Anda di halaman 1dari 7

PROFIL PENGUSAHA SUKSES

MOHAMMAD SOBIK
PENGUSAHA KULINER (PEMILIK KAFE “MBOK KOM”)
 
Muhammad Sobik
32 tahun.
Pemilik kafe 'Mbok Kom' di Jalan Ketintang
MadyaNo 50 Surabaya.
Muhammad Sobik sendiri merupakan
penyandang disabilitas,ia mempunyai kelainan
pada salah satu kakinya.
Dia terlahir dari keluarga sederhana,
ibunya bernama Komsah dan merupakan
anak dari 8 bersaudara.
Latar belakang

Sejak umur 2 tahun dia sudah ditinggal oleh ayahnya, ayahnya pergi
meninggalkan dia, saudaranya dan ibunya entah kemana. Dimasa
kecilnya sering sekali dia menjadi bahan bulyan oleh teman-temannya,
bahkan itu terjadi sampai sekarang sampai-sampai dia mengatakan bahwa
dibuly merupakan makanan sehari-hari sejak ia kecil.

Walaupun dengan segala keterbatasan dia


berprinsip untuk “memaksimalkan dengan seminimal yang
dia miliki”.
Sejak kecil dia mempunyai cita-cita yang sangat
luar biasa yaitu mengajak teman-temannya disabilitas
untuk meraik sukses bersama-sama
Awal Karir

Awalnya mohammad Sobik pernah kuliah namun karena keterbatasan biaya dia memutuskan
untuk berhenti, setelah putus kuliah dia memutuskan untuk mencari pekerjaan, tetapi karenan
keterbatasan fisik banyak sekali perusahaan atau tempat kerja yang meragukan bahkan
menolaknya tetapi dia tidak patah semangat, dia berkeyakinan dia mampu seperti orang normal
pada umumnya.


Dengan penuh keyakinan sobik pernah bekerja di bidang perbankan, bengkel
mobil, hingga properti. Karena merasa tidak cocok dia memutuskan untuk
memulai usaha baru yaitu jualan es kacang ijo. Berjualan dengan keliling
mendorong grobak.


Selain itu dia juga usaha untuk berjualan bakso, namun
berjalannya waktu usaha berjualan es kacang ijo berhenti
tetapi beruntung usaha yang lainnya masih berjalan .
Tanpa diketahui oleh satu orangpun termasuk ibunya dia merintis usaha
selama 10 tahun dan akhirnya diresmikan pada tanggal 17 Oktober 2017
yaitu usaha kafe yang bernama “Kafe Mbok Kom” yang ia persembahkan
kepada ibunya yang bernama Komsyah.

Namun usaha tersebut tidak direstui oleh


keluarganya dan banyak diremehkan oleh
banyak orang terutama orang disekitarnya
karena dia mendirikan kafe dengan karyawannya penyandang disabilitas juga
yaitu ada yang tunarungu, tunadaksa, tunawicara selain karyawan dengan
penyandang disabilitas ada karyawannya yang juga mantan narapidana.
Untuk mendirikan dan menjalankan usaha kafe tersebut dia mengatakan sama
sekali tidak memiliki modal hanya bermodalkan nekat, dia harus menggadaikan
rumah, mobil, tanah, serta mobilnya yang jelas akan banyak menuai kontra
dikeluarganya ataupun orang sekitarnya, apalagi usaha tersebut dengan karyawan
yang disabilitas banyak orang yang mencomoohnya tetapi dia tetap nekat dan
tidak memperdulikan perkataan atau cemooh tersebut, dia tetap fokus pada tujuan
awal dan cita-citanya.

Banyak orang yang mengatakan apa yang dia lakukan akan sia-sia dan hanya
akan membuatnya cepat miskin, namun dengan sangat menginspirasi dia
menjawab bahwa dia sama sekali tidak takut miskin dan dia siap miskin untuk
teman- temanya penyadang disabilitas.
Sobik merasa, para residivis yang merupakan rekan sekaligus pegawainya itu memiliki
potensi dan skill untuk sukses, meskipun masyarakat tak menganggapnya demikian.

Sobik membuktikan ke masyarakat, bila mantan narapidana (napi) dan penyandang


disabilitas mampu seperti mereka yang normal dan kehidupannya baik-baik saja.

Dengan rendah hati, Sobik tak ingin pegawainya menganggap dirinya sebagai atasan,
justru sebaliknya. Ia menginginkan dirinya dianggap sebagai teman sebayanya.

Kini Sobik telah berhasil dan sukses mendirikan usahanya yakni kafe dengan semua
karyawannya yang disabilitas dan juga narapidana. Yaitu dengan Kafe Mbok Kom.
 

Anda mungkin juga menyukai