Anda di halaman 1dari 77

Pemeriksaan Perkembangan

Ns. Nurul Anjarwati, M.Kep., Sp.Kep.An


Tujuan:
Setelah mengikuti sesi kuliah, mahasiswa dapat:
Menjelaskan alasan penting melakukan
deteksi perkembangan
Menjelaskan permasalahan dalam melakukan
deteksi perkembangan
Menyebutkan pendekatan dalam melakukan
deteksi perkembangan
Melakukan deteksi dini perkembangan pada
anak
WHY SCREEN?

CLEARLY CLEARLY
NORMAL ? ABNORMAL
Benefit dari Skrining

Membantu mengidentifikasi anak dalam 3 hal:


Perlu evaluasi/pemeriksaan lanjutan : jika anak
tidak lulus skrining
Perlumonitoring ketat- jika anak lulus skrining
namun memiliki faktor risiko
Perlumonitoring lanjutan dalam konteks T-K
optimal – jika anak lulus skrining dan tidak
memiliki faktor risiko
Skrining Perkembangan

Berdasarkan informasi orang tua


Pemeriksaan langsung pada anak dengan
instrumen khusus
◦ SDDPTK (Skrining Deteksi Dini Penyimpangan
Tumbuh Kembang
◦ DDST II (Denver Developmental Screening Test)
Denver Developmental Screening Test II
Skrining yang umum dipakai di berbagai
negara
Digunakan untuk usia 0-6 tahun
Waktu yang diperlukan 10-20 menit
Meliputi domain: Motorik kasar, motorik
halus, personal sosial dan bahasa
DDST (continued)
Formulir DDST 2 berisi 125 Gugus tugas,
terdiri dari:
1. Personal Sosial: penyesuaian diri dengan
masyarakat dan perhatian terhadap kebutuhan
perorangan
2. Motorik Halus: koordinasi mata tangan,
memainkan dan menggunakan benda-benda kecil
3. Bahasa: mendengar, mengerti dan menggunakan
bahasa
4. Motorik Kasar: duduk, jalan, melompat dan
gerakan umum otot besar
DDST (continued)
Skala umur tertera pada bagian atas
formulir (bulan dan tahun; 0-6 tahun)
Setiap ruang antara tanda umur mewakili
1 bulan (0-24 bulan) dan mewakili 3
bulan (2-6 tahun)
Setiap tugas perkembangan terdapat batas
kemampuan 25%, 50%, 75% dan 90%
DDST (continued)
Pada beberapa tugas perkembangan terdapat
hururf dan angka pada ujung kotak sebelah
kiri:
◦ L: Laporan (R: Report), artinya tugas
perkembangan tersebut dapat lulus berdasarkan
laporan dari orang tua/pengasuh anak, tetapi
apabila memungkinkan maka perlu dinilai lagi ke
anak
◦ Angka kecil menunjukkan tugas yang harus
dikerjakan sesuai dengan nomor yang ada pada
formulir
DDST (continued)
Cara menghitung umur anak
1. Tanggal pemeriksaan dikurangi tanggal lahir
anak
a. Contoh: tanggal lahir 5 Desember 2018
b. tanggal lahir 2 Januari 2019
2. Bila anak prematur, koreksi faktor prematuritas
 Untuk anak yang lahir lebih dari 2 minggu sebelum
tanggal perkiraan dan berumur kurang dari 2 tahun,
maka harus dilakukan koreksi
a. Contoh lahir 4 November 2019, prematur 3 W
b. 10 Juni 2019, prematur 6 W
DDST (Continued)
Cara menghitung usia anak
◦ Tanggal pemeriksaan – tanggal lahir (yy/mm/dd)
◦ Jawaban:
◦ 1a. 2020 03 10
2018 12 5
_____________ -
1th 3bln 5hr
1b. Usia anak 1 tahun 2 bulan 2 hari
2a. Usia anak 3 bulan 14 hari
2b. Usia anak 7 bulan 14 hari
DDST (continued)
Cara memberikan skor (ditulis pada kotak tugas)
◦ Pass/lulus: jika anak mampu melakukan tugas dengan baik,
atau laporan dari OT/pengasuh bahwa anak mampu
◦ Fail/gagal: jika anak tidak dapat melakukan tugas atau
laporan OT/pengasuh bahwa anak tidak mampu
◦ No Opportunity/ tidak ada kesempatan: jika anak tidak ada
kesempatan untuk melakukan tugas karena ada hambatan.
Skor hanya digunakan untuk tugas dengan tanda R
◦ Refusal/ menolak: jika anak menolak untuk melakukan
tugas saat pengkajian, tidak bisa digunakan untuk laporan
OT/pengasuh
DDST (continued)
Intepretasi
1. Lebih (Advance)
 Jika anak mampu melewati pada ujicoba di kanan garis umur
2. Normal
 Jika anak gagal (F) atau menolak (R) pada ujicoba di kanan umur
3. Peringatan (Caution)
 Jika anak gagal (F) atau menolak (R) pada ujicoba yang garis umurnya
terletak antara area 75-90 persentil
4. Terlambat (Delayed)
 Jika anak gagal (F) atau menolak (R) pada ujicoba yang terletak lengkap
sebelah kiri garis umur
5. Tida ada kesempatan (No Opportunity)
 Berdasarkan laporan OT bahwa anaknya tidak ada kesempatan untuk
melakukan tugas perkembangan tersebut
DDST (continued)
Kesimpulan hasil pemeriksaaan
1. Normal
 Jika tidak ada D dan atau paling banyak 1 C
 Lakukan uji ulang pada kontrol berikutnya
2. Suspek
 Jika didapatkan ≥ 2 C dan/atau ≥ 1 D
 Lakukan uji ulang dalam 1-2 pkn
3. Untestable/Tidak dapat diuji
 Jika ada skor R pada ≥ 1 tugas yang terletak di sebelah
kiri garis umur ATAU R pada > 1 yang ditembus garis
umur pada area 75-90 persentil
 Lakukan uji ulang dalam 1-2 pkn
Normal
Normal
Suspek
Untestable
Suspek
Untestable
SKRINING DETEKSI DINI PENYIMPANGAN TUMBANG
Jadwal & jenis skrining deteksi dini
penyimpangan tumbang balita dan
prasekolah
Jadwal & jenis skrining deteksi dini
penyimpangan tumbang balita dan
prasekolah
Keterangan
BB/TB     : Berat Badan terhadap Tinggi Badan
LK          : Lingkaran Kepala
KPSP      : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
TDD      : Tes Daya Dengar
TDL       : Tes Daya Lihat
KMME    : Kuesioner Masalah Mental Emosional
CHAT     : Checklist for Autism in Toddlers
GPPH     : Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Aktivitas
Tanda * : Deteksi dilakukan atas indikasi
Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan (KPSP)
Pendahuluan
Formulir KPSP adalah alat/instrumen yang digunakan
untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan.
Tipe KPSP berdasarkan usia :
3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, 72
bulan
Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang
digunakan adalah yang lebih kecil dari usia anak.
Contoh : bayi umur 7 bulan maka yang digunakan
adalah KPSP 6 bulan. Bila anak ini kemudian sudah
berumur 9 bulan yang diberikan adalah KPSP 9 bulan.
Pendahuluan
Alat/instrumen yang digunakan:
◦ Formulir KPSP menurut umur.
◦ Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas,
bola sebesar bola tenis, kerincingan, kubus
berukuran sisi 2,5 cm (6 buah), kismis, kacang
tanah, potongan biskuit kecil ukuran 0.5 – 1
cm
Cara menggunakan KPSP :

Tentukan umur anak dengan


menjadikannya dalam bulan.
◦ Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan
menjadi 1 bulan
◦ Bila umur anak kurang dari 16 hari
dibulatkan menjadi 0 bulan

Contoh : bayi umur 3 bulan 16 hari


dibulatkan menjadi 4 bulan bila umur bayi 3
bulan 15 hari dibulatkan menjadi 3 bulan.
Cara menggunakan KPSP :

