Anda di halaman 1dari 18

Crush Injury

Oleh: Pembimbing:
Maharani Syarifah Putri dr. Aswedi Putra, Sp.OT. FICS
Definisi

Crush injury didefinisikan sebagai luka yang hancur pada ekstremitas atau anggota
badan lain yang mengakibatkan terjadinya kerusakan yang serius tetapi lebih sering
Terjadi pada anggota gerak bawah (ekstremitas bawah), dengan manifestasi sistemik.
Efek sistemik disebabkan oleh trauma rhabdomyolysis (pemecahan otot) dan
pelepasan sel komponen otot yang berbahaya dan elektrolit ke sistem peredaran
darah. Crush injury ini dapat menyebabkan cedera jaringan lokal, disfungsi organ,
Kelainan metabolik, termasuk asidosis, hiperkalemia dan hipokalemia.
Etiologi
1. Kecelakaan kendaraan bermotor, biasanya dengan
kecepatan tinggi, seperti motor, mobil, kereta, dan
pesawat.
2. Bencana alam, seperti gempa bumi, tsunami, tanah
longsor
3. Kecelakaan kerja, misalnya jari tangan atau kaki terjepit
mesin atau alat-alat berat saat bekerja, terjatuh dari
ketinggian pada pekerja konstruksi bangunan
4. Ledakan, seperti orang yang terkena ledakan bom atau
gas meledak
5. Anggota tubuh tertimpa benda berat, terutama kaki dan
jari kaki
● Insiden crush injury akibat erathquakes 2-15%
● 50% korban mengalami gagal ginjal
● 50% korban memerlukan hemodialisis
● > 50% membutuhkan tindakan fasiotomi

 Lower extremity : 74%


 Upper extremity : 10%
 Trunk : 9%

 Local tissue injury


 Organs of dysfungsion
 Metabolic ab-normalites
Tanda dan Gejala
● Gejala dari cedera ini tergantung dari lokasi cedera pada tubuh bagian mana.
Umumnya gejalanya dapat berupa
● Nyeri hebat pada daerah yang cedera
● Memar yang disebabkan karena rusaknya otot
● Luka terbuka
● Mati rasa pada bagian tubuh yang mengalami cedera atau bagian tubuh dibawah
letak cedera
● Penurunan kesadaran, mulai dari mengantuk hingga tidak sadar
● Perdarahan
● Patah tulang dapat terbuka maupun tertutup
Tanda dan Gejala
Keadaan akut dari crush injury biasanya timbul hipovolemi dan ketidakseimbangan metabolik
(reperfusion sindrom). Pada beberapa kasus sering terjadi cardiac arytmia dan kematian mendadak.
Pada keadaan lebih lanjut, pelepasan zat-zat akibat dari kematian sel menuju ke sirkulasi mengakibatkan
Myoglobinuria, yang mengakibatkan kasus gagal ginjal jika tidak diobati.

Crush injury memiliki beberapa tanda dan gejala yang dikelompokan menjadi tiga, yaitu:
● Hipotensi
● Kegagalan Ginjal
● Kelainan Metabolik

Beberapa tanda dan gejala yang cukup signifikan, yaitu:


● Hiperkalemia
● Sindrom Kompartemen
Penatalaksanaan
● Penanganan pada crush injury dapat dimulai dari tempat kejadian yaitu
dengan prinsip primary surface (ABC) terutama mempertahankan atau
mengurangi pendarahan dengan cara bebat tekan sementara dilarikan ke RS.

