PADA LANSIA
Kehilangan finansial
Kehilangan status
Kehilangan teman/kenalan
Kehilangan kegiatan/pekerjaan
Tinjauan masalah psikologik
pada lansia
Masalah psikologik yang dialami oleh golongan lansia ini pertama kali
mengenai sikap mereka sendiri terhadap proses menua yang mereka hadapi,
antara lain kemunduran badaniah atau dalam kebingungan untuk
memikirkannya.
Dalam hal ini dikenal apa yang disebut disengagement theory, yang berarti ada
penarikan diri dari masyarakat dan diri pribadinya satu sama lain.
Dulu hal ini diduga dapat mensukseskan proses menua. Anggapan ini
bertentangan dengan pendapat-pendapat sekarang, yang justru menganjurkan
masih tetap ada social involvement (keterlibatan sosial) yang dianggap lebih
penting dan meyakinkan. Masyarakat sendiri menyambut hal ini secara positif.
Contoh yang dapat dikemukakan umpamadalam bidang pendidikan, yang
masih tetap ditingkatkan pada usia lanjut ini untuk menaikkan intelegensi dan
memperluas wawasannya (Brocklehurst dan Allen, 1987).
Karena telah lanjut usia mereka seringkali dianggap terlalu lamban, dengan
daya reaksi yang lambat dan kesigapan dan kecepatan bertindak dan berpikir
yang menurun. Meskipun kinerja mereka bar yak yang masih baik. Banyak
contoh-contoh historis, seperti antara lain : G. Verdi, Goethe, André Tupolev,
Galilei, Laplace, Eisenhower, Churchill, R. Reagan yang masih berjaya dan
sangat produktif pada bidangnya masing-masing pada usia yang sangat lanjut
(lebih dari 70 tahun).
Stereotipe psikologik
orang lanjut usia
• Tipe Konstruktif
• Tipe Defensif
• Keluarga (anak-anak) masih merupakan tempat berlindung yang paling disukai oleh
lansia ini. Sampai sekarang penelitian dan observasi tak menemukan bukti-bukti
yang menunjukkan bahwa anak/keluarga segan untuk melakukan hal ini.
Menempatkan orang lansia di panti werda masih merupakan alternatif terakhir.
• Pada sisi yang lain sebetulnya kinerja sebagian besar kaum lansia masih cukup baik,
cukup aktif dan cukup produktit, sehingga masih dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan
keluarga.
• Kinerja (fungsi dalam masyarakat) seorang lansia memang ditentukan oleh resultante dari
3 faktor penting, yaitu faktor fisik, psilkologik/ mental dan sosio-ekonomi. Penulis
menggangap faktor sosio-budaya Juga penting, apalagi di dunia timur.
• Selain faktor fisik harus juga diperhatikan faktor psikologik/mental pada lansia tadi,
karena pada waktu pensiun akan didapat keliilangan- kehilangan pada bidang
finansial, status dan fasilitas, kenalan dan komunikasi. Juga pada wanita, faktor
psikologik akan banyak terjadl apalagi dengan datangnya masa klimakterium dan
menopause.
• Terdapat stereotipe-stereotipe lansia pada waktu bertambahnya usla ini, yang
kebanyakan meneruskan sifat-sifat yang dipunyai pada waktu muda, yaitu
stereotipe konstruktif, tipe ketergantungan, defensif, bermusuhan (hostility) dan
self-haters.