Anda di halaman 1dari 40

TUGAS DAN FUNGSI

SUBDIREKTORAT HARTA
PENINGGALAN DAN KURATOR
NEGARA
( HPKN )
OLEH :
SUB DIREKTORAT

HARTA PENINGGALAN
DAN KURATOR NEGARA
DASAR HUKUM
• Kitab Undang-Undang Hukum Perdata:
• Undang Undang Kepailitan;
• Undang Undang Jabatan Notaris;
• Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia;
• Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 60
tahun 2016 Tentang Tata Cara Pelaporan Wasiat dan Permohonan Penerbitan Surat
Keterangan Wasiat secara Elektronik.
TUGAS DAN FUNGSI
Subdirektorat Harta Peninggalan dan Kurator Negara
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan
supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan di bidang Harta Peninggalan, penanganan
pendaftaran kurator dan pengurus dan penanganan
penerimaan pelaporan sebagai Daftar Pusat Wasiat serta
pemberian Surat Keterangan wasiat ( SKW ).
SUBDIREKTORAT HARTA PENINGGALAN DAN KURATOR NEGARA MEMPUNYAI
FUNGSI :

a. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan
supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pelaksanaan tugas
Balai Harta Peninggalan serta menerima pendaftaran Kurator dan Pengurus dan penyiapan
penerbitan surat bukti pendaftaran kurator dan pengurus;

b. penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan
supervisi, serta pelaksanaan pemantauan,evaluasi, dan pelaporan di bidang penyusunan dan
pembuatan daftar wasiat yang dilaporkan oleh Notaris dan penelitian data formal daftar wasiat
serta pemberian surat keterangan wasiat; dan

c. penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan
supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pelaksanaan
pengelolaan, pengecekan, pencatatan dan pendistribusian berkas permohonan
sertapengelolaan arsip dan dokumentasi.
Subdirektorat Harta Peninggalan dan Kurator
Negara terdiri ( HPKN ) atas:
a. Seksi Balai Harta Peninggalan dan Pendaftaran Kurator;
b. Seksi Daftar Pusat Wasiat; dan
c. Seksi Dokumentasi Harta Peninggalan, Kurator dan Wasiat.
SEKSI BALAI HARTA PENINGGALAN DAN PENDAFTARAN
KURATOR
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta
pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengawasan
atas pelaksanaan tugas Balai Harta Peninggalan dan Kurator Negara,
pemrosesan ijin pelaksanaan penjualan harta kekayaan orang yang
dinyatakan tidak hadir (boedel afwezig) dan harta peninggalan yang tak
terurus (onbeheerde nalatenschap) serta penerbitan surat bukti
pendaftaran kurator dan pengurus.
SEKSI DAFTAR PUSAT WASIAT
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi,
serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
penyusunan daftar wasiat yang dilaporkan oleh notaris, meneliti
data formal daftar wasiat dan penyiapan bahan penyelesaian
permohonan surat keterangan wasiat.
SEKSI DOKUMENTASI HARTA PENINGGALAN,
KURATOR DAN WASIAT.
Mempunyai tugas melakukan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan supervisi,
serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang pengelolaan dokumentasi harta peninggalan,
kurator, dan daftar wasiat, pencatatan dan pendistribusian
berkas permohonan serta pengelolaan arsip dan
dokumentasi harta peninggalan.
SOSIALISASI
TERKAIT
PERMENKUM&HAM NO. 60 TH.2016
TENTANG TATA CARA PELAPORAN WASIAT DAN
PERMOHONAN PENERBITAN
SURAT KETERANGAN WASIAT ELEKTRONIK
Subdit Harta Peninggalan dan Kurator Negara
Direktorat Perdata - Ditjen Administrasi Hukum Umum
Kementerian Hukum dan HAM RI
RUANG LINGKUP
PERMENKUM& HAM NO. 60 TAHUN 2016 TENTANG
TATACARA PELAPORAN WASIAT DAN PERMOHONAN
PENERBITAN SURAT KETERANGAN WASIAT ELEKTRONIK

• 1.BAB I TENTANG KETENTUAN UMUM


Pasal 1 angka 1 s/d 8 (Pengertian Wasiat, Daftar Akta dsb)

• 2. BAB II TENTANG TATACARA PELAPORAN WASIAT


• (Aplikasi online sudah hadir di ahu.go.id sejak 24 Maret 2014)
berisi ketentuan Pasal 2 s/d Pasal 11

• 3. BAB III TENTANG SURAT KETERANGAN WASIAT (SKW)


Aplikasi online akan segera tayang akhir Juli 2017 di ahu.go.id

berisi ketentuan Pasal 12 s/d 19


DASAR HUKUM PELAPORAN
(PENDAFTARAN) WASIAT
1.Pasal 16 huruf h,i dan j Undang-Undang No 30 Tahun 2004 sebagaimana diubah dengan
UU NO. 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris;

2.Pasal 2 & 3 Bab II Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. 60 Tahun 2016 tentang Tata
Cara Pelaporan Wasiat dan Permohonan Penerbitan Surat Keterangan Wasiat Secara
Elektronik, menyebutkan :

“Notaris wajib membuat Daftar Akta atau Daftar Nihil yang berkenaan dengan wasiat
dan melaporkannya secara elektronik melalui laman resmi Ditjen Administrasi Hukum
Umum Kementerian Hukum & HAM yang disampaikan dalam jangka waktu paling lambat
5 (lima) hari pada minggu pertama setiap bulan berikutnya”
WASIAT

KEHENDAK/KEMAUAN
TERAKHIR SESEORANG

MEMBUAT WASIAT

NOTARIS
Teknis
Pendaftaran

Pendaftaran
Wasiat secara Klik ahu.go.id
online

Pilih menu Layanan


“Wasiat” waktu pelaporan
dibuka tgl. 01 s/d 05 (24
jam) tiap bulannya

Pendaftaran
wasiat

Ket. Cara isi laporan Lihat di Web ahu.go.id

Isi aplikasi
Sebelum Tahun 2015

DPW
DIT PERDATA
DITJEN AHU
Ps. 16 UU No. 30 Tahun 2004
no
Kementerian
art
is
jo UU No. 2 Tahun 2014 Hukum dan HAM
(laporan) wasiat RI

Datang lgs
Kirim via
ke
pos/tiki
loket/TU Pendaftaran wasiat
secara online melalui
www. ahu.go.id (28 -03- 2014)
setiap tgl. 1 s/d 5 (24
jam) tiap bulannya

Akurasi data
tidak vallid

t
TATA CARA PELAPORAN WASIAT

1. Pelaporan Wasiat dilakukan oleh Notaris melalui laman resmi Ditjen AHU : www.ahu.go.id (pilih menu “Wasiat”).
2. Waktu pelaporan dibuka 24 jam pada tgl. 01-05 setiap bulannya;
3. Hal yang wajib dilaporkan Notaris:
1).DAFTAR AKTA adalah laporan Notaris atas akta yang dibuatnya berkenaan dengan

Wasiat menurut urutan waktu pembuatan akta setiap bulannya),yang meliputi


pembuatan akta: a. Wasiat Umum

b. Wasiat Olografis

c. Hibah Wasiat

d. Wasiat rahasia atau tertutup

e. Pencabutan Wasiat

*catatan :Setiap pelaporan Daftar Akta dikenakan tarif PNBP Rp. 100.000,-/per-akta

2).DAFTAR NIHIL adalah laporan yang isinya tidak terdapat akta Wasiat yang dibuat dihadapan

Notaris, setiap pelaporan Daftar Nihil tidak dikenakan tarif biaya PNBP/ Rp.0,-)
ISIAN FORMAT PELAPORAN WASIAT

(1) Pelaporan DAFTAR AKTA mengisi format isian yang memuat :


a. Identitas Pemberi Wasiat yang meliputi:
1. nama lengkap, dahulu bernama atau alias
2. tempat dan tanggal lahir
3. pekerjaan
4. alamat; dan
5. nomor Kartu Tanda Penduduk
b. Nomor, tanggal dan bulan, serta tahun pembuatan akta Wasiat
c. Jenis akta Wasiat
d. Nomor repertorium akta Wasiat
(2) Pelaporan DAFTAR NIHIL dilakukan dengan memilih keterangan NIHIL
LANGKAH-LANGKAH PELAPORAN
(PENDAFTARAN) WASIAT ONLINE
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN NOTARIS SETELAH
PELAPORAN WASIAT BERHASIL DILAKUKAN :

Notaris wajib menyimpan :


1. Tanda bukti pelaporan elektronik atas DAFTAR AKTA atau
DAFTAR NIHIL
2. Bukti pembayaran PNBP (jika pelaporan terdapat DAFTAR AKTA)
3. Menyampaikan tanda bukti pelaporan elektronik DAFTAR AKTA
atau DAFTAR NIHIL kepada Majelis Pengawas daerah Notaris
setempat setiap bulannya.

(Ketentuan Pasal 8 Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. 60 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pelaporan
Wasiat dan Permohonan Penerbitan Surat Keterangan Wasiat Secara Elektronik)
CONTOH PELAPORAN WASIAT ONLINE
(VERSI TERBARU ADA QR CODE)
PELAPORAN WASIAT DILUAR WAKTU
PELAPORAN PASAL 3 (2) PERMENKUMHAM
NO. 12/2016
Dapat diajukan dalam keadaan tertentu yaitu :
1. Laman resmi Ditjen AHU tidak berfungsi sebagaimana mestinya berdasarkan pengumuman resmi oleh Menteri atau pejabat yang
ditunjuk
2. Keadaan kahar adalah suatu kejadian yang terjadi di luar kemampuan manusia dan tidak dapat dihindarkan sehingga suatu kegiatan
tidak dapat dilaksanakan atau tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya

Tata Cara Pelaporan dalam keadaan tertentu :


3. Disampaikan secara elektronik dengan mengunggah:
a. Surat permohonan yang ditujukan kepada Daftar Pusat Wasiat (DPW) dengan disertai alasan
yang sah
b. Keterangan dari Pengurus Daerah INI setempat
c. Bukti pembayaran penerimaan PNBP untuk Pelaporan Daftar Akta
d. Bukti lain yang sah yang dapat diterima oleh DPW
2. Permohonan pelaporan diajukan paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal terjadinya gangguan
3. Tanda bukti pelaporan dalam keadaan tertentu wajib disimpan Notaris dan disampaikan kepada Majelis Pengawas Daerah Notaris
setempat
CONTOH BUKTI PELAPORAN
WASIAT (LEWAT WAKTU –
( VERSI BARU DG QR CODE)
DAMPAK TIDAK MELAKUKAN ATAU TERLAMBAT
MELAKUKAN PELAPORAN WASIAT :

1.Segala akibat hukum yang timbul di kemudian hari sepenuhnya menjadi tanggungjawab Notaris ybs;
2. Notaris akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan perundang-undangan :
( Pasal 16 ayat 11 Undang Undang RI no 2 tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang
Jabatan
notaris )
- Peringatan tertulis
- Pemberhentian sementara
- Pemberhentian dengan hormat atau
- Pemberhentian dengan tidak hormat
Selain dikenai sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (11) pelanggaran terhadap pasal 16 ayat (1) huruf j dapat menjadi alasan
bagi para pihak yang menderita kerugian untuk menuntut penggantian biaya, ganti rugi, dan bahkan bunga kepada notaris.
3. MENJADI TIDAK AKURATNYA :
a. Surat Keterangan Wasiat (SKW) yang diterbitkan oleh
Daftar Pusat Wasiat Kementerian Hukum dan HAM
b. Surat Keterangan Hak Mewaris (SKHW) yang diterbitkan
oleh Balai Harta peninggalan / Notaris/ Lurah
Pelaporan bulanan WASIAT
merupakan sumber informasi dalam
pemberian keterangan/informasi
tentang Terdaftar/Tidak Terdaftarnya
sebuah wasiat dalam

SURAT KETERANGAN
Keterkaitan
WASIAT (SKW) menjadi
Pelaporan landasan /dasar dalam
(Bulanan) Wasiat penerbitan

SURAT KETERANGAN
HAK WARIS (SKHW) yang
dikeluarkan oleh
BHP/NOTARIS/LURAH
PENGGOLONGAN SURAT KETERANGAN HAK
MEWARIS (SKHW)

• 1. Golongan timur asing non Cina ke Balai Harta Peninggalan (BHP)


• 2. Golongan Tionghoa, Eropa dan yang dipersamakan ke Notaris
• 3. Golongan Pribumi ke Lurah.
Terlambat
menyampaikan laporan
bulanan

Laporan bulanan tidak


Permasalahan terlapor/tersimpan pada Dampak pada SKW
Daftar Pusat Wasiat

Kesalahan dalam
membuat laporan
bulanan
SKW YG
DITERBITKAN
TIDAK
AKURAT
PELAPORAN WASIAT YANG DIBUAT DI
LUARNEGERI
Ketentuan Pasal 11 Permenkum & HAM No.60 Tahun 2016
1. Dalam hal Wasiat dibuat WNI diluarnegeri, pemberi wasiat, penerima wasiat atau kuasanya yang sah
dapat melaporkan wasiat tersebut kepada Daftar Pusat Wasiat melalui Notaris di Indonesia
2. Pelaporan wasiat tersebut juga ditembuskan kepada Kantor Perwakilan Republik Indonesia di negara
setempat
3. Disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan terhitung sejak wasiat dibuat
4. Notaris di Indonesia memasukkan Pelaporan Wasiat tersebut ke dalam laman resmi www.ahu.go.id
(menu wasiat)
5. Dikenakan tarif PNBP pelaporan wasiat (Daftar Akta)
6. Pemberi Wasiat, Penerima Wasiat, Kuasanya yang sah atau Notaris wajib menyimpan :
a. Akta wasiat
b. Bukti pengiriman Pelaporan wasiat dan
c. Bukti pembayaran biaya PNBP
MANFAAT
Surat Keterangan
Wasiat

Dasar/Landasan Pembuatan Surat


Keterangan Ahli Waris (Surat
Keterangan Hak Mewaris)
PENGERTIAN
SURAT KETERANGAN WASIAT (SKW)

Adalah surat yang isinya menerangkan TERDAFTAR atau TIDAK TERDAFTAR nya akta
Wasiat yang dibuat dihadapan Notaris yang telah dilaporkan pada Daftar Pusat wasiat
(Pasal 1 angka 6 Permenkum & HAM R.I No. 60 Tahun 2016)

SKW dapat berupa keterangan :


a. Tidak Terdaftar akta wasiat atas nama orang yang dimohonkan keterangan
wasiatnya;
b. Terdaftar akta Wasiat atas nama orang yang dimohonkan keterangan wasiatnya.
Pencantuman akta Wasiat yang disebutkan dalam SKW adalah mencantumkan
seluruh akta wasiat yang dilaporkan dan terdaftar pada database Daftar Pusat Wasiat.
(Pasal 17 Permenkum & HAM R.I No. 60 Tahun 2016)
TATA CARA PERMOHONAN PENERBITAN
SURAT KETERANGAN WASIAT (ELEKTRONIK):

1. Pemohon (perseorangan atau Notaris atau instansi ex. BHP) mengajukan permohonan
dengan mengisi format isian pada laman www.ahu.go.id
(pilih menu “Wasiat” kmd “Permohonan Surat Keterangan Wasiat”)

2. Pemohon mengunggah dokumen persyaratan:


a. Asli/fotokopi sesuai asli dari Kutipan Akta Kematian yang
diterbitkan oleh Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil
atau surat keterangan kematian, yang diterbitkan oleh
Kepala Desa/Lurah/Camat atas nama orang yang
dimohonkan keterangan wasiatnya
b. Surat Penetapan/Pernyataan Ganti Nama dari Pengadilan
Negeri atau instansi yang berwenang atas nama orang yang dimohonkan
keterangan wasiatnya
c. Bukti pembayaran PNBP SKW atas nama orang yang dimohonkan
keterangan wasiatnya
JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PERMOHONAN
SKW ELEKTRONIK

Pasal 14 & 15 ayat (3) Permenkum & HAM No. 60 Tahun 2016
Paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima dan persyaratan telah diunggah akan
dilakukan pemeriksaan oleh verifikator Daftar , jika Dokumen yang diunggah oleh Direktur Perdata
dinyatakan lengkap, maka Pemohon dapat mengunduh SKW pada laman resmi Ditjen AHU dan mencetak
dengan menggunakan jenis kertas concorde warna putih ukuran F4 atau folio dengan berat 80 gr

Pasal 16 Permenkum & HAM No. 60 Tahun 2016


Jika permohonan dinyatakan masih terdapat kekurangan dokumen persyaratan, Daftar Pusat Wasiat
memberitahukan kepada pemohon melalui email / inbox Notaris dalam jangka waktu paling lama 3 hari,
Apabila dalam waktu 3 hari Pemohon tidak melengkapi kekurangan dokumen yang dipersyaratkan maka
permohonan dinyatakan ditolak.
Dalam hal permohonan ditolak maka pemohon dapat mengajukan permohonan SKW kembali tanpa
dikenai biaya PNBP (masa berlaku voucher PNBP saat ini 60 hari)
Isi Surat Keterangan Wasiat :

Tidak Terdaftar
Harta Warisan di bagi
sesuai ketentuan

:
Isi Surat Keterangan Wasiat

Terdaftar Akta
Dipisahkan harta yang
Wasiat menjadi wasiat,
selanjutnya sisa harta
dibagi sesuai ketentuan
CONTOH SURAT KETERANGAN WASIAT ELEKTRONIK
“TERDAFTAR
(VERSI BARU ONLINE – ADA QR CODE)
PERMOHONAN SKW PERMOHONAN SKW
SECARA MANUAL SECARA ELEKTRONIK
 Surat Permohonan Penerbitan SKW diajukan  Surat Permohonan Penerbitan SKW diunggah
langsung ke Ditjen AHU pada laman resmi Ditjen AHU

 Dokumen persyaratan Permohonan Penerbitan SKW  Dokumen persyaratan Permohonan Penerbitan


dilampirkan dengan Surat Permohonan Penerbitan SKW diunggah pada laman resmi Ditjen AHU
SKW
 Jika orang yang dimohonkan keterangan
 Jika orang yang dimohonkan keterangan wasiatnya wasiatnya meninggal sebelum waktu pelaporan
meninggal sebelum waktu pelaporan (tgl 1-5 setiap (tgl 1-5 setiap bulan berikutnya), Pemohon
bulan berikutnya), Pemohon belum dapat belum dapat mengajukan permohonan SKW
mengajukan permohonan SKW dalam waktu paling dalam waktu paling lama 30 hari terhitung sejak
lama 60 hari terhitung sejak tanggal meninggalnya tanggal meninggalnya orang yang dimohonkan
orang yang dimohonkan keterangan wasiatnya keterangan wasiatnya

 Pemeriksaan dokumen Surat Permohonan Penerbitan  Pemeriksaan dokumen Surat Permohonan


SKW dilakukan oleh Seksi Daftar Pusat Wasiat Penerbitan SKW dilakukan oleh Seksi Daftar
secara manual Pusat Wasiat secara elektronik

 Jangka waktu pemeriksaan dokumen Surat  Jangka waktu pemeriksaan dokumen Surat
Permohonan Penerbitan SKW paling lama 14 hari Permohonan Penerbitan SKW paling lama 3 hari
terhitung sejak tanggal permohonan diterima oleh terhitung sejak tanggal permohonan diterima
Subdit Harta Peninggalan dan Kurator Negara Ditjen
AHU  Produk/keluaran SKW dicetak mandiri oleh
Pemohon dengan mengunduh (download)
 Produk/keluaran SKW diambil di loket pelayanan
Ditjen AHU atau dikirim melalui Pos ke alamat
Pemohon
TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN
DAN PARTISIPASINYA

Anda mungkin juga menyukai