Contoh :
Untuk penentuan karbonat yang tidak dapat terurai
karena dipanaskan, maka karbonatnya direaksikan, misalnya
dengan menambahkan HCl;
CO2 yang terjadi dilewatkan tabung berisi bahan yang hanya
menyerap CO2.
Berat tabung dengan isi sebelum dan sesudah menyerap gas
adalah berat CO2.
Pada cara pengendapan, zat direaksikan sehingga
menjadi suatu endapan dan endapan tersebut
ditimbang.
Reaksi : aA + rR AaRr
dimana : A = analit;
R = pereaksi
berat A
%A x 100 %
berat sampel
berat A = berat endapan x faktor gravimetri
berat formula zat yang dicari
Faktor gravimetri
berat formula zat yang ditimbang
Berat zat yang dicari = berat zat yang ditimbang (berat endapan) x faktor
gravimetri
Fe2O3 Fe 2Fe/Fe2O3
Fe2O3 FeO 2FeO/Fe2O3
Mg2P2O7 Mg 2Mg/ Mg2P2O7
Misalnya ingin diketahui kadar NaCl dalam garam dapur
kotor:
maka NaCl direaksikan dengan AgNO3, sehingga
mengendap sebagai AgCl. Endapan AgCl disaring,
dibersihkan, dikeringkan dan ditimbang.
BM NaCl
berat endapan AgCl x
BM AgCl
% NaCl x 100%
berat sampel
Agar hasil analisa baik dan benar, syarat yang harus
dipenuhi dalam pengendapan adalah :
Ø kesempurnaan endapan,
dalam hal ini endapan harus sukar larut
(kelarutan kurang dari 10-4 g/liter)
Ø kemurnian endapan,
hal ini terkait dengan pemisahan endapan
harus sempurna
Contoh :
100 ml dipakai mencuci 5 x masing-masing 20 ml
lebih baik hasilnya dari pada 2x mencuci masing-
masing 50 ml.
Secara matematik dapat ditunjukkan hubungan
berikut:
n
u
X n Xo
u v
dimana :
X0, Xn = konsentrasi pengotor sebelum
dan sesudah dicuci
u = volume cairan yang tinggal
setelah pencucian
v = volume cairan yang digunakan
tiap kali pencucian
Suatu campuran sebanyak 2 g. Berisi 0,1 g kotoran
dan 0,5 ml cairan. Dicuci dengan 20 ml pencuci a.
dipakai 2 x 10 ml dan b. 4 x 5 ml.
Penyelesaian :
a. u
n
0,5
2
4
X n Xo 0,1 2,3 x10 g
uv 10 0,5
b. 4
0,5
X n 0,1 6,8 x10 6 g
5 0,5
Pemisahan endapan dari larutan induk dan cairan
pencuci. dapat dilakukan dengan sentrifuga
atau penyaringan.
Alat-alat penyaringan :
1. kertas saring, (paling banyak dipakai)
2. cawan gelas atau cawan porselen
berpori.
Kelemahan Kertas saring :
1. tidak inert, yaitu dapat dirusak oleh asam atau
basa pekat dan macam-macam oksidator yang
dapat berakibat bocor
2. kekuatan mekanisnya kurang, dapat sobek dan
ambrol, sehingga bocor dan mengotori endapan
karena seratnya terbawa terutama penyaringan
dengan vacum
3. dapat mengadsorpsi bahan-bahan dari larutan
yang disaring
c.pembentukan endapan
Fe3+ + 3NH4OH Fe(OH)3 + 3NH4+
1000oC
2 Fe(OH)3 Fe2O3 + H2O
• Sifat Endapan
Oksida berair dari besi Fe(OH)3 merupakan
endapan mirip gelatin yang sangat tidak
larut dalam air (Ksp = 1 x 10-36).
üKoagulasi dilakukan pada kondisi larutan
panas.
üEndapan dicuci dengan air yang
mengandung sedikit amonium nitrat untuk
mencegah peptisasi.
üPenyaringan dilakukan dengan kertas saring.
üKertas dibakar habis dan endapan
dipijarkan/dipanggang pada suhu yang
tinggi untuk menghilangkan air.
• Kesalahan-kesalahan
Endapan berbentuk gelatin, sehingga mempunyai
kecenderungan menyerap ion-ion asing selama
pengendapan
CONTOH 1
Sampel seberat 0,6025 g dari suatu garam klorida dilarutkan dalam air
dan kloridanya diendapkan dengan menambahkanAgNO3 berlebih.
Endapan AgCl disaring, dicuci dan dikeringkan, beratnya diperoleh
0,7134 g. Hitung % Cl dalam sampel.
Penyelesaian:
a
Misal : Cl dalam sampel a gram = mol
35,5
Reaksi : Ag+ + Cl- AgCl
1mol 1mol 1mol
banyaknya mol Cl = mol AgCl
a 0 , 7134 35,5
maka a 0,7134 x
35 , 5 143 , 32 143,32
35,5
0,7134 x
berat Cl 143,32
% Cl x 100% x 100%
berat sampel 0,6025
% Cl 29,29%.
Suatu sampel bijih besi beratnya 0,48 g, dilarutkan dalam asam,
besinya dioksidasi ke keadaan oksidasi +3 dan kemudian diendapkan
sebagai oksida berair Fe(OH)3. Endapan disaring, dicuci dan
dipijarkan menjadi Fe2O3 diperoleh berat 0,2481 g.
Hitung % Fe dalam sampel.
Penyelesaian : b
Misal : Fe dalam sampel = b gram = mol
55,85
Reaksi : 2 Fe3+ + 6 OH- 2 Fe(OH)3
2 Fe(OH)3 Fe2O3 + 3 H2O(g)
2 mol Fe3+ menghasilkan 1 mol Fe2O3.
Banyaknya mol Fe = 2 x mol Fe2O3
b 0,2481 2 x 55,85
mol 2 x maka b 0,2481 x gram
55,85 159,69 159,69
b
% Fe
0,48
x 100% % Fe 35,77%
Contoh 3
Sebanyak 0,5428 gr sampel batuan pospat diendapkan sebagai
MgNH4PO4.6H2O dan dipijarkan menjadi Mg2P2O7.Jika berat
hasilpemijaran sebesar 0,2234 gr. Hitunglah :
a. Persentase P2O5 dalam sampel.
b.Kemurnian dalam persen dinyatakan sebagai P.
Jawab :
a. Persentase P2O5
P2O5 = berat endapan x (P2O5 / Mg2P2O7) x 100%
berat sampel
= 0,2234 x (141,95 / 222,55) x 100% = 26,25 %
0,5428
b. Persentase P
P = berat endapan x (2P / Mg2P2O7) x 100%
berat sampel
= 0,2234 x (2 x 30,974 / 222,55) x 100%
0,5428
= 11,46 %
ANALISA BATUAN (ROCK)
• Untuk analisa batuan, sebagai standar
dipakai batu kapur (lime stone). Batu
kapur adalah satu jenis batuan yang
sederhana dalam penanganan analisanya,
tetapi langkah-langkah yang ditempuh
untuk analisanya berlaku untuk semua
jenis batuan.
• Analisa batuan kapur meliputi determinasi
(penentuan) beberapa konstituen di dalam
campuran yang kompleks. Konstituennya
dipisahkan satu sama lainnya dengan
prosedur gravimetri.
• Kandungan utama batuan kapur adalah kalsium
karbonat, tetapi yang terdapat di alam umumnya
mengandung bermacam-macam konstituen.
Konstituen-konstituen ini berupa:
Oksida basa (logam): CaO, MgO, Fe2O3, Al2O3, MnO,
TiO2, Na2O, K2O.
Oksida asam (non logam): CO2, SiO2, P2O5, SO3.
[45]
3. Gravimetri
a. Apa saja tahapan dalam proses gravimetri?
b. Sebanyak 0,5428 gram sampel batuan fosfat diendapkan
sebagai MgNH4PO4.6H2O dan dipijarkan menjadi Mg2P2O7.
Jika berat hasil pemijaran sebesar 0,2234 g.
Hitunglah
• persentase P2O5 dalam sampel
• kemurnian dalam persen dinyatakan sebagai P.
BM P=31 Mg=24
[35]