Anda di halaman 1dari 19

PEMINDAHTANGANAN

BARANG MILIK DAERAH

 RIZMA MILLENIA FEBRINA


4MSU
PEMINDAHTANGANAN

• Pemindahtanganann BMN adalah salah satu tahapan dalam Pengelolaan BMN yang
diatur secara lengkap dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2014.

• Menurut PP 27 tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah,


Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik Negara/Daerah
a. Penjualan b. Tukar Menukar

Cara
Pemindahtan
ganan
BMN c. Hibah d. Penyertaan Modal
Pemerintah Pusat/Daerah
Penjualan
Penjualan adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik Negara/Daerah kepada
pihak lain dengan menerima penggantian dalam bentuk uang.
Tukar Menukar
Tukar Menukar adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik Negara/Daerah yang
dilakukan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, antar Pemerintah
Daerah, atau antara Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah dengan pihak lain,
dengan menerima penggantian utama dalam bentuk barang, paling sedikit dengan
nilai seimbang.
Hibah
Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang dari Pemerintah Pusat kepada
Pemerintah Daerah, dari Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat, antar
Pemerintah Daerah, atau dari Pemerintah Pusat/ Pemerintah Daerah kepada Pihak
Lain, tanpa memperoleh penggantian.
Penyertaan Modal Pemerintah
Pusat/Daerah
Penyertaan Modal Pemerintah Pusat/Daerah adalah pengalihan kepemilikan
Barang Milik Negara/Daerah yang semula merupakan kekayaan yang tidak
dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai
modal/saham Negara atau daerah
Alasan/Pertimbangan
Pemindahtanganan BMN
(a) untuk melaksanakan efisiensi pengeluaran biaya pemeliharaan dan karena secara ekonomis
lebih menguntungkan bagi negara;

(b). Dalam rangka optimalisasi Barang Milik Negara yang berlebih atau idle ;

(c). sebagai pelaksanaan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

(d) dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional penyelenggaraan pemerintahan, optimalisasi


penggunaan BMN, atau tidak tersedia dan dalam APBN;

(e) kepentingan sosial, keagamaan, kemanusiaan, dan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.;

(f) BMN tersebut akan lebih optimal apabila dikelola oleh BUMN/D atau Badan Hukum lainnya
yang dimiliki Negara/Daerah, baik yang sudah ada maupun yang akan dibentuk.
Penjualan
 Pertimbangan penjualan:
1. untuk optimalisasi barang milik negara yang berlebih atau idle;
2. secara ekonomis lebih menguntungkan bagi negara apabila dijual;
3. sebagai pelaksanaan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

 Penjualan dilakukan secara lelang, kecuali dalam hal-hal tertentu.


 Pengecualian meliputi: barang yang bersifat khusus; barang yang
ditetapkan lebih lanjut oleh pengelola barang.
 Penjualan tanah/bangunan oleh pengelola barang, untuk selain tanah
pengelola barang setelah persetujuan kepala daerah.
 Penerbitan persetujuan pelaksanaan oleh pengelola barang untuk
penjualan dilakukan setelah mendapat persetujuan gubernur/
bupati/walikota atau DPRD.
 Hasil penjualan wajib disetor seluruhnya ke rekening kas umum
negara/daerah sebagai penerimaan negara/daerah.
Tukar
Menukar
 Pertimbangan tukar menukar
1. untuk memenuhi kebutuhan operasional penyelengga­raan
pemerintahan;
2. untuk optimalisasi barang milik negara/daerah; dan
3. tidak tersedia dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara/Daerah.

 Tukar menukar dilakukan dengan Pemda, BUMN/D atau badan


hukum milik pemerintah lainnya, swasta.
 Tukar menukar oleh pengguna barang setelah mendapat persetujuan
pengelola barang.
 Ketentuan dalam tukar menukar: kajian aspek ekonomi, yuridis,
ekonomi, persetujuan otorisasi, pelaksanaan serah terima berita
acara.
Hibah
 Hibah dilakukan dengan pertimbangan untuk kepentingan sosial,
keagamaan, kemanusiaan, dan penyelenggaraan pemerintahan
negara/daerah.
 Hibah dapat berupa
1) tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan kepada pengelola
barang untuk barang milik negara dan gubernur/bupati/walikota
untuk barang milik daerah;
2) tanah dan/atau bangunan yang dari awal pengadaaannya
direncanakan untuk dihibahkan sesuai yang tercantum dalam
dokumen penganggaran;
3) barang selain tanah dan/atau bangunan.
Penyertaan Modal
Pemerintah
Pusat/Daerah
 Penyertaan modal pemerintah pusat/daerah atas barang milik
negara/daerah dilakukan dalam rangka pendirian, pengembangan,
dan peningkatan kinerja badan usaha milik negara/daerah atau
badan hukum lainnya yang dimiliki negara/daerah;
 Penyertaan dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. barang yang dari awal pengadaaannya sesuai dokumen
penganggaran diperuntukkan bagi badan usaha milik negara/daerah
atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara/daerah dalam
rangka penugasan pemerintah; atau
2. barang milik negara/daerah lebih optimal apabila dikelola oleh badan
usaha milik Negara/daerah atau badan hukum lainnya yang dimiliki
negara/daerah baik yang sudah ada maupun yang akan dibentuk.
 Prosedur 

Usulan – meneliti, mengkaji dan kesesuaian pesyaratan – persetujuan


pengelola barang – RPP penyertaan modal untuk ditetapkan – serah
terima dituangkan BAST.
THANK
ANY
YOU
QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai