Anda di halaman 1dari 28

KIMIA FISIKA

PERTEMUAN KE II
10. Sebuah silender berisi 100 g gas ideal dengan berat molekul
40 g/mol pada 27oC dan tekanan 2 atm .ketika dipindahkan,
silindernya jatuh dan menimbulkan lekukan sehingga terjadi
penurunan volume silender, tetapi katup penahan silender
tidak dapat menahan tekanan yang lebih besar dari 2 atm,
shg 10 g gas bocor keluar a. hitung volume silender sebelum
dan sesudah jatuh b. bila katup sedikit kuat menahan tekanan
,berapakah tekanan sesudah jatuh.
11.4 g gas ideal dimasukkan dalam suatu wadah dg volume 10lt
pada tekanan P dan temperatur T.wadah ditempatkan dalam
termostat dengan temperatur yg dipertahankan ( T + 125 )K
0,8 g dari gas ini dikeluarkan untuk menjaga tekanan tetap
seperti semula. Hitung P dan T bila berat molekul gas 40 g/mol
TEORI KINETIK GAS
Sifat gas juga dapat dijelaskan dengan teori
kinetik gas.Teori ini mula mula diberikan oleh
Bernouli pada tahun 1738 dan
disempurnakan oleh clausius ,Boltzmann,Van
der Waals dan Jeans
Model dan dasar perhitungan
 Gas terdiri atas partikel yang sangat kecil yang disebut molekul
massa dan besarnya sama untuk tiap jenis gas.
 Molekul selalu bergerak ke segala arah dan bertumbukan dengan
molekul lain dan dinding bejana.Tumbukan terhadap dinding
menyebabkan terjadinya tekanan pada dinding
 Karena tekanan gas tidak bergantung waktu pada tekanan dan
temperatur tertentu ,maka pada tumbukan tidak ada tenaga yang
hilang atau tumbukan bersifat elastis sempurna.
 Pada tekanan rendah ,jarak antara molekul jauh lebih besar dari
pada diameter molekul molekul sendiri,sehingga gaya tarik antar
molekul dapat diabaikan
 Karena molekul molekul sangat kecil dibanding jarak antara molekul
molekul,maka volume molekul diabaikan
 Temperatur absulut berbanding lurus dengan tenaga kinetik rata
rata dari semua molekul dalam sistem
Tinjau 1 partikel ...
 Kecepatan partikel mula2: v  v x iˆ  v y ˆj  v z kˆ
 Kecepatan partikel setelah menumbuk dinding kanan
(asumsi: tidak ada tumbukan antar partikel):
v   v x iˆ  v y ˆj  v z kˆ
 Perubahan momentum partikel: p  mv   mv  2mv y ˆj
 Selang waktu partikel tsb dua kali menumbuk dinding kanan:
2
t 
 vy
Besarnya momentum yg diberikan partikel pada dinding
kanan tiap satuan waktu:
p 2mv y2 mv y2
 ˆj  ˆj
t 2 
Bagaimana dengan N partikel ?
 Besarnya momentum total yg diberikan N buah partikel pada
dinding kanan tiap satuan waktu:
p m 2
t



v y1  v y2 2  ...  v yN
2
ˆj

 Tekanan gas pada dinding kanan:


p
P 
m 2
At A

v y1  v y2 2  ...  v yN
2
mN 2
V
vy

 Tetapi v 2  v 2  v dan
x
2
y  v 2
z
v x2  v y2  v z2
 sehingga v 2  1 v 2
y
3
1 Nm 2
P v
3 V
1 Nm 2
P v
3 V
2 1 2 N
v v v v
2 2
x
2
y
2
z v  vrms
2 P  m vrms
3 V
Energi kinetik rata-rata molekul:

1 1 N
Ek  m vrms
2
2 Ek 1 m vrms
2
P 2 Ek
2 3 V
2 N Ek 3 PV PV  N k T
P Ek 
3 V 2 N PV
kT
N
3
Ek  k T
2
3 1
Ek  kT Ek  m vrms
2
2 2

1 3 2 3k T
2
Ek  m vrms  k T vrms 
2 2 m
3k T M R
vrms  m ; k 
m NA NA

3RT
vrms 
M

3P
vrms 

rms  rootmeansequare
Temperatur Gas Ideal

1 Nm 2
P v
Dari persamaan 3 V
dan persamaan gas ideal PV  nRT  Nk BT
dapat diperoleh hubungan T 
1
3

mv 2 
1
kB
atau v  3k B T m
2

2 1 2 2
sehingga T   m v   EK
3k B  2  3k B

Energi kinetik translasi partikel gas


Panas jenis dan kapasitas panas gas
 Panas jenis suatu zat ialah jumlah dalam kalori yang diperlukan
untuk menaikkan suhu 1 gr zat setinggi 1ºC