Setelahmenentukan umur anak pilih KPSP


yang sesuai dengan umur anak.
KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu :
◦ Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak.
Contoh : “dapatkah bayi makan kue sendiri?”
◦ Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas
untuk melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP.
Contoh : “pada posisi bayi anda terlentang, tariklah
bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-
lahan ke posisi duduk”
Interpretasi Hasil KPSP

Hitung jawaban “Ya” (bila dijawab bisa


atau sering atau kadang-kadang)
Hitung jawaban “Tidak” (bila jawaban
belum pernah atau tidak pernah
Interpretasi Hasil KPSP

Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan


anak sesuai dengan tahapan
perkembangan (S)
Bila jawaban YA = 7 atau 8,
perkembangan anak meragukan (M)
Bila jawaban YA = 6 atau kurang,
kemungkinan ada penyimpangan (P).
Rincilah jawaban TIDAK pada nomer
berapa saja.
Untuk Anak dengan Perkembangan SESUAI (S)

Orangtua/pengasuh anak sudah mengasuh


anak dengan baik.
Pola asuh anak selanjutnya terus dilakukan
sesuai dengan bagan stimulasi dan disesuaikan
dengan umur dan kesiapan anak.
Keterlibatan orangtua sangat baik dalam tiap
kesempatan stimulasi. Tidak usah mengambil
momen khusus. Laksanakan stimulasi sebagai
kegiatan sehari-hari yang terarah.
Ikutkan anak setiap ada kegiatan Posyandu.
Untuk Anak dengan Perkembangan MERAGUKAN (M)

Konsultasikan nomer jawaban tidak, mintalah jenis


stimulasi apa yang diberikan lebih sering .
Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu untuk
mengejar ketertinggalan anak.
Bila anak sakit lakukan pemeriksaan kesehatan pada
dokter/dokter anak. Tanyakan adakah penyakit pada
anak tersebut yang menghambat perkembangannya.
Lakukan KPSP ulang setelah 2 minggu menggunakan
daftar KPSP yang sama pada saat anak pertama
dinilai.
Bila usia anak sudah berpindah golongan dan KPSP
yang pertama sudah bisa semua dilakukan. Lakukan
lagi untuk KPSP yang sesuai umur anak.
Untuk Anak dengan Perkembangan
MERAGUKAN (M)
◦ Misalnya umur anak sekarang adalah 8 bulan 2 minggu,
dan ia hanya bisa 7-8 YA. Lakukan stimulasi selama 2
minggu. Pada saat menilai KPSP kembali gunakan dulu
KPSP 6 bulan. Bila semua bisa, karena anak sudah
berusia 9 bulan, bisa dilaksanakan KPSP 9 bulan.
Lakukan skrining rutin, pastikan anak tidak
mengalami ketertinggalan lagi.
Bila setelah 2 minggu intensif stimulasi, jawaban
masih (M) = 7-8 jawaban YA. Konsultasikan dengan
dokter?/Nurse spesialis anak atau ke rumah sakit
dengan fasilitas klinik tumbuh kembang.
CONTOH KPSP
Kuesioner Praskrining untuk Bayi 3 bulan

1. Pada waktu bayi telentang, apakah masing-


masing lengan dan tungkai bergerak
dengan mudah? Jawab TIDAK bila salah
satu atau kedua tungkai atau lengan bayi
bergerak tak terarah/tak terkendali.
2. Pada waktu bayi telentang apakah ia
melihat dan menatap wajah anda?
3. Apakah bayi dapat mengeluarkan suara-
suara lain (ngoceh), disamping menangis?
Kuesioner Praskrining untuk Bayi 3 bulan

4. Pada waktu bayi telentang, apakah ia


dapat mengikuti gerakan anda dengan
menggerakkan kepalanya dari kanan/kiri
ke tengah?
Kuesioner Praskrining untuk Bayi 3 bulan

