Anda di halaman 1dari 15

Carcinoma

Sinonasal
Definisi
• Penyakit di mana terjadinya pertumbuhan sel (ganas) pada sinus
paranasal dan rongga hidung.
Etiologi
• Etiologi tumor ganas sinosial belum diketahui, tetapi diduga
zat kimia atau bahan industry merupakan penyebab antara
lain nikel, debu kayu, kulit, formadehid, kromium, minyak
isopropyl dan lain lain. Alkohol, asap rokok, makanan yang
diasinkan atau diasap diduga meningkatkan kemungkinan
terjadinya keganasan, sebaliknya buah dan sayuran
mengurangi kemungkinan keganasan.
Klasifikasi Tumor
• Klasifikasi Tumor
• Jinak : Papiloma skuamosa, Papiloma Inversi, Displasia Fibroma,
Angiofibroma Nasofaring Juvenile
• Ganas : Karsinoma sel skuamosa, Undifferentiated Carcinoma,
Rhabdomyosarkoma, Chondrosarkoma, Limfoma Maligna
Sinonasal, Adenokarsinoma Sinonasal, Olfactory Neuroblastoma,
Mukosal Melanoma Maligna
Tumor Jinak
Tumor Ganas
Tumor Ganas
Manifestasi Klinis dan Gejala
• 1. Gejala Nasal, gejala nasal berupa obstuksi hidung unilateral dan rinorea. Sekretnya sering bercampur darah atau terjadi
epistaksis. Tumor yang membesar dapat mendorong tulang hidung hingga terjadi deformitas hidung. Pada tumor ganas khas
pada sekret yang berbau karena mengandung jaringan nekrotik.
• 2. Gejala Orbital, meluasnya tumor ke arah orbita akan menimbulkan gejala seperti; diplopia, proptosis atau penonjolan
bola mata, oftalmoplegia, gangguan visus dan epifora.
• 3. Gejala Oral, perluasan tumor ke rongga mulut menyebabkan penonjolan atau ulkus di palatum atau prosessus alveolaris.
Pasien sering datang ke dokter gigi karena nyeri di gigi, tetapi tidak sembuh meskipun gigi yang sakit telah dicabut.
• 4. Gejala Fasial, perluasan tumor ke depan akan menyebabkan penonjolan di pipi. Disertai nyeri, anastesia atau parestesia
muka jika mengenai nervus trigeminus.
• 5. Gejala Intrakranial, perluasan tumor ke intrakranial, akan menyebabkan sakit kepala hebat, oftalmoplegia dan gangguan
visus. Dapat disertai dengan likuorea, yaitu cairan otak yang keluar melalui hidung. Jika perluasan hingga ke fossa kranii
media maka saraf- saraf kranial lainnya juga terkena. Jika tumor meluas ke belakang, akan terjadi trismus akibat terkenanya
muskulus pteroigoideus disertai anestesia dan parestesi daerah yang diper-syarafi nervus maksilaris dan mandibularis.
Diagnosis

Anamnesa Gejala dan manifestasi klinis

Pemeriksaan Inspeksi, Palpasi, dan Rhinoscopy


Fisik
Pemeriksaan Biopsi/PA, Endoskopi, X-Ray, CT-scan,
Penunjang MRI, PET scan
Stadium
• Menurut American Joint Comitte in Cancer (AJCC) 2010
Stadium
Stadium
Stadium
Penatalaksanaan dan Terapi
• Pembedahan
• Umumnya ,dilakukan pada lesi jinak dan lesi dini (T1- T2)
• Eksisi paliatif : untuk mengurangi nyeri yang hebat atau membebaskan dekompresi n. Optik dan rongga orbita,
drainase sinus paranasalis yang mengalami obstruksi.
• Radioterapi
• Adjuvant : diberikan setelah dilakukannya terapi utama seperti pembedahan
• Paliatif: pasien dengan kanker tingkat lanjut
• Kemoterapi
• Adjuvant :terapi tambahan kombinasi
• Neoadjuvant: terapi tambahan
• Concomitant: kombinasi dengan radioterapi
• Paliatif
• Dapat mengurangi rasa nyeri akibat tumor, mengurangi obstruksi ataupun untuk debulking pada lesi-lesi masif
eksternal.
Prognosis
• Pada umumnya, prognosisnya kurang baik, banyak factor yang
mempengaruhinya seperti :
• Perbedaan diagnosis histologi, asal tumor primer
• Perluasan tumor
• Pengobatan dan terapi
• Starus Batasan sayatan
• Status imunologis

Anda mungkin juga menyukai