● Penanganan di RS harus diawali dengan prinsip ATLS. Pemberian oksigen O2


guna mencegah terjadinya hipoksia jaringan serta terutama organ-organ vital.
kemudian dilanjutkan dengan terapi cairan, terapi cairan awal harus diarahkan
untuk mengoreksi takikardi atau hipoksia dengan memperluas volume cairan
tubuh dengan cepat dengan menggunakan cairan Nacl (isotonik), atau ringer
laktat diguyur dan kemudian dilanjutkan perlahan lebih kurang 1-1.5 L/jam.
● Untuk mencegah gagal ginjal dengan hidrasi yang sesuai, anjuran terapi akhir-akhir
ini berupa pemberian cairan intravena dan manitol untuk mempertahankan diuresis
minimal 300-400 ml/jam, dalam hal ini penting dipasang folley catether guna
menghitung balance cairan masuk dan cairan keluar. Volume agresif ini dapat mencegah
kematian yang cepat dan dikenal sebagai penolong kematian, dimana dapat mem
perbaiki perfusi jaringan yang iskemik sebagai akibat crush injury.
● Natrium bikarbonat berguna pada pasien dengan crush syndrom. Ini akan
mengembalikan asidosis yang sudah ada sebelumnya yang sering timbul
dan juga sebagai salah satu langkah pertama dalam mengobati hiperkalemia.
hal ini juga akan meningkatkan pH urin, sehingga menurunkan jumlah
mioglobin yang mengendap di ginjal. Masukan natrium bikarbonat intravena
sampai Ph urin mencapai 6,5 untuk mencegah mioglobin dan endapan sama
urat di ginjal.
● Pemberian manitol intravena memiliki tindakan yang menguntungkan beberapa
korban crush syndrom, guna melindungi ginjal dari efek rhabdomyolisis,
peningkatan volume cairan ekstraseluler, dan peningkatan kontraktilitas jantung.
selain itu, manitol intravena selam 40 menit berhasil mengobati sindrom
kompartemen, dengan menghilangkan gejala dan mengurangi bengkak (edem)
Manitol dapat diberikan dalam dosis 1 gram/ kg atau ditambahkan ke cairan
Intravena pada pasien dengan infus lanjutan. Dosis maksimum adalah 200 gm/d,
dosis yang lebih tinggi dari ini dapat merusak fungsi ginjal. Manitol boleh
diberikan hanya setelah aliran urin baik yang dikoreksi dengan cairan IV
sebelumnya.
● Luka harus dibersihkan, debridemen, dan ditutup dengan dressing sterile dengan
kain kasa. Lokasi cidera diangkat lebih tinggi dari posisi jantung akan membantu
untuk mengatasi edem dan mempertahankan perfusi. Antibiotik intravena sering
digunakan untuk mencegah infeksi. Obat-obatan untuk mengontrol rasa sakit
(analgetik) dapat diberikan yang sesuai. Torniket yang kontroversial perlu jika
pendarahan aktif namun biasanya jarang digunakan.

● Amputasi dilapangan atau tempat kejadian digunakan hanya sebagai upaya


terakhir. Ini mungkin sesuai strategi penyelamatan untuk pasien yang hidup nya
berada dalam bahaya langsung dan yang tidak dapat melepaskan diri dengan
cara lain. Ini merupakan bidang yang sulit dengan prosedur yang sangat
meningkatkan resiko infeksi dan pendarahan pada pasien. Amputasi di RS harus
dilakukan oleh dokter ahli yang berkompeten berdasarkan keahlian.
● Indikasi Amputasi
1 Dead,(dying) penyakit pembuluh darah perifer bertanggung jawab terhadap
hampir 90% dari seluruh amputasi. Penyebab lainnya adalah trauma parah,
luka bakar, dan frost bite

2 Dangerous, penyakit yang tergolong berbahaya adalah tumor ganas , sepsis


yang potensial lethal dan crush injury. Pada crush injury pelepasan torniket
atau penekanan lain akan berakibat pada kegagalan ginjal (crush syndrom)

3 Damn nulsance, ada keadaan dimana mempertahankan anggota gerak dapat


lebih buruk daripada tidak mempunyai anggota gerak samasekali. Hal ini
mungkin dapat disebabkan oleh nyeri, malformasi berat, sepsis berulang atau
kehilangan fungsi yang berat. Kombinasi antar deformitas dan kehilangan
sensasi khususnya merupakan masalah yang berat dan pada alat gerak bawah
cenderung untuk menyebabkan ulserasi karna tekanan
Komplikasi
● Hipotensi
● Crush syndrom
● Renal failure
● Compartmen syndrom
● Cardiac arrest
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai