KELOMPOK 11: DHEA AMANDA E LY S A WA H Y U S E T YA N I N G R U M LING LING WEI PENGERTIAN MENOPAUSE Menopause didefinisikan secara klinis sebagai suatu periode ketika seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi karena produksi hormonnya berkurang atau berhenti. Menopause merupakan suatu fase dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai dengan berhentinya masa subur. Menopause biasanya terjadi pada rentang usia 48 – 52 tahun atau lebih. Menopause sekunder disebabkan oleh hal lain misalnya akibat operasi pengangkatan kedua ovarium atau efek samping dari kemoterapi / radioterapi. GEJALA MENOPAUSE Berkurang atau hilangnya estrogen dapat menyebabkan gejala vasomotor(gejolak panas (hot flush) dan keringat malam), gangguan tidur, gangguan mood, depresi, atrofi saluran kemih dan vagina, serta meningkatnya risiko kelainan kronis seperti osteoporosis, penyakit kardiovaskular dan penurunan fungsi kognitif. Gejala vasomotor merupakan keluhan terbanyak yang dilaporkan pasien. PENGERTIAN HRT/ TERAPI SULIH HORMON
Hormone replacement therapy atau yang diterjemahkan sebagai terapi sulihormon didefinisikan sebagai :
Terapi menggunakan hormon yang diberikan untuk mengurangi efek
defisiensi hormon.
Pemberian hormon (estrogen, progesteron atau keduanya) pada wanita
pascamenopause atau wanita yang ovariumnya telah diangkat, untuk menggantikan produksi estrogen oleh ovarium.
Terapi menggunakan estrogen atau estrogen dan progesteron yang
diberikan pada wanita pascamenopause atau wanita yang menjalani ovariektomi, untuk mencegah efek patologis dari penurunan produksi estrogen. INDIKASI Berdasarkan rekomendasi yang dikeluarkan oleh North American Menopause Society (NAMS), indikasi primer pemberian terapi sulih hormon adalah adanya keluhan menopause seperti gejala vasomotor berupa hot flush dan gejala urogenital. Pemberian estrogen sebagai hormon pengganti pada wanita menopause mempunyai keuntungan menghilangkan gejala vasomotor, menurunkan angka kejadian penyakit kardiovaskuler, osteoporosis, alzheimer serta kanker colorectal. KONTRAINDIKASI The American College of Obstetrics and Gynaecologists menetapkan kontra indikasi penggunaan terapi sulih hormon, sebagai berikut: • Kehamilan • Perdarahan genital yang belum diketahui penyebabnya • Penyakit hepar akut maupun kronik atau Penyakit trombosis vaskular • Pasien menolak terapi Kontra indikasi relatif,sebagai berikut: • Hipertrigliseridemia • Riwayat tromboemboli • Riwayat keganasan payudara dalam keluarga • Gangguan kandung empedu • Mioma uteri TATA CARA PEMBERIAN TERAPI SULIH HORMON 1. Pemberian dengan estrogen murni (Unopposed Oestrogen Therapy – ERT) disarankan hanya untuk wanita yang telah dilakukan histerektomi. Pemberian estrogen murni pada wanita yang masih mempunyai uterus ditakutkan dapat menimbulkan kanker endometrium. 2. Cara pemberian HRT berikutnya adalah dengan kombinasi antara estrogen dan progesteron (oestrogen Combined with Progesteron –CHRT), yang dibagi menjadi cara sekuensial (Sequentially Combined HRT – SCHRT) dan cara kontinu (Continuosly Combined HRT – CCHRT). • Cara sekuensial (SCHRT) adalah memberikan estrogen secara terus menerus dengan ditambah progesteron selama 10-14 hari setiap bulan, ada yang memberikan progesteron setiap tiga bulan selama 12-14 hari. SCHRT menyebabkan perdarahan lucut (withdrawl bleeding), yang menjadi salah satu penyebab utama rendahnya angka kepatuhan para pengguna HRT. • Pemberian kontinu (CCHRT) estrogen dan progesteron diberikan terus menerus bersama-sama, tujuan utama dari cara ini agar supaya terjadi amenore, akan tetapi kadang-kadang dapat terjadi perdarahan bercak (breakthrough bleeding), hal ini harus diinformasikan sebagai konseling sebelum memulai HRT. EFEK SAMPING TERAPI HORMON PENGGANTI • Terapi sulih hormon dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara khususnya pada pengguna terapi sulih hormon kombinasi lebih dari 5 tahun. • Terapi estrogen tanpa adanya progesteron pada wanita menopause yang memiliki rahim yang utuh dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker endometrium dan hiperplasia endometrium. • Pemberian hormon estrogen secara oral dapat meningkatkan sintesis prokoagulan di hepar sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya tromboemboli vena. • Pemberian terapi estrogen saja atau kombinasi estrogen dan progesteron dapat meningkatkan risiko gangguan pada kandung empedu. KESIMPULAN Terapi sulih hormon dapat bermanfaat untuk mengurangi gejala yang disebabkan oleh perubahan hormon saat menopause. Terapi sulih hormon tidak dapat diberikan untuk semua wanita menopause. Terapi sulih hormon dapat memberikan efek samping seperti peningkatan risiko kanker, tromboemboli dan gangguan kandung empedu. Oleh karena itu pemberian terapi sulih hormon harus dievaluasi secara berkala.