5. Pada waktu bayi telentang, apakah. ia


dapat mengikuti gerakan anda dengan
menggerakkan kepalanya dari satu sisi
hampir sampai pada sisi yang lain?
Kuesioner Praskrining untuk Bayi 3 bulan

6. Pada waktu anda mengajak bayi


berbicara dan tersenyum,apakah ia
tersenyum kembali kepada anda?
7. Pada waktu bayi telungkup di alas yang
datar, apakah ia dapat mengangkat
kepalanya seperti pada gambar ini?
Kuesioner Praskrining untuk Bayi 3 bulan

8. Pada waktu bayi telungkup di alas yang


datar, apakah ia dapat mengangkat
kepalanya sehingga membentuk sudut
45° seperti pada gambar ?
Kuesioner Praskrining untuk Bayi 3 bulan

9. Pada waktu bayi telungkup di alas yang


datar, apakah ia dapat mengangkat
kepalanya dengan tegak seperti pada
gambar?

10. Apakah bayi suka tertawa keras walau


tidak digelitik atau diraba-raba?
TES DAYA DENGAR
Tes Daya Dengar (TDD)
Tujuan: menemukan gangguan
pendengaran sejak dini, agar dapat segera
ditindaklanjuti untuk meningkatkan
kemampuan daya dengar dan bicara anak

Jadwal TDD
◦ setiap 3 bulan pada bayi kurang dari 12 bulan
◦ Setiap 6 bulan pada anak lebih dari 12 bulan
Cara melakukan TDD

Tanyakan tanggal, bulan, dan tahun anak lahir, hitung umur


anak dalam bulan
Pilih daftar pertanyaan TDD sesuai umur anak
Pada anak umur kurang dari 24 bulan:
◦ Semua pertanyaan harus dijawab oleh orang tua/pengasuh anak.
Tidak usah ragu-ragu atau takut menjawab, karena tidak untuk
mencari siapa yang salah
◦ Bacakan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu
persatu, berurutan
◦ Tunggu jawaban dari ortu/pengasuh anak
◦ Jawaban YA jika menurut ortu/pengasuh, anak dapat
melakukannya dalam satu bulan terakhir
◦ Jawaban TIDAK jika menurut ortu/pengasuh anak tidak pernah,
tidak tahu atau tak dapat melakukannya dalam satu bulan terakhir
Cara melakukan TDD
Pada anak umur 24 bulan atau lebih
◦ Pertanyaan-pertanyaan berupa perintah
melalui orang tua/pengasuh untuk dikerjakan
oleh anak
◦ Amati kemampuan anak dalam melalkukan
perintah orang tua/pengasuh
◦ Jawaban YA jika anak dapat melakukan
perintah orang tua/pengasuh
◦ Jawaban TIDAK jika anak tidak dapat atau
tidak mau melakukan perintah ortu/pengasuh
Intepretasi

Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK,


kemungkinan anak mengalami gangguan
pendengaran
Catat dalam Buku KIA atau kartu kohort
bayi/balita atau status/catatan medik anak,
jenis kelainan
Intervensi

Tindak lanjut sesuai dengan buku


pedoman yang ada
Rujuk ke RS bila tidak dapat
ditanggulangi
Tes Daya LIHAT
Tes Daya Lihat (TDL)
Tujuan: mendeteksi secara dini kelainan
daya lihat agar segera dapat dilakukan
tindakan lanjutan sehingga kesempatan
untuk memperoleh ketajaman daya lihat
menjadi lebih besar

Jadwal tes daya lihat:


◦ Setiap 6 bulan pada anak usia 36 – 72 bulan
Cara melakukan TDL
Alat/sarana yang diperlukan
◦ Ruangan bersih, tenang, penyinaran baik
◦ Dua buah kursi (untuk anak dan pemeriksa)
◦ Poster “E” untuk digantung dan kartu “E”
untuk dipegang anak
◦ Alat penunjuk
Cara melakukan TDL
Pelaksanaan
◦ Pilih suatu ruangan yang bersih dan tenang dengan
penyinaran yang baik
◦ Gantungkan poster “E” setinggi mata anak pada posisi duduk
◦ letakan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster “E”
menghadap ke poster “E”
◦ Letakan sebuah kursi lainnya di samping poster “E” untuk
pemeriksa
◦ Pemeriksa memberikan kartu “E” pada anak. Latih anak
dalam mengarahkan kartu “E” menghadap atas, bawah, kiri,
dan kanan; sesuai yang ditunjuk pada poster “E” oleh
pemeriksa. Beri pujian setiap kali anak mau melakukannya.
Lakukan sampai anak dapat melakukan dengan benar
Cara melakukan TDL
Pelaksanaan lanjutan
◦ Minta anak untuk menutup sebelah matanya dengan
buku atau kertas
◦ Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf “E” pada poster,
satu persatu, mulai baris pertama sampai keempat atau
baris “E” terkecil yang masih dapat dilihat anak
◦ Puji anak setiap kali dapat mencocokan kartu dan poster
◦ Ulangi pemeriksaan pada mata satunya dengan cara
yang sama
◦ Tulis baris “E” terkecil yang masih dapat dilihat, pada
kertas yang telah disediakan:
 Mata kanan................. Mata kiri .....................
Intepretasi
Pada umumnya anak dapat membaca sampai
baris ketiga. Bila kedua mata anak tidak dapat
melihat/mencocokan kartu dengan baris
ketiga poster “E”, kemungkinan anak
mengalami gangguan daya lihat
Intervensi
◦ Minta anak datang lagi untuk periksa ulang, jika
anak tetap tidak dapat melihat atau mencocokan
kartu dengan poster “E” pada baris yang sama
rujuk dan tuliskan mata mana yang mengalami
gangguan
POSTER
“E”

KARTU “E”
DETEKSI DINI PENYIMPANGAN
MENTAL EMOSIONAL
Deteksi Dini Penyimpangan Mental
Emosional
Tujuan:
◦ menemukan secara dini adanya masalah mental
emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian
dan hiperaktivitas pada anak
Jenis pemeriksaan:
◦ Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) usia 36-
72 bulan
◦ Ceklis autis anak prasekolah (Checklist for Autism in
Toddler/CHAT) untuk usia 18 – 36 bulan
◦ Formulir deteksi dini gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas (GPPH) menggunakan Abreviated Conner
Rating Scale bagi anak usia 36 bulan ke atas.
Deteksi Dini Masalah Mental Emosional
Tujuan: mendeteksi secara dini adanya
penyimpangan/masalah mental emosional anak pra
sekolah
Jadwal: rutin tiap 6 bulan pada usia 36-72 bulan
Alat: KMME, yang terdiri dari 12 pertanyaan untuk
mengenali problem mental emosional anak umur 36-72
bulan
Cara:
◦ Tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat, jelas, dan nyaring,
satu persatu perilaku yang tertulis pada KMME kepada
ortu/pengasuh anak
◦ Catat jawaban YA, kemudian hitung jawaban YA
Deteksi Dini Masalah Mental Emosional
Intepretasi:
◦ Bila ada jawaban YA, kemungkinan anak mengalami
masalah mental emosional
Intervensi:
◦ Bila jawaban YA hanya 1 (satu):
 Lakukan konseling kepada ortu menggunakan Buku Pedoman
Pola Asuh yang mendukung perkembangan anak
 Lakukan evaluasi setelah 3 bulan, bila tidak ada perubahan rujuk
ke RS dengan fasilitas Tumbang Anak
◦ Bila jawaban YA ada 2 atau lebih:
 Rujuk ke RS dengan fasilitas Tumbang Anak, rujukan disertai
informasi tentang jumlah dan masalah mental emosional yang
ditemukan
Deteksi Dini Autis Pada Anak Prasekolah
Tujuan: mendeteksi secara dini adanya autis
pada anak usia 18-36 bulan
Jadwal dilakukan atas indikasi atau bila ada
keluhan dari ortu/pengasuh atau ada
kecurigaan tenaga kesehatan, kader
kesehatan, guru. Keluhan dapat berupa salah
satu atau lebih kondisi di bawah:
◦ Keterlambatan bebrbicara
◦ Gangguan komunikasi/interaksi sosial
◦ Perilaku yang berulang-ulang
Deteksi Dini Autis Pada Anak Prasekolah
Alat: CHAT dengan 2 jenis pertanyaan:
◦ 9 pertanyaan yang dijawab oleh ortu/pengasuh
dan anjurkan ortu/pengasuh untuk tidak ragu
atau takut dalam menjawab
◦ 5 perintah bagi anak untuk melaksanakan
tugas seperti yang tertulis dalam CHAT
Deteksi Dini Autis Pada Anak Prasekolah
Cara menggunakan CHAT
◦ Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas, dan
nyaring, satu persatu perilaku yang tertulis
dalam CHAT kepada ortu/pengasuh
◦ Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai
denagn tugas pada CHAT
◦ Catat jawaban ortu/pengasuh dan kesimpulan
hasil pengamatan kemampuan anak, YA atau
TIDAK. Teliti kembali apakah semua
pertanyaan telah dijawab
Deteksi Dini Autis Pada Anak Prasekolah
Intepretasi
◦ Risti menderita autis: jika jawaban TIDAK pada
pertanyaan A5, A7, B2, B3, dan B4
◦ Risiko rendah menderita autis: jika jawaban TIDAK
pada pertanyaan A7 dan B4
◦ Kemungkinan gangguan perkembangan lain: jika
jawaban TIDAK jumlahnya 3 atau lebih, pada pertanyaan
A1-A4, A8, A9, B1, B5
◦ Anak normal: jika tidak termasuk dalam kategori 1, 2,
dan 3
Intervensi
◦ Jika anak berisiko autis atau gangguan perkembangan lain,
maka dirujuk ke RS dengan fasilitas kesehatan
jiwa/Tumbang
Deteksi Dini Gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
Tujuan: mengetahui secara dini adanya
gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas pada anak usia 36 bulan ke atas
Jadwal pemeriksaan:
◦ Dilakukan atas indikasi atau bila ada keluhan dari
ortu/pengasuh, atau kecurigaan dari tenaga
kesehatan, guru, kader berupa salah satu atau lebih
kondisi di bawah:
 Anak tidak bisa duduk tenang
 Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah
 Perubahan suasana hati yang mendadak/impulsif
Deteksi Dini Gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
Alat:formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas/GPPH
◦ Terdiri dari 10 pertanyaan untuk ortu/pengasuh dan pertanyaan untuk
pengamatan
Cara menggunakan formulir GPPH:
◦ Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas, nyaring, satu persatu perilaku yang
tertulis pada form. Jelaskan kepada ortu/pengasuh untuk tidak ragu/takut dalam
menjawab
◦ Lalkukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan pertanyaan pada form
◦ Keadaan yang ditanyakan/diamati ada pada anak dimanapun anak berada,
misal ketika di rumah, sekolah, pasar, dll. Juga setiap saat dan ketika anak
dengan siapa saja
◦ Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku anak selama dilakukan
pemeriksaan. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
Deteksi Dini Gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
Intepretasi
◦ Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai
dengan “bobot nilai” berikut ini dan jumlahkan
nilai masing-masing jawaban menjadi nilai total
 Nilai 0: jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak
 Nilai 1: jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan
pada anak
 Nilai 2: jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak
 Nilai 3: jika keadaan tersebut selalu ada pada anak
◦ Bila nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan
dengan GPPH
Deteksi Dini Gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
Intervensi
◦ Anak dengan kemungkinan GPPH perlu
dirujuk ke RS yang memiiki fasilitas
kesehatan jiwa/tumbang untuk konsultasi
lanjut
◦ Bila nilai total kurang dari 13 tetapi anda ragu-
ragu, jadwalkan pemeriksaan ulang 1 bulan
kemudian. Ajukan pertanyaan kepada orang-
orang terdekat dengan anak.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai