Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 1

MEKANIKA FLUIDA
NAMA : I GEDE LEO ARIANA
NIM : 7100190133
KELAS : 04
Keputusan Menteri Energi dan  Sumberdaya Mineral
1827 K/ 30/ MEM/2018
LAMPIRAN II “Pedoman Pengelolaan Teknis Pertambangan”

Kajian Air Asam Tambang


• Kajian air asam tambang paling kurang terdiri atas studi geokimia batuan sebagai material berpotensi
asam/Potentially Acid Forming (PAF) dan material yang tidak berpotensi asam/Non Acid Forming (NAF)
• Kajian air asam tambang meliputi permodelan sebaran material PAF dan NAF serta volume tiap material dan
metode penanganan material PAF dan NAF
• Studi geokimia batuan dimulai sejak kegiatan eksplorasi
• Pengambilan sampel untuk studi geokimia batuan dilakukan melalui pengeboran eksplorasi dan/atau
geoteknik
Jenis-jenis Pengelolaan Air Pada Suatu
Pertambangan
• Pengelolaan Air Larian Permukaan
• Pengelolaan Air Tambang
• Pengelolaan Air Asam Tambang
Pengelolaan Air Larian Permukaan
dan Air Tambang
Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi dalam
melakukan kegiatan penambangan melakukan pengelolaan yang meliputi:
1) mengalirkan air tambang melalui saluran drainase yang berfungsi
dengan baik menuju kolam pengendap sebelum dilepaskan ke badan
perairan umum;
2) air tambang sebelum dilepas ke badan perairan umum wajib memenuhi
baku mutu lingkungan hidup sesuai ketentuan peraturan
perundangundangan; dan
3) mengalirkan air larian permukaan yang mengarah ke lokasi tambang dari
lahan sekitar tambang yang tidak terganggu melalui saluran
pengalih/pengelak.
Pengelolaan Air Asam Tambang
1) Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi melakukan kajian geokimia batuan
untuk mengetahui adanya potensi terbentuknya air asam tambang.
2) Dalam hal terdapat potensi terbentuknya air asam tambang, pemegang IUP Operasi Produksi dan
IUPK Operasi Produksi melakukan pencegahan terhadap pembentukan air asam tambang.
3) Pencegahan terhadap pembentukan air asam tambang
4) Dalam hal telah dilakukan pencegahan terhadap pembentukan air asam tambang tetapi masih
terbentuk air asam tambang
5) Penanggulangan terhadap terbentuknya air asam tambang terdiri atas:
a) Cara aktif
b) Cara pasif
Pengelolaan Air Tambang
 Fasilitas penampungan air tambang, serta fasilitas pengendapan memiliki kapasitas sekurang-kurangnya 1,25 (satu koma
dua puluh lima) kali volume air tambang pada curah hujan tertinggi selama 84 (delapan puluh empat) jam
 Pengendalian isi fasilitas penampungan dan pengelolaan air tambang dilakukan apabila telah terisi 80% (delapan puluh
persen) atau lebih dari kapasitas penampungan sesuai ketentuan pada pada angka 2
 Pengendalian isi fasilitas penampungan dan pengelolaan air tambang meliputi pengerukan sedimentasi, pemompaan
sedimentasi, peningkatan kapasitas pompa, dan/atau penambahan kapasitas fasilitas penampungan dan/atau pengelolaan
air tambang
 Dalam hal terjadi air larian yang tidak terkendali, kegiatan penambangan yang terpengaruh dihentikan kecuali kegiatan
untuk penanganan air larian
 Jarak minimal fasilitas pengendapan ke tepi terluar penambangan sekurang kurangnya 500 (lima ratus) meter atau
berdasarkan kajian teknis

Sistem Pengelolaan Air Tambang disajikan dalam bentuk peta


dan tabel yang memuat:
 Saluran penyaliran dan arah penyaliran
 Lokasi, dimensi dan kapasitas fasilitas penampungan dan pengelolaan air tambang
 Jumlah dan kapasitas pompa yang mempertimbangkan debit air tambang
 Data curah hujan dan durasi hujan yang diukur secara terus-menerus sejak dimulainya kegiatan kontruksi
KEPMEN Energi dan Sumber daya Mineral 1827 K/MEM/2018
Tentang Pengelolaan udara di area Tambang Bawah Tanah (Ventilasi)

1). Terowongan untuk jalan utama udara masuk dan jalan utama
udara keluar pada lokasi massa batuan yang kuat dan kompak atau
dilakukan perkuatan dengan konstruksi peranen.
2). Kapasitas kipas angin utama mengalirkan udara ke seluruh area
tambang bawah tanah sesuai kebutuhan meksimum di tabah 15%.
3). Kipas angin cadangan yang mampu megalirkan udara untuk
kebutuhan udara minimal tambang bawah tanah tersedia;
4). Refuge Chamber ditempatkan pada lokasi massa batuan yang
kuat dan kompak atau dilakuakn perkuatan dengan konstruksi
permanen dan memiliki nilai faktor kemanan paling kurang 2,0.
5) Jenis kipas angin yang digunakan pada tambang batubara bawah
tanah adalah jenis kipas angin isap (auxiliary exhaust fan) dan/ atau
gabungan sistem isap tekan. VENTILASI
PENTINGNYA PENGELOLAAN UDARA DAN AIR
PADA TAMBANG

PENGELOLAAN UDARA PADA TAMBANG


• Ventilasi udara memiliki peran untuk
menipiskan atau menghilangkan gas beracun
seperti CO2 ataupun metana yang berada pada
tambang bawah tanah.
• Jika sistem ventilasi tidak berfugsi maka akan
menimbulkan bahaya.
Tujuan Teknologi
Ventilasi
• Penyediaan udara segar
• Penipisan dan pembuangan gas berbahaya
• Pendinginan udara dalam terowongan
PENGELOLAAN AIR
PADA TAMBANG
 Pembuatan Parit
 Pembuatan parit ini bertujuan
untuk menampung air limpasan
yang menuju lokasi penambangan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai