Anda di halaman 1dari 21

Pemilu Legislatif

Dasar Hukum
• Undang-Undang No. 7 tahun 2017 tentang
Pemilu
Pemilu Serentak
• Pemilu Serentak merupakan pemilu yang
dilakukan secara serentak untuk memilih :
1. Anggota Legislatif (DPR, DPD, DPRD)
2. Pasangan Calon Presiden dan Wakil
Presiden
Definisi Pemilu
• Pemilihan Umum, selanjutnya disebut
Pemilu, adalah sarana pelaksanaan
kedaulatan rakyat yang dilaksanakan
secara langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Pemilihan Anggota Legislatif

• Pemilu dilaksanakan secara efektif dan


efisien berdasarkan asas langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
• Pemilu diselenggarakan untuk memilih
anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan
DPRD kabupaten/kota.
Peserta Pemilu Legislatif

Pemilu
DPR dan • Partai Politik

DPRD

Pemilu DPD • Perseorangan


Pileg untuk memilih siapa ?
• Memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
1 (DPR)

• Memilih Anggota Dewan Perwakilan Daerah


2 (DPD)

• Memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat


3 Daerah (DPRD) Provinsi

• Memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat


4 Daerah (DPRD) Kabupaten/Kota
Sistem Pemilu (secara teoritik)
1. Single-member Constituency (satu
daerah pemilihan satu wakil, disebut
Sistem Distrik.
2. Multi-member Constituency (satu daerah
pemilihan memilih beberapa wakil,
disebut Proporsional Representation atau
Sistem Perwakilan Berimbang.
Sistem Distrik
• Setiap satuan geografis (biasanya disebut distrik)
mempunyai satu wakil dalam parlemen.
• Negara dibagi dalam sejumlah besar distrik dan jumlah
wakil rakyat dalam parlemen ditentukan oleh jumlah
distrik.
• Calon yang dalam satu distrik memperoleh suara
terbanyak menang, sedangkan suara yang kalah
dianggap hilang.
• Contoh : Dalam satu distrik jumlah suara sah 100.000,
ada dua calon. Calon A memperoleh 60.000, calon B
memperoleh 40.000, maka yang menang yang A.
Suara B dianggap hilang.
• Dipraktekkan di Inggris, Kanada, Amerika Serikat dan
India
Sistem Proporsional
• Gagasan pokoknya ialah jumlah kursi yang
diperoleh oleh suatu partai politik adalah sesuai
dengan jumlah suara yang diperolehnya.
• Untuk keperluan itu ditentukan suatu
perimbangan, misalnya : 1 : 400.000, yang
berarti bahwa sejumlah pemilih tertentu
(400.000 orang) memiliki satu orang wakil.
• Jumlah wakil dalam setiap daerah pemilihan
ditentukan oleh jumlah penduduknya.
• Dalam sistem ini setiap suara dihitung.
• Dipraktekkan di Belanda, Swedia, Belgia.
Sistem Pemilu Legislatif di
Indonesia
• Ada 2 Sistem Pemilu yang digunakan :
1. Sistem Proporsional Terbuka.
2. Sistem Distrik Berwakil Banyak
Sistem Proporsional Terbuka
• Proporsional
Suatu sistem untuk memilih wakil rakyat
dimana jumlah kursi yang diperoleh partai
politik sesuai dengan jumlah suara yang
diperolehnya
• Terbuka
Semua calon anggota DPR, DPRD
provinsi, DPRD kabupaten/kota
ditampilkan dalam surat suara
Sistem Distrik Berwakil Banyak
• Distrik
Wilayah negara Republik Indonesia dibagi
menjadi beberapa kesatuan wilayah geografis
atau distrik, dimana satu distrik mempunyai
beberapa wakil dalam lembaga perwakilan.
Distrik/daerah pemilihan adalah Provinsi.

• Berwakil Banyak
4 orang tiap provinsi.
SISTEM PEMILU LEGISLATIF
1. Sistem Proporsional Terbuka : untuk
memilih DPR dan DPRD
2. Sistem Distrik Berwakil Banyak : untuk
memilih DPD
Peserta Pemilu DPR & DPRD
• Partai Politik Peserta Pemilu pada Pemilu terakhir yang
memenuhi ambang batas perolehan suara dari jumlah
suara sah secara nasional ditetapkan sebagai Partai
Politik Peserta Pemilu pada Pemilu berikutnya. (Ambang
Batas : 3,5% dari suara sah nasional) disebut dengan
Electoral Threshold

• Partai politik yang tidak memenuhi ambang batas


perolehan suara pada Pemilu sebelumnya atau partai
politik baru dapat menjadi Peserta Pemilu setelah
memenuhi persyaratan:
Persyaratan
Parpol Peserta Pemilu
a. berstatus badan hukum sesuai dengan Undang-Undang tentang Partai
Politik;
b. memiliki kepengurusan di seluruh provinsi;
c. memiliki kepengurusan di 75% (tujuh puluh lima persen) jumlah
kabupaten/kota di provinsi yang bersangkutan;
d. memiliki kepengurusan di 50% (lima puluh persen) jumlah kecamatan di
kabupaten/kota yang bersangkutan;
e. menyertakan sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh persen) keterwakilan
perempuan pada kepengurusan partai politik tingkat pusat;
f. memiliki anggota sekurang-kurangnya 1.000 (seribu) orang atau 1/1.000
(satu perseribu) dari jumlah Penduduk pada kepengurusan partai politik
sebagaimana dimaksud pada huruf c yang dibuktikan dengan kepemilikan
kartu tanda anggota;
g. mempunyai kantor tetap untuk kepengurusan pada tingkatan pusat,
provinsi, dan kabupaten/kota sampai tahapan terakhir Pemilu;
h. mengajukan nama, lambang, dan tanda gambar partai politik kepada KPU
i. menyerahkan nomor rekening dana Kampanye Pemilu atas nama partai
Peserta Pemilu DPD
Perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dapat
menjadi Peserta Pemilu setelah memenuhi persyaratan:
a. Warga Negara Indonesia yang telah berumur 21 (dua puluh
satu) tahun atau lebih;
b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. bertempat tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
d. cakap berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa
Indonesia;
e. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah atas,
madrasah aliyah, sekolah menengah kejuruan, madrasah
aliyah kejuruan, atau pendidikan lain yang sederajat;
f. Dst..........
Syarat Dukungan
No. Jumlah Penduduk Syarat Dukungan
Provinsi
1. >1.000.000 1.000 orang
2. 1.000.000-5.000.000 2.000 orang
3. 5.000.000-10.000.000 3.000 orang
4. 10.000.000-15.000.000 4.000 orang
5. < 15.000.000 5.000 orang
Hak Memilih
• Warga Negara Indonesia yang pada hari
pemungutan suara telah genap berumur
17 (tujuh belas) tahun atau lebih atau
sudah/pernah kawin mempunyai hak
memilih.
• Terdaftar dalam
Daftar Pemilih Tetap.

Anda mungkin juga menyukai