persalinan
Nur Aini
Pingki lesti
Rama meski
Wine Natasya regina putri
Induksi persalinan
Induksi adalah cara yang dipilih oleh dokter untuk merangsang ibu hamil agar mengalami kontraksi
menginduksi persalinan dapat dilakukan dengan metode farmasi atau non-farmasi (Hanifa, 2007).
Pengertian induksi persalinan menurut Gilbert (2002) yaitu semua usaha memulai kontraksi uterus sebelum
kejadian persalinan spontan sebagai fasilitas persalinan pervaginam. Hasil induksi partus bergantung pula
pada keadaan serviks. Tindakan induksi persalinan bukan hanya menimbulkan tanda dan gejala
persalinan, namun tindakan induksi persalinan dapat menimbulkan dampak yang berbahaya bagi klien dan
janinnya apabila tidak dilakukan pengelolaan dengan tepat
Tanda-tanda mau melahirkan
itu sendiri, antara lain:
Kontraksi yang konsisten:
kontraksi terasa seperti kram saat menstruasi atau rasa sakit di punggung
bagian bawah. Di awal kontraksi, rasa sakit ini bisa muncul per 20-30 menit
sekali, tapi akan makin intens dengan jeda yang makin sebentar jika bukaan
lahir Anda sudah semakin besar (misalnya per 3-5 menit).
•Muncul lendir darah:
menandakan leher rahim mulai rileks dan siap untuk dilalui bayi saat
persalinan, namun tidak semua ibu hamil mengalami tanda ini.
•Anda bisa bernapas lagi:
menandakan kantong janin tidak lagi menekan diafragma karena sudah mulai
memasuki panggul.
•Pecah ketuban
ditandai dengan mengucurnya air bening dari vagina Anda.
•Merasa bugar:
merupakan kebalikan dari gejala kehamilan di mana Anda ingin selalu
beristirahat.
Hal-hal yang harus dipikirkan saat
INDUKSI PERSALINAN
Yang tidak diperbolehkan melakukan 6. Risiko timbulnya masalah kesehatan pada bayi
induksi persalinan 7. Meningkatkan risiko melahirkan caesar
•Pernah menjalani operasi caesar sebelumnya dengan sayatan 8. Kegagalan induksi
klasik.
•Posisi plasenta menghalangi serviks atau leher rahim (plasenta Alasan induksi persalinan dilakukan
melebihi tanggal yang seharusnya
previa).
•Posisi bayi akan lahir dengan bagian bawah tubuh terlebih Ketuban pecah dini tanpa disertai kontraksi melahirkan selama 24 jam.
dahulu, maupun berada di posisi menyamping. Janin tidak bergerak atau mendorong keluar walaupun sudah cukup usia untuk lahir.
•Ibu hamil memiliki herpes genital aktif.
Terdapat infeksi pada rahim (chorioamnionitis).
•Tali pusat bayi masuk ke dalam vagina sebelum melahirkan
(prolaps tali pusat). Bayi dalam kandungan sudah berhenti tumbuh.