3-Gravimetri Tambang
3-Gravimetri Tambang
GRAVIMETRI
Gravimetri adalah :
suatu metode analisa kimia kuantitatif untuk
penentuan jumlah zat berdasarkan pada
penimbangan. Dalam hal ini penimbangan
hasil reaksi setelah bahan yang dianalisa
direaksikan.
Contoh :
Untuk penentuan karbonat yang tidak dapat terurai
karena dipanaskan, maka karbonatnya direaksikan, misalnya
dengan menambahkan HCl;
CO2 yang terjadi dilewatkan tabung berisi bahan yang hanya
menyerap CO2.
Berat tabung dengan isi sebelum dan sesudah menyerap gas
adalah berat CO2.
CARA PENGENDAPAN
Pada cara pengendapan, zat direaksikan sehingga
menjadi suatu endapan dan endapan tersebut
ditimbang.
Reaksi : aA + rR AaRr
dimana : A = analit;
R = pereaksi
berat A
%A x 100%
berat sampel
berat A = berat endapan x faktor gravimetri
FAKTOR GRAVIMETRI
berat formula zat yang dicari
Faktor gravimetri
berat formula zat yang ditimbang
Berat zat yang dicari = berat zat yang ditimbang (berat endapan) x faktor
gravimetri
Fe2O3 Fe 2Fe/Fe2O3
Fe2O3 FeO 2FeO/Fe2O3
BM NaCl
berat endapan AgCl x
BM AgCl
% NaCl x 100%
berat sampel
SYARAT ENDAPAN
Agar hasil analisa baik dan benar, syarat yang harus
dipenuhi dalam pengendapan adalah :
kesempurnaan endapan,
dalam hal ini endapan harus sukar larut
(kelarutan kurang dari 10-4 g/liter)
kemurnian endapan,
hal ini terkait dengan pemisahan endapan
harus sempurna
• Suhu
Umumnya pada suhu tinggi, kelarutan endapan
makin besar dari pada pada suhu rendah.
Contoh :
100 ml dipakai mencuci 5 x masing-masing 20 ml
lebih baik hasilnya dari pada 2x mencuci masing-
masing 50 ml.
PENCUCIAN ENDAPAN (lanjutan)
Secara matematik dapat ditunjukkan hubungan
berikut:
n
u
X n Xo
u v
dimana :
X0, Xn = konsentrasi pengotor sebelum
dan sesudah dicuci
u = volume cairan yang tinggal
setelah pencucian
v = volume cairan yang digunakan
tiap kali pencucian
CONTOH:
Suatu campuran sebanyak 2 g. Berisi 0,1 g kotoran
dan 0,5 ml cairan. Dicuci dengan 20 ml pencuci a.
dipakai 2 x 10 ml dan b. 4 x 5 ml.
Penyelesaian :
a. u
n
0,5
2
4
X n Xo 0,1 2,3x10 g
uv 10 0,5
b. 0,5
4
X n 0,1 6,8 x10 6 g
5 0,5
PENYARINGAN
Pemisahan endapan dari larutan induk dan cairan
pencuci. dapat dilakukan dengan sentrifuga
atau penyaringan.
Alat-alat penyaringan :
1. kertas saring, (paling banyak dipakai)
2. cawan gelas atau cawan porselen
berpori.
PENYARINGAN (lanjutan)
Kelemahan Kertas saring :
1. tidak inert, yaitu dapat dirusak oleh asam atau
basa pekat dan macam-macam oksidator yang
dapat berakibat bocor
2. kekuatan mekanisnya kurang, dapat sobek dan
ambrol, sehingga bocor dan mengotori endapan
karena seratnya terbawa terutama penyaringan
dengan vacum
3. dapat mengadsorpsi bahan-bahan dari larutan
yang disaring
c.pembentukan endapan
Fe3+ + 3NH4OH Fe(OH)3 + 3NH4+
1000oC
2 Fe(OH)3 Fe2O3 + H2O
BESI SEBAGAI Fe(OH)3 (lanjutan)
• Sifat Endapan
Oksida berair dari besi Fe(OH)3 merupakan
endapan mirip gelatin yang sangat tidak
larut dalam air (Ksp = 1 x 10-36).
Koagulasi dilakukan pada kondisi larutan
panas.
Endapan dicuci dengan air yang
mengandung sedikit amonium nitrat untuk
mencegah peptisasi.
Penyaringan dilakukan dengan kertas saring.
Kertas dibakar habis dan endapan
dipijarkan/dipanggang pada suhu yang
tinggi untuk menghilangkan air.
BESI SEBAGAI Fe(OH)3 (lanjutan)
• Kesalahan-kesalahan
Endapan berbentuk gelatin, sehingga mempunyai
kecenderungan menyerap ion-ion asing selama
pengendapan
CONTOH 1
Sampel seberat 0,6025 g dari suatu garam klorida dilarutkan dalam air
dan kloridanya diendapkan dengan menambahkanAgNO3 berlebih.
Endapan AgCl disaring, dicuci dan dikeringkan, beratnya diperoleh
0,7134 g. Hitung % Cl dalam sampel.
Penyelesaian:
a
Misal : Cl dalam sampel a gram = mol
35,5
Reaksi : Ag+ + Cl- AgCl
1 mol 1 mol 1 mol
banyaknya mol Cl = mol AgCl
a 0,7134 35,5
maka a 0,7134 x
35,5 143,32 143,32
35,5
0,7134 x
berat Cl 143,32
% Cl x 100% x 100%
berat sampel 0,6025
% Cl 29,29%.
Contoh 2
Suatu sampel bijih besi beratnya 0,48 g, dilarutkan dalam asam,
besinya dioksidasi ke keadaan oksidasi +3 dan kemudian diendapkan
sebagai oksida berair Fe(OH)3. Endapan disaring, dicuci dan
dipijarkan menjadi Fe2O3 diperoleh berat 0,2481 g.
Hitung % Fe dalam sampel.
Penyelesaian : b
Misal : Fe dalam sampel = b gram = mol
55,85
Reaksi : 2 Fe3+ + 6 OH- 2 Fe(OH)3
2 Fe(OH)3 Fe2O3 + 3 H2O(g)
2 mol Fe3+ menghasilkan 1 mol Fe2O3.
Banyaknya mol Fe = 2 x mol Fe2O3
b 0,2481 2 x 55,85
mol 2 x maka b 0,2481 x gram
55,85 159,69 159,69
b
% Fe
0,48
x 100% % Fe 35,77%
ANALISA BATUAN (ROCK)
Komponen Persentase
Kehilangan akibat pemijaran 40-43
Silika tidak murni 0-7
Oksida Gabungan 0-6
Oksida Kalsium 30-35
Oksida Magnesium 14-21
ANALISA PROKSIMAT
Umumnya untuk analisa batuan, dilakukan secara analisa
pendekatan (analisa proksimat).
Pada analisa ini sampel dipecah menjadi lima (5)
komponen untuk dilakukan determinasi seperti pada tabel
di atas.
[45]
3. Gravimetri
a. Apa saja tahapan dalam proses gravimetri?
[35]