Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PRINSIP

STRATIGRAFI

OLEH

RENALDY 122.15.018
SEJARAH GEOLOGI
BANDUNG

ZONA BANDUNG MERUPAKAN SUATU DEPRESI JIKA


DIBANDINGKAN DENGAN ZONA BOGOR DAN ZONA
PEGUNUNGAN SELATANN
KEDUA ZONA TERSEBUT MENGAPIT ZONA BANDUNG YANG
TERLIPAT PADA ZAMAN TERSIER
– ZONA BANDUNG SEBAGIAN BESAR
TERISI OLEH ENDAPAN VULKANIK
GUNUNG API SEKITARNYA
– DEPRESI BANDUNG PADA
KETINGGIAN 650-675 MDPL DENGAN
LEBAR KURANG LEBIH 25 KM
– ZONA BANDUNG MELENGKUNG DARI
PELABUHAN RATU MENGIKUTI
LEMBAH CIMANDIRI MENERUS KE
TIMUR MELALUI KOTA BANDUNG
DAN BERKHIR DI SEGARA ANAKAN DI
MUARA SUNGAI CITANDUY (CILACAP)
– DEPRESI BANDUNG YANG TERDIRI DARI
DATARAN ALLUVIAL YANG SUBUR YANG
DIALIRI SUNGAI CITARUM TERLETAK DI
ANTARA DUA DERETAN GUNUNG BERAPI.
– DI SEBELAH UTARA PADA PERBATASAN
ZONA BOGOR TERLETAK GUNUG
BURANGRANG, GUNUNG
BUKITTUNGGUL,GUNUNG DAN GUNUNG
TANGKUBAN PERAHU YANG MUDA
– DI SEBELAH SELATAN PERBATASAN ZONA
PEGUNUNGAN SELATAN TERLETAK
GUNUNG MALABAR, GUNUNG PATUHA
DAN GUNUNG KENDER YANG RELATIF
LEBIH TUA.
HUKUM-HUKUM STRATIGRAFI

1.Hukum Superposisi (Nicholas


Steno, 1669)
Dalam kondisi normal (belum
mengalami deformasi), perlapisan
suatu batuan yang berada pada posisi
paling bawah merupakan batuan yang
pertama terbentuk dan tertua
dibandingkan dengan lapisan batuan
diatasnya.
2.Hukum Horisontalitas (Nicholas
Steno, 1669)
Bila suatu batuan sedimen ditemukan
dalam posisi miring atau terlipat maka
batuan tersebut telah mengalami suatu
deformasi setelah pengendapan akibat
tektonik.
3.Hukum Original
Continuity (Nicholas Steno,
1669)
Lapisan sedimen diendapkan
secara menerus dan
bersinambungan (continuity),
sampai batas cekungan
sedimentasinya.
4.Hukum Faunal Succession (Abble Giraud-
Soulavie, 1778)
Pada setiap lapisan yang berbeda umur geologinya akan
ditemukan fosil yang berbeda pula. Secara sederhana bisa
juga dikatakan Fosil yang berada pada lapisan bawah akan
berbeda dengan fosil di lapisan atasnya.
Fosil yang hidup pada masa sebelumnya akan digantikan
(terlindih) dengan fosil yang ada sesudahnya, dengan
kenampakan fisik yang berbeda (karena evolusi). Perbedaan
fosil ini bisa dijadikan sebagai pembatas satuan formasi
dalam lithostratigrafi atau dalam koreksi stratigrafi.
5.Hukum Cross-cutting
Relationship (A.W.R Potter &
H. Robinson)
Hubungan petong-memotong
(cross-cutting relationship) adalah
hubungan kejadian antara satu
batuan yang dipotong/diterobos
oleh batuan lainnya, dimana batuan
yang dipotong/diterobos terbentuk
lebih dahulu dibandingkan dengan
batuan yang menerobos.
6.Sostasi

Yaitu diferensiasi
berdasarkan kerapatan
jenis. Massa jenis yang
lebih berat berada di
bagian bawah, sedangkan
yang lebih ringan berada di
bagian atas.
7.Hukum Inklusi
Inklusi terjadi bila magma
bergerak keatas menembus
kerak, menelan fragmen2
besar disekitarnya yang
tetap sebagai inklusi asing
yang tidak meleleh.
8.Hukum Uniformitarianisme
(Hutton,1785)

“The Present is the


key to the past.”
DAFTAR PUSTAKA

– https://kelompok5stratigrafi.wordpress.com/2011/10/30/hukum-hukum-stratigrafi/
– https://daoezy.wordpress.com/2013/03/09/hukum-hukum-stratigrafi/
– http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/453/jbptitbpp-gdl-indrairawa-22644-3-2009ta-2.pdf
– http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._
GEOGRAFI/195901011989011-YAKUB_MALIK/KONDISI_FISIOGRAFI_DAN_GEOLOGI_REGIONAL_J
AWA_BARAT.pdf
– https://jsbudiman.wordpress.com/2012/09/02/geologi-regional-bandung/
– https://
www.researchgate.net/publication/225332949_Structural_geology_controls_on_groundwater_fl
ow_Lembang_Fault_case_study_West_Java_Indonesia
– https://eluc.kr-olomoucky.cz/verejne/lekce/294
– https://eksperimensederhana.blogspot.co.id/2015/05/mencampurkan-minyak-dan-air.html

Anda mungkin juga menyukai