Gas gas dapat dipanaskan dengan V tetap atau P tetap,karena itu


dikenal kapasitas panas pada V tetap (CV) dan kapasitas panas
pada P tetap (CP). Karena pada pemanasan dengan P tetap
,diperlukan tenaga untuk melawan tekanan luar,maka untuk gas :
CP > CV ,untuk zat cair dan untuk zat padat CP - CV
Besarnya CP dan CV dapat dicari dari teori kinetik gas. Besarnya
tenaga kinetik translasi per mol gas ideal :

Ek = 3 kBT = 3 RT
2 2
Energi Dalam Gas Ideal
1 2 3
Dari hubungan terakhir di atas dapat dituliskan N  mv   Nk BT
2  2
yaitu energi kinetik gas, yg juga merupakan energi total dan
energi dalam gas
3 3
U  Nk BT  nRT
2 2
Perbandingan dengan eksperimen ?
 U  CV 
3
nR
Kapasitas kalor pada volume tetap: CV   T  2
 V
5
atau kapasitas kalor pd tekanan tetap: C P  CV  nR C P  nR
2

Perbandingan CP dan CV adalah suatu konstanta:   C P  5  1,67


CV 3
KONSTANTA KRITIS GAS

Titik kritis, Tc, dari sebuah


bahan adalah sebuah titik
suhu di mana fase cairan dan
uap tidak bisa dibedakan.
Pada saat mendekati
temperatur titik kritis, properti
gas dan cairan menjadi sama,
fase ini disebut Fluida super
kritikal.
Titik kritis gas merupakan titik
dimana gas di atas tekanan
dan temperatur kritis tidak
dapat dicairkan hanya dengan
mengecilkan volumenya.
Tekanan kritis (Pc) = tekanan yang diperlukan untuk
mencairkan
gas pada temperatur kritis
Temperatur kritis (Tc) = temperatur maksimum suatu gas dapat
dicairkan dengan tekanan tertentu
Volume kritis (Vc) = volume molar pada titik kritis.

 Tekanan tereduksi Pr = P
Pc
 Volume tereduksi Vr = Vm
Vc
 Suhu tereduksi tereduksi Tr = T
Tc

Catatan :Pada kondisi dimana dua fasa cair dan gas berimpit pada satu titik
Tabel titik kritis dari beberapa bahan

Substansi Suhu kritis (°C) Suhu kritis (K) Tekanan kritis (atm) Tekanan kritis (MPa)

Argon −122.4 150.8 48.1 4.870

Ammonia[1] 132.4 405.6 111.3 11.28

Bromin 310.8 584 102 10.340

Klorin 143.8 417 76.0 7.700

Fluorin −128.85 144.3 51.5 5.220


Helium −267.96 5.19 2.24 0.227
Hidrogen −239.95 33.2 12.8 1.297

Kripton −63.8 209.4 54.3 5.500

Neon −228.75 44.4 27.2 2.760

Nitrogen −146.9 126.2 33.5 3.390

Oksigen −118.6 154.6 49.8 5.050

CO2 31.04 304.1 72.8 7.377

H2SO4 654 927 45.4 4.6

Xenon 16.6 289.7 57.6 5.840

Lithium 2,950 3,223 65.2 6.700

Raksa 1,476.9 1,750 1,587 172


Kurva faktor kompresi terhadap tekanan tereduksi
CAIRAN

Cairan mempunyai volume tetap dan hanya sedikit


dipengaruhi oleh tekanan .Rapat dan viskositasnya lebih
besar dari pada gas.
Dari teori kinetik dapat dianggap bahwa cairan
adalah kelanjutan dari fase gas, molekul molekulnya
mempunyai gaya tarik yang kuat ,hingga dapat menahan
volume tetap.
Gaya yang bekerja antara molekul cairan berupa
gaya Van der waals atau gaya listrik akibat adanya dipole
METODE PENCAIRAN GAS
Gas, t ↓ ----→ kecepatan dan energi kinetik
molekul ↓ ----→ interaksi ↑ ---→ cair
Gas ditekan ----→ interaksi ↑ ----→ cair
Penurunan suhu:
 Disimpan pada suhu dingin

 Ekspansi Adiabatis untuk gas ideal

 Efek Joule thomson untuk gas yang non


ideal
Keadaan kritis cairan
 Bila air diletakkan dalam bejana tertutup, air mempunyai
tekanan uap tertentu. Tekanan uap ini bergantung
temperatur,misalnya :
P25°C = 23,76 mmHg
P100°C = 760 mmHg
Kalau temperatur dinaikkan terus,tekanan uap juga akan
bertambah,tetapi selalu ada kesetimbangan antara :
Air Uap
Pada temperatur 374,4 °C batas antara air dan uap hilang
Air dalam keadaan ini disebut ada pada titik
kritis.Temperatur pada titik kritis disebut temperatur
kritis,tekanannya tekanan kritis dan volume molarnya
disebut volume kritis.
HUBUNGAN P, V danT Cairan dan Gas
Hubungan P-V dan T untuk cairan gas, mula-mula didapatkan oleh
Andrew untuk karbon dioksida. Pengukuran variasi volume CO2
dengan tekanan pada temperatur tetap, diperoleh bahwa zat ini
mempunyai temperatur kritis 30,98oC dan tekanan kritis 73 atm.
Grafik tersebut merupakan grafik isoterm. Pada 48,1oC gas CO2 tidak
mungkin dicairkan. Pada 30,98oC dan tekanan 73 atm, mulai terdapat
CO2 cair. Titik ini merupakan titik kritis.
Pada temperatur dibawah 30,98oC, misalnya 21,5oC bila CO2 ditekan
akan mencair. Selama pencairan tekanan tetap, ada kesetimbangan
CO2 (l) CO2(g)
Setelah semua CO2 mencair penambahan tekanan hanya menambah
tekanan dari CO2 dan grafik naik dengan tegak.
Gambar diagram Isotermal CO2
Prinsip Kontinuitas Keadaan
 Menurut prinsip ini, fase cair merupakan kelanjutan dari
fase gas.Hal ini dapai dilihat dari grafik P-V-T untuk CO2.
 Apabila mengubah cairan CO2 dari A ke B pada
temperatur sama ,perubahan ini akan melalui perubahan
fase yang jelas.
 Tetapi apabila perubahan itu melalui C,D dan kemudian
B maka perubahan fase cair ke gas pada saat melewati
garis isotermal kritis ,tidak dapat diikuti.
 Atas dasar prinsip ini ,persamaan keadaan untuk gas
berlaku untuk keadaan kritis atau bahkan keadaan cair.
PERSAMAAN VAN DER WAALS
UNTUK ISOTERMAL CO2
 n 2a 
P (V  nb)  nRT bila n  1 , maka
 V 2
 
 a 
 P  2 (V  b)  RT
 V 
PV 3  ( RT  Pb)V 2  aV  ab  0

 RTc  2 a ab
V   b 
3
V  V  0
 Pc  Pc Pc
Persamaan ini akan menghasilkan 3 harga V untuk tiap harga
P dan T .Pada 25°C,harga V ialah a,b dan c. Pada 50°C harga
V hanya satu ,sedang pada temperatur kritis ketiga harga
tersebut sama,yaitu sama dengan Vc

V  Vc
V  Vc  0
sehingga persamaan menjadi V  Vc   0 atau
3

V 3  (3Vc)V 2  (3Vc2 )V  Vc3  0


pada kondisi yang sama, persamaan menjadi
 RTc  2 a ab
3

V  b  
V  V  0 ...............* sehingga
 Pc  Pc Pc
 RTc  bPc 
3Vc   
 Pc 
a
3Vc 
2
a  3Vc 2 .Pc
Pc
ab  Vc 3 .Pc 
Vc 
3 b   
Pc  a 

1
 (Vc .Pc ) 3
3

Vc .Pc
8a a
Vc  3b Tc  Pc 
27 R.b 27b 2

 27 R 2Tc 2   RTc 2 
a
 64 Pc 
:b  
 8 Pc 

   
Pengaruh Suhu Terhadap
Tekanan Uap
Persamaan Clausius – Clapeyron:

p2 ∆Hv (T2 – T1)


Log ---- = ----------------- atau
p1 2,303 R T2T1
- ∆Hv 1
Ln p = ------- ---- + konstanta
R T

Anda mungkin juga menyukai