatasi dengan
istirahat mutlak paling sedikit 2 minggu perlu pemgawasan yang teliti
karena setiap saat dapat terjadi paralysis pernapasan.
6. Penularan Poliomielitis
Mekanisme Penyebaran virus ditularkan infeksi droplet dari oral-
faring (mulut dan tenggorokan) atau tinja penderita infeksi. Penularan
terutama terjadi langsung dari manusia ke manusia melalui fekal-oral
(dari tinja ke mulut) atau yang agak jarang melalui oral-oral (dari mulut
ke mulut). Fekal-oral berarti minuman atau makanan yang tercemar virus
polio yang berasal dari tinja penderita masuk ke mulut manusia sehat
lainnya. Sementara itu, oral-oral adalah penyebaran dari air liur penderita
yang masuk ke mulut manusia sehat lainnya.
7. Komplikasi Poliomielitis
1. Melena cukup berat sehingga memerlukan transfusi, yang mungkin
diakibatkan erosi usus superfisial.
2. Dilatasi lambung akut dapat terjadi mendadak selama stadium akut
atau konvalesen (dalam keadaan pemulihan kesehatan/ stadium
menuju kesembuhan setelah serangan penyakit/ masa penyembuhan),
menyebabkan gangguan respirasi lebih lanjut.
3. Hipertensi ringan yang lamanya beberapa hari atau beberapa minggu ,
biasanya pada stdium akut, mungkin akibat lesi pusat vasoregulator
dalam medula.
4. Ulkus dekubitus dan emboli paru, dapat terjadi akibat berbaring yang
lama di tempat tidur, sehingga terjadi pembususkan pada daerah yang
tidak ada pergerakan (atrofi otot) sehingga terjadi kematian sel dan
jaringan)
5. Hiperkalsuria, yaitu terjadinya dekalsifikasi ( kehilangan zat kapur dari
tulang/ gigi) akibat penderita tidak dapat bergerak.
6. Kontraktur sendi,yang sering terkena kontraktur antara lain sendi paha,
lutut, dan pergelangan kaki.
7. Pemendekan anggota gerak bawah,biasanya akan tampak salah satu
tungkai lebih pendek dibandingkan tungkai yang lainnya, disebabkan
karena tungkai yang pendek mengalami antropi otot.
8. Skoliosis,tulang belakang melengkung ke salah satu sisi, disebabkan
kelumpuhan sebagian otot punggung dan juga kebiasaan duduk atau
berdiri yang salah.
9. Kelainan telapak kaki, dapat berupa kaki membengkok keluar atau ke
dalam
8. Pencegahan Poliomielitis
1. Imunisasi
2. Jangan masuk daerah endemis
3. Jangan melakukan tindakan endemis
Tempatkan anak yang sakit di kamar terpisah, jauh dari anak-anak
lainnya. Ibu harus mencuci tangan setiap kali menyentuhnya.
Perlindungan terbaik terhadap polio ialah dengan memberikan vaksin
polio/pemberian kekebalan. Seorang anak yang cacat akibat polio
harrusmakan makanan bergizi dan melakukan gerak badan untuk
memperkuat otot-ototnya. Selama tahun pertama, sebagian kekuatan
dapat pulih kembali.
TERIMA KASIH :’’)

Anda mungkin juga menyukai