Anda di halaman 1dari 29

PENYAKIT DARAH YANG

DIPENGARUHI DAN
Nama Anggota:
MEMPENGARUHI
KEHAMILAN
1. Cindy Efrata Eka Putri PO 62.24.2.19. 168
2. Putri Aulia Mentari PO 62.24.2.19. 183
3. Santi Raya Wardani PO 62.24.2.19. 190
4. Sheema Aulia Praharani PO 62.24.2.19. 192

Kelas : DIII Kebidanan Reguler XXI-A


Mata Kuliah : Obstetri
PENGERTIAN PENYAKIT
Blood disorder atau penyakit kelainanDARAH
darah adalah gangguan yang terjadi pada
salah satu atau beberapa bagian darah sehingga mempengaruhi jumlah dan
fungsinya. Kelainan darah bisa bersifat akut maupun kronis. Beberapa contoh
penyakit darah yang dipengaruhi dan mempengaruhi kehamilan diantaranya:

Hipofibrinogenemia
Hipertensi dan
Hemofilia Leukimia
afibrinogenemia

Anemia Thalassemia Trombofilia Hipotensi


ANEMIA

Anemia adalah kondisi yang terjadi


ketika tubuh kekurangan sel darah
merah, jauh lebih rendah daripada
batas normalnya.
Penyebab:
Anemia pada ibu hamil umumnya diakibatkan
oleh masalah kekurangan gizi. Anemia yang
dialami ibu hamil juga cenderung dipengaruhi
oleh perubahan hormon tubuh yang mengubah
proses produksi sel-sel darah.
Tanda dan gejala:
 Cepat lelah dan merasa lemah
 Kulit tampak pucat
 Denyut jantung tidak teratur
 Sesak napas
 Nyeri dada dan sakit kepala.
Dampak:
Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu risiko yang harus
diwaspadai karena dapat memengaruhi kesehatan ibu dan janin. Anemia
pada ibu hamil yang tidak ditangani dengan benar dapat meningkatkan
risiko terjadinya komplikasi yang berbahaya, seperti persalinan prematur.
Selain itu, anemia juga dapat meningkatkan risiko berat badan lahir
rendah pada bayi. Pada sisi ibu, anemia dapat meningkatkan risiko
depresi pasca persalinan dan kematian ibu pasca persalinan.
Pencegaha
n
1. Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin (antenatal care).
Kontrol kehamilan merupakan salah satu cara pencegahan
anemia pada ibu hamil yang paling baik. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan cara memeriksakan diri dari mulai sebelum hamil,
selama hamil sampai menjelang persalinan. Dokter akan melakukan
pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang lainnya. Dengan
melakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala, maka gangguan
kehamilan seperti anemia pada ibu hamil ataupun gangguan-
gangguan lain yang dapat membahayakan ibu dan janin dapat
dideteksi sejak dini.
2. Konsumsi makanan tinggi zat besi yang cukup
Zat besi memiliki peranan penting selama kehamilan,
khususnya pada pasien dengan anemia. Zat besi bisa
didapatkan dari makanan yang mengandung zat besi tinggi
seperti daging, kacang-kacangan, sayuran dan buah.

3. Konsumsi asam folat


Asam folat dapat mudah ditemukan pada makanan
seperti Jeruk, pisang dan sayur-sayuran. Selain itu, asam
folat juga bisa didapatkan dari suplemen asam folat yang
diberikan oleh dokter dalam bentuk tablet dan dapat
dikonsumsi sebelum kehamilan.
4. Konsumsi Vitamin B12 dan Vitamin C
Vitamin B12 dan Vitamin C memiliki peran penting dalam
meningkatkan kadar zat besi dan sel darah merah dalam tubuh. Vitamin-
vitamin tersebut dapat ditemukan pada susu dan makanan lain seperti
jeruk dan lainnya. Selain itu, vitamin tersebut juga dapat ditemukan pada
suplemen vitamin tambahan.

5. Menilai kondisi dan gejala


Jika anda memiliki gejala yang berhubungan dengan anemia
seperti mudah lelah, pucat pada kelopak mata, ujung jari dan wajah,
Anda dianjurkan untuk segera memeriksakan diri kedokter. Dengan
melakukan pemeriksaan sejak dini maka akan diketahui apakah kondisi
tersebut berkaitan dengan anemia atau penyakit lainnya.
Penatalaksanaan:
Ibu hamil memerlukan 27 miligram zat besi per hari. Untuk mengatasi
anemia pada ibu hamil dapat dengan melakukan beberapa cara berikut:

1) Mengonsumsi suplemen zat besi


Suplemen zat besi yang umum diberikan adalah ferrous sulphate, yang
dikonsumsi 2-3 kali per hari.

2) Menambah asupan makanan kaya zat besi


Selain melalui suplemen, kekurangan zat besi juga bisa ditangani
melalui pola makan yang sehat dan teratur. Menambah asupan makanan
mengandung zat besi merupakan salah satu cara menangani dan mencegah
anemia pada ibu hamil. Konsumsi makanan dengan gizi seimbang,
kemudian tambahkan minimal tiga porsi makanan kaya zat besi.
3) Memenuhi kebutuhan vitamin C
Agar tubuh dapat menyerap zat besi dengan maksimal,
diperlukan juga vitamin C, yang dapat ditemukan dalam jeruk,
stroberi, kiwi, dan tomat. Kombinasikan makanan yang
mengandung tinggi zat besi dan tinggi vitamin C, untuk asupan
optimal.
HIPOTENSI
Hipotensi atau tekanan darah rendah merupakan suatu keadaan
dimana tekanan darah yang ada dalam arteri lebih rendah dari
tekanan darah normal.  tekanan darah normal biasanya berkisar
antara 90/60-140/90. Sedangkan tekanan darah rendah berkisar di
bawah 90/60. Sementara tekanan darah tinggi berkisar di atas
140/90.
Penyebab:
Hipotensi bisa disebabkan oleh kondisi atau penyakit
tertentu, seperti:
1) Kehamilan
2) Konsumsi obat-obatan tertentu
3) Ketidakseimbangan hormon
4) Dehidrasi
5) Penyakit jantung
6) Penyakit Parkinson
7) Kekurangan nutrisi
8) Perdarahan
9) Reaksi alergi parah
10) Terlalu lama berdiri
11) Hipotensi ortostatik
Tanda dan gejala:
1) Pusing
2) Mual dan muntah
3) Lemas, pucat dan tidak semangat
4) Pandangan buram
5) Konsentrasi berkurang
6) Tubuh terasa tidak stabil
7) Pingsan
8) Sesak napas
Dampak
hipotensi
Pusing dan lemas yang disebabkan hipotensi berisiko
menimbulkan cedera pada penderita akibat terjatuh.
Sedangkan hipotensi berat hingga menimbulkan syok,
dapat membuat tubuh kekurangan oksigen. Kondisi ini
berdampak pada terganggungnya fungsi berbagai
organ, seperti otak dan jantung.
Pencegahan
1) Menghindari konsumsi minuman berkafein pada malam hari dan
membatasi konsumsi alkohol.
2) Makan dalam porsi kecil namun sering, dan tidak langsung berdiri
setelah makan.
3) Memposisikan kepala lebih tinggi ketika tidur (sekitar 15 cm).
4) Berdiri secara perlahan dari posisi duduk atau berbaring.
5) Menghindari terlalu lama berdiri atau duduk, dan menghindari
duduk bersila.
6) Tidak membungkuk atau mengubah posisi tubuh secara tiba-tiba.
7) Menghindari mengangkat beban berat.
Penatalaksanaan
Jika mengalami hipotensi yang disertai gejala:
1) duduk atau berbaring,
2) Posisikan kaki lebih tinggi dari jantung dan pertahankan posisi tersebut selama
beberapa saat.
3) Jika gejala tidak juga mereda, maka perlu dilakukan penanganan oleh dokter.

Penanganan hipotensi yang utama adalah perubahan pola makan dan gaya hidup,
seperti:
4) Memperbanyak konsumsi makanan dengan kadar garam tinggi, karena garam dapat
meningkatkan tekanan darah.
5) Memperbanyak konsumsi cairan, karena cairan dapat meningkatkan volume darah
dan membantu mencegah dehidrasi.
6) Berolahraga secara teratur untuk meningkatkan tekanan darah.
7) Menggunakan stoking khusus pada tungkai (stoking kompresi) untuk memperlancar
aliran darah.
Penanganan hipotensi yang disebabkan oleh konsumsi
obat-obatan tertentu adalah dokter akan mengurangi
dosisnya atau mengganti jenis obat bila perlu.

Hipotensi yang disertai gejala syok merupakan kondisi


yang membutuhkan penanganan darurat. Dokter akan
memberikan cairan infus, obat, hingga transfusi darah
untuk meningkatkan tekanan darah, sehingga mencegah
kerusakan fungsi organ.
HIPERTENSI

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah


kondisi saat tekanan darah berada pada
nilai 130/80 mmHg atau lebih. Kondisi ini
dapat menjadi berbahaya, karena jantung
dipaksa memompa darah lebih keras ke
seluruh tubuh, hingga bisa mengakibatkan
timbulnya berbagai penyakit, seperti gagal
ginjal, stroke, dan gagal jantung.
Hipertensi dalam kehamilan sebenarnya hal yang cukup
umum terjadi. Sekitar 10 persen ibu hamil mengalami kondisi
ini. Dengan penanganan yang baik, hipertensi  tidak akan
berkembang atau membahayakan, dan dapat hilang setelah
kelahiran. Namun jika dibiarkan, hipertensi saat hamil bisa
menyebabkan preeklamsia yang ditandai dengan
peningkatan tekanan darah disertai adanya protein dalam
urine.

Seorang wanita hamil dikatakan mengalami hipertensi dalam


kehamilan jika tekanan darahnya di atas 140/90 mmHg. Ada
beberapa jenis hipertensi dalam kehamilan, antara lain
hipertensi kronik, hipertensi kronik dengan preeklamsia,
hipertensi gestasional, preeklamsia dan eklamsia
Penyebab dan faktor
resiko
Tekanan darah tinggi seringkali tidak diketahui penyebabnya. Tetapi, ada
beberapa kondisi yang dapat memicu tekanan darah tinggi, di antaranya:
1) Kehamilan
2) Kecanduan alkohol
3) Penyalahgunaan NAPZA
4) Gangguan ginjal
5) Gangguan pernapasan saat tidur

Meskipun bisa terjadi pada semua orang, ada beberapa faktor yang dapat
meningkatkan risiko seseorang mengalami tekanan darah tinggi, seperti:
6) Lanjut usia
7) Memiliki keluarga yang menderita hipertensi
8) Memiliki kebiasaan merokok
9) Jarang berolahraga.
Pengobatan dan
pencegahan
1) Konsumsi makanan yang sehat dan bernutrisi
2) Batasi asupan kafein
3) Istirahat yang cukup
4) Kurangi asupan garam
5) Menjaga berat badan ideal.
6) Rutin berolahraga.
7) Berhenti merokok.
Dampa
k dampaknya yang paling berbahaya adalah meningkatnya
Salah satu
kemungkinan keguguran pada trimester awal dan kematian janin
mendadak (stillbirth). Bila kehamilan berlanjut, tumbuh kembang janin
akan terhambat, bahkan gagal. Masalah ini pun kemudian dapat
berimbas pada gangguan kognitif anak yang lahir.

Hipertensi pada ibu hamil umumnya tidak menyebabkan kesulitan


untuk kehamilan berikutnya. Namun, risiko hipertensi tetap ada saat
Anda mengalami kehamilan kedua dan selanjutnya. Terlebih jika Anda
memiliki penyakit kronis seperti diabetes.
Gejala
1) Ditemukannya kelebihan protein dalam urin (proteinuria) atau
tanda-tanda tambahan masalah ginjal.
2) Sakit kepala yang parah.
3) Perubahan penglihatan, penglihatan menjadi kabur atau
sensitivitas cahaya.
4) Nyeri pada perut bagian atas, biasanya di bawah tulang rusuk
Anda di sisi kanan.
5) Mual atau muntah.
6) Urin dari buang air kecil menurun.
7) Penurunan kadar trombosit dalam darah.
8) Gangguan pada fungsi hati.
9) Sesak napas, hal ini disebabkan oleh cairan di paru-paru.
10) Kenaikan tiba-tiba pada berat badan dan pembengkakan
(edema), khususnya di wajah dan tangan, sering menyertai
preeklampsia. Tapi hal-hal ini juga terjadi di banyak kehamilan
normal, sehingga kadang tidak dianggap sebagai tanda-tanda
preeklampsia.
HIPOFIBRINOGENEMIA DAN AFIBRINOGENEMIA

Hipofibrinogenemio dan afibrinogenemio adalah


kelainan pembekuan darah karena kekurangan
zat fibrinogen (zat pembeku)

Afibrinogenemia (penyakit bawaan lahir


yang menyebabkan gangguan pembekuan
darah).
Hipofibrinogenemia (jumlah fibrinogen
yang sedikit dalam darah sehingga tidak
mencukupi untuk proses pembekuan).
Penyebab
Penyakit ini disebabkan oleh:
1) Solusio plasenta (ari-ari yang lepas sebagian sebelum
waktunya)
2) Kematian janin dalam rahim
3) Masuknya air ketuban (yang mengandung gumpalan lemak)
ke dalam pembuluh darah
4) Perdarahan yang cukup banyak
5) Missed abortion (kematian hasil pembuahan yang
berkepanjangan)
6) Eklampsia (kejang pada kehamilan)
7) Abortus yang terinfeksi.
Dampak
Jika fibrinogen (zat pembekuan darah)
dalam darah berkurang cukup banyak
maka perdarahan akan sulit untuk
dihentikan. Kondisi ini dapat berdampak
pada kematian.
Penangan
an
Penanganan penyakit ini tergantung pada
keadaan penderita dan faktor penyebabnya.
Jika perlu, dokter akan mengangkat rahim
untuk menyelamatkan jiwanya.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai